...•••...
"Ku akui kau sangat cantik... tanpa polesan make up pun"
06.25
Aku melangkahkan kaki ku keluar kamar setelah mencepol rambut dan memakai kacamata sebelum keluar.
Aku tidak memiliki gangguan mata yang mengharuskan menggunakan kaca mata, hanya saja aku akui jika aku tidak memakai kaca mata, kelopak bawah mataku terlihat hitam seperti panda, karena itu aku gunakan kacamata.
mendekati diri dengan kulkas, aku mengambil kotak susu coklat dan mengambil gelas yang tak jauh dari jangkauanku.
Dalam seteguk aku menghabiskan minuman itu hingga tandas, Entah kenapa kebiasaan ku setiap bangun tidur adlaah minum air putih/susu.
Rasanya mual jika tidakmeminum keduanya.
ngomong-ngomong kenapa ruangan ini sepi? kemana Ayah dan Bunda mertua, juga suami paruh waktu ku? kenapa kosong melompong?
Setau ku setibanya di bandara paris aku dan yang lain pergi menuju hotel Villa yang sudah di booking oleh kedua orang tua mertuaku.
Dan setelah itu aku tiba-tiba lupa, atau aku tertidur?
cklek
Oh ghosttt! astaga, jika pagi-pagi melihat roti, aku pastikan hanya wanita secantik paripurna sepertiku ini yang bahagia.
Bagaimana tidak? Vian keluar dengan bertelanjang dada, dan hanya menggunakan celana tidur.
aku mengalihkan pandangan ku kepada tubuh Vian, dan Vian hanya melirikku sekilas dan menuju kulkas yang berada disampingku.
ia membuka 3 kali pintu kulkas itu dan mengernyit heran, apakah ia sedang mengelindur? atau apa?
"Kau mencari ini?" ucapku menyodorkan kotak susu cair.
Vian tak banyak bicara ia mengambil kotak susu, dan mengambil gelasku dan menuangnya, dengan cara yang sama Vamian hanya meneguk sekali susu coklat itu.
Tunggu..gelasku, hiks. Apakah ia tak jijik? astaga lelaki ini.
"Ku akui kau sangat cantik..."
Astaga tidak.
Jangan dulu, hatiku...
Belum siap!
"tanpa polesan make up pun, tapi..."
jeda. ucapannya menyakitkan.
"Kenapa kau tidak jual diri? setauku jika masih perawan gaji pertamanya sangat tinggi loh, dan juga kau pasti bisa membantu kakakmu itu" jelasnya membuatku marah.
Jika membunuh tidak dosa, sudah kupastikan. Vian Al Barca adalah orang pertama yang ku bunuh sebelum Luhan Xiao. spesial sekali bukan?
Hatiku sakit.
Sesak.
Ini semua sudah sangat toxic tapi aku bisa apa? semu kendali ku dipegang oleh 2 orang laki-laki yang ingin sekali ku bunuh jika tidak dosa.
Aku hanya berdeham dan membalas, "Oh" lalu meninggalkan dia yang masih mematung di posisi tadi.
Samantha, sadarlah jika kau ingin membunuh dia, tunggu sampai dosa tidak ada, dan hanya pahala lah yang ada.
...•••...
Pusing.
Itu yang kurasakan saat bangun tadi, Aku mengedarkan pandangan.
Dikamar Villa yang disewa oleh Keluarga Vian Al Barca ini. Sinar yang menerpa ku membuat mataku lama-lama sakit.
Sunyi.
Ya... semua orang pergi, aku? dikamar ini. Aku sebenarnya terpaksa, sangat terpaksa tidak ikut mereka jalan-jalan.
Setelah insiden didapur tadi, tiba-tiba saja kepala ku pusing dan hampir ambruk jika Vian tidan dengan cepat membopongku.
Bertepatan dengan Ayah Bunda yang baru saja keluar kamarnya, Bunda pun menyuruh Vian menggendongku sampai kamar.
Sesampainya dikamar aku hanya terbaring layaknya orang sakit, dan Vian menyelimutiku.
Pencitraan seorang anak kepada Bundanya, aku tidak baper atau apa?
Haruskah aku keluar sebentar untuk menghirup udara segar? rasanya dadaku masih sesak seperti tadi.
Aku pun memutuskan keluar setelah mengambil selendang untuk menutupi pundak-ku, langkahku terhenti sampai ruang tamu.
Astaga... apalagi ini?
Mendengar suaranya membuatku sangat sakit, bisa-bisanya aku terdiam disini.
