Happy Reading 🤗😚
Peringatan! part ini lebih panjang guyss semoga kalian suka...
Maira lelah, dia mengusap kasar peluh yang bercucuran membanjiri dahinya. Sudah 2 jam lamanya dia berkutat dengan barang-barang yang akan dia bawa pindah. Dia membereskan semuanya sendiri tanpa dibantu oleh suaminya. Maira sedikit kesal, kenapa suaminya tidak peka.
"fyuuuh... punya laki kok ga bermanfaat" gumamnya.
ting ting bunyi notif pesan dari handphonenya. Ternyata pesan di WhatsAppnya sudah menumpuk belum terbaca. Maira baca sekilas kemudian menscroll mencari chat yang menurutnya penting, karena kebanyakan dari chat itu berisi ucapan selamat atas pernikahannya. Pandangan Maira berhenti pada salah satu pesan, lalu dia buka.
~Mairaaa, jangan lupa lusa laprak asesmen dewasa harus di kumpulin — pesan dari Rega salah satu teman kelompok praktikumnya.
~Iya nti selesai beres-beres gua kerjain — balas Maira.
Tak lama muncul notif pesan lagi dari grup barunya "Kepanitiaan Baksos" dibarengi dengan notif pesan yang bertubi-tubi dari Mytha.
~Woii Maira sayaaaaang hwd yaa maaf ga bisa dateng, lagi siapa suruh dadakan / Kadonya nyusul / Mairaaaa gua minjem catatan yaaa / Oiya tugas riview jurnal udah selesai belum? Rabu depan dikumpulin / Mairaaa woiii Lu Masih idup ga siih? / Bukannya di bales malah di read doang ~
~ berisik bgt lu kek demonstran, iya besok gua fotoin — balas Maira kemudian segera mematikan data selulernya.
"Yaampun kenapa banyak banget sii tugas gua" teriak Maira sembari melemparkan hpnya dengan asal. Ternyata hp itu mengenai dahi Azzam yang sedang tertidur pulas.
Celtak..
"Awww... siapa sih yang ngelempar sembarang" Azzam mengaduh sembari mengusap-usap dahinya yang terkena timpukan hp Maira. Dia lupa kalau di ruangan itu ada Maira. Sedangkan Maira yang sadar telah membangunkan singa tidur langsung terduduk lemas.
m****s guaa... duh gimana kalo dia marah terus bentak-bentak gua batin Maira dengan cemas.
Azzam bangun dan membenarkan posisi duduknya. Diliriknya Maira yang sudah terduduk dengan muka memelas.
"Kamu yang lempar hp ini?" tanya Azzam, Maira hanya menunduk tidak berani mengangkat kepalanya.
"Kamu kenapa? kalo ga suka itu bilang! gausahlah kaya anak kecil pakek lempar-lempar hp segala" Azzam mengintrogasi Maira dengan tatapan siap membunuh mangsanya.
"Apa apaan sih kak, Maira ga sengaja juga..."
Setelah Maira mengucapkan kalimatnya dia berdiri dan langsung meninggalkan Azzam sendirian di kamar. Azzam memijit dahinya pelan, nyeri akibat hp yang terlempar ke arahnya masih terasa.
Azzam mendengus kesal, bukannya minta maaf malah pergi begitu aja.
Sementara itu Maira yang sudah keluar dari kamarnya malah semakin terlihat emosi. Dia turun ke bawah dengan menggerutu mengucapkan sumpah serapah. Padahal tidak biasanya dia bersikap seperti itu. Memang mood wanita yang sedang menstruasi itu suka up and down seperti roller coaster.
"Maira kamu kenapa kok muka ditekuk gitu?" tanya Bunda Arsy yang ada di dapur sedang menyiapkan makan siang. Maira hanya diam lalu berjalan menuju kulkas dan mengambil air dingin dari sana.
"Kamu ada masalah? sini cerita sama bunda!"
"Semua orang juga punya masalah kali bun!!" jawab Maira ketus. Bunda Arsy jadi bingung, serba salah menanyakan baik-baik malah dijawab ketus.
"Kamu lagi dapet yaa?" Maira menggangguk pelan.
"Ohalah pantesan aja kunyit sama gula merah bunda berkurang... udah ih kamu jangan emosian gitu ga baik tau"
"Hmmm..."
