Hadiah Pernikahan

Happy Reading

Semoga Kalian suka yaa....

Tepat setelah Adzan magrib berkumandang, Azzam dan Maira sampai di rumah 2 tingkat yang terlihat megah dengan pagar yang menjulang tinggi. Desain rumah yang begitu unik sehingga elok untuk dipandang. Objek pertama yang membuat Maira kagum adalah sebuah taman kecil yang terdapat kolam ikan disana tepat disamping rumah. Tunggu, sekarang pandangannya fokus menatap rumah pohon yang tidak seperti rumah pohon pada umumnya. Pada umumnya rumah pohon terletak hampir di pucuk pohon tapi ini berbeda jarak rumah pohon dengan tanah mungkin hanya 1 meter. Pohon yang digunakan sebagai media penyangganya tidak hanya terdiri dari satu batang pohon saja, tapi ada beberapa batang pohon yang jaraknya berdekatan. Tiang bagian depan yang dijadikan penyangga terbuat dari kayu utuh yang kulitnya tidak terpotong. Terdapat dua tangga yang melengkung dari arah samping kanan dan kirinya. Terdapat jendela, kursi serta meja disana. Rasanya MAira ingin pergi kesana dan berswafoto sepuasnya. Belum sempat Maira berpindah objek pemandangan tangannya sudah ditarik oleh Azzam untuk masuk ke dalam rumahnya.

"Kak... yah padahal Maira pengen kesana tau" ucap Maira menunjuk rumah pohon yang sedari tadi ia pandangi.

"Mai, ini udah magrib... besok pagi aja yaa"

"Yah.. ga seru nih" ucap Maira dengan wajah muram.

"Besokkan juga bisa Mai... lagi rumah pohonnya juga ga bakalan pindah, dia tetep disitu kok" dengan berat hati dan memendam kekecewaan Maira berjalan mendahului Azzam. Setelah di depan pintu dia malah ragu-ragu untuk masuk ke dalam.

"Tadi aja sok-sokan jalan duluan eh sekarang malah diem kaya patung. Udah ayok masuk! Assalamualaikum" ucap Azzam sembari membuka pintu.

"Kok sepi sih kak... ga ada yang jawab lagi"

"Kamu tuh gimana sih... beberapa menit yang lalu kan adzan, ya pasti udah pada solat Mairaa..." Maira mangut-manggut mendengar penjelasan Azzam. Azzam berjalan ke arah kamarnya sementara MAira mengekor dibelakangnya. Ternyata kamar Azzam berada di lantai 2, tepat di samping balkon.

ceklek Azzam segera masuk ke dalam dan menuju kamar mandi.

Maira disambut dengan jejeran-jejeran piala yang tertata rapih dalam lemari kaca. Sedangkan di dinding terdapat beberapa piagam yang telah terbingkai cantik menempel di dinding tempok. Maira mengedarkan pandangannya, kamar itu lebih luas daripada ukuran kamarnya. Di pojok kamar tepat di samping jendela terdapat sofa berwarna putih berukuran 2 meter lengkap dengan 4 bantal sofa dan mejanya. Dia berjalan mengitari ruang kamar Azzam, menuju rak buku.

"Wah buku bacaannya banyak banget, bahkan melebihi buku bacaanku.. pantes pinter" gumam Maira yang masih terpaku dengan rak 4 susun dengan ukuran 2,5 meter yang penuh dengan buku-buku tanpa ada celah sedikitpun. Maira mengambil salah satu buku secara acak, ia menarik buku tersebut dengan hati-hati. "Catatan seorang demonstran" begitulah judul yang tertera disana. Dia membaca sekilas sub bab yang ada disana kemudian membuka lembar demi lembar dan membacanya.

