Menuju Halal 3

Selamat membaca, maafkan sudut pandang penulis🙏

Keesokan harinya, mobil mama Retna sudah terparkir rapih di depan rumah Maira. Maksud dan tujuannya kemari sudah pasti untuk mengajak Maira ke butik, fitting baju pengantin. Maira yang berada di balkon dan melihat mama Retna keluar dari mobil langsung turun menemuinya. Tak menunggu lama Maira keluar dari rumah dan langsung mempersilahkan calon mama mertuanya masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum... ayok ma masuk dulu" sapa Maira kemudian menyalami mama Retna.

"Waalaikumussalam... duh belum resmi jadi mantu aja kamu udah baik banget sama mama, sampe rela lari-lari buat nyambut mama...." Maira tersenyum malu, mukanya merah merona seperti memakai blush on padahal sudah pasti dia tidak memakainya.

"Ayok ma masuk dulu... mama mau minum apa?" tanya Maira dengan sopan kemudian mempersilahkan mama Retna duduk di sofa.

"Air putih aja sayang. Oiya bunda kamu mana?"

"Bunda lagi nyiram tanaman di taman belakang. Mama mau kesana? Ayok Maira anter" mama Retna meng-iyakan dan Maira langsung mengantarnya ke taman belakang.

"Bunda ada mama Retna, bun nitip mama bentar yaa Maira mau nyiapin minum dulu"

"Eh yaampun mba Retna bentar ya mba saya cuci tangan dulu" kata bunda Arsy dan dijawab dengan anggukan oleh mama Retna.

"Maaf ya... malah kita belum siap-siap. Kirain agak siangan ke butiknya jadi ya kita di rumah malah nyantai taunya mba Retna udah dateng pagi-pagi"

"Gapapa Arsy, soalnya saya udah ga sabar ditemenin belanja sama Maira. Tau sendirilah anak-anakku cowok semua mana pernah mau mereka nemenin mamanya belanja" bunda Arsy yang tahu duduk perkaranya pun mengerti kemudian tersenyum pada mama Retna.

"Saya memaklumi kok mba, untungnya anak laki-laki saya cuma satu saya juga ga bisa bayangin gimana jadinya kalo Maira dan Alda itu cowok mungkin hidup saya hampir mirip dengan mba Retna. Tapi tenang aja Maira sebentar lagi juga jadi anak mba Retna kok dia anak yang baik. Saya titip Maira ya mba, tolong bimbing Maira, kalo Maira ada salah nanti ngomong aja ke saya biar saya marahin dan kasih pengertian" ucap bunda Arsy tak terasa matanya sudah berkaca-kaca, mama Retna yang tahu langsung memeluk Arsy dan menepuk-nepuk punggungnya. Maira yang tak jauh dari mereka ikut terharu mengetahui hal itu. Ia bertekad untuk menjadi menantu yang baik bagi mama Retna.

ehem ehem... Maira sedikit berdehem menyadarkan Bundanya dan mama Retna. Mama Retna yang mengetahui Maira sudah di dekatnya langsung mengendurkan pelukannya pada Arsy.

"Ini bun, ma minumnya..." ucap Maira menyodorkan minum dan sedikit cemilan di atas nampan. "Ehm.. Maira siap-siap dulu yaa"

Bunda Arsy dan mama Retna mengganggukkan kepalanya. Kemudian mereka terlibat percakapan ringan.

Setengah jam kemudian, Maira telah siap dengan menggunakan gamis warna pink soft dengan pasmina berwarna senada yang ia pakai untuk menutupi aurat bagian kepalanya. Mama Retna berdecak kagum.

"Masyaa Allah... cantik banget menantu mama" ucap mama Retna dengan mata berbinar. Maira yang mendengar hanya tersenyum malu.

"Maira kamu duluan aja ya bareng mama Retna, nanti bunda nyusul. Mba, nitip Maira yaa kalo nakal cubit aja itu pipinya biar tambah kaya bakpao"

"Ih bundaaa.... emangnya aku anak kecil pakek dicubitin segala" Maira mendengus kesal sedangkan mama Retna yang melihat tingkah calon menantunya hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Yaudah Arsy kami duluan yaaa... Assalamualaikum" ucap mama Retna kemudian Maira menyalami mamanya.

