My ID. Your ID?

" Aku sangat merepotkanmu." Berbicara menatap Emine dengan suara canggung. " Terimakasih, kau sangat baik." Serin merasa tidak enak dengan kejadian di mall dan sekarang Emine memaksa untuk mengantarkanya pulang.

Emine yang masih menyetir, menoleh Serin lalu tersenyum. " Aku senang bisa membantu mu, aku juga senang mengenalmu. Kita bisa menjadi teman baik." kembali mengarahkan pandangan ke jalanan di depan yang cukup sepi.

" Benarkah? Aku bisa jadi teman mu?"

" Tentu. Kenapa tidak?"

" Tapi kau tidak tau siapa aku." Ada sedikit rasa ketidakpantasan dari Serin untuk menjadi teman Emine.

" Kau juga tidak tau siapa aku. Kita seimbang. Jadi tidak masalah kalau kita berteman." Meyakinkan.

" Meski begitu, aku percaya kau adalah orang baik." Ujarnya tanpa ragu.

Emine tersenyum kembali namun masih tetap dengan pandangan fokus ke depan.

" Aku tidak sebaik yang kau pikirkan." Ucapan Emine membuat Serin sedikit bertanya di dalam hatinya.

" Tentu. Semua orang pernah melakukan kesalahan. Itu wajar." Menepis rasa aneh yang muncul. Emine tersenyum kembali.

Suara dering ponsel Serin mengakhiri percakapan mereka.

" Hallo Murat. Ada apa? Benarkah? Baiklah aku segera kesana." Serin segera memasukan ponselnya ke dalam tas.

" Apa ada masalah?" Mendengar Serin menjawab panggilan dengan nada yang sedikit khawatir membuat Emine penasaran.

" Temanku sekarang akan keluar dari rumah sakit. Dia tidak punya keluarga. Aku harus segera kesana untuk membantunya." Menjelaskan kepada Emine. " Turunkan saja aku disana!!" Menunjuk kearah tempat pemberhentian bus yang terlihat sepi.

Emine segera membanting stir ke kiri, menepi tepat di depan halte bus.

" Aku bisa mengantarmu kesana."

" Aku sudah sangat merepotkanmu. Aku akan naik taksi." Dengan cepat Serin melepas sabuk pengaman. " Terimakasih Emine. Hati-hati di jalan!!" Belum sempat Emine mengatakan sesuatu, tapi Serin sudah keluar dari mobilnya dengan tergesa-gesa lalu menyetop taksi di depan dan ia sudah hilang dari pandangan.

" Kenapa dengannya? Temannya hanya akan segera keluar dari rumah sakit, dia tidak sekarat apalagi mati. Tapi sikapnya sangat berlebihan." Gerutu Emine menanggapi sikap Serin. " Hanya teman? Tidak mungkin." Kembali menginjak pedal gas, melajukan dengan kencang mobil sportnya yang semakin mengkilap dari kejauhan oleh paparan sinar matahari.

Emine memarkirkan mobilnya diantara mobil-mobil mewah milik kakek tua. Garasi yang sangat luas itu terlihat penuh dengan beragam jenis mobil.

Terdengar suara aneh saat Emine masuk ke dalam rumah. Suara desahan-desahan yang menggelikan terdengar dari ruang tamu. Emine berjalan perlahan, matanya sedikit-demi sedikit melihat apa yang ada di balik sofa biru. Seorang pria begitu tegang menonton film blue di televisi.

" Dasar kakek tua, sudah tua masih saja bertingkah." Emine merebut remot dari tangan kakek tua lalu mematikan tv.

" Aishhhh,,,,kenapa dimatikan? Itu adalah adegan yang sangat aku tunggu-tunggu." Mengacak rambut tanda frustasi.

Emine tidak menghiraukan kakek tua yang menggrutu kesal. Ia meletakan paperbag diatas meja tepat di depan kakek tua lalu menjatuhkan tubuhnya dengan santai.

" Kau mengganti sepatumu?" Mata kakek tua tertuju pada kaki Emine yang digayung-gayungkan santai dengan tubuh bersandar di sofa dan mata tertuju fokus pada layar ponsel yang ia mainkan.

" Ohhh ini." Menatap sepatunya sesaat lalu melempar ke arah kakek tua. " Saat di mall, ada seorang pencuri. Jadi aku mengejarnya. Pencuri itu lari jauh di depan. Aku tidak bisa mengejarnya lagi, lalu aku melempari kepalanya dengan sepatu ku." Menjelaskan tanpa ekspresi.

