Penyelidikan.

Suara bising di ruang tamu membuat Okan terpaksa membuka matanya. Kepalanya terasa berat karena akhir-akhir ini Okan kurang tidur.

" Dia sudah pergi?" Menatap tempat tidur yang sudah sangat rapi. " Aishhhh,,, suara siapa itu?" Okan menepis selimutnya, beranjak dari sofa menuju ruang tamu.

" Siapa dia berani mengatai ku bermulut dua? Dia lah yang bermulut dua. Dia pikir dia siapa? Masuk ke rumah lelaki? Sendiri? Cihhh,,,, dasar wanita jaman sekarang." Murat masih tidak terima dengan kejadian hari ini. Di sofa, ia masih mengoceh.

" Sudahlah murat!! Kau benar-benar membuat telinga ku panas. Dia tidak seburuk yang kau pikirkan." Sahut Tiras yang baru datang dari dapur mengambil soda lalu meletakannya di atas meja.

Okan bisa melihat dua kepala dari balik sofa. Entah apa yang sedang mereka perdebatkan, Okan tidak bisa mendengar jelas dengan nyawa yang setengah hilang.

" Kapan kalian kesini?" Tanya Okan langsung bergabung dengan mereka.

" Lihatlah ketua ini!! Dia meninggalkan kita tanpa kabar kemarin malam, ternyata apa yang terjadi? Seorang wanita pagi-pagi sekali keluar dari rumah ini." Protes Murat dengan aura kesal yang sudah terpancing sedari tadi.

" Maafkan aku. Bagaimana kemarin? Kalian berhasil?" Tanya Okan dengan kondisi rambut khas pria baru bangun. Berantakan, seperti sarang burung walet.

" Kabar buruk Okan," Tiras berhasil membuat Okan menarik tubuhnya dari punggung sofa dengan tatapan mata yang sudah mulai hidup.

" Apa yang terjadi?" Respon Okan dengan suara penuh kecemasan.

Murat dan Tiras saling menatap sejenak, memberi kode siapa yang akan menceritakan kejadian kemarin malam. Namun Murat segera memalingkan wajahnya, memberi kode bahwa ia tak mau menjelaskan. Tiraslah akhirnya yang menjelaskan.

"Ehmmmm...." Tiras berdehem untuk memulai cerita. " Begini, kemarin malam kami mendengar suara wanita berteriak dari lorong jalan sekitaran sana, aku dan Murat segera berlari kesumber suara, tapi semuanya sudah terlambat. Kami berdua sudah berusaha mencari ke setiap ruang, ke setiap sudut, namun hasilnya nihil. Yang kami temukan hanyalah tas yang tergeletak di jalan." Cerita Tiras membuat suasana tiba-tiba berubah. " Aku sudah mencoba menelfon mu tapi kau tidak mengangkatnya. Tadi pagi seorang ibu-ibu melaporkan bahwa putrinya tidak pulang kerumah, dan pemilik tas yang kami temukan adalah milik putrinya. Dengan kata lain, Korban bertambah, meski saat ini belum ada kepastian tentang kematian wanita itu, tapi cepat lambat jasadnya pasti akan ditemukan. Kita semua sudah tau, pembunuh itu tidak langsung membunuh korban, korban akan disiksa terlebih dahulu sebelum di bunuh."

Setelah mendengar cerita panjang Tiras, kini Okan kembali menyandarkan tubuhnya ke sofa, memejamkan perlahan matanya, mencerna beban yang semakin bertambah.

" Aghhhhh,,,," Ringis Okan pelan melepasakan sedikit beban yang terasa berat di kepala.

" Apa sebenarnya motif dari pembunuh itu? Kenapa dia terus membuat korban berjatuhan?" Tanya nya sendiri.

" Sebaiknya kita ke kantor untuk membicarakan ini semua." Saran murat yang sama pusing memikirkan kasus ini.

