Happy Reading, semoga suka yaa....
***
Rae menghentikan laju mobilnya tepat di bawah pohon rindang yang tak jauh dengan bibir pantai Senggigi. Angin
pantai yang lembut dan udara yang segar bercampur dengan aroma garam yang khas lebih dulu tercium sebelum mereka melihat deburan ombak yang masih berjarak beberapa meter dari tempat mereka. Angin lembut terasa seperti sedang mengelus kulit, memanjakan mereka sehingga ikut terbuai dan enggan pergi dari sana. Garis pantai Senggigi yang panjang dengan gradasi warna pasir putih membuatnya tampak elok dipandang. Deburan ombak yang tenang semakin membuat rasa tentram di dalam jiwa. Stres-stres yang dibawa sebelum dating ke tempat ini langsung hilang seketika. Bukit-bukit tangguh serta pepohonan yang menghiasi Nampak menjadi latar bagian pantai. Nyiur hijau yang ikut melambai-lambai serta hamparan permadani biru toska dengan campuran buih-buih berwarna putih tampak seperti lukisan yang nyata.
Mereka berjalan mendekati tepi pantai, Rae sudah mengalungkan kamera di lehernya dan siap sedia kapan pun sang majikan ingin meminta untuk memfotonya. Maira sudah berlari-lari kecil di atas hamparan pasir putih, dia terlihat sangat gembira. Azzam ikut berlari kecil mengejar Maira, eh ternyata keduanya malah jadi kejar-kejaran hahaha. Rae dengan sigap membidik berkali-kali ke arah pengantin baru yang tampaknya sedang kasmaran secara
diam-diaman.
“Maira…. Sini dulu kita poto keburu kamu ga sadar kalo nyemplung ke air nanti” ucap Azzam yang
terengah-engah karena kejar-kejaran dengan Maira.
“Hahaha iya kak bentar… Maira seneng banget soalnya. Jarang-jarangkan Maira ke pantai” jawab Maira yang
tersenyum puas memperlihatkan gigi-gigi putihnya.
“Buruan, nantikan bisa main lagi” Maira akhirnya menghampiri Azzam.
“Mas Rey….” teriak Maira “Mas minta tolong potoin kami ya… pak bos kalo ga diturutin suka bikin ilfeel soalnya
xixixi” Sepertinya hari ini Maira benar-benar puas bisa mengerjai Azzam.
“Awas kamu yaa nanti malem”
“Ngapain awas emang ada mobil mau lewat? hahaha”
“Oke baiklah aku akan memafkanmu karena kau sepertinya sangat bahagia”
“Udah kak buruan nanti ga jadi liat sunset lagi”
“Iya iya bawel! Rae siap ya… pokoknya hasilnya harus bagus” Rae mengangkat tangannya dan membuat lingkaran dengan ibu jari serta telunjuknya.
“Maira agak deket lagi coba biar so sweet..” ujar Rae sang juru poto. “Oke siap 1, 2, 3, cekrek cekrek cekrek” Azzam menggenggam tangan Maira menautkan jari-jari mereka lalu memberi isyarat pada Rae untuk membidiknya.
“Coba Rae potokan kami dari atas, Ra kita berbaring di sini” ucap Azzam.
“Ih kak.. nanti bajunya kotor, gimana sih!! Mending duduk aja ya mas Rae yaa?”
“Hmmm”
“Udah ayok buruan” Maira langsung duduk beralaskan pasir putih pantai. “lama banget deh kamu kak” Azzam akhirnya duduk disamping Maira. Maira menyenderkan kepalanya di bahu Azzam, Azzam yang awalnya sudah mau ngambek lagi akhirnya tidak jadi. Mereka duduk membelakangi air pantai. Rae pun kembali membidikkan kameranya ke arah mereka.
“Oke ada lagi gaya yang lebih bagus?” tanya Azzam, mereka tampak berpikir.
“Aha ku kira ini juga bagus. Ayok kak balik badan, nanti kakak rangkul aku yaa” ucap maira menjawab pertanyaan
Azzam. Kemudian mereka membalikkan badan Azzam melakukan hal yang disarankan Maira. Cekrek cekrek cekrek Rae mengambil gambaaar berkali-kali.
“Oke sudah… mau poto lagi?’ tanya Rae.
“One more” Azzam mengangkat telunjuknya.
“Mau gaya gimana lagi kak?’ Azzam langsung mengambil posisi jongkok.
“Eh… maksudnya kita poto ala-ala kodok gitu?" tanya Maira degan ekspresi keheranannya.
“Sembarang kalo ngomong. Sini naik ke punggung kakak biar kakak gendong”
“Eh apaan sih kak… emang kakak kuat gendong aku? Pasti engga! Udah deh tadi aja yang berbaring gapapa Maira
ikhlas”
“No, aku ga mau!”