" Pencuri tangkap pencuri. Sangat aneh." Celetuk kakek tua mengejek Emine.

" Memangnya kenapa? Aku bukan pencuri. Aku adalah penyelamat malam." Merasa tidak terima.

" Penyelamat malam konon." Pergi begitu saja melangkahi kaki Emine yang melintang di celah sempit antara meja dan sofa.

" Yaaaaa,,,,, kenapa kakek terus membuatku kesal? Aishhhh,,,, kau sendiri yang menamaiku seperti itu. Apa yang salah denganmu?" Berteriak kepada kakek tua yang berjalan menaiki tangga. Namun kakek tua mengabaikan teriakan Emine.

Emine menghentak-hentakan kakinya. Merasa sangat kesal dengan ucapan kakek tua yang menjengkelkan.

*

Okan turun dari ranjangnya. Hari ini ia diperbolehkan untuk pulang. Murat dan Tiras tidak ada disini karena sedang menangani kasus pembunuhan berantai yang sudah mereka tangani selama 1 tahun namun sampai sekarang belum mendapatkan hasil. Terpaksa ia harus pulang sendiri dengan keadaan yang belum cukup pulih. Saat ia berjalan ke arah sofa untuk mengambil tas yang berisi barang-barangnya, kakinya merasa lemas dan hampir terjatuh.

" Srettttttt,,,,," Namun Serin tiba tepat waktu untuk menangkap tubuh Okan. " Kau tidak apa-apa?" Pandangan mereka terkunci untuk sesaat. Okan menatap wajah Serin yang polos namun tidak sepolos yang terlihat. Kecantikan Serin masih terlihat sama. Wajah yang dulu mampu membuat Okan menjatuhkan hatinya kepada Serin. Bahkan wajah itu kembali mengguncang hati Okan. " Duduklah dulu!!! Biar aku yang membereskan barang-barangmu." Memapah Okan menuju kasur.

" Kenapa kau kesini?"

" Murat memberitahuku bahwa kau akan pulang sekarang. Dia tidak bisa datang kesini. Jadi aku datang untuk membantumu." Jawab Serin membelakangi Okan sembari terus memasukan beberapa pakaian kedalam tas.

" Aku tidak butuh bantuanmu." Ucapan Okan membuat Serin tersenyum memasukan baju terakhir lalu membalikan badan.

" Sampai kapan kau membenciku? Itu tidak masalah. Tapi saat ini kau butuh bantuan. Aku disini hanya untuk membantumu. Aku tidak mengharapkan sesuatu yang lebih. Hanya ini yang bisa aku lakukan. Aku mohon, jangan hentikan aku untuk membantu mu Okan." Melalui ucapan yang terdengar tulus dan tatapannya, Serin membuat Okan terdiam.

" Lupakan apa yang aku katakan!!!" Merasa canggung dengan tatapan Okan, Serin membalikan badan lalu mengambil tas yang sudah siap di sofa. Mereka berdua pergi dari rumah sakit.

*

Suasana yang bersahabat untuk menikmati secangkir teh hangat di atap rumah. Emine duduk melihat bintang-bintang yang nampak memenuhi langit.

" Ayah, aku merindukanmu. Apa itu ayah?" Emine percaya bahwa bintang yang bersinar paling terang adalah ayahnya. " Ayah bisa beritahu aku dimana dia berada? Kau pasti tau dimana dia. Katakan!! Kalau tidak bisa memberitahuku sekarang, beritahu aku saat tidur!! Beritahu aku saat aku bermimpi indah!!" Saat Emine merindukan ayahnya, ia akan pergi keatap untuk melihat bintang yang bersinar paling terang lalu berbicara dengan bintang itu. Emine akan mengeluarkan segala keluh kesalnya. Dia percaya meski tidak mendapat respon, ayahnya pasti mendengar suara Emine.

Sesuatu yang aneh tiba-tiba ia rasakan. Emine berdiri dari kursinya. " Apa ini sudah waktunya?" melihat noda darah di tempat duduk. " Aishhh,,, aku lupa membeli pembalut." Emine pergi dari tempat itu, masuk ke kamar untuk mengganti mantel lalu keluar menuju minimarket yang tak jauh dari rumah.

