"Aku ingin Kau membongkar lantai kamar di ruangan lantai dua, dan memakamkan jenazah pembantumu yang terkubur disana dengan layak. Kau juga harus memberikan santunan kepada keluarganya di kampung, dan pertemukan Aku dengan Axel adikmu," ucap Tania membuat Arman tercengang
Bagaimana mungkin dia tahu tentang kematian Susi.
"Baik, aku akan memenuhinya." jawab Arman
Lelaki itu kemudian memberikan kunci rumahnya kepada Tania. Gadis itu segera pergi meninggalkan rumah perawatan Kuncoro.
Ketika memasuki rumah itu, Tania merasakan aura yang berbeda dari sebelumnya. Kali ini aura hitam lebih kental terasa, bau anyir darah mulai tercium disebuah kamar yang terletak di samping dapur.
Ia mengedarkan pandangannya ke kamar kecil tanpa ventilasi, dan pengap itu.
Kenapa orang kaya selalu memperlakukan orang yang mengurus hidupnya sangat tidak layak, tapi memberi mereka tempat istirahat yang layak saja enggan.
Gadis itu melihat banyak arwah penasaran yang mendiami kamar itu, puluhan wanita muda dengan baju lusuh tampak ketakutan disudut kamar.
"Pergilah dari sini, sebentar lagi aku akan membalaskan dendam kalian. Aku akan membunuh Buto Ijo yang sudah memakan kalian. Kalian bisa istirahat dengan tenang dan jangan gentayangan lagi," ucap Tania membuat para arwah penasaran di kamar itu langsung menyingkir.
Gadis itu meletakkan tasnya dan memakai cincin saktinya, seorang pria memasuki kamarnya sembari membawa sesaji dan diletakkan didepannya.
"Kenapa kau berani mengorbankan nyawamu hanya untuk arwah penasaran?" tanya lelaki itu pelan
"Siapa yang akan mengorbankan nyawanya untuk arwah penasaran, tidak akan ku biarkan diriku mati dimangsa Buto Ijo itu. Karena bukan aku yang akan mati tapi dia, Buto Ijo itu akan aku bunuh dengan tanganku sendiri." jawab Tania membuat lelaki itu tersenyum sinis padanya
"Bagaimana bisa kau mengalahkan makhluk kuat seperti dia, jangan mimpi!" sahut lelaki itu
"Semuanya berawal dari mimpi Om, untuk menjadi seorang presiden kita harus berani bermimpi menjadi presiden, karena dengan mimpi hidup akan mempunyai tujuan dan lebih terarah. Sekarang mulai saja ritualnya, aku sudah tidak sabar ingin bertamu dengan makhluk laknat itu," ucap Tania
Lelaki itu langsung duduk sila didepan sesaji dan membakar dupa sembari membaca mantera.
"Kau harus hati-hati, sebentar lagi dia akan datang," lelaki itu beranjak meninggalkan kamar itu
*Dug, dug, dug!!
Terdengar bunyi langkah sesosok makhluk raksasa membuat seisi rumah bergoncang karenanya.
Tania tersenyum sinis dan bangkit dari duduknya.
Sesosok makhluk tinggi besar dengan dengan air liur yang sudah menetes di mulut besarnya berdiri didepannya.
"Tidak ku sangka mangsaku kali ini berani menatapku dan berusaha untuk membunuhku," ucap makhluk itu
"Apa kau takut?" tanya Tania
"Cih, apa yang aku takutkan dari anak kecil dan lemah seperti dirimu. Lawan aku jika aku kalah aku berjanji tidak akan memakan mu, aku malah akan menawarkan diri untuk menjadi budakmu," jawab makhluk itu tertawa sinis padanya
"Baiklah aku setuju," sahut Tania
"Apa??" Rain membelalakkan matanya ketika ayahnya menceritakan tentang pesugihannya.
"Apa Ibu juga menjadi tumbal pesugihan ayah?" tanya Rain sedih
"Tidak, ibumu meninggal karena sakit jantung. Ayah tidak pernah memberikan tumbal dari keluarga sendiri,"
"Tapi ayah mengorbankan para pembantu di rumah kita bukan, ayah benar-benar jahat!!" seru Rain tersedu-sedu
"Maafkan aku nak, aku merahasiakannya darimu karena aku tidak mau kau membenciku, tapi tenang saja aku sudah berniat menghentikan pesugihan itu. Temanmu yang akan membantu ayah untuk menghadapi Buto Ijo yang akan membunuh kita," ujar Arman
"Berarti Tania sekarang ada di rumah kita untuk menjadi tumbal untuk pesugihan ayah?" tanya Rain
"Harusnya seperti itu, tapi Tania bilang dia akan membunuh makhluk itu," jawab Arman
"Kenapa ayah melakukan itu pada Tania!!, ayah benar-benar kejam, dia itu temanku ayah, kenapa ayah jahat!!" seru Rain
"Kalau begitu aku akan pulang untuk menolongnya," Rain berusaha untuk keluar dari ruangan itu tapi Arman menahannya
"Tania itu bukan anak biasa, dia adalah putri dari Kuncoro si dukun sakti yang sangat terkenal, jadi ayah yakin dia juga memiliki kesaktian yang sama dengan ayahnya, dan ia bisa mengalahkan makhluk itu," Arman berusaha meyakinkan Rain, namun pemuda itu tetap pergi meninggalkannya.
