Darah

Waktu masih menunjukkan pukul 4 dini hari. Humaira terbagun karena mendengar alarm dari hpnya. Dia mengerjapkan matanya, mengumpulkan nyawa. Setelah dirasa cukup dan nyawa serta tenanganya telah kembali dia langkahkan kakinya menuju kamar mandi.

Betapa terkejutnya dia saat menyadari ada noda merah di sprei tempatnya tidur. Pikirannya sudah tidak tahu mengarah kemana. Dia lihat dirnya masih memakai pakaian utuh seperti semalam saat ia hendak tidur. Tidak mungkin kalau dia habis berhubungan dengan suaminya.

Tak lama dia merasakan perutnya yang nyeri. Dia duduk dengan memeluk lututnya sembari meremas perutnya, kram. Setelah dia ingat-ingat baru dia tersadar jika minggu ini dia akan datang bulan. Tapi kenapa waktunya tidak tepat. Teganya darah itu menodai gaunnya yang indah, tanpa mengucapkan permisi.

Humaira mau tidak mau harus mengganti gaunnya dengan lingerie yang teronggok di dalam lemarinya. Dia menuju lemari dan langsung bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Dia membersihkan dirinya serta bekas noda merah yang ada digaunnya. Hampir setengah jam ia berkutat dengan noda merah itu.

arggggh kenapa kamu tega menodai gaun indahku... aku saja berjalan dan makan dengan berhati-hati agar tidak mengenai gaun ini. Sedangkan kamu menodainya tanpa permisi huhuhuhu... pekik Maira mengumpat noda merah itu.

Tak lama terdengar suara lantunan adzan subuh. Azzam pun terbangun, dia meraba-raba ke samping mencari sosok Maira yang tadi tidur di sampingnya. Karena Maira sudah tidak ada disana Azzam pun bangun dari ranjangnya. Namun, dia tercengang ketika melihat noda merah di ranjangnya. Dia menerka-nerka apa sebetulnya yang terjadi.

perasaan aku ga maen first night sama dia, tapi kenapa ada noda merah di sana?? batin Azzam mencari jawaban.

Sementara itu, Maira yang sudah selesai dengan mandinya segera keluar dari kamar mandi. Dia memakai lingerie berwarna pink dengan handuk yang dia gulung di atas rambutnya.

ceklek

Azzam menoleh ke sumber suara. Glek, dia menelan salivanya, diam membisu ditempat. Maira yang menyadari hal itu langsung beringsut mengambil handuk lagi untuk menutupi bagian tubuhnya yang terekspose. Maira tertunduk malu tidak berani menoleh ke arah Azzam. Bahkan perutnya yang sepertinya terlilit bisa terkalahkan dengan rasa malunya. Suasana masih terasa canggung.

ehem ehem Maira berdehem sedikit dikeraskan agar mencairkan suasana.

Azzam sadar dan bergegas pergi ke kamar mandi. Sedangkan Maira menuju ke ranjang mengambil sprei yang terkena noda menstruasinya dan meletakkannya di keranjang baju kotor, sebelum nantinya ia cuci pada bagian noda merahnya.

Setelah selesai dengan aktivitas itu, Maira menyiapkan perlengkapan solat, menggelar sajadah untuk suaminya. Hari ini sampai beberapa hari ke depan, Azzam akan solat sendirian tidak lagi bersama Maira yang menjadi makmumnya. Azzam melangkahkan kakinya ke sajadah yang sudah digelar oleh Maira. Kemudian solat sunah rawatib dan solat subuh. Setelah solat Azzam melakukan wirid dan mengaji.

Maira yang melihat dari kejauhan tersenyum bangga ke arahnya, Azzam mengaji tidak menggunakan mushaf melainkan dengan mengandalkan hafalannya. Dia memurojaah hafalan yang dimilikinya dengan suara yang merdu dan fasih dalam setiap makhrojnya. Sampai-sampai Maira tak terasa menitikkan air mata. Azzam yang sudah selesai dengan murojaahnya kembali ke atas kasur.

"Bagaimana tidurmu? nyenyak?" Tanya Azzam.

"Alhamdulillah nyenyak... walaupun ada sedikit gangguan" jawab Maira yang sudah terlilit dengan selimut. Azzam yang melihat Maira seperti itu tersenyum gemas kemudian mencubit pipinya.

"Awwww... kakak kenapa nyubit pipiku?" ujar Maira mengaduh sembari mengusap-usap pipinya.

"Maaf Mai... abis kamu lucu ih bikin gemes"

Maira mendengus kesal.

"Oiya kak, Maira minta tolong lagi boleh engga?"

"Katanya semalam itu yang terakhir..."

"Hehe iya maap... ini khilaf diluar kendali" ucap Maira dengan mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya ✌️.

"Ehmm baiklah... kamu mau minta tolong apa?"

