*Buuugghh!!
Lelaki itu langsung memegangi wajahnya yang terkena bogem mentah Tania.
Hmmm, kenapa harus berantem disini. Kenapa dia lagi, dia lagi. Apa memang sudah takdirku harus melindungi anak itu!.
"Gede juga nyali Lo, cewek sialan!" seru Giring
Ia langsung melesatkan pukulan balasan kearah Tania, tapi sayangnya seseorang langsung menangkisnya.
"Jangan kasar sama perempuan," ujar Rain
"Jiaah, rupanya anak dukun ini sudah menggunakan peletnya hingga cowok-cowok ayam sayur kaya kalian sudah mulai berani menantang ku, walaupun gue tahu kalian pasti bakal babak belur melawan gue," ujar Giring tersenyum sinis
Ia kemudian melesatkan pukulannya kearah Rain. Abi tercengang melihat Rain yang langsung melesatkan pukulannya kearah Giring hingga lelaki itu jatuh terjerembab diantara kursi-kursi.
Bagaimana bisa Rain mengalahkan Giring yang jago berantem, biasanya ia tidak bisa berkelahi mendadak bisa menjatuhkan Vito dengan dua kali pukulan, aish, benar-benar tidak bisa dipercaya.
Abi menatap lekat kearah Rain yang berjalan menghampiri Vito.
Sialan, Bagaimana mungkin ayam sayur kaya dia bisa mengalahkan gue, mana pukulannya sakit banget.
Giring mencoba bangkit dan Rain membantunya.
"Sekali lagi Lo menyakiti anak itu (menunjuk kearah Tania), Lo bakal mati!" ancam Rain
"Jangan sok jagoan Lo Rain, gue anggap kali ini Lo menang dari gue karena faktor luck, lihat saja besok gue bakal bikin Lo mamp*s!" jawab Giring melepaskan tangan Rain
Ia kemudian beranjak keluar meninggalkan kelas.
"Keren, Lo benar-benar keren Rain, btw dimana Lo belajar beladiri sampai Lo bisa mengalahkan si Giring berandalan itu?" tanya Abi
"Aku juga gak tahu kenapa gue jadi bisa mukul kaya tadi," Rain merasakan ada sesuatu yang keluar dari tubuhnya hingga membuat dia jadi lemas, dan jatuh ke lantai.
"Lo kenapa Rain?" tanya Abi
"Gak tahu, tiba-tiba aku lemes," jawab Rain
Tania yang sempat melihat sesosok makhluk keluar dari tubuh Rain segera mengejar makhluk itu.
"Dimana makhluk itu, aku yakin dia lewat sini tadi," Tania masih mencari sesosok makhluk astral yang sudah membantunya melawan Giring
Hadeeh, kenapa dia pake ngejar segala,
Lelaki itu kemudian menjatuhkan mawar putih didepan Tania dan kemudian menghilang dari sana.
Tania segera mengambil mawar putih yang tergeletak di depannya.
Mawar putih lagi, sebenarnya siapa kamu, kenapa selalu, ada mawar putih setiap kali ada yang membantuku, apa dia ibuku yang sedih melihat anaknya digangguin orang jahat dan kemudian membantu aku, siapapun kamu dan apapun wujudmu aku ingin sekali bertemu denganmu dan berterima kasih padamu.
Gadis itu mengusap air matanya dan pergi meninggalkan tempat itu.
*Wuuushh!!
Tiba-tiba Tania melihat seseorang anak kecil duduk didepannya.
Anak itu tersenyum padanya dan kemudian menggandengnya menuju ke suatu tempat.
Tania terkejut ketika anak itu menunjuk ke arah pohon besar di halaman belakang sekolah.
Pohon itu sangat mirip dengan pohon dihalaman belakang sekolahku dulu. Tapi kenapa anak ini mengajakku kesini,
Tania segera menoleh ke arah anak itu, tapi sayangnya nak itu sudah menghilang.
Ternyata dia bukan manusia,
Ia masih penasaran dengan tempat itu dan berjalan mengitari pohon besar itu, ia merasakan ada hawa berbeda di pohon itu.
Ia membelalakkan matanya ketika melihat taman yang dipenuhi mawar putih dibelakang pohon itu.
Mawar putih, apakah pohon ini adalah rumahnya. Rumah makhluk halus yang sering menolongku?.
Ia mengambil mawar putih yang ditemukan saat mencari makhluk halus yang menolongnya.
"Bunga mawarnya sama, daunnya masih segar, sepertinya bunga ini baru dipetik," Tania mengembangkan senyumnya ketika melihat sebuah tangkai bunga yang terlihat seperti baru dipetik bunganya.
"Kenapa kamu masih disini, sekarang sudah masuk jam pelajaran, siswa dilarang berkeliaran ketika jam pelajaran. Cepat kembali ke kelas kamu!" hardik seorang penjaga sekolah.
"Baik, pak!" jawab Tania
Ia bergegas meninggalkan tempat itu.