Sementara itu, Azzam keluar dari kamar mandi kemudian langsung menggelar sajadahnya menunaikan solat magrib. Setelah selesai, Azzam berdzikir dan berdoa. Doanya apa? tanya saja kepada Azzam, tapi pastinya dia menyelipkan doa Rabbana hablana min azwaajina, wa dzurriyyatina qurrota a'yun, waja'alna lil muttaqina imama dan disambung dengan Robbi hablii milladunka zaujatan thoyyibah akhtubuhaa wa atazawwaju biha watakunu shoohibatan lii fiddiini waddunyaa wal aakhiroh (Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa (QS. Al-Furqan: 74). Ya Robb, berikanlah kepadaku istri yang terbaik dari sisi-Mu, istri yang aku lamar dan nikahi dan istri yang menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia dan akhirat)

Setelah selesai dia melanjutkan solat rawatib, karena waktu isya sebentar lagi tiba ia gunakan waktu itu untuk membaca al-qur'an. Dia membaca surah an-nisa dengan suara yang begitu merdu. Mungkin orang yang mendengar lantunan itupun bisa saja mendapatkan ketentraman jiwa, seperti halnya Maira. Lantunan Azzam sangatlah indah dan menyentuh kalbu, membuat Maira meneteskan air matanya. Dia meresapi satu per satu ayat yang dibacakan oleh Azzam karena sedikit tahu makna yang terkandung di dalamnya.

Dalam hatinya ia mengucapkan syukur kepada Allah karena telah memberinya laki-laki yang soleh sebagai suaminya, hati kecilnya berharap bahwa Azzam memanglah jodoh yang telah Allah takdirkan untuknya. Meski dengan cara apapun Maira bisa bertemu dan menikah dengan Azzam kalaulah memang benar-benaar jodoh pasti akan bertemu, Allah tidak akan ingkar pada janjinya.

Suara adzan isya terdengar saling bersahut-sahutan, membuat Azzam menghentikan bacaan Qur'annya. Dia mengakhirinya dengan membaca Subhanakallahumma wa bihamdika laa ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaika. Lalu berdiri dan menunaikan solat isya.

Sementara itu, Maira masih memandangi punggung suaminya, ia memperhatikan Azzam dari awal solat sampai Azzam mengucap salam. Maira yang melihat Azzam sudah selesai solat langsung menghampur ke arah Azzam dan memeluknya dari belakang. Azzam yang hendak membaca wirid akhirnya tidak jadi karena Maira sudah bergelayut manja di belakangnya.

"Mai... kamu kenapa?" tanya Azzam yang penasaran dengan sikap Maira.

"Engga kenapa-kenapa kak. Maira laper"

"Yaudah ayok turun mama sama papa pasti udan nunggu di bawah. sebentar kakak ganti baju dulu" Azzam berlalu meninggalkan Maira dan langsung berganti pakaian dengan pakaian rumah.

"Udah kak? Ayok.. Maira udah laper banget ni hehehe" Azzam mencibir halus pada Maira, Maira hanya tersenyum menanggapi Azzam. Mereka berdua meninggalkan kamar dan berjalan menuju ruang makan. ternyata di ruang makan sudah ada mama dan papanya. Mereka bergegas karena tahu kedua orangtuanya telah menunggu.

"Assalamualaikum mamaku..."

"Waalaikumussalam..." jawab papa Efendi dan mama Retna dengan barengan padahal yang disapa tadi hanya mamanya. Tapi menjawab salam itu hukumnya wajib ya kakak!

"Eh menantu mama makin hari kelihatannya makin cantik deh" ucap mama Retna sembari mencolek pipi Maira. Maira duduk di samping mama retna sedangkan Azzam berada di depannya. Maira tersenyum kemudian menunduk karena malu.

"Ma... abang belum pulang ya?" tanya Azzam yang kemudian dijawab dengan gelengan kepala.

"Udah biarin aja nanti kalo dia udah abis duitnya juga bakal balik ke rumah"

"Emang Abang kabur kemana pa?" selidik Azzam.