Hmmm ini bos besar kalo engga di turutin pasti bakal ngambek lagi haduh… batin Maira. Akhirnya dengan berat hati Maira naik ke punggung Azzam. Keretek, sepertinya bunyi itu berasal dari tubuh Azzam. Azzam hanya nyengir kuda, masa bodoh dengan sendinya yang berbunyi. Sekarang yang terpenting adalah dia bisa menggendong Maira bagaimanapun caranya.
“Rae buruan foto… Mai kamu senyum yaa yang tulus” Maira yang mukanya sudah seperti kepiting rebus pun sebisa mungkin untuk tersenyum dengan tulus. Cekrek, cekrek, cekrek suara bidikan dari kamera Rae terdengar.
“Udah yuk pulang… Mai biarin kakak gendong kamu sampe mobil” ucap Azzam mengeratkan tangannya yang memegang punggung Maira agar tidak jatuh.
“Kak turunin ga… malu tau banyak orang” rengek Maira sembari memukul punggung Azzam.
“Sakit tau Maira… kamu mau ngelawan sama suami hh?” Maira langsung diam seribu bahasa tidak berani lagi
membantah. Akhirnya Maira menuju ke mobil dengan digendong Azzam. Dia malu banyak mata yang melihat ke arah mereka.
Sementara itu Rae hanya bisa meratapi kesendiriannya melihat keromantisan dari pengantin baru itu. Hatinya iri, dia jadi membayangkan bahwa Azzam adalah dirinya yang memperistri Maira. Mereka masuk mobil berbarengan kemudian melanjutkan perjalananya ke pelabuhan, karena untuk sampai ke Gili Trawangan harus menyebrang menggunakan kapal terlebih dahulu.
***
Mereka menyebrang menggunakan private speed boat yang ada setiap saat, berbeda dengan kapal lainnya, ya namanya juga private jadi bebas hehehe. Waktu tempuh yang dibutuhkan untuk sampai di Gili Trawangan sekitar 45 menit. Untuk bisa mencapai pulau itu mereka harus menyebrang dari starting point penyebrangan Gili Air, Gili meno, baru Gili Trawangan. Untungnya mereka menggunakan private speed boat jadi tidak harus mampir-mapir ke
pulau-pulau lain, langsung sampai tujuan dengan selamat. (seperti mengandung unsur iklan ini heyyy☹)
“Ka Azzam… yang baik, yang ganteng, yang soleh….” Panggilan Maira pada Azzam seperti terdapat suatu hal tersirat disana. Mereka sama-sama sedang memandang hamparan air laut disana. Untungnya speed boat yang mereka tumpangi tidak tertutup semua.
“Kenapa kamu… tiba-tiba jadi kemayu gitu”
“Gapapa hehehe…”
“Kamu seneng ada di sini?”
“Seneng banget kak… rasanya yang awalnya banyak beban pikiran jadi kaya tiba-tiba ilang semua. Kecuali…” Maira menggantungkan kalimatnya.
“Kecuali apa?” tanya Azzam penasaran.
“Kecuali tugas yang aku bawa… masih kepikiran ih sampe sekarang hehe”
“Siapa suruh juga dibawa-bawa”
“Ih kakak mah meni ga peka banget… percuma deh aku curcol begini”
“Loh kamu kok jadi marah…”
“Siapa yang marah cobaaa?”
“Kamu!” Azzam menunjuk Maira.
“Aku? Kenapa… aku cantik yaaa hahaha” Maira tertawa tanpa rasa malu.
“Idih… pede sekali anda”
“Emang aku cantik kok, kalo aku ganteng bisa-bisa kakak udah gugat cerai aku lagi dari abis ijab”
Hening, hanya menyisakan suara deru mesin speed boat.
“Tadi kamu mau minta tolongkan pasti… apakah ada yang bisa saya bantu nona?” ucap Azzam memecahkan keheningan setelah beberapa saat.
“Hmmmm…. Ga jadi deh udah males”
“Serius Mai… kamu mau minta tolong apa? Nanti dibilang ga peka lagi, ngambek terus tiba-tiba pengen pulang”
“Engga jadi kak… kakak juga pasti sibuk”
“Engga kok aku selalu ada untuk mu..”
“Ya ampun kak… kamu belajar gombal dari mana?” ucap Maira sembari menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Azzam
“Dari kamulah… istriku mau apa?” bisik Azzam di telinga Maira, dia merasa geli, pipinya sudah bersemu merah.
