Memaafkan mu.

" Emine,,,, " Teriak Okan dari dapur. "mienya aku berikan cabe atau tidak?" Hening tidak ada respon. " Emine,,,," Teriak sekali lagi dan Hening lagi.

" Krikk,,,krikk,,koekk,,koekk,,Tok,,Tok,,Tok,,,Tokek,,,Tokek,,,Tokek,,," Dan yang merespon adalah jangkrik, kodok dan tokek.

Okan mulai mencium bau-bau pelarian, ia mencoba berasabar dengan menggigit bibir bagian bawah menahan rasa kesal yang sebentar lagi akan menyapa. Segera Okan bergegas memeriksa ke ruang tamu.

Fiks, Emine tidak ada di tempat. Okan mencoba untuk tenang. Tidak mungkin Emine pergi dari rumah ini karena ia tak tahu password rumah ini. " Pasti masih di sekitar sini." Okan berlari ke arah kamar mandi, saat ia melewati pintu utama, Okan berhenti.

" Wah,,, wah,,Emine,,, Siapa kau sebenarnya? Bahkan sandi rumahku berhasil kau bobol. Wanita macam apa kau? Aishhhh,,,, Aku di tipu lagi." Okan sangat kesal dengan kebodohanya.

" Ahhhhh,,,, " Okan menjatuhkan tubuhnya kasar di atas sofa. " Emine,,,, kau sangat mempersulit semuanya. Kembali lah Emine!! Aku sudah membuatkan mu mie. Kenapa kau kabur Emine? " Gerutu Okan menyandarkan tubuhnya di sofa.

" Kenapa ponselku hidup? Jangan-jangan wanita itu melakukan sesuatu." Okan mengambil ponselnya dan melihat layar ponsel dengan menu perekam suara sudah terbuka.

Okan menekan tombol play dan suara rekaman sudah berputar.

*** Sebelumnya aku ingin meminta maaf. Aku tidak bisa mengatakan tentang diriku pada mu. Tapi, percayalah!! Aku bukan orang jahat. Aku tidak ada hubungan apa pun dengan pembunuh itu. Aku juga tidak mengerti kenapa akhir-akhir ini aku selalu bertemu dengannya. Untuk mie yang sudah kau buatkan untuk ku, kau bisa memakannya!! Untuk pistol ku yang ada padamu, kau bisa membawanya!! Itu bukan pistol sembarangan, pistol itu dirancang khusus. Kau bisa membuktikannya sendiri kelebihan dari pistol itu. Untuk mobilku yang ada pada temanmu, aku akan mengambilnya nanti, sebelum itu kalian bisa memakai mobilku. Tidak semua orang bisa memakai mobil mewah, jadi pergunakan dengan baik!! Aku juga sudah meninggalkan nomor ponselku di kontak ponselmu dengan namaku. Tapi jangan pernah berfikir untuk melacak nomor ku!! Karena itu hanya akan sia-sia. Hanya itu yang ingin aku sampaikan. Selamat malam semoga mimpimu indah.***

" Semoga mimpi indah? Cih,,, dia tidak sadar telah menciptakan mimpi yang begitu buruk." Dengus Okan kesal lalu beranjak dari sofa menuju kamarnya.

Emine tidak menyangka, pergi dengan mobil mewah pulang dengan taxi. Di dalam perjalanan ia merasa sedikit sedih karena harus membuang kesempatan untuk bersama Okan.

" Kakek kira kau akan terlambat." Kakek tua melihat Emine berjalan kearahnya dengan tubuh dan eskpresi yang terlihat begitu lesu.

Emine merebahkan tubuhnya di atas sofa panjang. " Aku beruntung bisa pulang. Jika tidak, aku tidak akan pernah kembali kerumah ini."

" Ada apa? Terjadi sesuatu padamu?" Katakan!! Apa yang terjadi?"