Jalanan terlihat sangat sepi. Emine melirik jam di tangannya. " Masih jam 9 tapi sudah sangat sepi seperti ini." Kembali memasukan tangannya kesaku mantel untuk menghangatkan. Langkah kakinya ia hentikan ketika merasakan sesuatu dari sebrang jalan. Seorang pria berdiri di samping mobil. Yang membuatnya aneh yaitu, dia sekarang sedang menatap Emine.

" Siapa dia? Kenapa menatapku seperti itu? Apa dia mau cari masalah di malam hari seperti ini?" Gumam Emine dengan suara pelan. " Sepertinya aku pernah melihatnya? Tapi dimana?" Emine menatap balas pria di sebrang jalan yang berdiri menggunakan jaket Hoddie. Untuk menjawab rasa penasarannya, ia berjalan dengan santai mendekati pria tersebut. Tapi baru beberapa langkah, pria itu segera masuk kedalam mobil dan melarikan diri. " Apa aku terlihat seperti monster? Kenapa dia lari? Aneh sekali." Emine kembali berjakan dengan rasa aneh yang terus mengganggunya.

" Pasti sangat mejengkelkan jika pembalut habis di saat seperti ini." ujar wanita yang sudah berumur sekaligus pemilik minimarket saat Emine menyodorkan satu bungkus pembalut.

" Benar sekali. Ini sudah menjadi penyakit wanita." Jawab Emine kepada wanita yang sedang memasukan kode barang kedalam komputer. " Nyonya, boleh aku bertanya."

" Iya,,, katakanlah!!!"

" Kenapa di luar sangat sepi? Ini belum terlalu malam."

" Apa kau tidak tau? 5 hari yang lalu seorang wanita muda ditemukan tewas di samping tempat sampah dalam kondisi mengenaskan. Menurut berita yang beredar, itu adalah pembunuhan berantai. Sebelumnya pembunuhan itu terjadi di Ankara. Karena itu orang-orang terutama para gadis dan wanita muda tidak berani keluar rumah di malam hari." Emine menyimak ucapan wanita itu dengan raut wajah yang serius.

" Aku tidak tau soal itu." Emine jarang menonton televisi ataupun membaca koran. Karena itu ia menjadi kurang updat.

" Beritanya sudah tersebar luas. Kau berhati-hatilah!!" Memperingati sembari menyodorkan kantong plastik.

" Baiklah, terimaksih Nyonya." Emine keluar dari minimarket. Entah kenapa pria yang ia temui beberapa saat lalu benar-benar mengganggu pikirannya. Bahkan saat ia tahu di daerahnya ada pembunuhan, pikirannya masih tertuju padanya.

