Azzam bergegas melangkahkan kakinya menuju kamar tempatnya menginap. Dua tangannya penuh dengan tentengan barang belanjaan milik istrinya. Dia melirik pergelangan tangannya, melihat jam disana. Tak terasa dia sudah keluar hampir 2 jam lamanya, sampai tiba waktunya sarapan.
ah nanti ajalah gampang, kasian Maira dari tadi sendirian di kamar. pikirnya
ting bunyi lift terbuka. Nafasnya tersenggal-sengal karena sedikit berlari ke arah kamarnya. Ternyata Maira sudah tertidur pulas, masih dengan lilitan selimut di tubuhnya. Azzam mendekatkan dirinya ke tempat Maira. Dia bangunkan Maira dengan menggoyang-goyangkan bagian kakinya. Maira menggeliat mengerjapkan matanya agar cahaya masuk ke dalam retinanya.
"Ini Mai... buruan gih ganti!" ucap Azzam sembari menyodorkan barang titipan Maira.
"Iya kak... makasih yaa" Maira menyambar barang yang disodorkan Azzam. "Eh kok banyak banget pembalutnya, ini juga gamis sama jilbabnya..." imbuhnya setelah melihat paper bag yang sudah ada ditangannya.
"Oh itu ya... gapapalah itung-itung bagi-bagi rezeki mumpung masih pagi" dalih Azzam.
"Hmmm" Maira mengambil salah satu gamis dengan acak, tidak memperdulikan warna maupun modelnya. Dia berjalan menuju kamar mandi dengan selimut yang masih membungkus tubuhnya. "Oiya Ka... jangan tiduran di kasur kayanya ada noda lagi disitu"
"Iya gampang udah sana kamu mandi lagi"
Azzam kemudian melihat ke arah ranjang dan benar saja dia mendapati bercak noda disana.
apa aku bersihin juga ya? tapikan itu darahnya Maira! ah biarin ajalah! Azzam bermonolog dalam hatinya. Dia mengambil guling dan bantal kemudian berlalu meninggalkan ranjangnya. Dia merebahkan dirinya di atas sofa.
kriukkk kriukkk kriukkk (bunyi perut) Azzam. Sepertinya cacing-cacing yang ada di dalam perutnya ingin segera diberi makan, mereka kelaparan. Sebisa mungkin ia tahan rasa laparnya sampai Maira selesai dari kamar mandi.
Setengah jam berlalu tapi Maira belum menampakkan dirinya, dia masih berada di dalam kamar mandi. Azzam khawatir ia berjalan menuju kamar mandi. Belum sempat ia mengetuk pintu kepala Maira sudah menyembul keluar dari sana.
"Eh ada apa kak?"
"Engga Mai... kamu buruan siap-siap yaa kita pulang dulu ke rumah mu" Maira menggangguk. Dia bereskan barang miliknya dan milik Azzam.
"Kak, ini gimana Maira lupa belum bersihin bekas di sprei baru. Maira bawa pulang aja kali yaa dibersihin di rumah?" Maira memasukkan seprei ke dalam paper bag miliknya. Azzam tampak berpikir kemudian mengganggukkan kepalanya.
"Iyaudah gapapa nanti kita bilang ke resepsionisnya, Abang juga gak bakal minta ganti rugi gara-gara 1 sprei doang"
"hmmm... yaudah ayok ka Maira udah siap"
Keduanya berjalan dengan langkah yang sama, Azzam mengambil tangan kanan Maira untuk dia gandeng. Akhirnya mereka keluar dengan bergandengan tangan layaknya sepasang kekasih.
***
"Assalamualaikum...." ucap Azzam dan Maira berbarengan.
"Waalaikumussalam... eh anak bunda udah pulang" jawab bunda Arsy yang menyambut kedatangan putri serta menantu barunya. Kemudian Maira dan Azzam bergantian menyalami bunda Arsy.
"Ayok sini masuk... Azzam jangan sungkan-sungkan. Aggap aja rumah sendiri. Kalian udah sarapan belum?"
Azzam dan Maira menggelengkan kepalanya.
"Yaampun Maira.. udah setengah 9 kamu belum sarapan kalo asam lambungmu naik gimana?"
"Iya bundaa maaf tadi pagi ada insiden kecil soalnya... Ayok kak kita sarapan dulu" Maira mengajak Azzam menuju ruang makan. Dia melayani suaminya dengan baik, dia menarik kursi dan mempersilahkan Azzam duduk. Dia mengambilkan piring kemudian menyentongkan nasi untuk Azzam. Bunda Arsy yang melihat Maira dari kejauhan tersenyum bangga pada putrinya. Akhirnya pelajaran serta wejangan yang diberikan selama ini tidak sia-sia.
"Mau pakek lauk apa kak?" tanya Maira sopan.
"Ikan sama tumis kangkungnya aja" ucapnya sambil menunjuk menu di depannya.
"Eh udah agak dingin... mau diangetin dulu engga kak?"
"Ehmm... engga usah Mai nanti ngerepotin kamu. Lagian kakak juga udah laper banget"
Maira akhirnya mengambilkan lauk yang tadi diminta Azzam.
"Maaf ya kak... karena Maira kakak jadi telat makan"
"Udah gapapa, kita juga sama-sama telat makan kok. Yaudah makan dulu Mai" ucap Azzam kemudian dia mulai menyendokkan makanan ke dalam mulutnya dan diikuti oleh Maira.
