Subur segera mendekati Kuncoro yang sedang menikmati secangkir kopi hitam.
"Lama tidak bertemu Kuncoro apa kabarmu?" sapa Subur dengan senyum khasnya
"Oh, rupanya aku kedatangan tamu istimewa," jawab Kuncoro menatap lekat lelaki di depannya.
Kuncoro masih mengingat kejadian delapan tahun silam, dimana istrinya mati dibunuh oleh Subur lelaki yang kini ada didepannya.
*Flashback
Delapan tahun yang lalu....
"Siapa yang melakukan semua ini sayang?" tanya Kuncoro
"Subur, dia mencuri keris sakti samber nyowo, selamatkan Tania. Dia sekarang sedang mengejarnya dan berusaha untuk membalas dendam padanya. Kau harus menyelamatkan Tania, selamatkan dia...." ucap Maryati sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.
"Bangun sayang, bangun!!, kamu tidak boleh meninggalkan aku sendirian, Maryati bangun!!!" teriak Kuncoro mengguncang-guncangkan tubuh istrinya yang sudah tak bernyawa. Ia langsung memeluknya erat meluapkan kesedihannya.
"Kau harus membayar semua ini Subur!!!" seru Kuncoro.
*Flashback off
"Maaf kalau kedatangan ku mengusik mu," ucap Subur
"Bukankah itu kebiasaan mu yang selalu mengusik hidup orang lain hanya untuk mendapatkan apa yang kau inginkan?" tanya Kuncoro
"Kau benar Kuncoro, kau memang satu-satunya sahabatku yang selalu mengerti diriku,"
"Seorang sahabat tidak akan menikung sahabatnya sendiri, apalagi membunuh istrinya hanya untuk mendapatkan sebuah benda pusaka darinya,"
"Eeh, maaf soal kejadian delapan tahun silam, aku tidak sengaja membunuh istrimu karena dia terlalu berisik waktu itu, coba saja ia tidak berteriak dan pura-pura tidak melihat aku. Pasti ia masih hidup sampai sekarang, tapi karena dia berisik maka aku tidak punya pilihan lain selain membunuhnya," jawabnya sinis, membuat Kuncoro mengepalkan tangannya.
Subur menggerakkan tangannya dan mengarahkannya kepada Kuncoro.
Dasar keparat, belum puas membunuh istriku dia berusaha membunuhku juga.
Kuncoro langsung menangkis serangan Subur, keduanya terdiam dan saling bertatapan.
Bagi orang awam keduanya tampak biasa saja, tapi sebenarnya dua orang dukun sakti itu sedang beradu kekuatan dan saling membunuh satu sama lain menggunakan tenaga dalamnya.
**********
Rangga segera melesatkan mobilnya menuju ke Flaminggo Cafe.
Bertahanlah guru aku akan segera datang menolongmu,
"Rangga tunggu aku!!" seru Barra keluar dari mulut pinta
Dasar dukun milenial, beraninya dia meninggalkan gue sendirian!!.
Barra masih ingat ucapan seseorang yang menelpon Rangga dan membuatnya tergesa-gesa meninggalkan rumah.
"Halo Ran, Aku Arya. Kau harus datang ke Flaminggo Cafe sekarang, guru dalam bahaya,"
Baiklah, aku akan datang ke Flaminggo Cafe lebih dulu daripada Lo Rangga!!.
Tidak perlu waktu lama, Barra sudah tiba di Flaminggo Cafe. Ia berjalan sembari mengedarkan pandangannya ke penjuru Cafe.
Ia menghentikan langkahnya ketikan merasakan gelombang energi dahsyat yang membuat lantai Cafe itu bergetar.
Cih, rupanya mereka sudah saling serang. Kau terlambat Rangga, tapi jangan khawatir guys gue akan menyelamatkan guru Lo.
Barra menatap dua orang pria dihadapannya yang saling beradu kekuatan.
Dasar dukun, apa kalian tidak tahu kalau kalian bisa membahayakan pengunjung lainnya.
Barra membulatkan matanya ketik melihat sosok Subur di depannya.
Jadi orang yang akan mencelakai guru Rangga adalah Subur!!, sepertinya kita memang berjodoh Subur, kau harus mati ditangan ku Subur.
*Bruugghh!!
Kuncoro terjatuh dan muntah darah didepan Barra.
"Ternyata kesaktian mu masih sama seperti dulu, tidak ku sangka aku akan membunuhmu dengan mudah," Subur segera mengeluarkan Kerisnya dari balik bajunya.
"Kau harus mati di keris ini, untuk menemani istrimu yang sudah lama menunggumu!"
*Wuuushh!!
Barra mengeluarkan kilatan ungu kearah Subur hingga tubuh lelaki tua itu terpental menjauh dari Kuncoro.
"Bawa dia pergi Ran!!" seru Barra
"Bagaimana dengan kamu?" tanya Rangga yang baru saja tiba di sana
"Aku bisa mengalahkannya, kau jangan khawatir," Barra segera melesat mendekati Subur yang mencoba bangun dan berdiri
"Wow, yang ku tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Tidak perlu memanggil mu kau sudah datang sendiri menemui ku Pangeran," Subur tersenyum sinis dan menyerang Barra menggunakan kerisnya.