"Tolong kakak belikan aku pembalut sama baju ganti dong kak... masa aku pulang pake baju kurang bahan gini"

"Hah pembalut? ga lah bisa hancur reputasi ku sebagai laki-laki sejati"

"Lah kalo emang kakak laki-laki sejati harusnya ga akan tega dong ngeliat istrinya kesusahan"

Azzam menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Baiklah tapi ini yang pertama dan terakhir. Mau ukuran berapa?"

" Ukuran 29 aja soalnya Maira masih banyak stok Di rumah. Oiya yang ada sayapnya ya kak"

"Hah? sayap? dikira ayam kali yang bersayap"

"Udah buruan kak... Aku ga nerima protes! Ini keburu numpuk aku ga kuat nyuci bekasnya kalo tercecer kemana-mana"

"Oke-oke bentar kakak ganti baju dulu"

"Ih udah pake sarung juga gapapa.. emang ada yang ngetawain"

"Kamu cerewet banget sih astaga..." Akhirnya Azzam berlalu meninggalkan Maira sendiri di kamar hotel.

Maira yang masih merasakan kram di perutnya akhirnya memilih untuk tidur lagi.

***

Azzam menulusuri jalan yang ada di sekitar hotel dengan menggunakan mobilnya. Sesekali dia melihat gadget yang ada ditangannya. Jarinya gesit berselancar di keyboard hpnya. Mengetik "toko baju yang sudah buka di dekat hotel x" sejurus kemudian google menampilkan beberapa toko tapi yang dia lihat disana masih tertera close. Akhirnya mau tidak mau Azzam membeli pembalut untuk istrinya terlebih dahulu, karena sebagian mini market sudah ada yang buka, lebih tepatnya sih buka 24 jam.

Azzam memarkirkan mobilnya di depan minimarket. Kemudian melangkahkan kakinya menuju ke dalam. Pandangannya mengedar ke segala penjuru mencari-cari titipan istrinya. Tapi dia belum menemukannya. Akhirnya dia memberanikan diri untuk menemui kasir dan menanyakan letak keperluan istrinya.

"Permisi mba... pembalut wanita ada disebelah mana ya?" lawan yang diajak bicara tampak kikuk, kemudian mengantarkan Azzam ke arah yang dituju.

"Ini Pak... bapak nyari yang ukuran berapa Pak?" tanya mbak kasir dengan ragu

"Hah gimana mba?"

"Ukuran pembalutnya Pak..."

"Oh iya ukuran berapa ya tadi..." Azzam tampak berpikir mengingat-ngigat "Aha.... 29 mba yang bersayap"

"Ini pak..." mbak kasir menyodorkan barang yang dicari. "Ada lagi yang dibutuhkan Pak?"

"Udah ini aja mba!" kemudian mereka sama-sama menuju meja kasir. Setelah di scan Azzam memberikan kartu debitnya untuk membayar.

"Maaf Pak nominal untuk menggunakan kartu debit masih kurang, minimal Rp50.000,-"

"Eh... memangnya berapa mba totalnya"

"Hanya Rp18.900 Pak..."

Azzam merogoh sakunya mencari uang yang terselip disana. Tapi nihil, dia tidak menemukan uang sepeserpun di sakunya.

Sial, bisa-bisanya gua ga punya uang tunai... gerutunya dalam hati. Akhirnya dia kembali menuju tempat pembalut tadi dan mengambil 3 pcs lagi.

"Ini mba nambah.." rasa malu sudah tidak bisa dihindari lagi. Setelah selesai dengan urusannya akibat pembalut, dia keluar dari minimarket itu. Di sebrang jalan dia melihat toko pakaian sudah buka. Diapun berinisiatif untuk menyebrang dengan jalan kaki saja daripada menggunakan mobil yang nantinya malah membuatnya semakin susah.

Azzam menyebrang jalan dengan cepat untungnya jalanan masih lenggang. Dia bergerak gesit sehingga tak cukup waktu lama dia sudah berada di toko. Pelayan toko menyambutnya dengan hangat.

"Permisi Pak... ada yang bisa kami bantu?" tanya salah seorang pelayan toko.

"Oh iya saya mau nyari baju gamis sekalian dengan jilbabnya"

"Mari pak saya tunjukkan tempatnya" Azzam mengekori sang pelayan toko.

"Disini Pak, silahkan bapak memilih"

Emang gua tua banget apa sampe dipanggil bapak 🤔

Azzam tampak termenung lama, karena bingung harus memilih gamis yang seperti apa. Akhirnya dia hanya mengambil asal, total ada 10 baju dan 5 kerudung. Dia menuju meja kasir kemudian membayarnya.

