Happy Reading
***
Azzam Pov
Sekarang aku dan Maira berada di night market, sesuai janjiku pada Maira tadi ketika membujuknya untuk tidak ngambek lagi. Aku membujuknya dengan susah payah. Ku putar otak agar Maira mau memaafkanku, tawar menawar diantara kamipun terjadi, dan sekarang inilah wujud bukti atas tawar-menawar kami.
Akhirnya Maira mau memaafkanku setelah 1 jam dia menelantarkanku, ah sepertinya itu terlalu kejam. Baiklah, ku ralat bukan menelantarkan tapi mendiamkan. Setelah ku berikan pilihan antara mengunjungi night market atau outdoor cinema dia langsung memilih keduanya dan mimik mukanya tentu sudah berubah dari yang ditekuk menjadi tersenyum cerah.
Ah, ini juga gara-gara Rae, coba saja dia tidak menghilang, Maira pasti tidak mendiamkan Ku. Tapi aku juga salah sih, awalnya menggoda malah kena getahnya. Sepertinya aku tidak akan mengulanginya lagi. Ya, Aku berjani pada diriku demi keberlangsungan keharmonisan rumah tangga kami.
"Kak... Maira mau makan seafood dong" Maira membuyarkan lamunanku, ucapannya penuh harap untuk dikabulkan. Ah, sepertinya aku harus belajar bagaimana menaklukkan hati wanita.
"Iya Mai... kamu mau makan dimana" tanyaku dengan lembut, ah ini seperti suami takut istri.
"Itu di depan sana. Yuk kak keburu ngantri panjang" ucapnya sembari menarik tanganku, memang benar suasana disini sangat ramai pengunjung.
Sepertinya wanitaku suka makan, tapi kenapa badannya tidak gemuk-gemuk yaa? Biarkan sajalah yang penting dia sehat.
"Kak mau udang engga... atau kakak milih sendiri gih" ucap Maira yang sudah memilih beberapa ikan segar. Air liurku hampir tumpah melihat berbagai macam ikan segar cumi, juga udang yang begitu menggugah selera. Andaikan di Jakarta banyak menjajakan tempat seperti ini pasti aku akan sering-sering mengajak Maira untuk makan seafood.
"Ambil aja semuanya Mai... Bentar aku nyari tempat duduk dulu keburu habis tempatnya" Ya walaupun hampir sama seperti food court tapi disini duduk sesuai dengan tempat dimana kita beli.
Ku edarkan pandangku mencari bangku yang masih kosong. Nah, ketemu! Aku bergegas menuju kursi itu takut sampai sana sudah menjadi hak orang.
Tak lama Maira berjalan ke arahku. Senyuman mengukir menghiasi wajahnya, sepertinya dia sangat menyukai ini.
"Mai kamu seneng?" tanyaku setelah Maira duduk. Dia mengganggukkan kepalanya, senyumnya mengembang membuat pipi chubbynya semakin menonjol. Ingin rasanya tangan ini menjambal pipinya.
"Oiya kak ke outdoor cinemanya besok malam aja yaa... Maira pengen jalan-jalan disekitar pantai boleh?"
"Tapi kakak ga bawa jaket Mai... nanti kamu kedinginan" Maira langsung cemberut, ah aku tidak terima wanitaku bersedih.
"Ehmm yaudah nanti ke sana, kita beli jaket dulu" ucapku membuat matanya berbinar.
"Makasih kak, Maira seneng deh... "
"Kayanya kalo aku sering merajuk pasti diturutin xixixi" ucapnya dengan pelan padahal aku masih bisa mendengarnya.
"Ehemmm, kalo mau apa-apa langsung bilang aja... jangan suka ngambek dulu biar diturutin. Aku juga ga tau menahu kamus tentang emosi wanita. Kadang baik tapi tiba-tiba ngeselin" ucapku menjawab ucapannya yang hampir tidak terdengar itu. Dia meringis kemudian menunduk mungkin dia merasa sedikit bersalah. Entah aku juga tidak bisa mentafsirkannya.
Tak lama makanan kami datang. Bau harum dari ikan yang baru dibakar menusuk tajam ke indra penciumanku. Tidak sia-sia aku mengajak Maira ke sini, ini seperti buy 1 get 2. Dapat jalan-jalan dengan Maira, juga dapat jajanan enak. Kami menikmati makanan dengan khidmat.
"Kak aku pengen nanjak ke Rinjani mumpung masih di Lombok" ucapnya disela-sela makan.
"Lusa kita udah balik Maira... lagipula emang kamu ga mau kuliah?"
"Hehehe pengen aja meliburkan diri.." jawabnya santai, yaampun ini manusia bisa-bisanya dia berpikir menyeleneh macam itu.