" Akan ku ceritakan besok, sekarang aku sangat lelah." Emine bangkit dari sofa dengan malas. " Oh ya kakek, untuk majalah dewasanya besok saja aku belikan. Bye,,," Emine pergi, tubuhnya yang lewat di depan sekilas menutupi tv yang menyala.

" Katakan dulu pada kakek apa yang terjadi!! Emine,,,, aishhh,,, Emine,,," Emine tidak menghiraukan teriakan kakek tua yang terdengar serak. Ia terus menaiki anak tangga, perlahan menyeret tubuhnya yang seksi menuju kamar dengan menggunakan sisi tangga sebagai pegangan.

*

Ini sudah pukul 10 pagi tapi masih terlihat seperti pukul 7 pagi karena awan hitam menutupi sinar surya. Cuaca pagi ini sangat buruk, mendung dan suara petir semakin membuat kota istanbul seperti kota mati.

" Siapa yang datang sepagi ini?" Suara bel berbunyi tiga kali, Serin melempar handuk pengering rambutnya ke atas kasur lalu bergegas turun melihat siapa yang berkunjung. Hari ini Serin tidak membuka restorannya karena cuaca tidak mendukung.

Bukan mimpi tapi ragu untuk di katakan nyata. Okan, pria yang sudah lebih dari 3 tahun tidak menginjakan kaki di rumah ini, kini berdiri di depan pintu dan sedikit terlihat ragu. Serin menatap tidak percaya, hatinya bergejolak bahagia namun kebahagiannya di tutupi oleh sikapnya yang kini mematung.

" Serin." Okan terdengar ragu untuk bicara. " Serin, aku kesini untuk menanyakan sesuatu pada mu." Okan membranikan diri untuk memulai percakapan karena ini penting untuknya.

" Silakan masuk!! Lebih baik kita bicarakan di dalam." Mereka berdua masuk kedalam dan dalam keadaan yang begitu canggung.

" Tik,,tik,,tik,,tik,,," Suara detik jam dinding menjadi saksi kebisuan di antara mereka berdua. Tidak ada yang memulai pembicaraan. Okan terlihat ragu, ini pertamakali baginya datang kerumah ini setelah sekian lama mereka terpisah oleh kisah masa lalu yang menjadi dinding pembatas antara mereka berdua.

" Ehemmm,,,, Kau bilang ada yang ingin ditanyakan." Serin berharap Okan akan bertanya tentang mengapa dia menghianatinya.

" Ini soal Emine." Nama Emine membuat harapan Serin untuk menjelaskan kebenaran tentang penghianatannya menjadi pupus.

" Tidak masalah. Mungkin ini bukan saatnya." Gumam Serin dalam hati. " Iya, katakanlah!!"

" Kau berteman dengan Emine?" Tanya Okan

" Iya." Jawab Serin.

" Jika tidak keberatan. Bisakah kau mengatakan sesuatu hal yang tidak orang lain ketahui tentang Emine? Misalnya siapa Emine? Apa pekerjaannya? Dan yang lainnya."

" Aku memang berteman dengan Emine, tapi maaf. Aku tidak tau apa pun tentangnya. Kami belum lama ini saling mengenal. Dia menyelamatkan ku dari pencuri. Yang aku tau Emine adalah orang kaya, hanya itu." Jawab Serin tanpa ragu.

" Selama kau bersama Emine, apa kau pernah menemukan hal aneh, atau merasa aneh dengannya?" Okan sebaik mungkin memanfaatkan waktu untuk menggali informasi tentang Emine.

" Sebenarnya aku sering merasakannya tapi aku pikir itu hanya perasaanku. Saat pertama kali aku melihatnya, aku benar-benar tidak habis fikir bahwa seoarang wanita kaya seperti dia sangat pembrani. Emine menyelamatkan ku dari pencuri hanya dengan menggunakan sepatunya sebagai senjata. Dia mahir dalam bela diri. Terkadang ada perkataanya yang seperti mengandung maksud tertentu. Emine juga punya pistol, kemarin aku melihatnya. Kau pasti juga tau bagaimana sikapnya yang tak mengenal rasa takut saat masuk ke gedung itu. Tapi apa pun yang di lakukan Emine aku percaya dia adalah orang baik."