" Tunggu sebentar!! Aku akan mengganti pakaian." Ujar Okan yang langsung bergegas pergi ke kamarnya.

Hanya butuh 10 menit, dan Okan sudah siap dengan celana jeans jaket kulit hitam, pakaian itu adalah pakain yang sering dikenakan. Jarang bagi devisi ini mengenakan baju dinas mereka. Kecuali ada hal yang bersifat formal. Mereka bertiga bergegas pergi ke kantor polisi dengan mobil jeep Murat.

Setelah sampai di kantor, tepatnya di ruangan mereka, Murat,Tiras dan Okan mulai menyelidiki kembali kasus pembunuhan berantai lewat bukti-bukti korban yang sudah ditemukan.

" Lihat ini!!! Ini, ini, ini, dan ini!! Semuanya sama." Okan menunjuk gambar-gambar korban dengan sebuah tanda yang sama terdapat di dahi mereka. Tanda itu merupakan sebuah gambar tangan yang saling menggenggam dengan erat namun di atas tangan tersebut terdapat gambar pisau yang mengarah ke tangan tersebut. Gambar itu sendiri di gambar dengan besi panas. Bisa di bayangkan bagaimana rasanya besi panas menyayat kulit para wanita-wanita malang ini.

" Ini adalah sebuah simbol. Simbol ini memiliki banyak arti, persahabatan, hubungan yang baik, kasih sayang, namun bisa di artikan sebagai penghiantan memgingat ada pisau yang mengarah ke tangan tersebut." Ucap Okan sebagai pemandu penyelidikan.

" Itu artinya, pembunuh ini memiliki spesifikasi untuk korbannya. Dia mengincar wanita yang berhubungan dengan persahabatan, atau penghianatan." Ucap Murat ketika mendengar penjelasan Okan.

" Tapi ini hanya duga'an sementara. Kita tidak bisa membuktikannya. Semua korban telah tewas, jika saja ada yang hidup, kemungkinan besar kita bisa menemukan kebenarannya." Tiras juga turut mengemukakan pikirannya.

" Ada satu, kita bisa menyelidikinya." Ucap Okan yang tiba-tiba mengingat Emine.

" Siapa?" Tanya serentak Murat dan Tiras.

" Emine,,,"

" Emine? Siapa dia?" Tanya Murat.

" Apa dia adalah korban yang berhasil lolos?" Tanya Tiras melengkapi.

" Bukan. Dia adalah wanita yang tau wanita yang lolos dari pembunuh itu." Ucapan Okan yang berbelit-belit membuat Tiras dan Murat sedikit bingung. Namun perlahan mereka mulai mengerti. Dengan kata lain Emine adalah orang yang tau siapa wanita yang lolos dari pembunuh berantai.

" Coba kau jelaskan siapa Emine, bagaimana bisa ia tau wanita yang lolos dari pembunuh dan kenapa kau bisa mengenalnya!!!" Ucap Murat meminta sedikit penjelasan dengan wajah yang sedikit bingung. Pasalnya Okan tidak punya teman perempuan, jikalau ada itu hanya Serin dan Serin saat ini hubungannya dengan Okan tidak terlalu baik.

"Aku mengenalnya sudah lama, sekitar satu setengah tahun lebih. kami bertemu kembali kemarin malam saat aku melakukan pengejaran. Ceritanya sangat panjang. Intinya, dia bertemu dengan seorang wanita yang sedang dikejar oleh pembunuh itu, lalu Emine menolong wanita itu dan mengejar si pembunuh." Cerita Okan dengan ekspresi wajah sedang mengingat kembali kejadian kemarin malam.

" Apa?? Dia mengejarnya? Wahhh,,,, perempuan macam apa dia? Mengejar pembunuh seperti mengejar anak kucing." Murat selalu berkomentar di setiap pembicaraan. Sebutan pria bermulut dua sangat cocok untuknya. Okan yang sedang bercerita harus menghentikan pembicaraannya.

