"Sudah ku bilang pergi tapi kau tidak mau, jadi terimalah hukuman mu sekarang!" Tania segera mengusap cincin itu hingga cahayanya padam dan memasukkannya kembali ke dalam tasnya.
Aku harus membunuh lelaki yang sudah membunuh ibuku.
Tania kecil berjalan keluar dari gudang tua itu dan mencari keberadaan Subur.
Malam harinya kaki Subur mendatangi sebuah sekolah tertua di Jakarta yang terkenal sangat angker.
Sekarang adalah waktunya untuk memanggil sang pangeran dan membunuhnya disini,
Subur segera meletakan sesaji diatas tikar dan membakar dupa. Ia mulai menyeruput kopi hitam didepannya dan kemudian menyalakan rokoknya.
Ia mulai menggerakkan tangannya dan menari sembari berkidung memanggil sang Pangeran kegelapan.
🎵Lingsir wengi sliramu tumeking sirno [Menjelang malam, dirimu(bayangmu) mulai sirna]
Ojo Tangi nggonmu guling [Jangan terbangun dari tidurmu]
awas jo ngetoro (Awas, jangan terlihat (memperlihatkan diri)]
aku lagi bang wingo wingo [Aku sedang marah dan gelisah]
jin setan kang tak utusi [Jin setan ku perintahkan]
dadyo sebarang [Jadilah apapun juga]
Wojo lelayu sebet [Namun jangan membawa maut]🎵
"Aku memanggil mu Pangeran Kegelapan, datanglah!!!" seru Ki Subur
*Wuuushh!!!!
Seketika angin kencang berhembus dan lampu-lampu langsung padam.
"Siapa yang berani memanggilku, di malam kelahiran ku!!" seru Barra
"Aku yang memanggil mu yang mulia," sahut Subur
"Kau memanggilku di hari istimewa ku, pasti kamu menginginkan sesuatu dariku bukan?" tanya Barra
"Kau benar Pangeran, aku ingin membunuhmu untuk mendapatkan batu mirah delima yang ada dalam tubuhmu,"
"Ck, ck, Aku tahu jika manusia itu sangat serakah tapi ternyata aku menemukan yang lebih serakah dan kini ada di depanku. Kau tahu aku ini sangat sakti, tidak ada satu makhluk gaibpun yang bisa mengalahkan aku , apalagi manusia lemah seperti mu, jangan mimpi!"
"Dari mimpi, kita akan tahu apa yang kita inginkan, kerana semuanya dimulai dari mimpi. Karena dari mimpi kita akan mendapatkan sesuatu yang besar yang akan membahagiakan kita, maka jangan takut untuk bermimpi. Begitulah pesan ayahku, n bc untuk itu aku sudah memimpikan malam ini untuk membunuhmu guna mewujudkan cita-cita ku. Kau memang sakti dan tidak tertandingi tapi dengan keris sakti Kuncoro aku bisa membunuhmu!" ujar Subur menyunggingkan senyumnya
"Hmmm, sepertinya keris itu harus dimusnahkan agar tidak lagi dipakai untuk mengancam ku lagi,"
"Aku tidak mengancam mu Pangeran, karena takdirmu akan mati di keris ini, dan hanya keluarga Kuncoro yang bisa membunuhmu dan menyelamatkan dirimu, karena kalian saling berhubungan."
"Apa maksudmu??" tanya Barra
"Kuncoro adalah putra dari seorang dukun sakti dengan seorang makhluk gaib sepertimu, karena di darahnya mengalir darah jin dan manusia maka disaat kelahirannya muncullah keris ini, yang katanya bisa membunuh Raja Jin sekalipun. Semua orang memburu keris ini tapi tidak ada yang bisa merebutnya darinya, karena siapapun yang memiliki keris ini akan bisa mengendalikan alam gaib. Kuncoro sangatlah beruntung karena bisa memiliki keris ini, tapi sayangnya dia bodoh karena tidak mau memanfaatkan keris ini untuk mendapatkan kekayaan atau kedudukan. Cih, dia malah menjaganya seperti menjaga ibunya sendiri," tutur Subur
"Mungkin itulah alasannya kenapa dia yang memiliki keris itu bukannya dirimu," jawab Barra menikmati kopi sesajinya
"Kau benar dan sekarang saatnya keris ini menjadi milikku dan akan ku gunakan untuk membunuhmu agar aku bisa mendapatkan sesuatu yang berharga darimu," Subur segera memainkan kerisnya dan bersiap menusukkannya kepada Barra
"Aish, kau terlalu terburu-buru untuk membunuhku, berilah aku kesempatan untuk menikmati sesaji darimu sebelum mati, setidaknya aku bisa mati dengan tenang setelah aku kenyang,"
"Nikmatilah sesaji itu sebelum nyawamu melayang di tanganku!" jawab Subur
Matanya mulai berwarna merah dan ia mengepalkan tangannya ketika mendengar ucapan Subur.