" Jadi kau pun tidak tau banyak tentangnya." Gumam Okan pelan tidak bisa mendapat info lebih.

" Memangnya ada apa? " Tanya Serin penasaran.

" Emine adalah satu-satunya orang yang pernah bertemu langsung dengan pembunuh itu. Mungkin dia bisa membantu kami menangkap pembunuhnya. Tapi sayangnya dia selalu kabur dari ku." Penjelasan Okan membuat hati Serin lega. Ternyata Okan dan Emine tidak mempunyai hubungan apa pun.

" Maaf aku tidak bisa membantu mu. Aku tidak ingin menjebak Emine agar datang padamu. Dia pasti punya alasan untuk itu." Serin bisa saja menelfon Emine dan menyuruhnya datang ke sini. Namun ia tidak bisa melakukannya mengingat Emine adalah sahabatnya.

" Aku bisa mengerti. Baiklah aku pergi dulu." Okan bangkit dari sofa.

" Tunggu. Di luar hujan. Tinggalah disini setidaknya sampai hujannya reda!! Aku akan membuatkanmu teh hangat." Serin membarnikan diri untuk meminta Okan tinggal.

Tidak enak jika Okan menolak permintaan Serin. Di luar hujannya juga sangat lebat. Okan pun akhirnya tinggal disana.

Cuaca hari ini benar-benar dingin sampai menusuk ke tulang rusuk. Satu cankir teh hangat tidak cukup untuk menghangatkan badan. Perlu selimut yang tebal untuk menjadi tameng dari setiap serangan udara. Dan masalahnya tidak ada selimut tebal disini. Hanya ada Okan dan Serin yang lagi-lagi membisu, membatu, membeku, tak berkutik sama sekali.

Untuk memecah kecanggunang di ruangan ini, Serin berencana untuk kembali saja ke kamar membiarkan Okan disini dari pada harus mematung tak karuan. Akan lebih baik rasanya membiarkan Okan disini sendiri.

" Aku akan ke kamar sebentar. Jika ada yang kau butuhkan panggil saja aku." Ucap Serin bangkit dari sofa dan beranjak pergi melewati celah kecil antara sofa dan meja.

Baru menaiki beberapa anak tangga, tiba-tiba lampu rumah mati. Serin menghentikan langkahnya di salah satu anak tangga. Kakinya gemetar, tangannya mencoba meraba-raba sesuatu agar ia tidak jatuh. Ini bukan akting, tapi Serin benar-benar takut gelap. Serin memiliki trauma di masa kecilnya. Okan pun tau itu.

" Okan,,,, dimana kau? Aku takut,," Serin menangis, ia berjongkok di anak tangga. Serin takut melangkah, setiap langkah di kegelapan meninggalkan trauma yang mendalam.

" Aku disini. Tenanglah!! Jangan menangis!! Tidak terjadi apa-apa. Aku segera kesana. Tenanglah Serin." Okan berjalan perlahan menuju tangga. Tidak sengaja Okan menabrak meja membuat vas bunga terjatuh.

" Tempyankkkkkk,,,,,,"

Serin semakin menangis histeris mendengar suara vas bunga pecah. Bahkan suara di kegelapan pun meninggalkan trauma. Isak tangisnya menceritakan bagaimana mengerikannya malam penculikan itu saat Serin masih berusia 6 tahun

Okan terus barjalan, saat kakinya menyentuh satu anak tangga, ia semakin mempercepat langkah. Okan bisa mendengar suara tangisan itu ada di depannya. Tanpa ragu Okan membantu Serin berdiri, memeluk erat tubuh yang gemetar. Meredam suara tangis Serin di dada kekarnya.

" Aku bersama mu. Jangan menangis lagi!! Ayo kita turun." Okan memandu Serin turun.