Terpopuler

Comments

Nero_Kyrie

Nero_Kyrie

wah parah si kakek tua hobi nonton BF 😂

2020-05-14

0

Karina Derina

Karina Derina

si kake tua nonton apa thor

2020-04-17

0

📸⃝ᴿᴳDOWN BLACK

📸⃝ᴿᴳDOWN BLACK

semangat terus yah😊😊😊😊,,,,,

2020-04-16

0

lihat semua
Episodes
1 Dibuang.
2 Kehidupan di Panti Asuhan.
3 Kejadian 1 Tahun Lalu
4 Pertemuan Pertama.
5 Kakek Tua.
6 Kehidupan Baru.
7 Mengenang Masa Lalu yg Pahit.
8 First Mission
9 First Mission Suces.
10 Masa Lalu.
11 High Heels Anak Sultan.
12 My ID. Your ID?
13 Menemukan Mu.
14 Kenyataan.
15 I'm Sorry dady.
16 Penyelidikan.
17 Tipu-Tipu.
18 Menemukan Markas Killer.
19 Kabur.
20 Memaafkan mu.
21 Don't Touch My Daughter.
22 Cemburunya Pakpol.
23 Tetanik Season 2
24 Hurt.
25 Hilangnya Sang Penyelamat Malam.
26 The story of death day.
27 In Belgia
28 My friend Meli.
29 Membunuh.
30 In Turki.[This is start]
31 Me and Bodyguard.
32 Ini itu salah. [ Ozgur ]
33 Terdeteksi.
34 I'm Comming.
35 Sembilan pertanyaan berujung penyiksaan.
36 Tipu Daya Kakek Tua.
37 Teman ku musuh ku.
38 Wanita Murahan????
39 Jual Mahal tapi Gagal.
40 One Night With You.
41 Terungkap sebuah kenyataan.
42 Kebohongan.
43 Mendadak menjadi Manager
44 Melawan Cinta.
45 Strong baby.
46 75% kebenaran terungkap ( Part 1 )
47 75 % kebenaran terungkap. ( Parat 2 )
48 Story Fika.
49 Meragukan.
50 Kemarahan dan Kekecewaan Emine.
51 Persidangan.
52 Karena ego dan emosi masing-masing.
53 Membunuh lintah darat.
54 Gara-gara Ular piton.
55 Biar Aku Yang Pergi.
56 Meminta Restu
57 Hasil yang manis.
58 Mabuk berat.
59 Memalukan.
60 Duka yang tak terduga.
61 Setelah kepergian Ibu.
62 Perayaan Kenaikan Pangkat. Part 1
63 Perayaan Kenaikan Pangkat . Part 2
64 Halunya Author. { Squel }
65 Cemburu di hari pernikahan.
66 SAH.
67 Dikerjai.
68 Malam ke 2
69 Meli Depresi.
70 Masa lalu sepasang saudara.
71 Satu persatu mulai terbongkar.
72 Bukan Teman lagi.
73 Takut kehilangan.
74 Penolakan untuk kembali.
75 Menyingkirkan.
76 Berbohong.
77 Masuk perangkap
78 Tersiksa.
79 Melepaskan diri.
80 Siapa yang akan hidup?
81 Mati 1.
82 Akhir cerita. [ TAMAT ]
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Dibuang.
2
Kehidupan di Panti Asuhan.
3
Kejadian 1 Tahun Lalu
4
Pertemuan Pertama.
5
Kakek Tua.
6
Kehidupan Baru.
7
Mengenang Masa Lalu yg Pahit.
8
First Mission
9
First Mission Suces.
10
Masa Lalu.
11
High Heels Anak Sultan.
12
My ID. Your ID?
13
Menemukan Mu.
14
Kenyataan.
15
I'm Sorry dady.
16
Penyelidikan.
17
Tipu-Tipu.
18
Menemukan Markas Killer.
19
Kabur.
20
Memaafkan mu.
21
Don't Touch My Daughter.
22
Cemburunya Pakpol.
23
Tetanik Season 2
24
Hurt.
25
Hilangnya Sang Penyelamat Malam.
26
The story of death day.
27
In Belgia
28
My friend Meli.
29
Membunuh.
30
In Turki.[This is start]
31
Me and Bodyguard.
32
Ini itu salah. [ Ozgur ]
33
Terdeteksi.
34
I'm Comming.
35
Sembilan pertanyaan berujung penyiksaan.
36
Tipu Daya Kakek Tua.
37
Teman ku musuh ku.
38
Wanita Murahan????
39
Jual Mahal tapi Gagal.
40
One Night With You.
41
Terungkap sebuah kenyataan.
42
Kebohongan.
43
Mendadak menjadi Manager
44
Melawan Cinta.
45
Strong baby.
46
75% kebenaran terungkap ( Part 1 )
47
75 % kebenaran terungkap. ( Parat 2 )
48
Story Fika.
49
Meragukan.
50
Kemarahan dan Kekecewaan Emine.
51
Persidangan.
52
Karena ego dan emosi masing-masing.
53
Membunuh lintah darat.
54
Gara-gara Ular piton.
55
Biar Aku Yang Pergi.
56
Meminta Restu
57
Hasil yang manis.
58
Mabuk berat.
59
Memalukan.
60
Duka yang tak terduga.
61
Setelah kepergian Ibu.
62
Perayaan Kenaikan Pangkat. Part 1
63
Perayaan Kenaikan Pangkat . Part 2
64
Halunya Author. { Squel }
65
Cemburu di hari pernikahan.
66
SAH.
67
Dikerjai.
68
Malam ke 2
69
Meli Depresi.
70
Masa lalu sepasang saudara.
71
Satu persatu mulai terbongkar.
72
Bukan Teman lagi.
73
Takut kehilangan.
74
Penolakan untuk kembali.
75
Menyingkirkan.
76
Berbohong.
77
Masuk perangkap
78
Tersiksa.
79
Melepaskan diri.
80
Siapa yang akan hidup?
81
Mati 1.
82
Akhir cerita. [ TAMAT ]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!