"Aku tidak butuh semua itu, yang aku mau kau membunuh lelaki yang berusaha membunuhmu, karena dia juga sudah membunuh ibuku," jawab Tania
"Tapi aku tidak bisa membunuhnya, karena dia memiliki keris sakti yang bisa membunuhku,"
"Kau tidak usah takut, karena aku akan bersamamu untuk melindungi mu, karena aku adalah putri Kuncoro sang pemilik keris itu, jadi aku bisa mengambil kembali keris itu darinya," jawab Tania
"Baiklah kalau begitu, kapan aku harus membunuhnya?" tanya Barra
"Malam ini juga, karena aku akan memanggil keris itu agar kemb Lo gali kepada pemiliknya," ucap Tania
Gadis itu kemudian duduk bersemedi dan mengeluarkan cincinnya dan meneteskan darahnya di batu cincin itu.
Ia kemudian memejamkan matanya dan membaca mantera.
Sun niat ingsut amatek Keris samber nyowo, Cahya mulya muliyaning … Kanjeng Gusti Raden Ayu Welas Asih, ngimpuni marang ragani ingsun. Kawijayan
prabu siliwangi dadi kawijayanku, kawibawan prabu brawijaya dadi kawibawaanku. Yan kamulyane ingsun kelawan kersaning Gusti Kang Moho Kuoso,
*Wuuushh!!!
Seketika angin berhembus kencang dan membawa sebuah Wesi aji yang bersinar terang dan menancap tepat di depan Tania.
Ck, Ck, padahal dia anak berusia delapan tahun tapi sudah mahir membaca mantra-mantra kejawen, jika besar nanti aku yakin dia akan menjadi seorang dukun yang sangat sakti dan tidak ada tandingannya di jagat raya ini,
"Sekarang aku sudah berhasil membawa kembali keris ini, seperti permintaanku tadi, sekarang kau harus membunuh lelaki yang berusaha membunuhmu," titah Tania, gadis itu kemudian memberikan kerisnya kepada Barra
"Baik, aku akan melakukan apa yang kau perintahkan," jawab Barra
Aish, aku benar-benar seperti orang bodoh. Masa seorang Pangeran mau-maunya diperintah oleh seorang anak kecil seperti dia.
Barra segera beranjak dari tempat itu, tiba-tiba Subur sudah berada di sana.
"Ck, Ck, Benar-benar anak ajaib, kau bahkan bisa mengambil kembali keris itu dan kau juga bisa memerintah seorang pangeran Gondoruwo. Kau benar-benar berbahaya anak kecil, kau harus aku bunuh dahulu sebelum membunuh Pangeran jin itu!" seru Subur
Lelaki itu langsung melesatkan ajian saktinya kearah Tania, beruntungnya Barra langsung menangkis serangannya menggunakan keris Kuncoro.
*Jraasshhh!!
*Duar!!!
Terjadi ledakan kuat hingga membuat barra terpental dan keris itu lepas dari tangannya.
Subur tersenyum sumringah kemudian mengambil keris itu.
"Matilah kau bocah tengik!!" seru Subur menghunuskan keris itu kearah Tania, namun Barra segera melesat menyelamatkan gadis itu hingga ialah yang tertusuk.
"Pergi dari sini cepat!!" seru Barra
"Dasar Gondoruwo sialan, kau akan ku kurung di perisai sakti ku agar tidak bisa kemana-mana dan aku bisa dengan mudah mengambil batu mirah delima milikmu," Subur segera melesatkan ajian sakti yang kemudian berubah menjadi sebuah perisai yang mengurung Barra hingga ia tidak bisa kabur.
"Sekarang giliran mu bocah tengik!!" Subur mendekati Tania dengan senyum jahatnya
"Kau yang membunuh Ibuku, jadi kau juga harus mati!" Tania mengarahkan batu cincinnya kearah Subur hingga mengeluarkan kilatan ungu dan menghantam tubuh lelaki itu hingga terpental menjauh darinya.
Gadis itu kemudian mengambil keris yang terlepas dari tangan Subur dan mengarahkannya kepada lelaki itu.
*Bruuughhh!!!
Subur membelalakkan matanya ketika melihat gadis kecil itu roboh kelantai.
"Ayah!!" seru Subur
"Ambil cincinnya, dengan cincin itu kau akan memiliki kekuatan sakti yang tidak tertandingi oleh siapapun kecuali pemilik cincin itu sendiri yang bisa membunuhmu," jawab lelaki itu
Subur segera mengambil cincin yang digenggam erat oleh Tania.
"Bagaimana dengan pangeran Gondoruwo itu?" tanya Subur
"Biarkan saja, lagian dia itu sedang sekarat dan sebentar lagi pasti akan mati. Kembali lagi ke sini sebelum matahari terbit ambil batu mirah delimanya dan segera temui aku di tempat biasa,"
"Baik ayah," Subur kemudian mengantarkan ayahnya pulang
Aku tidak akan membiarkan dia mendapatkan batu mirah delima dari makhluk itu, aku harus menyelamatkannya.