Sekarang mereka berdua duduk di sofa. Wanita cantik itu masih terisak di dalam pelukan mantan kekasihnya. Okan mengelus-ngelus rambut Serin, mencoba memberi kehangatan lewat setiap sentuhannya. Terkadang Okan merasa menyesal selalu menjauh dan membenci Serin, ia tak pernah mendengar satu pun penjelasan Serin. Sekarang, semua ini membuat sikap dingin Okan menjadi luluh.

" Apa kau selalu seperti ini di setiap kegelapan?" Tanya Okan membuat deru nafas dari hidung dan mulut mengusap lembut kepala Serin yang bersandar di dadanya.

" Iya, jika lampunya tiba-tiba mati seperti ini, aku akan berjongkok di tempat dimana aku berdiri, menangis, sendiri, tidak ada seorang pun disisi ku, tidak ada yang mau memeluku, tidak ada yang menenangkan ku, tidak ada siapa pun, hiks,,,hiks,,, Bayangan itu selalu muncul menghantaui ku. Aku benar-benar takut. Hiks,,," Serin adalah anak yatim piatu. Ibunya meninggal saat melahirkan Serin dan ayahnya meninggal sehari sebelum kelulusannya di SMA. Okan sendiri adalah teman Serin saat kecil dan menjadi kekasihnya saat remaja dan pada akhirnya Okan pun meninggalkannya karena kesalahan Serin yang sebenarnya kesalahan itu memiliki tujuan baik dengan pengorbanan besar.

Mendengar ucapan Serin membuat Okan merasa benar-benar bersalah. Okan semakin mengeratkan pelukannya.

" Maafkan aku!!Tidurlah!! Tenangkan dirimu!!"

Okan masih terjaga, sedangkan Serin sudah larut dalam mimpi. Okan memandang wajah Serin, dan sepertinya takdir sengaja ingin memperlihatkan wajah Serin yang cantik saat tertidur lewat lampu yang tiba-tiba menyala. Okan bisa melihat wanita ini benar-benar menangis, mata Serin nampak sembab. Okan memopong tubuh Serin, membawanya ke kamar. Tidak perlu peta untuk mencari kamar Serin karena Okan sudah hapal setiap sudut rumah ini. Rumah dulu yang sering ia kunjungi.

" Okan,,," Serin menghentikan Okan yang ingin pergi setelah meletakannya di atas kasur.

" Kau bangun." Okan membalikan badan, menatap Serin yang tiba-tiba terbangun.

" Apa aku tertidur lama?" Tanya Serin mengusap wajanya lembut dengan kedua tangan.

" Tidak. Kembalilah tidur!!"

" Kau mau kemana?" Serin bangun dari ranjang dan berjalan mendekati Okan.

" Aku harus ke kantor. Ada sesuatu yang harus di selesaikan." Okan gugup ketika Serin semakin mendekat.

" Trimakasih untuk hari ini." tersenyum ragu-ragu. " Aku tidak berharap lebih, Tapi mau kah kau memaafkan ku?" Tatapan Serin yang sendu berkata bahwa Serin berharap untuk di maafkan. Okan terdiam untuk sesaat. " Tidak apa-apa jika kau belum bisa memaafkan ku. Kebencian mu, kemarahan mu, sikap mu padaku, Semua itu memang pantas aku dapatkan." Serin mengira Okan tidak mau memaafkannya.

Okan selalu kalah ketika menatap Mata Serin yang terlihat tanpa dosa itu. Meski ia ingin berkata tidak, tapi Okan tidak tega melihat wanita yang pernah di cintainya hidup dengan rasa bersalah seumur hidupnya. Serin selama ini juga berusaha untuk mendapatkan maaf dari Okan. Ia melakukan banyak hal meski selama ini Okan sering menyakitinya dengan kata-kata maupun sikapnya yang begitu dingin. Sekarang Okan berfikir bahwa sikapnya selama ini terlalu berlebihan. Tidak ada gunanya hidup dalam kebencian. Bagaimana pun Serin, dia tetaplah pernah menjadi bagian dari hidupnya.