" Plakkkkk,,,," Tiras menepuk lengan Murat. " Diamlah!!! Lanjutkan Okan!!!"

" Emine terus mengikuti pembunuh itu. Namun di sebuah gang yang gelap, ia kehilangan jejak. Tapi Emine terus mencarinya, sampai akhirnya ia melihat seorang pria berdiri di depannya." Cerita Okan berhasil membuat kedua anak buahnya tak berkedip, dengan serius mereka mendengarkan Okan. Setiap jengkal cerita Okan sangat menegangkan.

" Emine berjalan perlahan,,, perlahan,,, lalu happpp,,, ia memegang pundak pria tersebut. Lalu apa kalian tau apa yang terjadi?" Tanya Okan dengan ekspresi penuh dengan misteri.

" Pembunuh itu kabur." Sambar Tiras langsung. Namun mendapat gelengan dari Okan.

" Pembunuh itu menyerang." Giliran Murat menjawab.

" Benar,,,, setengah." Okan membuat Murat kembali bingung. " Pria itu langsung menyerang Emine, tapi sialnya ia kalah cepat dengan Emine. Kalian tau, Emine mengambil alih posisi, pria itu tak berkutik karena tangannya di lipat kebelakang." Tutur Okan melengkapi cerita.

" Lalu apa yang terjadi?"

" Akhirnya Emine melepas pria itu." Okan menjawab dengan santai lalu duduk di kursinya.

" Kenapa dilepas? Aishhhh bodoh sekali." Murat merasa kesal dengan ending cerita.

" Iya karena pria yang ditangkap Emine bukan pembunuhnya." Jawab Okan sembari membolak balikan berkas-berkas di depannya.

" Lalu?" Tanya kedua anggota dengan penuh penasaran.

Okan hampir ketawa dengan cerita yang ia ceritakan. Jarang-jarang ia bisa menggoda Murat dan Tiras. Saat Murat dan Tiras kembali bertanya, Okan kembali memulai ceritanya dengan ekspresi tak kalah menegangkan, menetap mereka dengan sorot mata yang tajam, dengan aura-aura misteri di dalamnya. " Pria itu adalah,,,,,,,,,,,,,,, Aku." Murat dan Tiras terdiam mematung, menahan rasa kesal yang menjalar keseluruh saraf, darah mereka seperti menggumpal setelah mendengar ucapan terakhir Okan, sedangkan Okan tertawa terbingkal-bingkal walaupun kedua rekannya tidak bergeming sedikit pun.

" Ayolah kawan, jangan terlalu serius!!!" Ujarnya dalam gelak tawa yang masih terdengar.

" Ini tidak lucu Okan. Sama sekali tidak lucu." Sahut Tiras karena merasa di bodohi.

" Yang aku ceritakan bukan lelucon, itu kenyataan. Emine tidak menangkap pembunuh itu melainkan dia menangkap ku yang sedang berdiri di sebuah gang yang cukup gelap."

" Kau sengaja bukan melebih-lebihkan ekspresi mu itu?" Tanya Murat kembali mendapat gelak tawa dari Okan. " Aishhh dasar kau,,," Murat hampir melempari Okan dengan gelas kopi di meja. Okan pun melindungi diri dengan menutupi kepalanya menggunakan tangan.

" Aku hampir lupa." Murat kembali berbicara dengan wajah serius. " Wanita itu, wanita yang keluar dari dalam rumah mu, siapa dia? Wanita cantik dengan rambut pirang, mata biru, body,,,,, ahhhhh aku tidak bisa mengatakannya. Tapi dia sangat menyebalkan. Sungguh membuat ku kesal."

" Kalian bertemu dengannya?" Tanya Okan mendapat jawaban dari Tiras.

" Itu dia Emine."

" Dia Emine?" Respon Murat sedikit terkejut.

