"Ajian Kijang Kencono, sepertinya yang menolong Gondoruwo itu seorang pendekar bukan seorang dukun. Karena tidak ada satu orangpun dukun di Jakarta yang memiliki ajian itu," Subur masih mencari teka-teki siapa yang menolong Barra saat ia berusaha membunuhnya.
"Apa kalian sudah mengetahui siapa yang sudah mencuri cincin pusaka milikku?" tanya Subur
"Maaf Aku, kami tidak bisa melacaknya, sepertinya ia memakai benda pusaka yang bisa membuat Jin dan dan manusia tidak bisa melihatnya saat melakukan sesuatu,"
Subur tersenyum simpul setelah mendengar jawaban anak buahnya.
"Hanya ada satu orang yang memiliki kalung Puter Segara, dia adalah Kuncoro. Dia berusaha mengambil kembali benda pusaka miliknya. Ini berarti dia sudah menabuh genderang perang denganku secara terang-terangan, baiklah kalau begitu aku terima tantangan perang darimu Kuncoro!!" ucap Subur mengeratkan tangannya
"Apa yang harus kami lakukan Aku?" tanya anak buah Subur
"Pastikan aku terpilih sebagai ketua PPI dan bunuh semua dukun yang dekat dan bersahabat dengan Kuncoro!"
"Baik Aki,"
Kau akan segera menerima balasannya Kuncoro, karena sudah berani-beraninya mengambil milikku yang berharga,
****************
"Kenapa kau baru pulang Tania?" tanya Kuncoro
"Aku baru menyelesaikan tugas kelompok di rumah temen ayah,"
"Darimana kau mendapatkan cincin itu!" ucap Kuncoro
"Dari Ka Hesti,"
"Kenapa kau tidak memberikannya pada Ayah, tapi malah memakainya!" seru Kuncoro
"Cincin ini milikku, bukankah ayah bilang jika nenek memberikannya untukku karena aku istimewa?. jadi kenapa aku harus mengembalikannya padamu?" tanya Tania
"Kau akan berada dalam bahaya jika memakai cincin itu, dia pasti akan berusaha mencari kembali miliknya yang hilang dan berusaha untuk membunuh siapa saja yang memakainya," jawab Kuncoro
"Apa maksud ayah Ki Subur?"
"Ayah tidak perlu khawatir, aku sudah pernah melawannya delapan tahun lalu dan aku yakin bisa membunuhnya sekarang. Ayah tidak usah khawatir aku bisa menjaga diriku karena akan ada yang melindungi ku dan membantuku melawan Ki Subur," jawab Tania
"Jangan takabur Tania, Subur yang sekarang bukanlah dia yang dulu sekarang dia dua kali lebih sakti dari delapan tahun lalu, apalagi keris Samber nyawa masih ada di tangannya. Bagaimana aku tidak khawatir denganmu?"
"Aku tidak akan memakai cincin itu tapi akan menyimpannya hingga waktunya tiba. Apa ayah sekarang bisa tenang?" tanya Tania
"Ayah belum bisa tenang, tapi aku bisa tenang jika kau mau menerima ini dari ayah," Kuncoro memakaikan kalung Puter Segara kepada Tania
"Aku bisa menerima kalung ini tapi tidak dengan makhluk itu, singkirkan makhluk jelek itu dari samping ku," sahut Tania
"Tapi dia akan melindungi mu Tania,"
"Aku tidak butuh makhluk jelek seperti dia, aku butuh makhluk tampan dan rupawan seperti cover boy," jawab Tania mengernyitkan dahinya
"Dasar ABG!!" gerutu Kuncoro
*************
"Pagi Tania sayang," sapa Abi merangkulnya, Tania langsung melepaskan tangan pemuda itu
"Pagi," jawab Tania datar
"Btw hari ini katanya kita gak belajar loh," ucap Abi
"Emang ada apa?" tanya Tania
"Katanya sih ada kunjungan dari Ind*mie, mereka akan mengadakan event disekolah kita, ada bazar, lomba sama pensi," jawab Abi
"Baguslah,"
"Memangnya kau lagi gak mood belajar ya?"
"Yoi, gue lagi boring banget,"
"Bagaimana kalau kita ke kantin dulu buat ngisi perut?" ajak Abi
Tania mengangguk dan berjalan beriringan dengan Abi menuju ke kantin.
Di Kantin Tania melihat Vito dan gengnya sedang menikmati sarapan mereka.
"Aiishh, kenapa harus ketemu berandal itu lagi," keluh Abi, membalikkan badannya
"Ngapain kita pergi hanya karena seorang preman seperti Vito, jangan pergi!" Tania menarik Abi dan mengajaknya duduk di samping Vito
Vito langsung melirik kearah siswa yang duduk disampingnya, ia memang tidak pernah mengijinkan siapapun duduk disampingnya. Ia akan langsung mengusir atau menghajar siapapun yang berani duduk di kursi spesialnya.