" Aku memaafkan mu."

Mata Serin berbinar mendengar ucapan Okan. Air mata kebahagiaannya menetes tanpa intruksi. Sudah bertahun-tahun Serin menunggu jawaban ini dan akhirnya semua perjuangannya tidak sia-sia. Rasa kebahagiannya hari ini tak bisa ia ungkapkan lewat suara, kebahagiaanya ia ungkapkan dengan cara memeluk Okan langsung. Walaupun pelukan itu refleks tak di sadari Serin.

" Trimakasih Okan. Kau tidak tau selama ini aku sangat tersiksa hiks,,, kau sangat jahat pada ku hiks,,, kau hampir membunuh ku. Kau membuatku menunggu lama,,hiks,,," Serin menangis bahagia di dekapan pria bertubuh kekar. Dipeluknya erat tubuh Okan agar tidak lepas lagi. Walaupun saat ini Serin memeluknya dengan sepenuh hati, tapi entah kenapa Okan tidak bisa membalas pelukan itu. Rasanya tangan Okan benar-benar kaku untuk sekedar di angkat, mungkin karena semuanya telah berubah. Perasaan Okan tidak lagi sama seperti yang dulu, walupun terkadang Serin mampu mengguncang hatinya, tapi semua itu perlahan memudar, menghilang karena satu hal yaitu sebuah ingatan dimana saat Okan melihat Serin yang dulu adalah kekasihnya berciuman dengan pria lain di belakangnya.

Ingatan itu akan selalu menjadi tembok besar yang menghalangi kembalinya rasa cinta yang dulu pernah tercipta.

*

*

*

Jangan lupa like+komennya!!!

Trms.

Terpopuler

Comments

Tribuniyati

Tribuniyati

sllu ad penghoNatan

2020-04-24

0

guest1053126236

guest1053126236

next up

2020-04-13

0

Yachan ❤

Yachan ❤

menarik ❤
tp sering" di revisi ulang ya kak, kadang typo suka lolos gitu aja dari pandangan kita 💪💋