" Jadi namanya Emine." Respon Tiras pelan dengan senyum manis terpapar jelas di sudut bibir yang terangkat.

" Ayo kita mulai." Okan berdiri, mengambil jaket dari bahu kursi lalu pergi tanpa mendengar respon dari Murat dan Tiras. Dengan sigap mereka berdua menyusul Okan.

" Kita akan pergi kemana?" Tanya Tiras yang duduk di samping Okan yang sedang menyetir.

" Ke panti asuhan." Jawab Okan.

" Panti asuhan? Kenapa kita kesana?"

" Okan ingin mengadopsi bayi, dia ingin segera menjadi seorang ayah tanpa harus menikah." Celetuk Murat dari bangku belakang kemudian mendapat lemparan bantal leher dari Tiras. " Diamlah,,,,,!!!" Tegur Tiras sekali lagi kepada Murat.

Okan tidak bereaksi dengan ucapan Murat, ia melanjutkan pembicaraan.

" Emine tinggal di panti asuhan, dia kabur kemarin malam. Karena itu aku membawanya ke rumah karena ia tidak punya tempat tinggal. Sekarang kita akan coba ke panti asuhan, siapa tau dia kembali kesana." Jelas Okan.

" Ini semua karena mu Tiras. Kau yang membiarkannya pergi. Andai saja kau tidak menghalangi ku, sekarang kita tidak lagi perlu mencarinya." Protes Murat yang ikut menyimak percakapan dua orang di depannya.

*

*

*

Jangan lupa jempol merahnya!!! komen juga kalau niat!! kasih vote kalau iklas!!! tip juga boleh kalau punya koin!!! favoritkan biar gak ketinggalan cerita!!!!

Trms buat yang udah tinggalin jejak.

Buat yang tak de jejak sama sekali, f*c*k.

Terpopuler

Comments

Kuswati Kuswati

Kuswati Kuswati

hahahaha....

