Happy Reading 🤗🙏
Mari menghalu bersama😭😂
***
Maira dan Azzam terbangun sejak jam 3 dini hari. Karena Maira semalam langsung tertidur pulas tanpa membereskan barang-barang yang akan dibawanya dia jadi tergesa-gesa. Jadwal keberangkatannya pukul 06:15 WIB dan akan tiba di Zainuddin Abdul Madjid International Airport pada pukul 09:25 WITA, yang berati waktu di Jakarta masih pukul 08:25. Selisih waktu bagian Tengah Indonesia dengan bagian Barat sekitar 1 jam.
Maira membereskan barang-barang miliknya dan milik Azzam dalam satu koper. Dia juga tidak lupa membawa kertas-kertas hasil praktikum untuk membuat laporan praktikum. Sepertinya waktu honeymoon akan dia habiskan untuk mengerjakan tugas.
"Mai kita berangkat jam 4 yaa... soalnya dari sini ke bandara kan lumayan lama. Ngejar waktu solat juga, biar subuhan disana daripada dijalan" Ucap Azzam setelah ia selesai mandi, kemudian melanjutkan solat tahajud. Maira yang sudah selesai dengan urusannya langsung pergi menuju kamar mandi.
Azzam solat dengan khusuk, dia menunaikan shalat tahajud dengan 8 rakaat kemudian dilanjutkan dengan solat witir 3 rakaat. Setelah selesai dengan solatnya Azzam memanjatkan doa kepada Allah. Banyak sekali yang ia minta dalam doanya. Dia juga berdoa untuk mendapatkan ketetapan hati.
Maira sudah selesai dengan urusan kamar mandinya keluar dengan menggunakan gamis ceruty yang bercorak bunga lengkap dengan jilbabnya yang menjuntai menutupi dadanya. Dia melihat jam yang ada di dinding kamarnya. Ternyata sudah jam 4, tapi Azzam masih sibuk mengadu pada sang khalik. Maira pun bingung ingin mengingatkan tapi tidak enak hati menggangu suaminya tapi jika tidak diingatkan dia takut akan telat.
eghem Maira mau tidak mau berdehem sedikit keras. Karena waktu juga terus berlalu. Azzam yang mendengar deheman Maira segera menyelesaikan doanya.
"Udah siap Mai?" tanya Azzam sembari melipat sajadah miliknya, Maira menggangguk. "Yaudah ayok ke bawah... pamit dulu sama papa mama" imbuh Azzam.
Mereka berjalan ke bawah dan menemui mama Retna serta papa Efendi di kamarnya. Mereka meminta doa agar diberi keselamatan, sampai tujuan dengan selamat. Mama Retna juga sempat memberikan petuah pada Azzam untuk selalu menjaga Maira. Setelah dirasa cukup mereka menyalami mama Retna dan Efendi kemudian pergi menuju halaman rumah. Disana sudah ada sopir Efendi yang akan mengantarkan mereka ke bandara.
Tepat seperti perkiraan Azzam, ketika mereka baru sampai di bandara terdengar suara adzan dari mushola. Untung saja jalanan masih lenggang jadi mobilnya bisa melaju dengan cepat tanpa khawatir akan bertabrakan dengan pengendara lainnya. Azzam bergegas menuju mushola dan meninggalkan Maira sendiri di depan mushola.
Setelah Azzam selesai dengan solatnya dia menghampiri Maira lalu mengajaknya untuk ke restoran cepat saji.
"Maira mau makan apa?"
"Terserah kakak aja Maira ngikut... eh Maira mau milk shakes"
Akhirnya Azzam memesan 2 porsi premium spicy bbq, 2 air mineral dan 1 milk shakes. Tidak menunggu lama, makanan yang dipesan sudah dihidangkan. Mereka memakannya dan menikmati makanan itu.
"Mai... coba dong milk shakesnya"
"Ih engga engga... ini punya Maira. Sono kakak beli lagi aja kalo mau" Maira segera menyeruputnya sampai tinggal seperempat gelas. Azzam bersungut-sungut kesal, sedangkan Maira malah memeletkan lidahnya, wlee.
"Alhamdulillah kenyang.... " ucap Maira yang sudah menghabiskan seluruh makanannya.
