Wanita Seribu Luka
Emine sedang menuju dapur membuat Teh hangat karena cuacanya sangat dingin. Hari ini adalah hari kematian Ayah Emine tapi Emine tidak bisa ikut bersama ibu dan adiknya untuk pergi kepemakaman.
Sebuah tangan melingkar di perut Emine.
" **** apa yang kau lakukan? lepaskan aku!!" Meronta ronta mencoba melepaskan diri.
" Jangan munafik Emine.. !! aku tau kau pasti ingin merasakan nikmatnya berhubungan di atas ranjang bukan?"
Pria yang disebut **** itu merupakan pria yang bersetatus sebagai ayah tiri Emine. Sudah lama Emine tidak menyetujui hubungan ibunya dengan Dicle ayah tirinya. Pasalnya Emine tau bahwa Dicle adalah lelaki yang sering melakukan kekerasan, tidak bertanggung jawab, suka mabuk-mabukan, dan pria yang gila. Emine tau semua itu dari mantan istri Dicle yang sudah lama bercerai dengan Dicle karena sikap Persetan Dicle.
" Lepaskan aku!!" Menendang bagian vital Dicle dan membuatnya kesakitan
" Ahhhgghhh,,,, Gadis sialan"
Menangkap tubuh Emine kembali dan melemparnya keras sehingga membentur tembok.
" Aghhhh,,," Dicle mecengkram keras pipi Emine menatapnya dengan tatapan membunuh.
" Dengar Emine,,, kau sudah membuat ku kesal aku akan memberimu pelajaran"
" Ummmmm,,,,," Dicle mencium paksa anak tirinya,,, melumat kasar bibir Emine. Membuat Emine harus mencuri-curi nafas disela-sela aksi kejam pria yang tak berhati itu. Tangan Emine meraba-raba sesuatu di sekitar tubuhnya, benda keras berhasil ia temukan entah benda apa itu Emine tidak perduli.
" Plankkkkkk....." Brengsek kau Dicle. Emine berlari setelah memukul kepala Dicle. Kondisi Emine sekarang sedang kacau. Rambut yang acak-acakan, kepala yang berdarah karena benturan tadi dan baju yang sedikit terbuka karena ulah **** Dicle.
" Emine,,,.Kau kenapa sayang?" Wanita dengan baju kaos rajutan tebal, kulit keriput, mata sayu sekarang sudah ada di depan rumahnya.
" Bibi,,, tolong Emine bi!! Emine takut" Emine memeluk erat bibi nya, seluruh tubuh Emine bergetar. Tak lama kemudian Dicle keluar dari rumah dengan kondisi kacau tak jauh berbeda dari Emine.
" Dicle,,, apa yang kau lakukan pada anakmu?" Bibi Elif menatap Dicle dengan tatapan tajam.
" Aku tidak melakukan apa pun,,, Gadis itu sudah gila. Dia berlari dan ketakutan seperti itu dan aku tidak tau apa pun. Sudahlah aku harus pergi" meninggalkan mereka dan menatap Emine memberi tanda untuk tidak macam-macam.
" Emine,,, sekarang ceritakan pada bibi sayang!! apa yang sebenarnya terjadi?" Bibi Elif memberi segelas air putih kepada Emine.
" Bibi,,, hiks,,,hiks,, aku takut bibi" Melihat keponakannya menangis dan ketakutan seperti itu, Elif langsung memeluk Emine dan menenangkannya.
" Sayang tenang lah!! tenang lah bibi bersama mu sayang, jangan takut!!"
" Bibi, Dicle mencoba melecehkan ku bibi hiks,,, aku takut bibi. Untung bibi ada disini" Emine semakin menangis setelah menceritakan semuanya kepada Elif. Hatinya hancur jika mengingat kejadian bejat Dicle. Ini bukan kali pertama Dicle melakukan aksi gilanya. Dicle sering mengganggu Emine seperti memasukan tangannya kedalam rok emine, mengintip Emine saat mandi, bahkan tidur disampingnya tanpa sepengetahuan Emine. Karena itu Emine tidak pernah tenang hidup di dalam rumah.