"Mai, bentar lagi kamu UAS loh... jangan aneh-aneh ah. Lagian kamu kalo nanjak juga mau bareng siapa?"
"Bareng kakaklah... kalo kakak ga mau Maira bisa kok sendiri"
"Duh Maira.... kamu tuh ya. Bukannya kakak ga mau tapi 4 hari lagi kakak harus balik ke Malaysia. Kalo kamu mau nanjak tunggu kakak selesai wisuda aja yaa" ujarku memberi penjelasan dan sedikit solusi. Dia memanyunkan bibirnya. Kenapa semakin terlihat menggemaskan sih...
"Emang kakak wisudanya kapan?"
"1 bulan lagi, nanti selesai kamu UAS deh kakak ajak kamu nanjak. Mau kemana?"
"Mau ke Rinjani, Bromo, Ijen, Semeru, terus Kerinci... ah masih banyak deh ga bisa disebutin satu-satu" jawabnya sembari menghitung dengan jarinya.
"Emang kamu udah pernah ke gunung mana?"
"Hmmm ke gunung Gede, Merapi, Dieng, Baluran terus satu lagi apa yaaa lupa ih" jawabnya kemudian menyeruput es jeruk miliknya.
"Waah itu udah lumayan banyak loh Mai... kamu kesana bareng siapa?"
"Bareng kak Fathan, sama temen-temen mapala juga... Biasalah Bunda susah buat ngijinin aku pergi, kalo pergi-pergi gitu harus ditemenin kak Fathan juga"
"Itu tandanya bunda sayang sama kamu Mairaaa...."
"Iya kali tapikan aku udah gede kak, masa iya kemana-mana harus dibuntutin kak Fathan!" ucapnya mendengus kesal.
"Sekarang kan udah beda Mai... "
"Beda gimana?" tanyanya, aduh polos banget sih kamu... jelas-jelas kamu bakal kemana-mana bareng aku, suami kamu.
"Kamu ga sadar kalo sekarang bersuami? Jadi bukan Kak Fathan lagi yang bakalan ngikutin kamu, tapi aku. Kita akan pergi bersama-sama" jawabku mengedipkan sebelah mata, duh kenapa aku jadi genit gini.
Maira mencibir.
"Udah selesai kan makannya yuk ke kasir, biar ga kemaleman di pantainya" ajakku menyudahi percakapan ringan itu. Maira mengekori ku, hahaha Aku akan mencari jaket couple sajalah nanti. Kalau dia tidak mau akan ku gunakan ultimatum andalanku. Cerdik sekali aku hahahaha.
Setelah membayar makanan, aku mengambil sepeda di parkiran. Mataku mengedar mencari tempat untuk membeli baju. Ah itu dia, saat aku akan naik ke sepeda, tangan Maira menahanku.
"Kak, jalan aja yuk sambil nuntun sepedanya... baru makan biar turun dulu, kasian kalo kakak harus goes. Nanti pulang dari pantai baru pakek sepeda lagi, kalo ga kuat tinggal make andong eh cidomo, ah sama aja..." dia tertawa renyah ketika meralat kata terakhirnya.
"Iya kakak ngikut kamu aja. Yuk kesana" tunjukku pada toko baju tak jauh dari tempat kami berdiri.
Sesampainya disana aku langsung mencari jaket itu sementara Maira matanya melihat-lihat seluruh isi toko, ah memang wanita kalo sudah masuk ke toko matanya suka jelalatan. Tidak butuh waktu lama, aku menemukan jaket couple berwarna putih dengan gambar love yang terpisah. Aku menahan tawa, tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya nanti kalau Maira marah-marah gara-gara jaket couple ini. Ah, masa bodo yang penting aku bisa melindunginya dari terpaan angin malam.
Ku berjalan menuju kasir lalu membayarnya, kemudian menghampiri Maira yang masih sibuk melihat-lihat.
"Kamu mau beli?"
"Eh kakak ngagetin aja... engga besok aja sekarang lihat-lihat dulu, biar ada gambaran apa yang akan dibeli" jawabnya, tumben sekali ada wanita seperti ini.
"Yaudah yuk, kakak udah dapet jaketnya" Aku mengajak Maira keluar dari toko itu. Sesampainya di luar ku berikan jaket itu pada Maira. Aku memakainya, sepertinya dia belum sadar jika jaket ini jaket couple. Aku jadi tidak sabar melihat ekspresinya nanti ketika tahu jaket ini jaket couple.
"Yuk kak, keburu malem" ajaknya, kita menyisiri jalan itu dengan berjalan kaki dan menuntun sepeda. Sesampainya di pantai Maira langsung duduk di atas pasir.