“Ehm baiklah… karena kakak memaksa sepertinya aku harus rela menyampaikan apa yang ku butuhkan” Maira diam sejenak, Azzam masih menunggu dia menatap Maira secara intens. “Bantuin Maira nugas ya kak…” dia mengucapkannya dengan mengerjap-ngerjapkan matanya sembari menangkupkan kedua tangannya. Azzam menjepit pipi Maira dengan kedua tangannya, sehingga membuat pipi chubby Maira semakin menonjol, Azzam semakin gemas. Lalu dia beralih mencubit pipi Maira dengan gemas.
“Awwww sakit tau kak… “ Azzam langsung menghentikan aktivitasnya.
“Maaf yaa… abis kamu gemesin banget jadi pengen nyubit pipi kamu setiap saat. Nanti kakak bantuin tapi dengan satu syarat” ucap Azzam sembari mengangkat telunjuknya.
“Ga ikhlas banget ih… ga lagi-lagi deh aku minta tolong ke kakak” ucap Maira dengan mengapitkan kedua
tangannya ke bawah ketiaknya lalu memalingkan muka.
“Kamu kalo lagi ngerajuk gini bikin gemes deh… jadi pengen godain kamu terus haha” Azzam tertawa
terpingkal-pingkal.
“Udah deh jadi mau bantuin aku atau engga?” tanya Maira yang masih memalingkan mukanya dari Azzam.
“Iya iya…. Tapi sun dulu” ucap Azzam dengan penuh harap.
“HAH?!! Sun matahari?? Kakak ngapain bawa-bawa matahari…. Mau kesana? Ih Maira mah ogah kita aja yang
jaraknya ribuan km masih ngerasa panas kebakar malah kakak mau ke sana” ucap Maira dengan kecerewetannya. Azzam mendengus kesal, bisa-bisanya Maira berpikir sun matahari. Padahal dia ingin Maira mencium pipinya.
“Bukan sun matahari Mairaaaaaa…. Sun pipi kanan sun pipi kiri” ucap Azzam mengetuk-ngetuk pipinya degan jari telunjuknya.
“Ih ga mau lah… yang lain aja deh”
“Yaudah jangan harap aku bantuin kamu. Biarin aja besok aku puas-puasin diving and snorkelling kamu puas-puasin aja sana ngerjain tugas” Maira yang mendengar itu langsung tertunduk lesu. Dia membuang
nafas dengan kasar.
“Baiklah demi snorkeling dan diving, aku ga mau udah capek-capek ke sini taunya malah ngerjain tugas doang…..
tapi di kamar aja ya… engga disini”
“No, aku maunya disini. Mumpung masih di atas boat Maira…. Mari kita abadikan momen penting dalam hidup kita” ucap Azzam sembari mengedipkan sebelah matanya.
“Genit banget kamu kak.. ih lama-lama ilfeel aku litanya”
“Oh jadi kamu ilfeel liat aku… yaudah kalo gitu jangan deket-deket sana duduk samping Rae aja”
“Hmmmm”
“Kenapa masih disini? Katanya ilfeel kalo liat aku…”
Cup. Maira mengecup pipi kanan Azzam, Azzam malah jadi salah tingkah.
“Katanya ilfeel tapi nyosor-nyosor hahaha”
“Udah yaa pokonya nanti kakak bantuin aku nugas”
“Eh siapa bilang udah…. Kan aku bilang diabadikan” Maira mendengus kesal, bisa-bisanya dia malah terlihat bod*h
di depan Azzam. “Rae coba potoin kami lagi” Rae yang sibuk dengan hpnya langsung menoleh ketika namanya terpanggil.
“Oh iya kak siap” Azzam membenarkan posisi duduknya.
“Ra… buruan! pokoknya kalo belum ada 5 poto kamu ga akan aku bantuin nugas” Maira membelalakkan kedua bola matanya.
“Dasar mengambil kesempatan dalam kesempitan’’ gerutu Maira sedangkan Azzam malah tersenyum puas. Maira mendekatkan wajahnya ke wajah suaminya dan cup sekali lagi Maira mendaratkan bibirnya di pipi Azzam. Cekrek cekrek cekrek Rae membidik objek yang ada di depannya, mengabadikan momen pengantin baru itu.
***
Jadi pengen sun bayi ehh bukan sun cium tapi sun cerelac xixixi. tapi sun baby kecil gapapa deh daripada sun bayi besar hehehe.
Ditunggu komen dan kritikannya kakak...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Eva Yanti
lanjut...😊😊😊
2020-10-08
1
PULPEN TANPA TINTA
Like All bab thor,, Nice 👍👍
ijin Promosi ya thor 🙏🙏
"DUO BUCIN 21+"
Lanjut semangat berkarya 😇😇
2020-10-08
0
Linn Lorette
lanjut trs
2020-10-08
1