2020-04-24

0

Ayat Moenty

Ayat Moenty

ngakak bener gue

2020-04-15

0

guest1053126236

guest1053126236

up thor lg seruuu

2020-04-13

0

lihat semua
Episodes
1 Dibuang.
2 Kehidupan di Panti Asuhan.
3 Kejadian 1 Tahun Lalu
4 Pertemuan Pertama.
5 Kakek Tua.
6 Kehidupan Baru.
7 Mengenang Masa Lalu yg Pahit.
8 First Mission
9 First Mission Suces.
10 Masa Lalu.
11 High Heels Anak Sultan.
12 My ID. Your ID?
13 Menemukan Mu.
14 Kenyataan.
15 I'm Sorry dady.
16 Penyelidikan.
17 Tipu-Tipu.
18 Menemukan Markas Killer.
19 Kabur.
20 Memaafkan mu.
21 Don't Touch My Daughter.
22 Cemburunya Pakpol.
23 Tetanik Season 2
24 Hurt.
25 Hilangnya Sang Penyelamat Malam.
26 The story of death day.
27 In Belgia
28 My friend Meli.
29 Membunuh.
30 In Turki.[This is start]
31 Me and Bodyguard.
32 Ini itu salah. [ Ozgur ]
33 Terdeteksi.
34 I'm Comming.
35 Sembilan pertanyaan berujung penyiksaan.
36 Tipu Daya Kakek Tua.
37 Teman ku musuh ku.
38 Wanita Murahan????
39 Jual Mahal tapi Gagal.
40 One Night With You.
41 Terungkap sebuah kenyataan.
42 Kebohongan.
43 Mendadak menjadi Manager
44 Melawan Cinta.
45 Strong baby.
46 75% kebenaran terungkap ( Part 1 )
47 75 % kebenaran terungkap. ( Parat 2 )
48 Story Fika.
49 Meragukan.
50 Kemarahan dan Kekecewaan Emine.
51 Persidangan.
52 Karena ego dan emosi masing-masing.
53 Membunuh lintah darat.
54 Gara-gara Ular piton.
55 Biar Aku Yang Pergi.
56 Meminta Restu
57 Hasil yang manis.
58 Mabuk berat.
59 Memalukan.
60 Duka yang tak terduga.
61 Setelah kepergian Ibu.
62 Perayaan Kenaikan Pangkat. Part 1
63 Perayaan Kenaikan Pangkat . Part 2
64 Halunya Author. { Squel }
65 Cemburu di hari pernikahan.
66 SAH.
67 Dikerjai.
68 Malam ke 2
69 Meli Depresi.
70 Masa lalu sepasang saudara.
71 Satu persatu mulai terbongkar.
72 Bukan Teman lagi.
73 Takut kehilangan.
74 Penolakan untuk kembali.
75 Menyingkirkan.
76 Berbohong.
77 Masuk perangkap
78 Tersiksa.
79 Melepaskan diri.
80 Siapa yang akan hidup?
81 Mati 1.
82 Akhir cerita. [ TAMAT ]
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Dibuang.
2
Kehidupan di Panti Asuhan.
3
Kejadian 1 Tahun Lalu
4
Pertemuan Pertama.
5
Kakek Tua.
6
Kehidupan Baru.
7
Mengenang Masa Lalu yg Pahit.
8
First Mission
9
First Mission Suces.
10
Masa Lalu.
11
High Heels Anak Sultan.
12
My ID. Your ID?
13
Menemukan Mu.
14
Kenyataan.
15
I'm Sorry dady.
16
Penyelidikan.
17
Tipu-Tipu.
18
Menemukan Markas Killer.
19
Kabur.
20
Memaafkan mu.
21
Don't Touch My Daughter.
22
Cemburunya Pakpol.
23
Tetanik Season 2
24
Hurt.
25
Hilangnya Sang Penyelamat Malam.
26
The story of death day.
27
In Belgia
28
My friend Meli.
29
Membunuh.
30
In Turki.[This is start]
31
Me and Bodyguard.
32
Ini itu salah. [ Ozgur ]
33
Terdeteksi.
34
I'm Comming.
35
Sembilan pertanyaan berujung penyiksaan.
36
Tipu Daya Kakek Tua.
37
Teman ku musuh ku.
38
Wanita Murahan????
39
Jual Mahal tapi Gagal.
40
One Night With You.
41
Terungkap sebuah kenyataan.
42
Kebohongan.
43
Mendadak menjadi Manager
44
Melawan Cinta.
45
Strong baby.
46
75% kebenaran terungkap ( Part 1 )
47
75 % kebenaran terungkap. ( Parat 2 )
48
Story Fika.
49
Meragukan.
50
Kemarahan dan Kekecewaan Emine.
51
Persidangan.
52
Karena ego dan emosi masing-masing.
53
Membunuh lintah darat.
54
Gara-gara Ular piton.
55
Biar Aku Yang Pergi.
56
Meminta Restu
57
Hasil yang manis.
58
Mabuk berat.
59
Memalukan.
60
Duka yang tak terduga.
61
Setelah kepergian Ibu.
62
Perayaan Kenaikan Pangkat. Part 1
63
Perayaan Kenaikan Pangkat . Part 2
64
Halunya Author. { Squel }
65
Cemburu di hari pernikahan.
66
SAH.
67
Dikerjai.
68
Malam ke 2
69
Meli Depresi.
70
Masa lalu sepasang saudara.
71
Satu persatu mulai terbongkar.
72
Bukan Teman lagi.
73
Takut kehilangan.
74
Penolakan untuk kembali.
75
Menyingkirkan.
76
Berbohong.
77
Masuk perangkap
78
Tersiksa.
79
Melepaskan diri.
80
Siapa yang akan hidup?
81
Mati 1.
82
Akhir cerita. [ TAMAT ]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!