2020-03-29

4

lihat semua
Episodes
1 Dibuang.
2 Kehidupan di Panti Asuhan.
3 Kejadian 1 Tahun Lalu
4 Pertemuan Pertama.
5 Kakek Tua.
6 Kehidupan Baru.
7 Mengenang Masa Lalu yg Pahit.
8 First Mission
9 First Mission Suces.
10 Masa Lalu.
11 High Heels Anak Sultan.
12 My ID. Your ID?
13 Menemukan Mu.
14 Kenyataan.
15 I'm Sorry dady.
16 Penyelidikan.
17 Tipu-Tipu.
18 Menemukan Markas Killer.
19 Kabur.
20 Memaafkan mu.
21 Don't Touch My Daughter.
22 Cemburunya Pakpol.
23 Tetanik Season 2
24 Hurt.
25 Hilangnya Sang Penyelamat Malam.
26 The story of death day.
27 In Belgia
28 My friend Meli.
29 Membunuh.
30 In Turki.[This is start]
31 Me and Bodyguard.
32 Ini itu salah. [ Ozgur ]
33 Terdeteksi.
34 I'm Comming.
35 Sembilan pertanyaan berujung penyiksaan.
36 Tipu Daya Kakek Tua.
37 Teman ku musuh ku.
38 Wanita Murahan????
39 Jual Mahal tapi Gagal.
40 One Night With You.
41 Terungkap sebuah kenyataan.
42 Kebohongan.
43 Mendadak menjadi Manager
44 Melawan Cinta.
45 Strong baby.
46 75% kebenaran terungkap ( Part 1 )
47 75 % kebenaran terungkap. ( Parat 2 )
48 Story Fika.
49 Meragukan.
50 Kemarahan dan Kekecewaan Emine.
51 Persidangan.
52 Karena ego dan emosi masing-masing.
53 Membunuh lintah darat.
54 Gara-gara Ular piton.
55 Biar Aku Yang Pergi.
56 Meminta Restu
57 Hasil yang manis.
58 Mabuk berat.
59 Memalukan.
60 Duka yang tak terduga.
61 Setelah kepergian Ibu.
62 Perayaan Kenaikan Pangkat. Part 1
63 Perayaan Kenaikan Pangkat . Part 2
64 Halunya Author. { Squel }
65 Cemburu di hari pernikahan.
66 SAH.
67 Dikerjai.
68 Malam ke 2
69 Meli Depresi.
70 Masa lalu sepasang saudara.
71 Satu persatu mulai terbongkar.
72 Bukan Teman lagi.
73 Takut kehilangan.
74 Penolakan untuk kembali.
75 Menyingkirkan.
76 Berbohong.
77 Masuk perangkap
78 Tersiksa.
79 Melepaskan diri.
80 Siapa yang akan hidup?
81 Mati 1.
82 Akhir cerita. [ TAMAT ]
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Dibuang.
2
Kehidupan di Panti Asuhan.
3
Kejadian 1 Tahun Lalu
4
Pertemuan Pertama.
5
Kakek Tua.
6
Kehidupan Baru.
7
Mengenang Masa Lalu yg Pahit.
8
First Mission
9
First Mission Suces.
10
Masa Lalu.
11
High Heels Anak Sultan.
12
My ID. Your ID?
13
Menemukan Mu.
14
Kenyataan.
15
I'm Sorry dady.
16
Penyelidikan.
17
Tipu-Tipu.
18
Menemukan Markas Killer.
19
Kabur.
20
Memaafkan mu.
21
Don't Touch My Daughter.
22
Cemburunya Pakpol.
23
Tetanik Season 2
24
Hurt.
25
Hilangnya Sang Penyelamat Malam.
26
The story of death day.
27
In Belgia
28
My friend Meli.
29
Membunuh.
30
In Turki.[This is start]
31
Me and Bodyguard.
32
Ini itu salah. [ Ozgur ]
33
Terdeteksi.
34
I'm Comming.
35
Sembilan pertanyaan berujung penyiksaan.
36
Tipu Daya Kakek Tua.
37
Teman ku musuh ku.
38
Wanita Murahan????
39
Jual Mahal tapi Gagal.
40
One Night With You.
41
Terungkap sebuah kenyataan.
42
Kebohongan.
43
Mendadak menjadi Manager
44
Melawan Cinta.
45
Strong baby.
46
75% kebenaran terungkap ( Part 1 )
47
75 % kebenaran terungkap. ( Parat 2 )
48
Story Fika.
49
Meragukan.
50
Kemarahan dan Kekecewaan Emine.
51
Persidangan.
52
Karena ego dan emosi masing-masing.
53
Membunuh lintah darat.
54
Gara-gara Ular piton.
55
Biar Aku Yang Pergi.
56
Meminta Restu
57
Hasil yang manis.
58
Mabuk berat.
59
Memalukan.
60
Duka yang tak terduga.
61
Setelah kepergian Ibu.
62
Perayaan Kenaikan Pangkat. Part 1
63
Perayaan Kenaikan Pangkat . Part 2
64
Halunya Author. { Squel }
65
Cemburu di hari pernikahan.
66
SAH.
67
Dikerjai.
68
Malam ke 2
69
Meli Depresi.
70
Masa lalu sepasang saudara.
71
Satu persatu mulai terbongkar.
72
Bukan Teman lagi.
73
Takut kehilangan.
74
Penolakan untuk kembali.
75
Menyingkirkan.
76
Berbohong.
77
Masuk perangkap
78
Tersiksa.
79
Melepaskan diri.
80
Siapa yang akan hidup?
81
Mati 1.
82
Akhir cerita. [ TAMAT ]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!