" Apa?? Dicle? Apa kau sudah memberitahu Ibumu?"
" Belum bi,, Emine takut ibu tidak percaya kepada ku. Ibu sangat mencintai Dicle dan Dicle punya seribu cara untuk mendapatkan kepercayaan ibu"
" Dengar sayang,,, Fifan adalah ibumu dan kamu adalah anak kandungnya. Ibumu tidak akan pernah membiarkan ini terjadi padamu. Karena itu kau harus memberi tahu ibumu!! Mendengar ucapan Elif, Emine membranikan diri untuk mengatakan semuanya pada Fifan ibunya.
Hari sudah gelap, Bibi Elif sudah pulang, adiknya Cansu sudah tertidur dan Dicle belum kembali sejak tadi siang. Ini adalah waktu yang tepat untuk memberitahu Fifan tentang perilaku suami tersayangnya.
Emine membuka perlahan pintu kamar ibunya, terlihat Fifan yang sedang melipat pakaian.
" Ibu,,,Emine ingin berbicara sesuatu pada ibu" Emine tidak mendapat respon, Fifan malah terus sibuk melipat baju. " Ibu,,," Sekali lagi Emine memanggil ibunya.
" Apa kau tidak lihat ibu sedang sibuk?" Fifan mengacuhkan putrinya
" Tapi ibu,,, aku ingin mengatakan sesuatu yang penting"
" Cukup Emine!!" tiba-tiba berteriak dengan tatapan rasa benci. Emine sangat terkejut, jantungnya hampir saja copot. Ini adalah pertama kalinya Fifan berteriak kepadanya. " Ibu tidak mau mendengar apa pun dari mu. Besok kau tidak usah sekolah!! Ibu akan mengajakmu kesuatu tempat. Sekarang pergi dan tidurlah!!" Emine keluar dari kamar ibunya. Ia kecewa karena ibunya tiba-tiba bertingkah seperti itu.
" Dicle?? Cihhhh" Emine tidak menghiraukan Dicle yang ternyata sudah berdiri di depan kamar Fifan.
" Dengar Emine... kau sudah kalah,,, Kau berani bermain-main dengan seorang Dicle dan kau harus menerima akibatnya" Emine berhenti setelah mendengar ucapan Dicle. Setiap perkataan dari mulut kotor Dicle mbuat hatinya terbakar.
" Ini belum berakhir Dicle! Jika itu adalah akhir bagimu, maka itupun menjadi awal bagi ku!! Pria sampah seperti mu harus di daur ulang agar bisa bermanfaat bagi orang lain" Suara penuh penekanan dari Emine membuat panas telinga Dicle. hampir saja Dicle melayangkan sebuah pukulan tapi Dicle menahannya karena kondisi yang tidak memungkinkan.
" Kenapa berhenti? pukul saja aku!! Aku memperingati mu Dicle, Aku akan membalas semua perbuatan persetan mu pada ku. Sekarang tersenyumlah sepuasmu!! Karena esok hari kau tak akan punya alasan lagi untuk tersenyum" Menatap tajam mata Dicle lalau pergi begitu saja.
*
*
*
Emine menatap adiknya yang sedang tertidur pulas. Entah kenapa Emine merasa sangat resah, hatinya tidak tenang. Ia tak tau apa yang akan terjadi di hari esok. Emine membelai rambut adiknya dengan penuh kasih sayang dan tertidur disampingnya.
Seperti hari-hari biasanya, Emine bangun pagi membantu adiknya bersiap-siap sekolah.
" Emine,,, " Suara Fifan yang ada di balik pintu kamarnya dan berjalan menuju ke arahnya.
" Emine,,, kau bersiap-siaplah!! kita akan pergi kesuatu tempat" Fifan mengambil alih tempat Emine yang sedang membantu mengepang rambut Cansu.
" Ibu,,, Ibu mau pergi kemana?? Kenapa tidak mengajak Cansu? Cansu juga ingin ikut bersama kakak" Suara polos Cansu membuat hati Fifan tersentuh tapi tak membuat Fifan mengurungkan niatnya untuk hari ini.