Kok Maira lunak gini kalo didepan orang tuanya ya? Padahal diakan lagi pms... batin Azzam.
10 menit berlalu merekapun menyelesaikan makannya. Maira membereskan bekas makan mereka, kemudian mencuci piring yang tadi dia pakai. Sementara itu Azzam memandangi Maira dari belakang. Tampaknya ia masih canggung berada di rumah Maira, karena memang masih merasa asing. Baru tiga kali dia menginjakkan kakinya ke rumah Maira.
Setelah Maira selesai mencuci piring dia berjalan menuju kulkas dan mengambil kunyit, gula merah, serta asam jawa. Dia parut kunyit itu sampai benar-benar lembut kemudian dia masukkan ke dalam panci yang sudah diberi air, ia nyalakan kompor. Ia tunggu sampai mendidih lalu memasukkan gula merah serta asem jawa setelahnya. Setelah dirasa benar-benar larut dan tercampur rata ia matikan kompor dan meniriskannya lalu menunangkannya pada gelas.
Azzam yang memperhatikan hal itu merasa takjub dengan kelihaian istrinya dalam membuat jamu untuknya.
"Mai kamu pinter banget deh... mandiri lagi" puji Azzam.
"Eh kakak engga gitu cuma Maira udah terbiasa ngelakuin hal ini sendiri. Kakak mau nyoba jaumnya?" Azzam yang disodorkan jamu berwarna kuning kecoklatan itupun bergidik membayangkan rasanya saja sudah pengen muntah apalagi jika benar-benar meminumnya. Tapi berbeda dengan Maira dia meminumnya sampai benar-benar tandas tak tersisa barang setetes pun. Azzam langsung melongo.
"Ditutup kak mulutnya, kalo setan masuk bahaya" ucap Maira mengingatkan Azzam, sejurus kemudia Azzam menutup mulutnya dengan punggung tangannya.
"Kakak mau dibuatin kopi atau teh? atau mau minum jus mungkin?"
"En..engga Mai udah kakak minum air putih juga cukup kok. Oiya, perut kamu udah baikan?"
"Alhamdulillah udah agak mendingan" Azzam tersenyum lega mendengarnya.
Tak lama ayah Maira keluar dari ruang kerjanya. Dia menghampiri Maira dan Azzam yang sedang duduk di ruang makan.
ehem ehem ehem.... Alamsyah berdehem sedikit dikeraskan. Keduanya pun menoleh ke sumber suara.
"Ehehehe ada ayah... maaf yah Maira gatau kalo Ayah ada dirumah" ucap Maira kemudian menyalami dan mencium tangan Ayahnya dengan takzim lalu Azzam mengikuti.
"Sudah lama atau baru nyampe?" tanya Alamsyah.
"Sekitar setengah jam lalu om" merasa keliru dengan ucapannya diapun meralat "aa..yah maksudnya..." jawab Azzam terbata.
"Besok-besok kalo kamu salah manggil lagi, ayah suruh kamu lari keliling kompleks" Azzam tersenyum kecut, wajahnya sudah berubah pias.
"Ayah ini bukannya ngasih hal yang berfaedah malah ngasih yang unfaedah. Coba ayah suruh kak Azzam buat nyuci mobil Ayah... itung-itung hemat tenaga kaya buy 1 get 2 hehe" ucap Maira terkekeh. Azzam yang mendengar itupun langsung mendelik tajam ke arahnya. Sementara Maira dan Ayahnya sudah tertawa cekikan.
"Udah, udah ketawanya... kasian Azzam baru jadi mantu udah dibully kaya gini nanti bisa stress dia kalo tahu tiap hari kamu ga bener" ucap Alamsyah melerai, Maira langsung menghentikan tawanya.
"Maaf ya kak... Kaka jangan kapok kalo maen ke rumah ini" Azzam hanya tersenyum simpul.
"Udah sana Ra, ajak suamimu ke kamarmu! siapa tau dia butuh istirahat setelah melewati malam yang panjang haha" ucap Alamsyah kemudian berlalu meninggalkan sepasang pengantin baru itu.
"Ehmm... yaudah kakak ke kamar Maira aja dulu, Maira siapin kudapan"
Azzam menggangguk kemudian pergi meninggalkan Maira sendiri di ruang makan.
Azzam yang sudah berada dikamar Maira langsung menghamburkan dirinya diatas ranjang. Ia ingin kembali tidur. Namun, belum sempat ia memejamkan matanya bunyi pintu dibuka menggangunya.
ceklek...
Maira masuk ke dalam kamar lalu menuju nakas dan menaruh kudapan yang dibawanya.
"Mai.." pangil Azzam.
"Iya kak, kenapa?"
"Kamu kemasi barang-barang mu nanti sore kita pindah ke apart kakak. Tapi kita mampir dulu ke rumah mama" Maira pun mengganggukkan kepalanya. Sekarang, mau tidak mau dia harus tetap patuh pada laki-laki yang kini menjadi suaminya.
Tak lama setelah itu Azzam sudah terlelap. Maira mendengus kesal bisa-bisanya suaminya itu tidak tahu diri, mendengkur dengan keras. Padahal belum lama dia tertidur.
***
haturnuhun 😊🤗
ditunggu komen dari kakak-kakak semua🤗🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Riri ZM
azzam sebenarnya umur berapa sich thor
2020-10-16
0
Naila Putri
up lagi thor
2020-10-11
0