"Yuk Mai... Kita belum check in"
Setelah mereka selesai mengurus check in dan mendaftarkan bagasi, mereka masuk ke ruang tunggu mencari gate yang sesuai dengan pesawat yang mereka tumpangi. 20 menit kemudian terdengar panggilan untuk boarding.
***
Sesampainya di Zainuddin Abdul Madjid International Airport Azzam pergi ke baggage claim dan menyuruh Maira untuk menunggunya. Tak lama datang seorang pria berusia sekitar 25 tahun ke arah Maira.
"Halo kak, kak Maira bukan ya?" tanyanya dan dijawab dengan anggukan oleh Maira.
"Perkenalkan kak saya Rae tour guide yang akan memandu perjalanan kakak disini"
"Eh... Iya kak, pasti mama Retna yaa yang pesankan" Rae mengganggukkan kepalanya.
Tak lama Azzam kembali menghampiri Maira.
"Siapa Mai?" tanya Azzam menyelidik.
"Oh ini kak Rae dia tour guide yang dipesan mama"
"Oooh... "
"Perkenalkan kak saya Rae. Ayo kita ke resort dulu"
Azzam dan Maira mengikuti Rae menuju mobilnya.
"Oh iya kak kita lewat jalur Senggigi atau Pusuk yaa... " tanya Maira.
"Kamu nanya ke aku Mai...?" tanya Azzam.
"Yeuu sapa juga yang nanya ke kakak... orang Aku nanya ke kak Rey kok... geer banget sih"
"Lagian kamu manggil dia juga kakak..." ucap Azzam dengan kesal.
"Yaudah iya aku panggil mas Rey aja... gapapa kan mas Rey?" ucap Maira memberi penekanan kata mas disana. Azzam langsung memalingkan muka. Sedangkan Rey tampak menikmati keributan kecil dari pengantin baru itu.
"Mas Rey... kok malah cengengesan sih. Eh tau cengengesan engga?" tanya Maira yang semakin membuat dada Azzam terasa sesak merasa cemburu.
cih... apa-apaan dia, suami sendiri dipanggil kakak sedangkan orang lain malah dipanggil mas😑 gerutu Azzam dalam hati.
"Tau kok kak.... "
"Ih jangan manggil kakak mas padahal usia ku belum genap 20 tahun loh..."
"Terus saya harus manggil apa dong?" tanya Rey dengan kedipan mata genit padahal jelas-jelas Maira berada di belakang mana dia lihat tampang muka Rey.
"Panggil nama aja, Maira!"
"Oke siap... Oiya tadi belum saya jawab ya, kita lewat rute Senggigi" ujar Rey sembari fokus pada kemudinya.
"Emang kamu tahu Mai senggigi itu apa? jangan-jangan nanti kita malah diculik lagi sama dia..." ucap Azzam.
"Hush...." kemudian ia menimpuk lengan Azzam, Azzam mengaduh.
"Sakit tau Mai... kamu kecil-kecil gini tenaganya kuat juga yaa...." ucap Azzam sembari mengusap-usap bekas timpukan Maira.
"Makanya kalo ngomong itu yang bener... yakali mas Rey ganteng-ganteng gini mau nyulik kita" ucap Maira yang membuat Azzam semakin terbakar api cemburu.
"Heh suamimu itu lebih ganteng daripada orang lain... bahkan oppa-oppa Korea lewat" ucap Azzam tersenyum bangga.
"Ih... amit-amit deh punya suami yang pd gila" ucap Maira bergidik.
"Maira jangan gitu loh... nanti kualat" ucap Rey mengingatkan, sementara Azzam memalingkan mukanya dari Maira dan menatap tajam pada Rey.
"Kak kamu marah ya... maaf akukan cuma becanda..." Azzam hanya diam tidak menanggapi. "Ih kak nanti gantengnya ilang loh kalo cemberut gitu" Azzam masih tetap diam.
"Yaudahlah kalo kakak ga mau maafin Maira. Mas Rey berhenti dong" Rey sontak menghentikan laju mobilnya.
"Kenapa Maira?" tanya Rey.
"Aku mau balik aja ke Jakarta... percuma kalo disini ga dianggep" ucap Maira yang sudah memegang handle pintu mobil.