"Kamu mau makan apa? mumpung bunda baik nih... Mau ayam rica-rica atau mau seblak?"
"Mau dua-duanya boleh?" jawab Maira tersenyum meringis menampakkan gigi-gigi putihnya.
"Hmmm yaudah bunda bikinin dulu.. mau bantuin bunda?" Maira menggelengkan kepalanya.
"Maira belum selesai beres-beres bun... maaf yah hehe" Maira menghampiri bundanya lalu mengecup pipi bundanya.
cup
"Hmmm kalo ada maunya aja deket-deket terus... udah sana ke kamar" Mairapun melangkahkan kakinya kembali menuju kamar.
ceklek
Kepala Maira sudah menyembul masuk ke dalam. Azzam yang baru mandi dan hanya mengenakan handuk tidak menyadari jika Maira sudah masuk ke kamar, begitu juga dengan Maira. Setelah Azzam membalikkan badannya keduanya sama-sama terperanjat kaget, lalu Maira segera menutup matanya dengan kedua tangannya.
"Ih kakak menodai mata suciku..." ucap Maira yang masih menutup matanya.
"Yang salah kamu, siapa suruh masuk kamar ga ketuk pintu dulu"
"Ah udah ah buruan pakek baju.. makeknya di kamar mandi aja jangan disini. Bikin polusi mata aja"
"Polusi polusi... masih mending kamu yang liat kakak kaya gini Coba kalo orang lain hhh" ucap Azzam sebelum masuk ke kamar mandi.
"Udah buruan kakak ganti baju... Maira hitung sampe 3 kalo masih disini Maira ga mau ikut ke rumah mama"
"Iya iya ih bawel banget..."
"1.. 2.. tiii...." Azzam buru-buru masuk ke kamar mandi sebelum Maira benar-benar marah kepadanya. "ii..ga" Maira membuka matanya.
"Alhamdulillah dia udah masuk ke kamar mandi coba kalo belum bisa-bisa meruntuhkan Iman" Maira kemudian membereskan buku-buku yang belum dia pindahkan ke dalam box.
Suara adzan dzuhur terdengar dari masjid Baiturrahman depan rumah Maira yang kemudian mulai bersahutan dengan suara dari masjid-masjid lainnya. Azzam sudah kembali dengan pakaian lengkapnya.
"Kak, solat di masjid aja! Kamarnya berantakan. Nih sajadahnya" ucap Maira sembari menyodorkan sajadah ke Azzam. Azzam menerimanya tanpa sengaja menyenggol kulit tangan Maira.
"Duh Maira... Kakak jadi batal lagikan. Hati-hati dong!"
"Kakak kenapa sih daritadi sewot mulu, itukan engga sengaja" jawab Maira dengan nada oktaf.
"Bukannya kamu yang daritadi sewot, tiba-tiba ga jelas. Bukannya minta maaf malah nyalahin orang" ketus Azzam dengan nada oktaf yang sama. Maira yang mendengar suara menggelegar dari mulut Azzam kemudian menunduk dan tanpa mengucapkan permisi air matanya mengalir begitu saja. Isak tangis terdengar, Azzam panik, dia menghampiri Maira dan memeluknya sembari menepuk-nepuk punggungnya.
"Mai... maafin kakak, kakak yang salah... udah ya Maira jangan nangis lagi..." Maira masih diam tidak menjawab, tangisannya malah semakin keras.
"Mai... kok malah tambah kenceng sih nangisnya... Maafin kakak, Kakak khilaf ga akan kakak ulangi.."
"Hiks.. hiks... hikss... kakak jahat banget. Baru kali ini Maira dibentak-bentak" Azzam semakin merasa bersalah.
"Maira... maafin kakak dong. Maira mau apa? Mau ice cream? Cokelat? atau mau belanja?" Maira menggeleng. "Terus mau apa... atau mau mukul kakak juga gapapa kok" Azzam mengambil tangan Maira dan memukulkannya di dadanya.
"Ih lepasin kak... sakit tau"
"Maira maafin kakak yaa nanti kita beli ice cream sama cokelat deh tapi habis kakak solat ya..."
"Hmmm"
"Yaudah jangan nangis lagi, nanti ingusnya keluar terus ga cantik lagi deh" ucap Azzam terkekeh.
"Udah ih kak sana buruan solat!!"