Azzam keluar dari toko dengan mata berbinar, dia tampak tersenyum puas. Dia ber-iyes ria dalam hati. Kemudian dia pulang kembali ke hotel menjemput istrinya

***

Ku tunggu kritikan yang membangun dari kalian semua reader terkasihku🤗🤗🙏

Thank a lot :)

Terpopuler

Comments

Maurel Nurfaizza

Maurel Nurfaizza

kritikan saya Azzam orang yang taat kok suka bilang sial maaf ya itu kan gak baik

2020-10-08

1

Pea Kakisina

Pea Kakisina

,asyikkk

2020-10-05

1

Fitri Rostina

Fitri Rostina

lanjut

2020-10-05

0

lihat semua
Episodes
1 Terserah
2 Lamaran
3 Menuju Halal 1
4 Menuju Halal 2
5 Menuju Halal 3
6 Hari H
7 Sah? SAH!!
8 Secepat Itukah?
9 Teman Hidup
10 Malam Pertama?
11 Darah
12 Pulang ke Rumah Mertua
13 Mood Swings
14 Hadiah Pernikahan
15 Honeymoon 1
16 Sun Aku Dong!
17 Sunset with dearest husband
18 Witing Tresno Jalaran Soko Kulino
19 Honeymoon 2
20 Ini yang kedua
21 Honeymoon 3
22 Aku Mesin ATMmu
23 Win-Win Solution
24 Welcome Back to Jakarta
25 Aku Bukan Bang Toyib
26 Dia Suamiku
27 Dia Suamiku
28 Apa aku salah jika berharap?
29 Perihal Jodoh
30 Morning Kiss by Online
31 Sopir Dadakan
32 Maaf Tidak Menepati Janji
33 Jangan Sentuh Istriku
34 Introspeksi Diri
35 Menjemput Kesempatan Kedua
36 Mengakui Kesalahan
37 Pelukan Kakak Beradik
38 Coba-coba Berhadiah
39 Tim Ses
40 Rumah Baru
41 Pisang
42 The Power of Maira
43 Ternyata Cuma Mimpi
44 Gosong
45 Mama Muda
46 Balasan Kelinci Nakal
47 Harta yang Paling Berharga adalah Keluarga
48 Gara-gara Drakor
49 0,9
50 Jaka Tarub dan Bidadari
51 Jadilah Pacarku!
52 Hantu Cinta Pertama
53 Papa dan Mama Kucing
54 Selamat Tinggal
55 Catatan Maira
56 Pisah Ranjang
57 Pilu
58 My Support System
59 Dia Tidak Marah Lagi
60 Telpon Ga Yaaa? Tapi Aku Gensi… Huuuuh Rindu Ini Menyiksaku
61 Ternyata...
62 Diculik?
63 Mauku??
64 Villa Puncak
65 Menyelamatkan mu (18+)
66 Jangan Pisahkan Kami
67 Mempertahankan mu
68 Kekuatan Doa
69 Karena yang Asli Ada Cap Badaknya
70 Qurotul Uyun
71 Mimpi Buruk
72 Kasih Judul Sendiri
73 72
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Terserah
2
Lamaran
3
Menuju Halal 1
4
Menuju Halal 2
5
Menuju Halal 3
6
Hari H
7
Sah? SAH!!
8
Secepat Itukah?
9
Teman Hidup
10
Malam Pertama?
11
Darah
12
Pulang ke Rumah Mertua
13
Mood Swings
14
Hadiah Pernikahan
15
Honeymoon 1
16
Sun Aku Dong!
17
Sunset with dearest husband
18
Witing Tresno Jalaran Soko Kulino
19
Honeymoon 2
20
Ini yang kedua
21
Honeymoon 3
22
Aku Mesin ATMmu
23
Win-Win Solution
24
Welcome Back to Jakarta
25
Aku Bukan Bang Toyib
26
Dia Suamiku
27
Dia Suamiku
28
Apa aku salah jika berharap?
29
Perihal Jodoh
30
Morning Kiss by Online
31
Sopir Dadakan
32
Maaf Tidak Menepati Janji
33
Jangan Sentuh Istriku
34
Introspeksi Diri
35
Menjemput Kesempatan Kedua
36
Mengakui Kesalahan
37
Pelukan Kakak Beradik
38
Coba-coba Berhadiah
39
Tim Ses
40
Rumah Baru
41
Pisang
42
The Power of Maira
43
Ternyata Cuma Mimpi
44
Gosong
45
Mama Muda
46
Balasan Kelinci Nakal
47
Harta yang Paling Berharga adalah Keluarga
48
Gara-gara Drakor
49
0,9
50
Jaka Tarub dan Bidadari
51
Jadilah Pacarku!
52
Hantu Cinta Pertama
53
Papa dan Mama Kucing
54
Selamat Tinggal
55
Catatan Maira
56
Pisah Ranjang
57
Pilu
58
My Support System
59
Dia Tidak Marah Lagi
60
Telpon Ga Yaaa? Tapi Aku Gensi… Huuuuh Rindu Ini Menyiksaku
61
Ternyata...
62
Diculik?
63
Mauku??
64
Villa Puncak
65
Menyelamatkan mu (18+)
66
Jangan Pisahkan Kami
67
Mempertahankan mu
68
Kekuatan Doa
69
Karena yang Asli Ada Cap Badaknya
70
Qurotul Uyun
71
Mimpi Buruk
72
Kasih Judul Sendiri
73
72

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!