Paginya, Samantha merasakan lengan kekar yang memeluk perutnya, ia membalikkan badannya.
Astaga apa yang aku perbuat? batin Samantha.
Wanita itu membalikkan badan sepenuhnya menghadap sang suami diatas kertas kontrak itu. Apakah ia seorang malaikat? kenapa sangat tampan saat tidur? Samantha mengelus pipi Vian pelan membuat sang empu mengerang.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Vian terkejut saat Samantha menjauhkan tangannya dari wajah laki-laki tersebut.
"Ah maaf! t-tidak sengaja" Samantha menjauhkan dirinya, tapi ia kalah cepat dengan tenaga sang suami.
Vian menarik Samantha kedalam pelukannya dan memeluk wanita yang lebih kecil tubuhnya erat.
"Jika kau mau sentuh, jangan setengah-setengah yang lain supaya tidak iri" ucap laki-laki itu dihadiahi vubitan kecil dari Samantha.
"Mesum! awas aku ingin bangun!" Vian terkekeh.
Ia melepaskan Samantha yang melangkahkan kkinya menuju kamar mandi, sedangkan dirinya mengingat kejadian semalam.
Malam tadi, tanpa aba-aba saja ia langsung menyerang Samantha yang baru mau masuk ke kamar ini (Kamar tamu) dan Samantha membalas aksinya, dan terjadilah...
Entahlah akhir-akhir ini dirinya tak bisa menahan nafsu saat didekat wanita yang menjadi istri paruh waktunya ini.
ck...ck... Vian... Vian kau memakan karma mu
...•••...
Skip pernikahan Vano dan Reva.
Samantha pov
Aku tak percaya bahwa aku sudah menikah, dan hanya bisa menghubungi kakak ketika tak sibuk saja.
Duniaku kini bukan aku sendiri yang menetapi, tetapi kini aku berdua dengan orang yang baru aku kenal beberapa bulan ini karena perjanjian Istri Paruh Waktu walaupun hanya istri dalam kertas, aku sudah senang walau pun aku tahu, aku hanyalah pegganti seseorang dihatinya.
Vian. laki-laki itu sulit di tebak, dalam pikirannya bahkan tingkah lakunya, bahkan aku pun pernah dibuat bingung dengan sikapnya yang tiba-tiba berubah.
Tapi aku tahu, ia masih harus menyesuaikan diri, begitu pun aku.
Walau pun kita menikah karena perjanjian, kita menjalankan dengan enjoy, tidak. mungkin hanya dirinya karena aku melakukannya terpaksa atas naa perusahaan Ayahku.
Lamunanku terbuyar karena Vian tiba-tiba saja memelukku dari belakang padahal aku sedang berkaca bagaimana penampilanku hari ini.
"T-tuan..." refleksku.
Tahu dengan tatapan dingin yang diberikan aku pun meralat panggilan tersebut.
"V-vian...apa kau sudah siap?" tanya ku membuat ia berdecak.
Kenapa? ia berdecak? apa aku salah menanyakan bahwa ia sudah siap? tidak kan.
"K-kenapa?" gugupku karena Vian terus menerus mencium bahu polosku membuat aku sedikit meremang.
"Kau cantik" pujinya.
"Hahah.. sudah pasti" pede ku mencairkan suasana.
"Cih, kau ini dipuji malah ke pedean" decaknya. Ya... aku melakukan itu dengan sengaja, aku tahu ia akan terus menerus mencium bahu polosku dan kita tidak akan pergi ke tempat pemberkatan.
"Kau sudah siap kan?" tanya nya, Aku mengangguk lalu mengambil tas selempang yang senada dengan bajuku, merah.
Eh tunggu... dipikir-pikir ternyata baju kita senada, iya Vian memakai Jas berwarna merah dan juga sepatu hitam, sama halnya aku Higheels hitam.
Kita pun melangkahkan kaki ke arah garasi dan menaiki mobil sedang berwarna hitam menuju rumah keluarga Vian.
Ya kita akan pergi bersama-sama ke gereja bersama sang pengantin.
...•••...
"Kau sangat cantik, Samantha" puji Reva.
Sesampainya disini aku disuruh Vian untuk langsung ke kamar Reva dan menanyakan ia sudah siap atau belum?
"Terima kasih kak, oh ya bagaimana denganmu apakah kau gugup?" tanya isengku.
"Hmm ya... entah kenapa aku merasa gugup, padahal biasanya aku biasa saja , apa karena ini benar-benar hari spesial?"
Aku terkekeh, seseorang mengetuk pintu membuatku beralih menatapnya, Seorang wanita cantik dengan balita digemdongannya.
"Kakak aku titip calon istriku dan anakku ya" ucap Louis yang berada dibelakang wanita yang kini sedang menggendong balita tersebut.