"Iya-iya... sini kamu" Maira masih diam di tempatnya, Azzam gemas dia menghampiri Maira dan cup bibir Azzam mendarat tepat di kening Maira. Pipi Maira bersemu merah, Maira yang sadar langsung kembali menunduk.
"Udah jangan nangis lagi... kakak solat dulu"
Azzam berlalu meninggalkan Maira dan pergi menuju masjid.
***
"Bundaaaa.... pesanan putri terkasih sudah jadi belum?" tanya Maira sedikit berteriak dari tangga. Azzam yang berdiri tepat dibelakangnya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah istrinya.
"Hush.... kakak teriak-teriak kaya dihutan aja" ucap Alda yang baru pulang dari sekolah.
"Kenapa sih sirik banget... wlee" Maira memeletkan lidahnya.
"Udah udah kalian itu kapan coba akurnya...." lerai bunda Arsy "Nak Azzam sini kita makan bareng" ajak bunda Arsy yang sudah mengalihkan perhatiannya pada kedua putrinya.
"Iya bundaa... yuk Mai" Ajak Azzam menyenggol lengan Maira. Kemudian mereka berdua menuju meja makan.
"Waaaaah banyak banget bun lauknya..." ucap Maira dengan mata berbinar mengamati satu-satu menu yang telah disajikan bundanya.
"Iya kan buat menyambut kedatangan Azzam"
"Hmmm giliran anak sendiri aja jarang-jarang diperhatiin" celoteh Alda dan Maira berbarengan, bunda Arsy hanya mengedikkan bahunya.
"Al... pangil papa dulu dek di ruang kerja" bunda Arsy menyuruh Alda untuk memanggil suaminya. Dengan berat hati akhirnya Alda melangkahkan kakinya menuju ruang kerja Ayahnya.
"Ra... layani suami kamu!" Maira berdecak.
"Kamu mau makan apa kak?" Azzam melihat-lihat menu di depannya.
"Itu...." tunjuk Azzam ke arah seblak yang sepertinya hanya disiapkan untuk satu orang saja.
"Eh... itukan punya Aku! yang lain aja.."
"Ga mau, maunya itu!" rengek Azzam seperti anak kecil yang meminta dibelikan permen.
"Udah udah kalian ini masih pengantin baru kok udah gontok-gontokan aja... dibagi duakan bisa Mai, atau makan satu mangkok berdua juga gapapa" ujar bunda Arsy memberikan solusi.
"Ihhh ga akan!! ngapain makan dibagi-bagi apalagi semangkok berdua"
"Maira kamu tuh yaaa... lagian apa salahnya sih makan berdua bareng suami sendiri"
"Kenapa bun?" tanya ayah Alamsyah yang baru sampai di meja makan.
"Ini loh yah.. dua-duanya sama-sama pengen makan seblak tapi bunda cuma bikin buat satu porsi. Maira dikasih solusi malah ga mau" ujar bunda Arsy menjelaskan duduk perkara.
"Maira... "
Dengan raut muka yang masih kesal akhirnya Maira mengambil mangkuk yang berisi seblak.
"Yaudah kak... kita makan berdua" Alamsyah dan Arsy tersenyum lega akhirnya putrinya mau mengalah dan makan berdua dengan suaminya.
"Ihh kakak so sweet banget sii cwit cwiitt..." ledek Alda. Maira mendelik tajam ke arah Alda, Alda langsung melanjutkan makannya.
***
Azzam menaruh barang-barang Maira dibagasi. Kemudian ia kembali lagi masuk ke dalam rumah menemui kedua mertuanya.
"Bun, Yah... kita pamit dulu yaaa" ucap Azzam dengan sopan.
"Iya hati-hati ya..." jawab Arsy dan Alamsyah berbarengan.
"Zam, kami titip Maira ya... kamu bimbing dia agar rumah tangga kalian tetap awet. Kalo Maira membuat kesalahan tegurlah dia, jangan sungkan datang kemari. Rumah ini akan terbuka lebar untuk menyambut kedatangan kalian" ucap Alamsyah pada Azzam, kemudian dia peluk menantunya dengan pelukan yang hangat. Air mata sudah tidak bisa ia bendung lagi. Semua yang ada disana ikut larut menitikkan air mata.
