Pukul 10.30 malam.
Kakek tua mengajak Emine ke ruang baca.
" Kenapa kita kesini?" tanya Emine yang sedikit bingung.
" Ambilkan buku itu!!" Kakek tua menunjuk sebuh buku besar yg bertuliskan Zirah. Itu adalah nama dari putrinya.
Emine mengerutkan dahinya yang menatap buku berwarna coklat tua itu lalu mencoba meraih buku yang berada sedikit tinggi hingga membuatnya harus melompat-lompat untuk bisa menjangkau buku tersebut. Saat tangan Emine berhasil menyentuh buku itu dan menariknya, Emine terkejut akan suara yang tiba-tiba terdengar, terlihat sebuah lemari buku yang bergerak ke samping.
" Ayo masuk!!" Tanpa ekspresi apa pun, Kakek tua masuk dengan santai sedangkan Emine masih berdiri di luar sana dan menatap tidak percaya bahwa ada ruangan rahasia yang tidak ia ketahui sama sekali meski Emine sering menghabiskan waktunya disini.
" Kakek ruangan apa ini??" Emine menatap sekeliling ruangan yang sebagian temboknya ditutupi oleh alat-alat yang aneh.
" Ini adalah ruang kerja ku." Kakek tua berjalan menuju meja dengan 8 monitor komputer di depannya dan satu monitor besar yang berada di tengah-tengahnya.
" Lihat dia baik-baik!!" Kakek tua menunjukan sebuah gambar.
Pria paruh baya namun masih terlihat gagah dengan setelan jas hitam berdiri di depan mobil mewah. Di dalam otaknya, Emine masih mencari-cari siapa pria yang terlihat begitu familiar di matanya.
" Mentri keuangan. Yahh,,, dia adalah mentri keungan." Dengan bangganya Emine menunjuk gambar yang ada di layar monitor.
" Namanya?"
" Namanya? Eeeee,,, namanya,,,namanya adalah,,,eeeee,,,," Emine mengerutkan dahinya mencoba berfikir dengan keras. " Omar, namanya adalah Omar."
" plankkk,,,," Kakek tua memukul kepala Emine dengan bolpoin. " Omar adalah serkertarisnya bodoh."
Emine meringis sambil memegangi kepalanya lalu memperlihatkan muka masam.
" Pantas aku bodoh. Kakek selalu memukul kepala ku. Aishhhhh,,,,"
" Lihat dia baik-baik, namanya adalah Zen, Zen Bainar. Seseorang menyewa kita untuk mengungkap kejahatannya. Menurut laporan yang di berikan, dia sudah melakukan penggelapan uang negara. Namun sayang tidak ada yang bisa membuktikannya."
" Apa aku harus membuktikannya disaat tidak ada orang yang bisa membuktikannya?"
" Zen sudah mengganti laporan keuangan negara dengan laporan palsu. Laporan yang asli sekarang ada ditangannya. Tugasmu adalah mengambil laporan yang asli!!"
" Bagaimana caraku mengambilnya?"
Percakapan antara kakek tua dan Emine sekarang sudah mulai serius.
" Aku sudah mencari tahu dan melacak cctv yang ada dirumahnya, ada sedikit kejanggalan di ruang kerjanya." Kakek tua memperlihatkan sebuah rekaman cctv dimana Zen selalu memeriksa pot bunga yang ada di ruang kerjanya.
Emine menatap tidak percaya bahwa kakek tua sehebat itu. Itu artinya kakek tua bisa melacak cctv yang ada di penginapan dan melihat kegiatan di dalam kamar. Mengingat kakek tua adalah orang yang mesum, pikiran Emine langsung tertuju kearah sana.
" Aku tidak melakukan hal yang kau pikirkan." Kakek tua membubarkan pikiran emine dari barisan.
" Aishhh,,,, apa yang kakek katakan? Aku tidak berpikir yang tidak-tidak." Emine mencoba mengelak dengan wajah dan senyum yang di bodoh-bodohkan.
" Sudahlah,,,!!! Di balik pot bunga itu, aku yakin ada sesuatu didalamnya. Yang harus kau lakukan adalah mencari sesuatu di pot bunga itu!!"
" Baiklah,,, itu tidak sulit. Mencari harta karun di balik pot bunga, pasti menyenangkan." Emine berbicara seperti akan mencuri es krim dari seorang bocah.