"Tunggu, apa kamu memetik bunga mawar di sana?" tanya lelaki itu penasaran
"Tidak pak," jawab Tania
"Jangan bohong, asal kau tahu dilarang memetik bunga di taman ini, barang siapa nekat memetiknya maka hal buruk akan menimpanya. Jadi sebaiknya kembalikan saja bunga itu kepada pemiliknya. Jika kau tidak ingin penghuni tempat ini menyakitimu," ujar lelaki itu kemudian meninggalkan Tania
Tania segera meninggalkan bunga itu di taman dan berjalan menuju ke kelasnya.
"Darimana saja Lo, udah di tolongin malah kabur, bukannya bantu gue buat bawa Rain ke UKS malah lari begitu saja," ucap Abi
"Maaf, aku tadi mencari seseorang," jawab Tania
"Btw thanks ya Rain," ucap Tania
"Gak usah berterima kasih, toh gue merasa kalau bukan aku yang nolongin kamu," jawab Rain
"Iya aku tahu, makanya aku tadi mengejar makhluk astral yang merasuki tubuh Lo, tapi sayangnya gue gak bisa menemukan dia," jawab Tania
"Jangan bercanda Tania," sahut Abi
"Lupakan saja, anggap saja aku sedang berhalusinasi tadi. Apa kau baik-baik saja?" tanya Tania
"Aku cuma sedikit lemas, dan rasanya badanku sakit semua," jawab Rain
Tania kemudian mengambil segelas air putih dan mencelupkan jari manisnya ke dalam gelas dan kemudian ia memberikan air itu kepada Rain.
"Minumlah,"
Rain langsung meneguk air itu hingga habis.
"Bagaimana sekarang?" tanya Tania
"Wow, badan aku sekarang enakan dan rasanya sudah tidak lemas lagi," ucap Rain merentangkan tangannya
"Daebak!!!, Lo benar-benar keren Tan, apa bener Lo ini anak seorang dukun sakti seperti kata Giring?" tanya Abi
"Bisa dibilang begitu," jawab Tania
Mendengar jawaban Tania, keduanya langsung menjauh darinya.
"Sudah kuduga, kalian juga akan menjauhiku sama seperti yang lainnya," ucap Tania meninggalkan mereka.
"Apa kita kelewatan sama Tania?" tanya Abi merasa bersalah
"Sepertinya begitu, tapi kalau gue liat-liat walaupun Tania anak seorang dukun, tapi dia bukan orang yang jahat, buktinya dia ngasih obat ke gue," sahut Rain
"Tapi kita harus jaga-jaga juga, takutnya nanti kalau dia marah sama kita terus kita di santet bahaya kali," jawab Abi
"Jangan berpikiran picik seperti itu, kalau dia mau jahat bisa saja si Giring dibikin ****** sama dia. Tapi gak kan?" ucap Rain
"Lo bener Rain, kayaknya gue harus minta maaf sama dia," sahut Abi
"Harus, kalau gak gue yang bakal menghajar Lo!" jawab Rain
Keduanya kemudian berlari mengejar Tania.
"Maafin gue ya Tan, udah kelewatan sama Lo," ucap Abi
"Gak masalah, gue ngerti kok." jawab Tania
"Uuunnchh, ternyata Lo baik banget, maafin gue," ucap Abi manja
"Iya, sekarang kita ke kelas yuk," ajak Tania
*************
"Huft, Pr yang dikasih pak Slamet susah banget ya, bagaimana kalau pulang sekolah kita belajar kelompok di rumah Lo Rain?" ajak Abi
"Ok, Lo ikut gak Tan?" tanya Rain
"Ikut dong," jawab Tania mengerlingkan matanya
"Ok,"
**Kriiing, kriiing, kriiing!!!
"Horeee!!!" Semua anak berteriak bahagia ketika bel pulang dibunyikan. Semuanya segera menghambur keluar meninggalkan sekolahan.
"Nih, kita bawain tas Lo!" seru Rain
"Thanks guys," jawab Leon
"Hari ini kita dapat tugas dari Pak Slamet guru sejarah, jadi kita sepakat buat ngerjain tugas bareng di rumahnya si Rain, Lo mau ikut gak?" tanya Abi
"Ikut dong, btw sebelum ke rumah Rain kita mampir ke SMK Pertiwi dulu, aku dengar cewek di sana cantik-cantik, kali aja kita dapat gebetan baru di sana. Itung-itung cuci mata, kan disekolah kita gak ada ceweknya butek liatin cowok-cowok mulu," ajak Leon
"Ehem, ehem!!" seru Tania
"Sssttt, disekolah kita juga ada ceweknya kan?" bisik Abi
"Siapa?" tanya Leon
"Tuh sebelah Lo?" jawab Rain menyipitkan matanya
"Ehhh, sorry Tan, gue kira Lo cowok juga, habis dada Lo rata, wkwkwk," sahut Leon sambil berlari meninggalkan Tania
"Sue Lo!!, jangan lari!!!" seru Tania mengejar Leon
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Tiinaa
kirain ulah tania
2022-08-14
1
Tiinaa
tania
2022-08-14
1
Early Suryawati
inget waktu aq remaja dulu dech thor
2022-05-24
1