*********
Kenapa tiba-tiba perasaanku jadi gak enak ya.
Tania merasa gelisah, membuat Leon penasaran.
"Lo kenapa, dari tadi gelisah gitu. Pasti kebelet kan?" bisik Leon
"Sotoy!!" bisik Tania
"Diih dasar nyebelin, orang diperhatikan malah gitu jawabannya, ngeselin tahu," sahut Leon
"Biarin Weh,"
"Dasar kambing Lo Tan,"
"Lo yang kambing!" sahut Tania
"Baiklah acara Teknikal meeting kali ini kita tutup dengan mengucap hamdalah!"
"Alhamdulillah!!" seru semua peserta
Tania segera berlari meninggalkan ruangan itu.
Sepertinya aku harus mengunjungi sebuah tempat, aku merasa ada yang menungguku di sana.
Gadis itu mempercepat langkahnya, menuju ke halte Bus.
**Ciiittt!!
"Mau pulang bareng gue?" sapa Rain menghentikan motornya didepan Tania
"That's good idea Rain, kuy jalan!" seru Tania yang langsung duduk dibelakangnya
"Baik Tuan putri, ayo pegangan karena George Lorenzo akan segera melesat ke arena balap," Rain langsung melesatkan motornya meninggalkan SMK PERTIWI.
"Berangkat!!" seru Tania
"Btw kita mampir dulu ya ke Flaminggo Cafe, soalnya ayah aku menyuruhku membeli kopi di sana," ujar Rain
"Ok, tidak masalah asal aku juga kau belikan es kopi," jawab Tania
"Tentu saja tuan putri, aku akan membelikan semua yang kamu mau,"
"Yang benar?"
"Seorang lelaki sejati tidak pernah berbohong,"
"Gue suka gaya lo, dari ketiga teman gue cuma Lo satu-satunya yang selalu care dan perhatian juga selalu membuat aku senang, I Love you Rain,"
"Love you too Tania,"
Rain menghentikan motornya didepan Flaminggo Cafe.
"Tumben sepi," ucap Rain melangkah masuk kedalam Cafe
"Emang biasanya rame?" tanya Tania
"Iya, makanya aneh banget saat jam istirahat seperti ini bukannya rame malah sepi," Rain segera duduk sambil menuliskan pesanannya.
Tania yang merasa janggal dengan keadaan di sana, mengedarkan pandangannya ke penjuru Cafe.
Ia bisa merasakan ada sebuah kekuatan besar yang sedang beradu diatas gedung itu. Gadis itu langsung berjalan menghampiri Rain.
"Sepertinya aku masih ada urusan disini, kau pulang saja duluan. Btw untuk tawaran traktiran kamu lain kali saja, sekarang ada yang sedang menungguku di roof top!" ucap Tania
"Apa kau akan berurusan dengan mahluk gaib lagi?" tanya Rain
"Sepertinya begitu, jadi kau harus cepat pulang setelah pesanannya selesai. Karena berbahaya jika kau berlama-lama di tempat ini."
"Apa ini alasannya kenapa kafe ini sepi hari ini?" tanya Rain
"That's right baby," jawab Tania mengerlingkan matanya
"Kamu hati-hati ya," ucap Rain mengusap lembut rambut Tania
"Wew, what's wrong with George Lorenzo. Apa Lo baik-baik saja?" tanya Tania mengernyitkan keningnya
"I'm Ok, but not be Ok because of you. Jadi kamu harus janji tidak akan terluka dan membuat ku khawatir. Karena kau sudah ku anggap seperti adikku sendiri Tania," ucap Rain memeluk Tania
"Oh, baik Abang ku sayang, aku janji akan membasmi mahluk jahat yang ada di gedung ini, dan akan kembali dengan senyum yang menawan." jawab Tania sumringah
"Baik, aku lega mendengarnya. Pergilah!" seru Rain
Tania segera berlari menuju ke atas roof top bangunan itu.
Sesampainya di sana betapa terkejutnya dia ketika melihat seorang lelaki yang sangat dibencinya sedang berduel di sana.
Subur!!, ternyata takdir mempertemukan kita disini. Dulu kau boleh selamat dariku, tapi tidak kali ini. Kau harus mati ditangan ku hari ini.
Tania segera mengambil cincin dari dalam tasnya dan memakainya, ia berjalan pelan mendekati keduanya.
*Brruuugghh!!!
Subur melesatkan pukulannya kearah Barra hingga lelaki itu terlempar tepat di depan Tania.
Gadis itu menghentikan langkahnya dan menatap laki-laki yang berlumuran darah didepannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Yuli Eka Puji R
jin punya darah yah, kira" warnanya apa ya orange biru apa ungu🙊🙊
2022-11-08
0
Tiinaa
pertemanan rain dan tania gue suka,care...
2022-08-15
0
Tiinaa
malah kayak jadian kan
2022-08-15
0