***

"Nanti siang undangannya udah jadi sayang, nanti mama kasih ke kamu yaa yang buat temen-temen kamu" ucap mama Retna setelah sampai di butik, Maira pun meng-iyakan dengan anggukan kepala.

"Ehm ma...?"

"Kenapa sayang?"

"Nantikan akad dulu di masjid depan rumah Maira kayanya Maira butuh kebaya juga deh kalo nanti langsung pakai gaun malah riweh" ujar Maira mama Retna yang tahu permasalahannya langsung menggangguk setuju.

"Yaudah yuk kamu pilih dulu mana yang kamu rasa cocok" mama Retna menyodorkan katalog milik butik sebagai referensi.

Maira sedari tadi membolak-balik katalog yang ada di tangannya tapi menurutnya belum ada yang pas sesuai dengan seleranya. Maira bingung karena dari sekian banyak referensi yang ada semuanya hampir ke kurangan bahan, seperti yang dilihatnya saat ini kebaya yang ada di katalog nampak seperti kain yang masih harus dijahit ulang. Mama Retna yang duduk di depan Maira sepertinya tahu masalahnya, akhirnya mama Retna mengeluarkan pendapatnya.

"Maira ga ada yang cocok ya? apa mau pindah butik?" tanya mama Retna sejurus kemudian pelayan yang mengerti akhirnya ikut membuka suara.

"Mba Maira mau kebaya fersi muslim ya mba?" tanya pelayan dengan hati-hati.

"Iya mba tapi sepertinya saya belum menemukannya di katalog ini" ucap Maira dengan sopan takut mengecewakan mama Retna dan pelayan butik tersebut.

"Sepertinya mba Maira akan cocok dengan salah satu model ini" sambil menunjuk kebaya yang ada di manekin. "Nantinya kan mba Maira pasti pakai hijab dan pasti bisa menutupi bagian kerahnya yang sedikit terbuka. Menurut saya ini cocok untuk mba Maira bagian lengan juga tidak terlalu ketat nanti bisa diberi furring lagi kalo misalnya kulit mba Maira masih terlihat" imbuhnya dengan sopan.

Maira tampak berpikir kemudian meminta kebaya tersebut untuk dicoba. Selang beberapa waktu Maira keluar dari ruang ganti dan menemui mama Retna untuk meminta pendapat.

Mama Retna yang melihat Maira sudah terbalut dengan kebaya putih lengkap dengan jilbabnya langsung mengangkat kedua jempolnya kemudian berlari kecil menghampiri Maira dan memeluk Maira dengan erat. Maira terkesiap dengan pelukan yang tiba-tiba, akhirnya Maira membalas pelukan yang diberikan mama Retna untuknya hampir saja air mata menetes di pipinya. Pelukan tersebut tidak berlangsung lama karena kehadiran bunda Arsy. Bunda Arsy yang melihat anaknya memakai kebaya pun tersenyum bahagia.

"Ini Maira beneran pake kebaya ini bun, ma?" tanya Maira memastikan sambil menatap bunda Arsy dan mama Retna satu per satu, yang ditatap tersenyum dan mengganggukkan kepalanya dengan berbarengan.

Akhirnya kebaya itu menjadi pilihannya untuk dijadikan baju sewaktu akad nikah nanti. Sedangkan gaun untuk resepsi ia serahkan kepada designer butik tersebut. Ia membuat pesanan untuk dibuatkan gaun muslim dengan warna kesayangannya, warna pink soft. Tak lama setelah drama di butik selesai mereka pun keluar menuju mall di sebrang butik.

Mama Retna tampak antusias mengajak Maira berbelanja, dia membelikan baju, sepatu, tas, make up beserta skincare, serta buku-buku penunjang kuliah Maira padahal Maira lebih suka untuk membaca jurnal daripada buku-buku psikologi yang tebal seperti tumpukan kerang pada masa pra sejarah.

Masih belum cukup sampai disitu ternyata mama Retna mengajaknya masuk ke sebuah toko serba pink girly sekali seperti kamar Maira yang serba pink, sudah jelas toko serba pink itu merupakan toko yang menjual kebutuhan perempuan. Mama Retna sibuk memilihkan lingerie dan piyama untuk Maira. Maira sebetulnya ingin menolak tapi demi menjaga keutuhan dan keharmonisan yang sedang dijalin calon mama mertuanya akhirnya dia hanya bisa pasrah.