"Mai..." Azzam menahan tangan Maira yang sudah siap keluar dari mobil, Maira bergeming. "Jangan ngambek ih kamu mah kaya anak kecil"
"Ga salah? yang tiba-tiba ngambek itu kakak atau aku?" tanya Maira dengan nada oktaf.
"Iya kakak yang salah udah kamu jangan ngambek lagi geh..."
"Hmmmm"
"Sini duduk yang bener" Azzam merangkul pundak Maira dan menyenderkan kepala Maira di bahu kekarnya. "Ayo Rey jalan lagi!"
Rey pun kembali menjalankan mobilnya.
"Maira jangan sedih lagi... bentar lagi kita lewatin beberapa pantai. Pasti Maira seneng" ucap Rey, sepertinya dia tidak peduli dengan Azzam yang merasa cemburu, dia malah semakin senang untuk menggoda Maira.
"Serius mas.. yang bener?" tanya Maira tak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.
"Iya... tuh lihat udah banyak pasir putih" tunjuk Azzam dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya masih fokus mengemudi.
"Waaah iya... kak Maira mau lihat ke luar" ucap Maira mengangkat kepalanya yang menyender di bahu Azzam.
"Wiiih banyak banget boat yang berlayar disana" ucap Maira dengan mata berbinar terang seperti melihat tumpukan berlian. Dia membuka jendela mobil dan menikmati udara yang masuk ke sana.
"Kamu suka Mai?" tanya Azzam. Maira mengganggukkan kepalanya tanpa menoleh ke arah Azzam dia masih fokus dengan objek barunya.
Maira masih memandang takjub sepanjang jalan disajikan dengan pemandangan pantai Senggigi yang indah, serta hamparan pasir putih bersih yang terlihat masih sangat asri berbeda dengan pantai dikotanya. Dia menjumpai beberapa turis dan warga lokal di sepanjang jalan.
"Mas Rey nanti dari pelabuhan ke resort kira-kira berapa jam?" tanya Maira, Azzam yang merasa tidak dianggap memilih untuk memainkan gadgetnya.
"Sekitar 45 menit Maira... Oiya hari ini agenda kalian apa?" tanya Rey.
"Apa yaa...." Maira tampak berpikir "Aha aku mau snorkeling eh engga jadi deh" ucap Maira yang masih bimbang. "Kak kamu hari ini mau ngapain?" tanya Maira menyenggol lengan Azzam membuat Azzam terlonjak kaget dan hpnya langsung jatuh.
"Hah gimana Mai.. kamu tanya apa tadi?"
"Hmmm.. makanya jangan fokus hpan mulu! kamu hari ini mau ngapain kak?"
"Mau bikin anak... eh" ucap Azzam lalu menutup mulutnya. Maira langsung melotot tajam ke arah Azzam.
"Apaan sih kak.. orang Maira nanya serius juga!" Maira mendengus kesal tapi pipinya bersemu merah tidak bisa dihindari.
"Ehmmm Aku mau istirahat dulu nanti sore baru maen ke pantai"
"Ngapain coba sore-sore ke pantai?!"
"Yah sekedar jalan-jalan kan bisa Maira... sekalian liat sunset, kamu mau liat sunset ga?"
"Ih maulah kalo itu mah... gausah disuruh udah paling depan Aku. Berati kita hari ini cuma jalan-jalan sore sambil liat sunset mas Rey"
"Kok kamu ngajak ngomong Rey lagi sih?!!"
"Lah kan Mas Rey tour guide Kita kak... dia juga tadi nanyain agenda kita hari ini apa. Ga usah marah-marah ga jelas deh"
Ehemmm Rey yang sedang mengemudi berdehem.
"Gimana kalo mas Azzam sama Maira poto di deket sini ada spot poto bagus loh" tawar Rey pada pengantin baru itu.
"Ah poto sama Maira yaa.. yaudah ayo, kamu yang motion ya Rey"
"Siap, beres... nanti tinggal minta tagihan aja kan? hahaha" ucap Rey tertawa dan menular pada Azzam juga Maira. Akhirnya dalam mobil itu tidak lagi terjadi perang dingin.
***
Author bingung dengan selera readers... jadi maaf ya kalo ga sesuai dengan ekspestasi kalian🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments