enjoy-!
...•••...
Kami -Aku,Kakak dan Tuan Vian- duduk disofa, yang kulihat disini hanya ada beberapa perempuan dan 2 laki-laki yang didekat pintu masuk.
Beberapa perempuan ini memakai pakaian layaknya pembantu atau bisa disebut seorang maid.
Disuguhkan manisan, aku mengambil satu cangkir coklat panas dan meneguknya perlahan.
Tuan Vian tersenyum smirk "Tanda tangani kontrak ini, kau dan..." mata Tuan Vian yang awalnya menatap kakak kini ke arah ku.
"Dia"
uhuk-uhuk
Tersedak coklat panas membuat tenggorokan ku mati rasa, aku mencoba menahan perih tenggorokan ini.
Kakak menandatangi kertas putih di meja dan menyuruhku mendatangi kertas itu juga, aku membaca kertas tersebut sebelum mencoretkan tinta merah di atasnya.
"Paruh Waktu" gumam ku.
Apa? astaga 2 manusia ini sudah gila ya? baru saja semalam ku tidak mau bertemu dengannya, sedangkan ini? setengah hari harus bersama dirinya? sungguh konyol.
Aku terus membaca kertas tersebut dan... duar-! lagi-lagi tentang perusahaan, akh rasanya aku ingin pergi dari sini dan bunuh diri saja.
"K-kak... Samantha gak bisa lakuin ini" ucap ku gemeteran.
"Kau harus mendata tangani nya-!" tegasnya.
Aku menggeleng, "ck...ck, drama keluarga-!" celetuk Tuan Vian.
Aku menatap matanya tajam dan intens, rasanya saat ini juga aku kngin mencekiknya, "Jangan harap aku akan mendata tanganinya-!" Berdiri dari duduk ku dan menuju pintu masuk tadi.
"Maaf Nona, anda tak di izinkan keluar" cegat salah satu bodyguard Tuan Vian.
"Permisi, saya ingin keluar-! anda tidak ada sangkut pautnya dengan saya-!" tudingku.
Saat ingin menerobos badan ku tiba-tiba saja di panggul oleh salah satu bodyguard itu.
"Akh--lepas! turun kan saya! kalian" berontak ku tak dihiraukan, bahkan saat melewati Tuan Vian dan Kakak aku tak di hiraukan.
Samantha benci Kakak-!
...•••...
Pukul : 20.35 Malam.
Terduduk di atas kasur putih, dan ruangan nuansa putih hitam. Aku sudah berada disini selama 1 setengah jam, mungkin?
Terkunci dari luar membuatku tak bisa apa-apa, berjalan ke arah kaca untuk melihat pemandangan luar membuatku bergidik ngeri, karena apa?
Aku merasa tinggi di atas sedangkan yang lain jauh lebih dibawah ku, bahkan aku lupa kalau aku berdiri di lantai 20, huft.
kriet~
Aku menoleh lalu membuang muka saat tahu orang tersebut, "Kakak mu sudah pergi"
"Aku tidak peduli" ucapku cuek.
"Kemarilah" aku menoleh dan melihat dirinya duduk di sofa bulat tak jauh dari kasur, seperti hewan peliharaan aku mengikuti perintahnya.
"Apa saja kegiatan mu?"
"Kau tak perlu tahu-!" tegasku, masih sama dengan tatapan ku, luar jendela.
"Aku perlu, sakarang Kau milik-ku"
"Aku bukan barang, maaf"
"Dan masalah kegiatan ku, hanya itu-itu saja" jelasku, memang benarkan?
kegiatanku dari pukul 8 atau 9 pagi hingga 1 siang kuliah, lalu pulangnya aku berkerja di caffe hingga larut.
"Kau yang bicara atau ku cari tahu sendiri" ancamnya, aku mendecih.
"Dari pagi sampai siang aku kuliah, dan pulangnya aku kerja" balasku cepat.
"Kau tak perlu kerja!"
"Aku perlu biaya-! memangnya siapa kau?" Tuan Vian mendesah lelah.
"Sudah ku bilang kalo kau itu milik-ku" Aku malas sekali jika seseorang mengatakan aku miliknya tapi dirinya bukan milikku-!
"Jangan menggunakan kata 'milik' kalau tidak sebanding, pulang kan aku-! besok masih ada kelas pagi" mohon ku.
"Mulai sekarang kau tinggal disini" perintahnya, aku menggeleng cepat.
"Tak bisa-! lebih baik aku tinggal di rumah teman ku daripada tinggal satu atap dengan orang yang pernah merusak ku!"
...•••...
Entah sejak kapan aku tertidur, jelas-jelas aku hanya menonton video mukbang di sofa apart ini, tapi saat terbangun tadi aku berada dikamar sebelumnya.
Ya... kemarin aku tak jadi keluar bukan tak jadi, tidak bisa keluar.
Intinya sekarang aku akan tinggal satu rumah dengan Tuan Vian, camkan mulai hari ini.
Setelah sarapan tadi aku tidak melihat tanda-tanda Tuan Vian di apart besar ini, dan juga kata seorang maid ia sudah pergi berkerja, aku hanya ber Oh ria dan pergi ke kampus diantarkan oleh supir pribadi Tuan Vian.
Sesampainya di kampus aku langsung bercerita dengan Felisa, ya mau gimana pun jika aku terus menutupinya akan ketahuan olehnya, uhhh sungguh.
Aku bercerita kalau aku bekerja sebagai maid di apart Tuan Vian, semoga saja tidak curiga.
"Jadi kau tinggal disana?" Aku mengangguk pasrah.
"Baiklah, aku akan berkunjung nanti"
"Terima kasih"
"Your Welcome"
...•••...
Aku berjalan menuju Caffe tempat ku bekerja, syukur nya aku masih di perbolehkan kerja disana oleh Tuan Vian, asalkan sebelum pukul 18.00 aku sudah berada dirumah.
kring~
"Siang menjelang sore" sapa ku kepada Mark yang sedang mengelap meja.
"Kau juga, baru pulang kelas?" Aku mengangguk dan pamit ke belakang, mengganti pakaian ku.
Setelah itu aku menguncir cepolkan rambutku, sudah sering aku seperti itu, Kata Ibu... jika kita masak lebih baik rambut panjang di kuncir kuda atau cepol saja, sehingga tidak merepotkan nanti.
Bekerja di bagian kasir membuat pertanggung jawaban ku lebih besar, karena jika saat dihitung beda kecil saja itu sudah di pertanyakan.
Maka dari itu setelah tau jika aku pinter hitungan dari yang lain, Tuan Vano menunjukku sebagai kasir.
Tak lama Lila dan Steva datang.
"Kak... apa kau di undang ke acara pertunangan Tuan Vano dan Nona Reva?" bisik Lila.
Aku menoleh lalu mengangguk, "Iya, aku di undang... kau berangkat dengan siapa?"
"Cih... siapa lagi kalo bukan Stevan?"
"Apa kau-!?" Stevan mencebik saat namanya disebut oleh Lila.
Astaga anak muda ini saling suka tetapi gengsi di besar-besarkan hihi... Kenapa aku bisa tahu?
Saat aku ingin kedapur aku tak sengaja melihat Stevan dan Lila saling ciuman, mereka sangat mesra, aku tak tahu hubungan mereka yang kutahu hanya saja mereka saling suka tapi gengsi.
"Kalau kau dengan siapa kak?" tanya Lila membuatku terdiam.
Benar...aku dengan siapa? Tuan Vian? tak mungkin mana mau ia bersanding denganku, yang kutahu Tuan Vian mungkin sama pacarnya.
"Aku tidak tahu" melas ku.
"Bagaimana dengan Kak Mark?"
Aku tersentak lalu menggeleng, "Tak mungkin, ia pasti sudah memiliki kekasih" ucapku.
Lila menggeleng lalu matanya mencari sosok Mark--"Kak Mark-! apa kau sibuk?" teriaknya sedikit.
Mark menggeleng lalu melangkahkan kaki mendekati kami, "Ada apa?"
"Apa kau di undang oleh Tuan Vano, minggu ini?" Mark mengangguk.
"Iya"
"Dengan siapa kau pergi kesana?" tanya Lila penasaran.
Mark menatapku dalam, "Kalau Samantha tak sibuk, aku dengannya"
Aku pun menggeleng, "Tidak-! aku tidak sibuk" ucapku cepat tanpa sadar.
Mark terkekeh sama halnya Lila yang sudah mengejek ku, huh! kalian ini.
"Baiklah Minggu besok ku jemput" ucap Mark, sebelum pergi ia tak lupa mengacak-acak rambutku.
"Astaga... Kak Samantha kau memakai blush on?" ledek Lila.
Tanpa kusadari aku tersenyum malu.
...TBC...
^^^Ig: @hana.jaem^^^
Sesusah itu kah menge-vote karya ini? dan mengelike, kalo ada salah kata comment-!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
MamiihLita
naksir sm mark.. tp vian gak kan biarim samantha jln sm laki" lain.. krna kau milikku hehee
2021-08-21
0
Juney
mulai mengerti
2021-04-07
1
potekan lidi
semangat z thor😘
2020-10-25
0