"Kemana lagi kalo engga ke UK. Paling juga nemuin gadisnya" ucap papa Efendi dengan muka masam yang terlihat malas membahas perihal Adnan."Udah kalian ga usah mikirin Adnan lagi, penting kalian jaga keharmonisan rumah tangga kalian aja" imbuh Efendi memberikan sedikit petuah.

"Silahkan sayang... makan yang banyak yaa... ini sayurnya juga" imbuh mama Retna seraya mengambilkan lauk pauk ke piring Maira.

"Makasih Ma... Kak Azzam mau makan apa biar Maira ambilin"

"Ehmm mau tumis cumi samaaa apa yaa" tunjuk Azzam sambil berpikir kira-kira makanan mana yang akan masuk ke dalam mulutnya. Maira mengambilkan tumis cumi terlebih dahulu dan menaruhnya di piring Azzam.

"Mau pakek soup atau capcay?"

"Soup aja..." Maira mengambil Soup dan menuangkannya di magkok yang ada di dekat Azzam. KEmudian mereka menikmati makanan tanpa mengeluarkan suara lagi, sangat menjaga adab. Beruntungnya Maira memiliki keluarga yang sama-sama menjaga dan mengaplikasikan sunnah-sunah Rasul.

Dalam waktu kurang lebih 15 menit makanan di piring mereka sudah tandas dan tak menyisakan bekas sedikitpun.

"Azzam, Maira ada yang ingin papa sampaikan pada kalian. Nanti kita ngobrol-ngobrol ya di ruang keluarga" ucap papa Efendi. Maira dan Azzam mengangguk kemudian Maira ikut membereskan piring-piring kotor.

"Kak, kakak temui papa dulu ya.. Maira masih harus nyelesain ini"

"Udah sayang ga usah itu ada mbok Iyem. Nanti keburu kemaleman" ucap mama Retna.

"Iya non, biar mbok aja yang beresin... " ucap Mbok Iyem yang sudah siap untuk mencuci piring. Akhirnya Maira meninggalkan Mbok Iyem di ruang makan itu dan mengikuti Azzam untuk menemui mertuanya.

"Sini nak duduk, jangan sungkan-sungkan" kata Efendi yang mempersilahkan Maira duduk.

"Eh iya pa... ini juga lagi menyesuaikan diri mirip bunglone hehe" semua yang ada di sana ikut tertawa mendengar kelakar Maira.

"Jadi gini... Papa sama mama udah mikirin ini daritadi pagi... mengingat apartmu yang jauh dari kampusnya Maira, kami berdua udah beliin kalian rumah yang deket dengan kampus Maira, hitung-hitung itu untuk hadiah pernikahan." ucap Efendi. Maira tidak menyangka jika mertuanya sangat perhatian padanya, dia merasa senang karena memiliki mertua yang baik.

"Makasih yah pa, ma... Azzam gatau lagi mau bales kebaikan kalian gimana. Sebenernya Azzam pengen beli dari hasil kerja Azzam sendiri tapi berhubung sudah terlanjur diberi yasudah Azzam hanya bisa menerimanya dengan ikhlas"

"Ehmmm pertamanya aja yang manis ujungnya malah kaya gitu" ucap mama Retna. Azzam malah tertawa cengengesan, Maira hanya sibuk memperhatikan sedangkan Efendi sudah disibukkan lagi dengan benda pipih yang berada ditangannya. Mungkin, masalah kerjaan.

"Terus yang paket honeymoon itu gimana ma... Jadi? bukannya mama udah pesenkan yaa" tanya Azzam.

"Oh itu ya jelas harus direalisasikan dong... jangan lupa pulang bawa cucu" Maira yang mendengar itupun langsung lesu.

"Eh..hhh tapi bukannya reservasinya atas nama abang ya ma?"

"Tenang itu semua udah mama urus sayang.... pokoknya kalian tinggal nikmatin honeymoon dengan tenang..."