"Maira, ukuran kamu apa nak?" tanya mama Retna yang masih sibuk melihat-lihat tumpukan bra di keranjang. Maira kikuk ingin rasanya dia masuk ke dalam perut mamanya lagi.

"Ehmm... itu..." belum sempat ia meneruskan kalimatnya Bundanya langsung memotong.

"34C dia mba" jawab bunda Arsy dengan spontan. Mama Retna yang mendengarnya tampak tersenyum kemudian mencari ukuran tersebut.

aduh bundaaa bikin malu ih yaampun batinnya dalam hati sambil mendelik ke arah Bundanya. Bunda Arsy hanya cekikan sepertinya dia puas mengerjai anaknya.

Setelah dirasa cukup akhirnya mama Retna pergi ke kasir untuk membayar semua barang-barang yang telah ia pilih. Sebelum mereka benar-benar pulang, mereka memutuskan untuk makan terlebih dahulu, kemudian baru pulang ke rumah masing-masing.

***

"Maira... itu ada paketan buat kamu" teriak Bundanya dari ruang tamu.

"Ah bunda kenapa ga bunda ambil aja sih Maira ga pake kerudung loh" Ujung-ujungnya Maira tetap ke bawah sambil memakai jilbabnya dengan asal.

"Ish bunda padahal cuma nonton tv doang tapi buat ngambil paketan aja males" gerutu Maira. "Maaf ya pak lama tadi abis keliling dunia dulu" ujar Maira mencairkan suasana sebenarnya dia merasa tidak enak karena telah membuat seseorang menunggunya.

"Iya gapapa neng, bapak juga bisa sambil istirahat kok" jawab bapak kurir.

"Maaf ya pak... bapak mau saya buatkan minuman dulu" tawar Maira pada bapak kurir.

"Engga neng makasih, saya langsung pamit aja soalnya masih ada kerjaan lain" jawab Pak kurir halus, kemudian menyerahkan paketan tersebut ke Maira.

"Ini sudah dibayar belum pak?"

"Alhamdulillah sudah dibayar oleh bu Retna, kalo gitu saya permisi dulu ya neng. Assalamualaikum...."

"Waalaikumussalam hati-hati Pak" Pak kurir menggangguk dengan sopan kemudian berlalu meninggalkan rumah Maira.

"Apa itu isinya Ra?" tanya bunda Arsy penasaran.

"Mana Maira tau.. mungkin isinya undangan atau bisa jadi pelet buat Ayah" ucap Maira kemudian menjulurkan lidahnya. Bunda Arsy langsung melotot tajam ke arah Maira sejurus kemudian tangannya sudah berada di telinga Maira dan menjewernya.

"Awwww... iya bunda maaf Maira ga ngulangin lagi janji deh" Maira meringis dan mengusap-usap telinga yang tadi dijewer bundanya, meskipun dia memakai hijab tapi jeweran mamanya cukup keras.

"Mama tuh harusnya baik-baikin aku mumpung masih ada disini. Nanti kalo mama kangen aku aja repot" Maira yang mengucapkan kalimat itupun tak sadar bahwa air matanya sudah menetes. Bunda Arsy pun ikut meneteskan air mata melihat putrinya yang sebentar lagi akan melepaskan status lajangnya. Akhirnya mereka saling berpelukan, menguatkan satu sama lain.

"Assalamualaikum..." ucap Alda yang baru pulang sekolah, dia yang tak tahu menahu kenapa kakak dan bundanya menangis sambil berpelukan dan tidak menjawab salamnya pun akhirnya memilih untuk masuk ke dalam kamarnya.

***

Hello readers...

Maafkan alur yang sedikit membosankan ini, arghh bukan sedikit sepertinya. Tapi saya benar-benar meminta maaf karena telah menyuguhkan kalian alur yang membuat jenuh ini.