" Cansu,,, kau tidak boleh ikut!! kau harus tetap disini!! "
" Apa ibu akan membawa kakak pergi jauh?"
Fifan tidak merespon pertanyaan Cansu. Dia hanya diam sembari menahan air mata.
*
*
*
*
" Bawa ini Emine!!" Fifan menyodokan tas besar dan berat kepada Emine. Sekarang mereka berada di dalam bus menuju suatu tempat. Emine terus bertanya kemana mereka akan pergi tapi tak ada satu pun pertanyaan yang direspon Ibunya.
" Brukkkkk,,,,"
" Aghhhhh,,,," Tubuh Emine ambruk ketika seseorang menabrak tubuhnya dan sekarang mereka berdua jatuh kebawah. Semua mata menatap mereka berdua. Emine bisa melihat sepasang mata yang sangat indah, tetapi seluruh wajahnya tertutup oleh kain hitam yang membuatnya terlihat seperti pencuri.
" Pencuri,,,, Hentikan orang itu!! Dia mencuri barang ku" Baru saja Emine berpendapat tentang orang itu,,.kemudian seseorang sudah berteriak yang menunjukan bahwa perasangka Emine benar. Pencuri. Namun sayangnya Orang itu sudah melompat dari bus dan kabur.
Kejadian itu berlalu begitu saja. Emine tidak perduli karena itu bukan urusan Emine. Hingga sampailah Emine ketempat tujuannya. Emine terkejut saat ia sampai ditempat itu. Tempat dengan 2 Satpam di luarnya.
" Ibu,,, apa yang kita lakukan disini? " Emine bertanya dengan menatap sekeliling tempat itu.
" Emine,,, mulai sekarang kau akan tinggal disini!!" Fifan menatap putrinya dengan wajah yang tak menunjukan rasa bersalah.
" Apa maksud ibu,,,?? Ibu Emine tidak mau disini. Ibu Emine mohon jangan tinggalkan Emine ibu" Emine memegang tangan Fifan yang ingin meninggalkannya.
" Sudah Emine!! lepaskan tangan ibu!!" Fifan menghempaskan dengan kasar tangan Emine. " Hanya karena ulah mu, ibu tak ingin keluarga ibu hancur. Teganya kau memfitnah ayah mu dengan mengatakan bahwa ia sering melecehkan mu. Ibu benar-benar menyesal telah membesarkan putri sepertimu"
Tubuh Emine tiba-tiba lemas, Matanya menatap ibunya dengan sayup, Air mata keluar tak bisa ditahan lagi lalu mendekati Fifan dan berbicara dengan santai.
" Ibu,,,, " Fifan tak sanggup menatap mata Emine, Ia memalingkan wajahnya.
" Ibu,,, lihat lah gadis malang ini!! Aku Emine putri ibu yang dulu sangat ibu sayangi. Emine butuh perlindungan ibu, lalu kenapa ibu malah menyingkirkan Emine hanya karena lelaki yang baru ibu kenal? Kenapa ibu lebih mempercayai lelaki **** itu ibu?"
Fifan tidak merespon apapun. ia malah melangkah pergi meninggalkan Emine.Seketika tubuh Emine terjatuh lemas tergulai. Menangis sejadi jadinya, menahan rasa sakit hati kepada ibunya. Ibu yang katanya merupakan malaikat bagi anak-anaknya ternyata tak lebih dari seorang manusia tak berhati.
" IBUUUU,,,, AKU MEMBENCIMU,,,, AKU SUNGGUH MEMBENCIMU" Emine berteriak keras. Suara penuh kebencian menggelegar di tempat itu, tidak lupa diselingi isak tangis seorang anak yang hatinya kini hancur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu, searchnya pakek tanda kurung biar gak melenceng yaa
2022-12-13
0
Maisy Asty
Like mendarat dikarya kakak💪💪
2020-09-29
0
Mba Iroh
aku mampir thor.semangat
2020-06-28
0