Tania segera mencabut pisau yang tertancap di punggungnya, ia berusaha bangkit dan berjalan tertatih menuju tempat Barra di kurung.
"Kau masih hidup!!" seru Barra tidak percaya melihat anak kecil berjalan tertatih kearahnya.
*Kau adalah anak kesayangan ayah, karena kau spesial. Walaupun kau sangat benci dengan ayah, ayah sangat menyayangimu Tania.
Kenapa aku spesial ayah??
Kau memiliki kekuatan yang tidak ayah miliki, karena almarhum nenekmu memilihmu untuk meneruskan kesaktiannya.
Memangnya apa kesaktian ku?
Kau bisa menghancurkan semua sihir, teluh, dan semua kekuatan ilmu gaib , dan jua bisa menyembuhkan luka karena benda pusaka dengan darahmu*.
Tania duduk didepan perisai itu, ia menelungkupkan tangannya.
Aku bisa menyelamatkannya,
Tania membuka matanya dan kemudian meneteskan darahnya ke perisai gaib yang mengurung Barra.
*Wuuushh!!
Seketika Perisai itu langsung menghilang, dan Tania pun ambruk di lantai.
"Pergilah dari sini," ucap Tania ketika Barra mendekatinya
"Tapi aku tidak bisa pergi jauh, tubuhku sudah terluka parah dan aku mungkin akan segera mati," jawab Barra lirih
Tania segera meneteskan darahnya ke bekas luka Barra, dan ajaib luka langsung kering dan tertutup.
"Aku sudah menolong mu, dan kau harus membalas kebaikan ku ini dengan membunuh laki-laki itu. Lelaki yang sudah membunuh ibuku dan mencuri keris dan cincin keluarga ku. Kau harus mengambil barang-barang itu darinya karena benda itu sangat berbahaya jika berada di tangan orang-orang jahat. Kembalikan benda-benda itu kepada ayahku Kuncoro," ucap Tania yang kemudian menutup matanya.
"Bangun oiii, oiii!!!" Barra menggoyang-goyangkan tubuh Tania, namun gadis itu tetap diam tidak bergeming.
"Kau sudah mati, padahal aku sangat ingin menjadi suamimu seperti janjiku sebelumnya. Kau adalah wanita yang tangguh dan baik hati, entah kenapa aku ingin melindungi mu dan ingin selalu ada di sampingmu. Tapi sayangnya kau sudah tiada, sebagai Pangeran Gondoruwo aku tidak pernah ingkar janji, aku akan melakukan apa yang kau perintahkan padaku, aku akan mencari pembunuh ibumu, dan mengembalikan keris dan cincin kepada ayahmu. Untuk janjiku yang lainnya itu hanya berlaku jika kau masih hidup, tapi karena kau sudah mati, tentu saja aku tidak bisa mewujudkannya," Barra mengusap lembut gadis itu dan kemudian membawanya menuju ke rumah Kuncoro dan meletakkan didepan pintu rumahnya.
"Kau itu seperti mawar putih, yang sangat cantik namun penuh duri, andai saja kau masih hidup kau akan tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik dan tangguh, dan aku pasti langsung jatuh cinta padamu ketika melihatmu," Barra menatap gadis itu lekat dan tersenyum padanya. Ia meninggalkan mawar putih disampingnya dan kemudian menghilang.
*Flashback Offf
"Woii, ngapain bengong disini, aku mencari mu kemana-mana kau malah ada di sini, sebenarnya apa yang sedang kau cari?" tanya Rangga
"Aku ingin mencari Ki Subur, dan aku harus membunuhnya," jawab Barra membuat Rangga tercengang
"Memangnya ada dendam apa kau dengan Ki Subur?" tanya Rangga penasaran
"Ceritanya panjang, butuh tujuh hari tujuh malam untuk menceritakannya, jadi nanti saja ceritanya, sekarang aku harus mencari lelaki itu dulu," Barra segera membalikkan badannya meninggalkan Rangga, namun pemuda itu menahannya.
"Ikutlah denganku, maka kau akan menemukan Ki Subur," Rangga mengajaknya menuju aula pertemuan, Barra langsung mengeratkan tangannya ketika melihat Ku Subur berdiri didepan podium.
Aku sudah menolong mu, dan kau harus membalas kebaikan ku ini dengan membunuh laki-laki itu. Lelaki yang sudah membunuh ibuku dan mencuri keris dan cincin keluarga ku. Kau harus mengambil barang-barang itu darinya karena benda itu sangat berbahaya jika berada di tangan orang-orang jahat. Kembalikan benda-benda itu kepada ayahku Kuncoro,
Kata-kata Tania kembali terngiang dalam ingatan Barra.
Laki-laki itu, kau harus mati ditangan ku!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Ayuk Vila Desi
nanti bakalan jadi kenyataan ya thor Tania ma barra...
2022-09-07
0
Tiinaa
jadi setan yg nolong tania itu bara
2022-08-15
0
Tiinaa
kok di ulang banyak banget thor
2022-08-14
0