Thanks for everything, feel free to comment 🤗🙏

Terpopuler

Comments

Firchim04

Firchim04

semangat kak 😊

Salam dari "Suamiku Adik Kelasku" dan "Menikahi Om Sendiri"

2020-10-16

1

lihat semua
Episodes
1 Terserah
2 Lamaran
3 Menuju Halal 1
4 Menuju Halal 2
5 Menuju Halal 3
6 Hari H
7 Sah? SAH!!
8 Secepat Itukah?
9 Teman Hidup
10 Malam Pertama?
11 Darah
12 Pulang ke Rumah Mertua
13 Mood Swings
14 Hadiah Pernikahan
15 Honeymoon 1
16 Sun Aku Dong!
17 Sunset with dearest husband
18 Witing Tresno Jalaran Soko Kulino
19 Honeymoon 2
20 Ini yang kedua
21 Honeymoon 3
22 Aku Mesin ATMmu
23 Win-Win Solution
24 Welcome Back to Jakarta
25 Aku Bukan Bang Toyib
26 Dia Suamiku
27 Dia Suamiku
28 Apa aku salah jika berharap?
29 Perihal Jodoh
30 Morning Kiss by Online
31 Sopir Dadakan
32 Maaf Tidak Menepati Janji
33 Jangan Sentuh Istriku
34 Introspeksi Diri
35 Menjemput Kesempatan Kedua
36 Mengakui Kesalahan
37 Pelukan Kakak Beradik
38 Coba-coba Berhadiah
39 Tim Ses
40 Rumah Baru
41 Pisang
42 The Power of Maira
43 Ternyata Cuma Mimpi
44 Gosong
45 Mama Muda
46 Balasan Kelinci Nakal
47 Harta yang Paling Berharga adalah Keluarga
48 Gara-gara Drakor
49 0,9
50 Jaka Tarub dan Bidadari
51 Jadilah Pacarku!
52 Hantu Cinta Pertama
53 Papa dan Mama Kucing
54 Selamat Tinggal
55 Catatan Maira
56 Pisah Ranjang
57 Pilu
58 My Support System
59 Dia Tidak Marah Lagi
60 Telpon Ga Yaaa? Tapi Aku Gensi… Huuuuh Rindu Ini Menyiksaku
61 Ternyata...
62 Diculik?
63 Mauku??
64 Villa Puncak
65 Menyelamatkan mu (18+)
66 Jangan Pisahkan Kami
67 Mempertahankan mu
68 Kekuatan Doa
69 Karena yang Asli Ada Cap Badaknya
70 Qurotul Uyun
71 Mimpi Buruk
72 Kasih Judul Sendiri
73 72
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Terserah
2
Lamaran
3
Menuju Halal 1
4
Menuju Halal 2
5
Menuju Halal 3
6
Hari H
7
Sah? SAH!!
8
Secepat Itukah?
9
Teman Hidup
10
Malam Pertama?
11
Darah
12
Pulang ke Rumah Mertua
13
Mood Swings
14
Hadiah Pernikahan
15
Honeymoon 1
16
Sun Aku Dong!
17
Sunset with dearest husband
18
Witing Tresno Jalaran Soko Kulino
19
Honeymoon 2
20
Ini yang kedua
21
Honeymoon 3
22
Aku Mesin ATMmu
23
Win-Win Solution
24
Welcome Back to Jakarta
25
Aku Bukan Bang Toyib
26
Dia Suamiku
27
Dia Suamiku
28
Apa aku salah jika berharap?
29
Perihal Jodoh
30
Morning Kiss by Online
31
Sopir Dadakan
32
Maaf Tidak Menepati Janji
33
Jangan Sentuh Istriku
34
Introspeksi Diri
35
Menjemput Kesempatan Kedua
36
Mengakui Kesalahan
37
Pelukan Kakak Beradik
38
Coba-coba Berhadiah
39
Tim Ses
40
Rumah Baru
41
Pisang
42
The Power of Maira
43
Ternyata Cuma Mimpi
44
Gosong
45
Mama Muda
46
Balasan Kelinci Nakal
47
Harta yang Paling Berharga adalah Keluarga
48
Gara-gara Drakor
49
0,9
50
Jaka Tarub dan Bidadari
51
Jadilah Pacarku!
52
Hantu Cinta Pertama
53
Papa dan Mama Kucing
54
Selamat Tinggal
55
Catatan Maira
56
Pisah Ranjang
57
Pilu
58
My Support System
59
Dia Tidak Marah Lagi
60
Telpon Ga Yaaa? Tapi Aku Gensi… Huuuuh Rindu Ini Menyiksaku
61
Ternyata...
62
Diculik?
63
Mauku??
64
Villa Puncak
65
Menyelamatkan mu (18+)
66
Jangan Pisahkan Kami
67
Mempertahankan mu
68
Kekuatan Doa
69
Karena yang Asli Ada Cap Badaknya
70
Qurotul Uyun
71
Mimpi Buruk
72
Kasih Judul Sendiri
73
72

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!