"Nak, sekarang kamu sudah menikah. Bunda harap kamu bisa menjaga kehormatan mu sebagai istri. Patuhilah suamimu, jangan membantah, ingat surgamu sekarang ada pada suamimu. Jadilah istri yang solehah, buat dia merasa senang atas dirimu" ucap bunda Arsy dengan linangan air mata, memberi petuah untuk Maira. Dia memeluk Maira dengan erat, mengelus-elus kepalanya. Maira juga ikut menangis malah tangisannya lebih kencang daripada kedua orangtuanya. Bunda Arsy melepaskan pelukannya, lalu mengusap air mata Maira dengan lembut.
Alda menghampiri Maira dan menubrukkan dirinya memeluk pinggang Maira dari belakang dengan erat. Maira membalikkan badannya, sedikit merendahkan tubuhnya agar terjangkau dengan Alda.
"Aldaaa... Maafin kakak yaa kalo sering reseh. Alda jangan nakal, sering-sering belajar, jangan main terus. Inget patuhk perintah Ayah dan bunda... Jangan jadi gadis cengeng! Alda cantik jangan nangisss" Alda masih sesungukan. Bagaimana pun mereka tetaplah adik kakak walaupun sering bertengkar setiap harinya. Sepertinya Maira akan merindukan masa-masa dia bertengkar dengan adiknya.
"Udah yuk Mai keburu kesorean... " Ajak Azzam.
"Iya kak sebentar" Maira membenarkan posisi jilbabnya yang sudah tampak lusuh. "Bun, Yah, Al kakak pulang dulu yaa..." Maira menyalami keluarganya.
"Hati-hati Ra... Zam bawa mobilnya jangan ngebut-ngebut" ucap Alamsyah mengingatkan Azzam.
"Iya yah... Assalamualaikum" Maira dan Azzam masuk ke dalam mobil lalu meninggalkan kompleks perumahan.
Di dalam mobil, Maira masih menumpahkan air matanya. Matanya sudah sembab seperti habis dipukuli orang.
"Mai... udah dong nangisnya... yuk kita beli ice cream, tadi katanya mau ice cream..."
"Hiks... hiks... endaa.. mahuu"
"Loh tadi katanya mau ice cream..." Maira menggangkat kepalanya, mengusap bekas air matanya.
"Iya mauu... tapi Maira ga mau ikut turun. Kakak aja yang beli"
"Yaudah iyaaa udah dong jangan nangis" Azzam menyodorkan air dan sapu tangan kepada Maira. Maira mengambilnya dan meminum air yang diberikan Azzam lalu membersihkan bekas air matanya yang masih keluar.
10 menit kemudian Azzam tiba di swalayan yang tak jauh dari rumah Maira. Dia memarkirkan mobilnya diantara mobil-mobil yang sudah terjejer rapih di depan swalayan.
"Kamu mau ice cream rasa apa?" tanya Azzam.
"Cokelat, Strawberry, Melon.... eh tunggu kak Maira ikut aja ke dalem" ucap Maira sembari menahan tangan Azzam yang sudah hendak keluar.
"Hmmm"
"Bentar Maira bedakan dulu..."
"Iya Maira.... emang mood cewek yang pms suka tiba-tiba berubah hhh"
"Ish Kaka....."
"Iya Mairaaa udah belum?"
"Udah, Yuk kak..."
Maira dan Azzam keluar dari mobil dan masuk ke dalam swalayan. Azzam merangkul pundak Maira.
"Kak... ih malu tau diliatin banyak orang..."
"Gapapa toh kita udah halal ini, jadi biarin aja apa kata orang"
"Hmmm yaudah Aku minta ice cream all variant..." pinta Maira manja.
"Iya kakak borong sekalian swalayan aja gimana?"
"Ga mau orang maunya ice cream doang"
"Iyaaa Maira apapun buat kamu asal kamu seneng" Maira tersenyum.
Mereka berjalan menuju tempat ice cream. Orang-orang yang melihat pemandangan hangat dari Maira dan Azzam berdecak kagum pada mereka.
***
Huaaaa 1900 kata 😭😭
lempoh tanganku
Semoga kalian suka yaaa, menerima komen dan kritikan🤗🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Ika Rahmawaty
ending kah?kok begini amat
2020-10-06
0
Ika Rahmawaty
😍lanjut
2020-10-06
0
Ika Rahmawaty
😍
2020-10-06
0