2 hari ini, setiap pagi aku selalu menuju apart Tuan Vian, beliau menghubungiku dan memberitahuku bahwa ibundanya akan datang.
Sudah selama 2 hari aku bolak balik dari apart kecilku ke apart Tuan Vian yang membutuhkan waktu sekitar 1 jam.
Dengan itu menguras energi juga ongkos bus yang kunaiki dua kali, dan waktu.
Menaiki lift menuju lantai 15 yang Tuan Vian berada, aku menghela napas dan menyender di dinding lift.
Pintu terbuka aku mencari pintu '5525' memasukkan kartu akses, ya... biasanya Tuan Vian belum bangun dan aku pasti akan menunggu, maka dari itu Tuan Vian memberikan satu untuk ku.
Pemandangan pertama yang kulihat, berantakan, banyak botol soju dan juga 'pengaman' yang berserakan, dan tak lupa banyak baju yang berteter.
Aku menggelengkan kepala, lalu aku membersihkan sebelum Ibu Tuan Vian datang, bisa dipertanyakan nanti.
Sekitar 20 menit akhirnya selesai, dan juga makanan yang kubuat 5 menit tadi yang kupanggang di alat pemanggang pun jadi.
Ting Nong
Suara bell apart membuatku bergegas membukanya, sama hal nya Tuan Vian yang bergegas turun.
dengan cepat ku cegat karena ia hanya memakai celana pendek saja, "Tuan kau naiklah kembali, baju-bajunya sudah ku cuci dan juga sebentar lagi akan kering" ucapku.
Tuan Vian naik ke lantai atas, aku pun melangkahkan kakiku kembali ke arah pintu.
ceklek
"Astaga... samantha, apakah bunda ganggu?" aku membantu membawakan kantung belanjaan di tangan Ibu Tuan Vian.
"Ah tidak sama sekali Nyonya"
"Aish... kenapa masih Nyonya? panggil saja Bunda, besok kalian kan sudah menikah" aku tersipu malu.
"Ah iya... Bunda" ucapku malu-malu.
Aku membantu membawakan kantung belanjaan hingga dapur, ternyata Ibu Tuan Vian ingin memasak sarapan.
Samar-samar aku mendengar suara berentem dari lantai atas, aku yang penasaran pun pamit ke atas, ternyata bunda juga dengar dan menyuruhku menyusul.
...•••...
Betapa terkejutnya aku melihat teman-teman Tuan Vian dan Tuan Vano, ya kira-kira ada sekitar 4 laki-laki termasuk Tuan Vian dan Tuan Vano, juga ada 3 orang wanita termasuk Nona Reva.
"ahh maaf, aku tidak menganggu" aku ingin berbalik, tetapi lenganku dicekal oleh seseorang hingga aku terjatuh dan menubruk tubuhnya.
Kulitku dengannya menyentuh membuatku gugup, lebih tepatnya takut.
"Kau mau kemana cantik?" ucapnya sambil mengelus pipiku dan memainkan rambut ku yang ku kuncir 2 sebelum membereskan apart tadi.
Aku mencoba memberontak tapi tak bisa, dan aku merasakan sesuatu yang ku duduki, astaga kenapa rasanya keras sekali??
"akh.. tuan permisi" sudah tidak normal ini.
"Tolong lepaskan saya Tuan"
"Alvian! lepaskan" ucap Tuan Vian.
"Sayang! kamu bela dia?! siapa dia?" Saat Tuan Vian menyuruh temannya lepas aku terlepas dan langsung kabur turun kebawah.
"Bukan siapa-siapa aku! please aku udah jujur sama kamu, kalo aku dan wanita itu kontrak saja!" jelasnya.
Reva yang melihat itu pun menggeleng tak percaya, "Kak, kamu jahat banget! kontrak kamu bilang kak?" Melenggang pergi.
...•••...
[Author Pov]
Di meja makan, terlihatlah aura tak suka yang dipancarkan oleh Asna kepada wanita yang kini duduk disamping anak pertamanya,Vian.
Samantha yang merasakan itu hanya pura-pura tak tahu, dan melanjutkan makannya walaupun sangat seret di tenggorokannya.
"Samantha, besok kalian nikah tidak boleh kecapean ya?" ucap Asna sedikit keras membuat, Grace, pacar Vian sedikit kesal.
Grace menatap Vian dengan tatapan kesal, bahkan telor yang dimasak oleh Asna sudah terbagi dua, atau disebut hancur.