Kau benar-benar manusia laknat,
*Jraasshhh!!
Barra segera melesatkan kilatan berwarna merah kearah Subur hingga lelaki itu terpental menjauhinya.
"Kau akan ku habisi terlebih dahulu sebelum membunuhku," Barra kembali melesatkan kilatan cahaya putih kearah Subur, namun sayangnya lelaki itu langsung menangkis serangannya dengan keris di tangannya sehingga kilatan itu berbalik menyerang Barra.
*Aaarrgghh!!!
Suara pekikan Barra terdengar menggema membuat bangunan itu berguncang.
"Apa tadi gempa!" seru Tania yang berada di luar bangunan.
Karena penasaran dengan suara erangan seseorang dari dalam gedung, membuat ia memberanikan diri masuk ke dalam bangunan tua itu. Insting indigo menuntunnya menemui sesosok pemuda yang tergeletak berlumuran darah.
"Tolong aku," ucapnya lirih sembari memegang tangannya
Tania melihat sekeliling ruangan itu, dia terkejut melihat Subur yang membawa keris berlumuran darah sedang kebingungan mencari seseorang.
"Barra!!, dimana kamu!!, keluarlah!!, jangan sembunyi!!" Teriak Subur mencari keberadaan Barra
"Apa kau bisa melihatku??" tanya Barra lirih
Tania hanya diam saja tak menjawab. Gadis itu tahu kalau Barra menggunakan kekuatannya untuk melindungi dirinya agar tidak terlihat musuh.
"Aku tahu kau bisa melihatku dan mendengar ku, dan itu berarti kau adalah penolongku," ucap Barra memegangi dadanya
Tania menatap lekat kearahnya dan meneteskan air matanya.
"Jika kau tidak ingin menolongku setidaknya kau harus menyelamatkan batu mirah delima yang akan keluar dari tubuhku, agar tidak dimiliki oleh orang jahat seperti dia," cicit Barra
Tania teringat Ibunya yang mati ditusuk keris yang sama oleh Subur, ia kemudian menyeret tubuh Barra menuju ke sebuah ruangan yang aman dan berjalan perlahan meninggalkannya.
"Tolong aku, jangan tinggalkan aku, karena hanya kamu yang bisa menolongku, aku janji akan menjadi pelindungmu ataupun budakmu jika kau menolongku," pinta Barra
Tania tetap diam tak menjawab dan melangkah perlahan meninggalkan Barra.
"Kalau kau mau aku juga bisa menjadi pasanganmu yang akan setia berada di sampingmu sampai ajal memisahkan kita," Tania kecil tiba-tiba menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya, ia mengarahkan cincinnya kepada Barra hingga pemuda itu hilang tersedot masuk ke dalamnya.
Kau akan aman didalam sini, aku akan mengeluarkan mu saat malam satu suro nanti.
Malam yang ditunggu pun tiba, Tania menuju ke sebuah pohon besar di belakang sekolahnya dan duduk dibawahnya.
Ia mengeluarkan cincin sakti dari tasnya kemudian meneteskan darah di batu cincinnya.
"Sekarang keluarlah!!" seru Tania
Tiba-tiba sesosok pemuda dengan luka tusukan di dadanya keluar dari batu cincinnya. Ia mendekati pemuda itu dan meneteskan darahnya ke dada pemuda itu, ajaibnya lukanya langsung sembuh seketika dan tidak berbekas.
"Terima kasih kau sudah menolong ku, aku sudah berjanji padamu untuk menjadi pelindungmu, budakmu dan suamimu, maka mulai hari ini aku akan selalu berada disamping mu," ucap Barra
"Aku tidak butuh semua itu, yang aku mau kau membunuh lelaki yang berusaha membunuhmu, karena dia juga sudah membunuh ibuku," jawab Tania
"Tapi aku tidak bisa membunuhnya, karena dia memiliki keris sakti yang bisa membunuhku,"
"Kau tidak usah takut, karena aku akan bersamamu untuk melindungi mu, karena aku adalah putri Kuncoro sang pemilik keris itu, jadi aku bisa mengambil kembali keris itu darinya," jawab Tania
"Baiklah kalau begitu, kapan aku harus membunuhnya?" tanya Barra
"Malam ini juga, karena aku akan memanggil keris itu agar kembali kepada pemiliknya," ucap Tania
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Tiinaa
kadang paham kadang bingung 🙄
2022-08-14
1
Tiinaa
kalo gini bearti tania udah tau,terus kenapa kemarin bingung
2022-08-14
1
Mmh Tiara Mmh
waaaaahhh berarti si bara wowo idola dong
2021-12-28
3