Pemuda itu mengeratkan giginya dan mengepalkan tangannya ketika tahu ada seseorang yang dengan sengaja duduk di sampingnya, membuat semua teman-temannya merasa ketakutan. Begitu juga dengan Abi yang langsung menggenggam erat tangan Tania dan memberikan kode untuk pergi meninggalkan tempat itu.
Berkali-kali pemuda itu memberikan isyarat pada Tania untuk pergi dari sana, namun Tania terus menggelengkan kepalanya kepada Abi.
Vito yang sudah berang berdiri dan menoleh kesamping, betapa terkejutnya Vito ketika tahu siapa yang duduk disampingnya. Wajahnya langsung memerah dan ia langsung menurunkan tangannya yang sudah mengepal dan siap dilesatkan kearah Tania.
Tubuhnya bergetar, dan keringat dingin mulai membasahi keningnya. Jantungnya berdegup kencang melihat wajah Tania yang tersenyum simpul padanya. Kejadian di lapangan futsal membuat debaran jantungnya semakin kencang.
Kenapa aku jadi gugup dan gemetaran gini,
Vito berusaha duduk dan memegangi dadanya untuk menutupi kegugupannya.
"Kenapa Lo, sawan ketemu gue," ledek Tania
Vito hanya terdiam sambil terus memegangi dadanya yang terus bergemuruh.
Teman-temannya menjadi bingung dengan sikap Vito yang tiba-tiba jadi pendiam.
"Lo kenapa Vit?" tanya Giring
"Gak papa, ambilin gue tisu!" seru Vito
"Tapi wajah Lo pucst, Lo juga keringetan. Apa Lo sakit?" tanya Giring lagi
"Gak, cepetan ambilin gue tisu," jawab Vito lirih
"Jangan-jangan Lo kena serangan jantung. Wajah pucat, keringat dingin jantung berdebar-debar," ucap Tania menatap lekat kearah Vito membua jantung Vito berdegup lebih kencang, apalagi saat Tania berusaha membantunya menyeka keringat di keningnya, membuat pemuda itu langsung lari meninggalkan gadis itu.
Vito berlari meninggalkan Tania membuat Giring dan yang lainnya langsung berlari menyusulnya.
"Mau kemana Lo Vit, tunggu!!" seru Giring
"Kenapa dengan Vito ya, mengapa sikapnya jadi aneh gitu?" tanya Abi
"Entahlah, mungkin dia kesambet Demit penunggu kantin kali," jawab Tania menyantap bubur ayam didepannya
Pukul sembilan pagi semua siswa berkumpul di lapangan untuk menyaksikan acara live event dari produk mie instan Ind*mie.
"Wah ada lomba masak mie, ikutan yuk?" ajak Tania
"Ok," Leon dan yang lainnya segera menuju stand lomba kreasi memasak mie.
"Kalian silahkan ambil nomor peserta dan cari meja sesuai nomor kalian," ucap seorang SPG
Keempatnya langsung mengambil nomor peserta dan menuju stand lomba.
"Wah kita satu tim Rain," ujar Abi senang
"What gue satu tim sama Giring, yang bener saja!" gerutu Leon
Vito mendadak pucat ketika tahu Tania menjadi pasangannya dalam lomba.
"Halo," sapa Tania sinis
"Kenapa hidung Lo, mimisan!" seru Tania ketika melihat hidung Vito mengeluarkan darah
*Deg, deg, deg!!!
Jantung Vito berdegup kencang ketika Tania membersihkan darah di hidungnya dengan tisu.
"A...a..aku bisa membersihkannya sendiri," ucap Vito gugup
Tania membungkuk dan celingukan mencari sesuatu.
"Lo kenapa?" tanya Vito
"Sssttt, Lo denger gak ada suara seperti bedug disekitar sini, dug, dug, dug!!" ucap Tania memasang telinganya mendekati Vito, membuat cowok itu langsung memegangi dadanya.
"Kenapa sih Lo selalu memegangi dada kamu ketika dekat dengan gue?" tanya Tania
"Seperti kata Lo, gue punya penyakit jantung, dan yang kau dengar itu bukan suara bedug tapi bunyi detak jantung gue," jawab Vito
"Ya ampun kasian sekali kamu, pasti kamu sedih ya, karena tahu bakal mati muda," sahut Tania sembari melepaskan tangan Vito dan meletakkan tangannya di dada pemuda itu membuat Vito membelalakkan matanya dan jatuh pingsan.
*Buuugghh!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
🕌 ʀᴜᴍᴢᴀ
lah nih si aki² gak sadar diri, kalo dia yang mencuri!
2022-12-25
0
Tiinaa
astaga Vito,lo belom di apa2 in lo di pegang doang pingsan,cetek banget sih..apa lo punya masalah kejiwaan
2022-08-15
0
Tiinaa
mahluk apakah
2022-08-15
0