Kenapa kau begitu keras kepala Rain, bagaimana kalau sesuatu terjadi padamu,
Rain segera melesatkan motor sportnya meninggalkan rumah sakit.
Setibanya di rumahnya Rain langsung berlari menuju dapur rumahnya.
Langkahnya terhenti ketika melihat sebuah cahaya keluar dari kamar pembantunya, diiringi suara erangan yang sangat keras membuat ia menutup telinganya.
Seseorang langsung menariknya dan membawa keluar dari sana.
"Kembalilah ke rumah sakit, kau tidak boleh ada disini," ucap lelaki itu
"Om Heru, tidak menolong Tania?" tanya Rain
" Hmmm, kamu jangan naif Rain. Tania teman kamu itu bukan gadis sembarangan. Dia memiliki kekuatan untuk membunuh makhluk itu tanpa perlu bantuan dari kita. Justru kalau kita membantunya malah akan menyulitkannya dan mempersulitnya. Jadi lebih baik kita pergi dari sini," Lelaki itu membawa Rain keluar dari rumahnya.
Tania terus melesatkan ajian sakti miliknya kepada Buto Ijo itu, akan tetapi makhluk itu tetap tidak tergoyahkan dengan berbagai manuver darinya.
"Hahahaha!!" makhluk itu terus tertawa terbahak-bahak ketika melihat Tania yang sudah kesusahan menghadapi makhluk itu.
Tania tersenyum simpul dan mengusap cincin saktinya dan mengarahkannya kepada makhluk itu.
*Jraasshhh!!
*Buuugghh!!
Makhluk itu terjatuh di lantai dan tak berkutik.
"Sekarang kau harus aku kurung di dalam cincin ini, agar sewaktu-waktu aku bisa menggunakan kamu untuk menghadapi pemilik mu yang sesungguhnya," Tania mengarahkan batu cincinnya hingga makhluk itu tersedot masuk kedalam batu cincinnya.
*************
" Cincin saktiku hilang di curi orang, dan diwaktu yang bersamaan Pangeran Gondoruwo itu muncul lagi dan bermaksud menyerangku. Pasti semua ini saling berkaitan. Pangeran itu sudah terluka parah dan mustahil bisa hidup lagi, siapa yang sudah berhasil mengobatinya??" Subur menerawang mengingat kembali kejadian kemarin siang
*Flashback
Subur menyadari kalau ada sesosok makhluk astral yang mengincarnya dan berusaha membunuhnya. Ia segera menarik seorang Pelayan yang sedang menyajikan kopi untuknya untuk menahan serangan dari Barra.
*Buugghhh!!
Pelayan wanita itu jatuh lunglai ke lantai dan tidak sadarkan diri.
"Maaf Rangga, sepertinya saya kedatangan tamu tak diundang, dan aku harus menemuinya terlebih dahulu," Pamit Subur, ia pergi meninggalkan Rangga dan mengejar Barra.
Rangga segera membawa gadis itu kedalam ruangan karyawan, dan mengobatinya.
"Dasar Bar-bar kenapa Lo gegabah, menyerang Subur di tempat umum," Rangga langsung mengalirkan tenaga dalamnya untuk mengobati gadis itu.
Tidak lama perempuan itu membuka matanya, membuat Rangga bisa bernafas lega.
"Syukurlah kau bisa bangun lagi, sekarang istirahatlah," ucap Rangga meninggalkan gadis itu untuk mencari keberadaan Barra dan Ki Subur.
"Lama tidak bertemu yang Mulia Pangeran, kau terlihat makin tampan sekarang?" tanya Subur berdiri didepan Barra
"Delapan tahun tidak berjumpa sepertinya kau semakin menua dan akan segera mati dukun jahat!" jawab Barra sinis
"Hmmm, kau benar. Aku semakin menua tapi kemampuanku semakin bertambah dan kali ini aku pastikan kau tidak akan selamat lagi dariku," Subur mengeluarkan keris sakti Kuncoro dan bersiap menyerang Barra
Keris itu, Barra bisa mati dengan keris Samber nyawa milik Kuncoro.
Rangga membelalakkan matanya ketika melihat Subur berusaha menyerang Barra menggunakan kerisnya.
*Buuugghh!!!
Barra jatuh tersungkur dengan setelah terkena ajian sakti Subur. Lelaki tua itu mengembangkan senyumnya ketika melihat lawannya jatuh tersungkur, ia mendekatinya dengan keris ditangannya.
Rangga langsung menggunakan ajian Kijang Kencono untuk menyelamatkan Barra dari Subur yang berusaha membunuhnya.
*Wuuushh!!!
*Flashback Off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Ayuk Vila Desi
kalau lagi baca mantra tak skip soalnya takut...karna dulu aku pernah di ajari tapi aku gak mau
2022-09-07
1
Ahmad Aditya Putra
subhanallah kagum sama yg buat novel ini,, ilmu nya banyak tentang goib 👍
2022-08-27
1
Tiinaa
masih agak bingung,kok bara sama rangga,rangga itu siapa nya kuncoro kok bisa kenal dekat dengan tania,
2022-08-15
1