"Ehmm.. kalo boleh tau kapan ya ma waktunya?" tanya Maira sedikit penasaran.

"Besok kalian berangkat... ini tiketnya" mama Retna menyodorkan 2 tiket pesawat, Maira menerimanya. Matanya langsung berbinar cerah ketika mendapati Lombok sebagai tujuannya. Sudah sejak lama dia ingin pergi ke sana tapi belum diberi kesempatan untuk mengunjungi daerah yang sangat didambanya. Mama yang melihat ekspresi Maira langsung tersenyum puas.

"Ternyata pilihan kamu ga salah Zam" ucap mama Retna menyenggol lengan Azzam. Azzam yang tidak tahu menahu hanya mengedikkan bahunya.

"Eh.. kok pilihan kak Azzam ma?' tanya Maira semakin penasaran.

"Iya... diakan yang rekomendasiin buat pergi ke Lombok. Ternyata kalian itu punya ikatan batin... berati Adnan pergi itu memang sudah takdir Allah"

"Mama udah bikin kesimpulan gitu aja sih... " ucap Azzam yang sedikit tidak setuju dengan pendapat mamanya, padahal dalam hatinya ia ikut membenarkan apa yang dikatakan mamanya.

" Ehm Ma... kayanya aku harus beres-beres dulu deh buat nyiapin barang-barang yang mau dibawa" ucap Maira.

"Azzam juga deh ma... Azzam kan bentar lagi sidang. mau ga mau harus bawa-bawa bahan dan pelajarin ulang"

imbuh Azzam beralasan padahal dia ingin segera tidur dan memeluk Maira dalam tidurnya.

"Hmmm kalian mentang-mentang pengantin baru kompak. Yaudah gih sana tidurnya jangan malem-malem"

"Iya mamaku sayang" ucap Azzam kemudian mencium pipi mama Retna.

"Kami ke atas dulu yah ma.." mereka menyalami mama Retna dan papa Efendi. Efendi sedikit kaget pasalnya belum ada beberapa menit mereka berkumpul malah sudah ingin pergi lagi. Padahal jelas-jelas ia yang sibuk sendiri dengan tabletya.

"Loh kalian mau kemana?" tanya Efendi.

"Mau ke kamar istirahat. Lagian papa daritadi sibuk sendiri"

"Hmmm"

"Udah pa biarin aja siapa tau mereka mau ngulang yang semalem" ucap mama Retna dengan terkekeh. Padahal mereka tidak tahu jika semalam tidak terjadi apa-apa dan Maira pun sedang menstruasi terlebih Azzam belum siap untuk melakukan hal itu pada Maira. Azzam dan Maira tidak menanggapi ucapan mamanya, mereka berlalu menuju kamar Azzam meninggalkan mama Retna dan Efendi di ruang keluarga.

***

Huaaaa author juga pengen jalan-jalan cuci mata, tapi masih pandemi.

Thank you guys sudah menyempatkan waktu untuk membaca kisah ini :)

Feel free to like and comment :)