" Buktikan kau bisa!! Jika kau gagal, aku tidak akan membantu mu dan membiarkan mu mati di tangan mereka." kakek tua berbicara meremehkan sambil memasang sebuah cincin di jari Emine.
" Ayolah kakek,,,itu terdengar kejam. Apa ini?" Emine menatap cincin itu dengan penuh tanda tanya.
" Alat pelacak. Dengan alat ini aku akan tau dimana posisimu."
" Kaca mata?" Kakek tua memberikan sebuah kaca mata hitam.
" Ini berguna untuk mendetiksi kamera. Alat ini bisa menditeksi semua kamera yang berjarak kurang dari 15 meter dari tempatmu."
" Bola-bola kecil? Ini terlihat seperti permen. "
" Jangan mencoba memakannya!! Saat kau melihat kamera dan sulit bagimu untuk menghindar, kau lempar saja bola-bola ini kearah kamera!! Dan kamera itu tidak akan bisa menangkap gambar."
Kakek tua memberikan banyak benda-benda berukuran kecil yang sukses membuat Emine bergeleng-geleng kepala. Benda-benda dengan kegunaan yang tak terduga.
" Ada lagi?." Tanya Emine yang mengira masih ada banyak benda-benda aneh yang dimiliki kakek tua.
" Tentu. Benda ini tidak boleh kau lupakan!!." Kakek tua membuk laci dan mengambil sebuah pistol. " Saat kau terdesak dan tidak punya jalan lain, inilah satu-satunya penyelamat mu."
Emine mengambil pistol itu, matanya menatap dengan lekat. Percuma jika berbuat baik, karena orang-orang lebih mengingat yang buruk tentang dirimu. Dan Emine sudah memiliki nama yang buruk semenjak kejadian itu, membunuh untuk kedua kalinya bukanlah masalah yang besar baginya.
Setelah siap dengan peralatan dan perlengkapannya, Emine berangkat menggunakan motor ninja yang kini membuatnya lebih terlihat seperti anak geng motor yang berkeliaran di malam hari dengan celana, baju, jaket serba hitam.
"Greng,,,,Greng,,,,greng,,, ceklekklek,,, Ayo Herby kita berangkat." Herby adalah nama motor kesayangan Emine.
Hampir pukul 12 malam, Emine melajukan motornya dengan kecepatan penuh. Hanya ada beberapa kendaraan yg lalu lalang. Meski keadaan sepi, Emine tetap mematuhi peraturan lalu lintas dengan berhenti pada saat lampu merah. Dari arah berlawanan, tepatnya di jalan trotoar, terlihat aksi kejar-kejaran antara dua orang pria. Pria yang mengejar terlihat tidak asing. Emine menepi dan mengikuti dua orang pria itu yang masuk gang yang terlihat sangat sepi.
" Apa yang kau lakukan Emine?" Tanya kakek tua yang melihat posisi Emine berada di daerah yang bukan tujuannya.
" Aku hanya ingin memastikan sesuatu." Jawab Emine yang terus berjalan menyusuri gang tersebut dengan sangat hati-hati.
" Dorrr,,,,Dorrr,,,," Suara tembakan yang di arahkan ke atas.
Seorang pria tergeletak di tanah dengan pria yang satunya mencoba menusuk pria yang tak berdaya itu. Namun aksinya terhenti ketika Emine melepaskan 2 peluru. Sontak pria tersebut terkejut dan melempar pandangannya ke arah sumber suara.
" Siapa kau?" Dengan mata yang mencari-cari, Pria tersebut mencoba melihat wajah Emine yang tertutupi oleh masker dan kaca mata hitam.
" Siapa aku tidak penting!! Cepat pergi atau aku akan menembak mu!!" Emine mengarahkan pistolnya. Pria itu tidak terlihat takut, sikapnya tetap tenang.
" Dasar anak ini,,,, jangan sampai kau terlibat pembunuhan!!! Pergi saja dari sana!!" Kakek tua mulai khawatir. Ia bisa mendengar suara Emine dan sekelilingnya.
" Tenang saja kakek!! Aku hanya akan menaku-nakutinya, tidak akan menembaknya." Jawab Emine dengan pelan.