Lari. seharusnya aku lari, bukan berdiam diri seperti ini? aku manusia bukan patung.
Vian dan...
"Ohh, istri paruh waktu mu sudah bangun, sayang" ucap Grace yang tak sengaja melihatku mematung di dekat dinding ruang tamu.
Vian melirik ku sebentar, laku kembali mengecup bibir wanita yang berpakaian setengah badan dan juga posisinya sedang ia pangku.
Kecupan demi kecupan terdengar oleh ku, bahkan erangan kecil yang keluar dari mulut Grace pun terdengar.
Aku menghela napas, balik ke dapur untuk meminum air putih, menyegarkan tubuhku yang sesak didada ini.
"Jagalah pintu, aku ingin berdua dengan pacarku terlebih dulu" ucap Vian menggendong Grace kekamar ku yang kupakai untuk tidur.
Sebenarnya itu kamar ku dan Vian saat menginap di villa ini, tapi tadi pagi ia bangun lebih dulu untuk menelpon sang kekasih.
...•••...
...(づ ̄ ³ ̄)づ...
...•••...
Cklek
Dengan sigap aku menghadang pintu, ternyata Ayah Bunda sudah kembali dari jalan-jalannya, aku masih sedikit mendengar desahan di dalam kamar sana, bersrti mereka belum selesai.
Padahal sudah 2 jam.
Kuat kali bukan aku mendengar orang bercinta selama 2 jam tanpa berkutik, ya.. aku sedari tadi hanya duduk sambil membaca.
"Ayah Bunda! kalian sudah kembali?" ucapku sedikit kencang.
"Astaga Samantha... hehe, iya kami sudah kembali, apa kau belum sarapan?" Bunda terkekeh karena terkejutannya.
"Belum... bagaiman kita makan dibawah? Vian sepertinya sedang keluar, aku tidak tahu ku kira kalian bersama" ucapku sedikit sedih.
Sedih memang karena aku tidak di ajak jalan-jalan olwh mereka, astaga seharusnya aku memarahi si pusing, bukan Ayah Bunda.
"Baiklah Bunda dan Ayah juga belum makan, Ayo Yah..." akhirnya...
Aku melirik sebentar ke arah dalam, lalu mengikuti Ayah dan Bunda ke restaurant Villa ini.
Untung saja Bunda dan Ayah belum makan, bisa habis aku!
Mengikuti mereka ke restaurant Villa ini, dan duduk bertiga bersama mereka membuatku nyaman, pasalnya sudah lama sekali aku tidak makan bertiga bersama orang tua kandungku.
Ayah...
Bunda...
Aku ingin ikut dengan kalian ke surga, kita hidup bertiga saja disana...
Ayah... kakak tidak menepati janjimu, Yah...
Kakak tidak menjagaku dengan baik, Kakak menjualku demi perusahaan Yah...
Ibu... aku kangen pelukan ibu...
Aku rindu kalian
Tidak terasa air mataku turun, Bunda yang menotice terkejut kaget, ialah kan aku nangis tiba-tiba takutnya kerasukan gak lucu.
"Astaga... Samantha, kenapa kau menangis nak?" tanya Bunda dengan nada panik, Ayah pun sama paniknya.
"Samantha sayang, apa kau merasakan sakit? apa perlu kerumah sakit?" tanya Ayah.
hiks... astaga mereka menyanyangiku, aku rindu orang tuaku.
"Hiks... tidak Yah, Bund.. aku hanya rindu dengan kedua orang tuaku" ucapku membuat mereka sedikit lega.
Bunda memelukku, "Sudah tak apa, kami akan menggantikan orang tua mu yang sudah tiada, sudah jangan nangis.. nanti Vian akan memarahi kita karena telah menangisi istri cantiknya"
huh? apa? kalimat terakhir sangat typo bund! mana ada aku istri cantiknya, yang ada istri paruh waktunya!
Aku mengangguk dan mengelap air mataku, rasanya ini seperti mimpi, karena sudah lama sekali aku tidak disayang oleh orang sekitarku, kecuali Felisa yang benar-benar sahabatku.
...•••...
VOTE • LIKE • COMMENT
nggak ketiganya gak lanjut, udah berbaik hatiku up, Ya Allah... like sama vote saja sepi😭🔪
^^^Ig : @hana.jaem^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
MamiihLita
nyesekkk
2021-08-21
0
Juney
😭😭😭😭
2021-04-07
2
Rita Ulia
lanjut.thor
2020-12-25
0