"Mai, kalo seandainya aku ada uang kamu mau engga tinggal disini... mungkin untuk satu tahun atau beberapa tahun, sepertinya kamu sangat menyukai tempat ini" tanyaku membuka obrolan.
"Haha kakak kalo becanda suka garing ah..."
"Lah emangnya aku terlihat becanda? Aku serius" jawabku dengan lugas dan tegas, dia tersenyum.
"Menyukai juga ga harus tinggal disini kak... mendingan uangnya disedekahin biar berkah, toh bahagia kita yang buat" kenapa penjelasannya malah membuatku semakin menyukainya. Ah, apa hanya aku saja yang sudah mulai suka?? Apa dia sama sekali belum merasakan rasa suka? Sudahlah Zam toh kamu yang bilang untuk menjalani saja urusan nanti suka atau tidak itu bisa diminta pada Allah yang Maha pembolak-balik hati.
Aku merangkul pundaknya, ku bawa kepalanya untuk bersandar dibahuku, tidak ada penolakan. Apa dia mulai luluh? Hatiku seakan-akan sedang menaiki kora-kora yang siap mengaduk-aduk tubuh manusia yang menaikinya.
"Maii semoga kita memang ditakdirkan untuk bersama ya..."
Hening dia tidak menjawab ucapanku, tapi tunggu aku merasakan pergerakan di pinggangku, oh ternyata tangan kirinya merangkul pinggangku.
Aku semakin ber-iyes ria dalam hati. Mukaku sudah berseri-seri.
"Kak pulang yuk kayanya Maira udah ngantuk deh" ucapnya membuyarkan lamunanku.
"Ehhh iya Mai... kita naik cidomo aja yaa"
"Iya kak" dia mengangkat kepalanya lalu menoleh ke arah ku.
cup apa aku sedang tidak bermimpi? Maira tiba-tiba mencium pipiku. Aku segera menoleh ke arahnya. Dia tertunduk malu mukanya sudah bersemu merah.
Kuangkat kepalanya, dia tersenyum.
"Hehehe maaf ya kak... itu hadiah buat kakak karena udah buat Maira seneng"
"Engga Mai kakak seneng kok... sering-sering aja ya cium kakak tiba-tiba hahaha" Ku dekatkan wajahku kepadanya, hembusan nafas kami seperti beradu.
Cup bibirku mendarat di bibir mungilnya, dia terkejut.
"Kakak ih.... nyuri first kiss Ku... padahal rencananya nanti kalo Aku udah benar-benar yakin sama kakak" ucapnya kesal. Aku tertawa cekikan, membuatnya semakin geram.
"Maaf tapi itu bukan yang pertama. Ini yang kedua kalinya" Aku mengangkat jari ku dan membentuk simbol peace. Maira menautkan alisnya.
"Kapan? Aku aja ga merasa pernah berciuman sama kakak" tanyanya mencari kebenaran.
"Waktu malam pertama, abis bersihin bekas make up mu hehehe maaf yaa Mai"
"Kakak pengecut sekali.... bisa-bisanya mencium orang saat tidak sadar" cibirnya.
"Oh kamu mau aku cium lagi??? mumpung sekarang masih sadarkan" godaku dengan mengedipkan sebelah mata. Dia bergidik, lalu mundur.
"Udah yuk pulang, udah malem"
"Hmmm bisa aja ngalihin perhatian" akhirnya aku mengalah, dan beranjak pergi mencari cidomo untuk mengantarkan kami kembali ke resort.
Sepanjang perjalanan kami saling diam, larut dalam pikiran masing-masing.
***
Hai guys gimana kabarnya? semoga selalu dalam keadaan sehat yaaa🤗🤗😚
Hari ini tepat hari ke-10 author nyemplungin diri bergelut dengan tulisan. Tapi mungkin selesai review nanti tengah malem atau besok pagi.
Semoga suka yaaa....
Jangan lupa untuk komen dan menerima kritikan.
Love you guys 😘💝
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
PULPEN TANPA TINTA
Semangat terus thor..
tambah sukses ya thor🙂🙂
dan saling dukung 🙂
ijin Promo 🙏
"DUO BUCIN 21+"
2020-10-11
0
Umi Yan
Lanjut thor, ditunggu lagi up terbarunya😊
Maaf, ijin promo yah thor "Cinta Sang Desainer" terimakasih😊🙏
Semangat dan sukses selalu utk authornya😊👍💪🙏
2020-10-11
1
ZalikaAngel 🤧🥀❣️
Hae hae hae like and vote sudah mendarat jangan lupa baca novel ku“Playboy dan Siculun" jangan cuman di lihat di like dan vote juga!! tinggalkan jejak
2020-10-11
1