" Tidak mau pergi?? Kalau begitu aku yang akan membuatmu pergi dari dunia ini." Emine mengancam pria yang terlihat cukup muda dengan jaket Hoddie.
" Cihhh,,,,, Semoga kita bertemu lagi nona." Dengan cepat pria itu lari menghilang dari pandangan Emine.
Emine mendekati dengan perlahan pria yang tergeletak dengan tubuh tengkurap. Darah sudah berceceran di tubuhnya.
" Sepertinya dia terluka parah." Emine mengamati tubuh pria itu. " Dan masih hidup." Walaupun tidak bisa melihat wajahnya karena tertutupi oleh darah, tapi pria ini terlihat tidak asing.
" Apa perduli mu?? Cepat pergi dari sana!! Kau tidak boleh terlibat dengan polisi."
" Tapi bagaimana dengan dia kakek?"
" Aku akan menelfon ambulance untuk datang ke daerah itu. Jadi kau cepatlah pergi!!"
" Baiklah,,, aku pergi sekarang." Baru saja Emine ingin melangkah pergi, Namun sesuatu menahan kakinya.
" Ahhh,,,, lepaskan kaki ku!!." Emine menghempaskan kakinya dengan kasar hingga membuat tangan yang memegang kakinya terlepas.
" Tolong aku!!" Dengan kondisi seperti ini, pria itu mencoba mengumpulkan tenaganya untuk meminta bantuan dengan suara yang terdengar serak.
" Tunggu saja disini!! Sebentar lagi ambulance akan datang. Aku tidak bisa membantumu lebih dari ini. Semoga kau baik-baik saja." Emine segera pergi dari tempat itu, kakinya terasa berat untuk melangkah. Sebenarnya ia penasaran dengan lelaki itu, Namun Emine tidak bisa mengambil resiko. Sesekali Emine menoleh kebelakang untuk memastikan pria tersebut.
Emine kembali memacu motornya dan menghilang dari tempat itu.
" Dunia malam memang mengerikan. Untung saja aku datang. Wahhh,,, aku adalah sang penyelamat."
" Bagaimana jika yang kau selamatkan adalah penjahat?"
" Jangan dibuat sulit!! anggap saja dia bukan penjahat!! Naluriku berkata bahwa dia adalah orang baik."
" Baiklah,,, kau adalah penyelamat malam."
" Penyelamat malam? Lumayan. Aku adalah penyelamat malam. Hahahaha,,,,, penyelamat malam. Terdengar sangat aneh."
" Itu cocok untuk mu. Aku sudah memeriksa tempat itu, untung saja tidak ada kamera disana."
" Seharusnya ada kamera disana. Dengan begitu pembunuh itu akan tertangkap."
" aishhh,,,,gadis ini memang bodoh. Jika ada kamera, maka kau juga akan ikut terseret dalam kasus itu. Kau akan berurusan dengan polisi, tidak baik berurusan dengan para manusia penguasa jeruji besi!! Kau tau itu."
" Iya,,, iya,,, dasar kakek tua cerewet."
" Apa kau berharap semua pembunuh di dunia ini harus tertangkap polisi?"
" Tidak,,, menurutku ada pembunuhan yang dibenarkan. Contohnya seperti kasus ku dulu dan pekerjaan ku sekarang ini."
" Baiklah,,, baiklah,,, terserahmu saja!!"
Emine dan kakek tua terus berbicara melalui alat yang bisa membuat mereka terus berkominikasi 24 jam tanpa pulsa maupun kuota. Alat ini juga dirancang khusus oleh kakek tua.
*
*
*
*
*
Hallo semua,,,, kembali lagi bersama Author disini.
Author cuma mau ngingetin buat yang udah baca novel ini dan kebetulan suka sama ceritanya, jangan lupa di like dan komen y!! Author jadi sedih para pembaca cuma nikmatin novelnya tanpa tinggalkan jejak.
Like dan komen kalian sangat memotivasi author buat bikin ep selanjutnya.
Trms.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Nuranita
kalo boleh aq minta alat komunikasi yg ga habisin kuota dan data y kek.....😁😁😁😁😁😁
2022-09-17
1
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
siiip thpr...Eline mulai beraksi0💪💪
2020-11-05
0
Isabella
the best thor!!😊😊😊😊
2020-07-08
0