Episodes
1 Terserah
2 Lamaran
3 Menuju Halal 1
4 Menuju Halal 2
5 Menuju Halal 3
6 Hari H
7 Sah? SAH!!
8 Secepat Itukah?
9 Teman Hidup
10 Malam Pertama?
11 Darah
12 Pulang ke Rumah Mertua
13 Mood Swings
14 Hadiah Pernikahan
15 Honeymoon 1
16 Sun Aku Dong!
17 Sunset with dearest husband
18 Witing Tresno Jalaran Soko Kulino
19 Honeymoon 2
20 Ini yang kedua
21 Honeymoon 3
22 Aku Mesin ATMmu
23 Win-Win Solution
24 Welcome Back to Jakarta
25 Aku Bukan Bang Toyib
26 Dia Suamiku
27 Dia Suamiku
28 Apa aku salah jika berharap?
29 Perihal Jodoh
30 Morning Kiss by Online
31 Sopir Dadakan
32 Maaf Tidak Menepati Janji
33 Jangan Sentuh Istriku
34 Introspeksi Diri
35 Menjemput Kesempatan Kedua
36 Mengakui Kesalahan
37 Pelukan Kakak Beradik
38 Coba-coba Berhadiah
39 Tim Ses
40 Rumah Baru
41 Pisang
42 The Power of Maira
43 Ternyata Cuma Mimpi
44 Gosong
45 Mama Muda
46 Balasan Kelinci Nakal
47 Harta yang Paling Berharga adalah Keluarga
48 Gara-gara Drakor
49 0,9
50 Jaka Tarub dan Bidadari
51 Jadilah Pacarku!
52 Hantu Cinta Pertama
53 Papa dan Mama Kucing
54 Selamat Tinggal
55 Catatan Maira
56 Pisah Ranjang
57 Pilu
58 My Support System
59 Dia Tidak Marah Lagi
60 Telpon Ga Yaaa? Tapi Aku Gensi… Huuuuh Rindu Ini Menyiksaku
61 Ternyata...
62 Diculik?
63 Mauku??
64 Villa Puncak
65 Menyelamatkan mu (18+)
66 Jangan Pisahkan Kami
67 Mempertahankan mu
68 Kekuatan Doa
69 Karena yang Asli Ada Cap Badaknya
70 Qurotul Uyun
71 Mimpi Buruk
72 Kasih Judul Sendiri
73 72
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Terserah
2
Lamaran
3
Menuju Halal 1
4
Menuju Halal 2
5
Menuju Halal 3
6
Hari H
7
Sah? SAH!!
8
Secepat Itukah?
9
Teman Hidup
10
Malam Pertama?
11
Darah
12
Pulang ke Rumah Mertua
13
Mood Swings
14
Hadiah Pernikahan
15
Honeymoon 1
16
Sun Aku Dong!
17
Sunset with dearest husband
18
Witing Tresno Jalaran Soko Kulino
19
Honeymoon 2
20
Ini yang kedua
21
Honeymoon 3
22
Aku Mesin ATMmu
23
Win-Win Solution
24
Welcome Back to Jakarta
25
Aku Bukan Bang Toyib
26
Dia Suamiku
27
Dia Suamiku
28
Apa aku salah jika berharap?
29
Perihal Jodoh
30
Morning Kiss by Online
31
Sopir Dadakan
32
Maaf Tidak Menepati Janji
33
Jangan Sentuh Istriku
34
Introspeksi Diri
35
Menjemput Kesempatan Kedua
36
Mengakui Kesalahan
37
Pelukan Kakak Beradik
38
Coba-coba Berhadiah
39
Tim Ses
40
Rumah Baru
41
Pisang
42
The Power of Maira
43
Ternyata Cuma Mimpi
44
Gosong
45
Mama Muda
46
Balasan Kelinci Nakal
47
Harta yang Paling Berharga adalah Keluarga
48
Gara-gara Drakor
49
0,9
50
Jaka Tarub dan Bidadari
51
Jadilah Pacarku!
52
Hantu Cinta Pertama
53
Papa dan Mama Kucing
54
Selamat Tinggal
55
Catatan Maira
56
Pisah Ranjang
57
Pilu
58
My Support System
59
Dia Tidak Marah Lagi
60
Telpon Ga Yaaa? Tapi Aku Gensi… Huuuuh Rindu Ini Menyiksaku
61
Ternyata...
62
Diculik?
63
Mauku??
64
Villa Puncak
65
Menyelamatkan mu (18+)
66
Jangan Pisahkan Kami
67
Mempertahankan mu
68
Kekuatan Doa
69
Karena yang Asli Ada Cap Badaknya
70
Qurotul Uyun
71
Mimpi Buruk
72
Kasih Judul Sendiri
73
72

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!