Vian hanya mencoba bersikap tenang, walaupun dalam hati ia lelah dengan sikap cemburu sang pacar.
Ia sudah berkali-kali menjelaskan kalau ini hanya kontrak, tetapi Grace sepertinya tidak begitu percaya, dan selalu mencari kesalahan yang Vian buat, seperti ia pernah meniduri Samantha beberapa kali.
Sifat pencemburunya bisa membahayakan seseorang, kalau menurut Reva, yang tak lain teman mainnya.
Vian dan Grace sudah pacaran sejak sekplah menengah dulu, Grace adalah cinta pertama Vian, dan itu tidak mudah untuk berpaling.
Sebaik mungkin ia akan mengalah demi hubungan nya dengan Grace.
Sarapan selesai, Alvian, anak dari Vanya dan Leon, yang tak lain anak dari sahabat Asna kini berpamit karena sang adik menyusahkan Mamanya, karena tidak mau sekolah.
Kedua teman Vian dan Vano yang berpasangan sudah pergi sebelum sarapan.
Kini tinggalah, Asna, Samantha, Reva, Grace, Vian dan Vano. Asna sudah selesai sarapan ia kebelakang dapur untuk membersihkan perlatan makan.
Hingga...prang
Piring yang dipegang grace terjatuh dengan sengaja, dan grace berpura-pura jatuh hingga tangannya tak sengaja kena pecahan beling.
Orang-orang yang mendengar itu langsung menuju kebelakang dapur, Vian orang yang pertama lihat itu langsung menghampiri sang kekasih, dan Asna menghampiri Samantha yang bersikap tenang karena ia tak tahu apa-apa.
Jangan lupakan tangan Samantha yang terdapat busa sabun cuci piring.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Vian sedikit cemas. Grace berpura-pura menangis dan menuduh Samantha lah yang mendorongnya.
Samantha tersenyum sinis, jika begini ia akan memakai logika
"Apa apaan kau!" murka Vian mencengkram lengan Samantha keras, sedikit meringis tapi tidak Samantha hiraukan.
"Aku? mencuci piring" balasnya santai. tak ada takut sedikit pun, orang tidak bersalah tidak akan takut kan?
"Vian, jangan sakiti Samatha!" suruh Asna membuat Vian sedikit mengiraikan cengkramanannya.
"Kau tidak ada hak, untuk menyakiti kekasihku!" tudingnya, sambil berbalik badan.
"Dengar Tuan Vian..." Vian berhenti,
"Jika aku mendorong kekasih Tuan Vian, kenapa aku masih berada di depan westafel? seharusnya aku berada di tempatmu sekarang, sedangkan aku? 3 langkah dibelakang mu" jelas Samantha.
Grace yang merasa gugup itu menimpali, "Sebelumnya kau yang mendekatiku dan mendorongku tiba-tiba saja"
"Jika aku mendorongmu, posisi piring atau beling yang menancap pada kulitmu itu tertutup, bukan terbuka... kau kan yang menjatuhkannya" balas Samantha tak mau kalah.
karena kebenaran seharusnya yang menang.
"Tidak! kau mendorongku!"
"Jika aku mendorongmu, di pakaian mu terdapat busa sabun, sedangkan itu tidak" ucap Samantha sambil mengangkat tangannya jika tangannya itu masih banyak busa sabun.
"Jika kau ingin membodohi seseorang, lihatlah dulu lawan mu" tambahnya lagi.
Samantha berbalik dan melanjutkan acara cuci piring yang sempat tertunda.
"Kau membuatku malu!" Vian meninggalkan Grace begitu saja, merasa malu grace hanya menghentakkan kaki saja, karena tak ada yang menolonginya.
Asna pun membersihkan serpihan beling tadi dan memuji Samantha yang pintar membalas.
"Bibirmu sangat cantik untuk membalas" puji Asna.
"Bunda kau berlebihan, aku hanya membalas, jika aku tidak salah aku bisa menjawab jika aku bersalah harua menggunakan 1001 cara untuk manyangkal" balas Samantha ramah.
"Aku tambah suka padamu"
TBC.
Vote.Comment.Like
^^^Ig : hana.jaem^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Juney
punya pacar kok nikah sama orang lain ck
2021-04-07
1
Imas Adlya Ardhani
kenapa viann ga nikah sama pacarnya aneh malah nikah sama samantha yg jelas2 g cinta
2021-04-05
1
Yani Chandra
Menakjubkn samantha,aq suka nih
2021-03-26
0