"Ya ya kau boleh meninggalkannya disini--astaga Devan sekarang kau sudah bisa duduk ya?" Seru Reva saat ia melihat Balita tersebut sedang duduk di atas kasur.
Aku pun ikut duduk dipinggir ranjang disisi lainnya, "Oh ya... Bella perkenalkan ini suami Vian, Samantha" Ucap Reva memperkenalkan kami.
Aku tersenyum sambil mengulurkan tangan, "Samantha" / "Bella" kami berjabat tangan.
Tetapi pandangan ku tertuju dengan Devan, rasanya baru kemarin aku menggendong bayi merah tersebut, tetapi sekarang sudah gemul dengan mata birunya persis dengan Bella.
"Devan lucu sekali, padahal aku baru saja merasakan kemarin menggendongnya" ucapku sambil menciumi pipi tembam balita tersebut.
"Kakak menggendongnya?" tanya nya terheran.
Iya pantas saja jika ia tak ingat, saat aku menggendongnya pada saat itu Bella masih tertidur karena obat biusnya, saat bangun mungkin hanya suami dan Reva saat terbangun.
"Iya aku sekali menjengukmu dan kau masih di bawah alam sadarmu saat itu" Bella tersenyum mengangguk.
"Tapi kenapa aku tidak tahu Kak Vian sudah menikah?" tanya Bella terheran.
Hening. aku enggan menjawab, karena aku pun tak tahu.
"Oh saat itu... kau-- Bukannya sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja?" balas Reva.
"Hmm ya, aku takut masa depan Louis berantakan karena aku dan juga Deva"
"Tapi nyatanya?"
"Tidak sama sekali hahaha"
Keduanya sibuk berbincang tidak sama halnya dengan ku, aku sibuk bermain dengan sikecil devan.
...•••...
"Yo yo yo... Viannn, istri mu sudah cocok sekali menjadi ibu lihatlah Devan yang berumur 6 bulan itu" Goda Asna kepada sang Anak yang kini berdiri disamping menantunya.
Tidak merasa digoda Vian menjawab membuat Samantha tersipu malu, "Kami sedang progam hamil bun, tenang saja~"
Samantha menyikut perut Vian membuat si empu menoleh kesal, "Sembarangan!" cebiknya.
"Memang kau tidak mau punya anak?"
"Mau, hanya saja aku masih melakukan suntik penunda hamil karena kau!" Vian terkejut, ia pikir Samantha sudah tak melakukannya.
"Kau sudah melakukannya Bulan ini?"
"Belum. mungkin besok, aku sudah 2 bulan tidak menyuntiknya lagi" jelas Samantha membuat Vian menghela napas lega.
"Tidak usah. Aku ingin bayi darimu" Samantha tersipu malu, sepertinya Vian sudah benar-benar melupakan Grace, Mantan Kekaksih.
"B-benarkah?"
"Ya, kau tidak mau?"
"Kau kan sudah tak melakukannya 2 hari ini" Vian tersenyum menang, sedangkan Samantha merutuki ke cerobohannya.
Astaga Samantha, apa yang kau bicarakan?? malu sangatlah kau! Batin Samantha.
"Kau rindu?"
"Tidak!"
"bilang saja jika kau rindu, aku akan berusaha"
"Tidak sama sekali. Pergilah~"
"Kemana?"
"Menjauh dariku!" kesal Samantha.
"Tidak. nanti kau rindu" ucap Vian membuta Samantha semakin kesal.
Samantha melangkahkan kakinya keluar gedung sambil menggendong Devan yang anteng di pelukannya, Ia kira Vian tak mengejarnya, namun itu hanya lah kebohongan, Vian mengikutinya sambil membawa tas kecil kebutuhan si kecil Devan.
"Mau kau bawa kemana tas itu?" tanya Heran Samantha.
"Pergi. Ayo kita me time with Devan" ucapnya sambil menarik tangan Samantha masuk kedalam mobil.
...TBC...
Sebelumnya mau kasih tau kalo aku bakal slow update, because i'm carelees😭😭
Jadi aku kan kalo buat cerita bakal nulis dulu di kertas atau binder, nah karena binder aku penuh akan catatan sekolah, aku pake kertas nya binder, nah itu udah ada beberapa bab sampe pertengahan, terus juga aku lupa naro kertas binder itu menyebabkan lertas-kertas itu pisah, jadi i'm so sorry untuk kalian atas tidak kenyamanannya.
No plagiat No copy-copy!
Ini murni dari imajinasi aku....
salam dari istri sah Na Jaemin NCT💚👉👈
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Lea_Rouzza
haiiisshhh sy mrasakan getaran getaran asmaraaa yg ,,,ehwhwhww mmm,,,🤩🎯❤️❤️
2022-08-21
0
Juney
meskipun ada typo tapi aku suka ceritanya 👍
2021-04-07
3
Rita Ulia
suka thor
2020-12-25
0