Mas Duda

Harusnya Eric peka dengan celetukan orang di sampingnya. Harusnya dia mengecek minuman yang ada di meja tersebut. Harusnya dia peka sedikit dengan bau minuman berakohol.

Siapa yang mengira jika di atas meja pesta Eric ada benda yang Eric jauhi sejak remaja. Edukasi tentang minuman berakohol sudah dia telan matang-matang. Satu kata yang Eric ingat jika melihat minuman memabukkan itu. Bahaya.

Bahaya karena minuman tersebut bisa menimbulkan kejahatan. Bahaya karena minuman itu mampu membuat orang kehilangan pikiran. Bahaya karena minuman itu dapat membunuh. Overdosis akan menghantui kematian.

Menggendong ala karung beras Eric lakukan. Mati-matian Arumi menjaga keseimbangan sadarnya, tetapi tumbang juga digendongan bosnya. Mana kuat Arumi minum alkohol, minuman bersoda saja bisa membuat Arumi cegukan sehari. Dulu memang Arumi sering melihat teman-teman mantan suaminya mabuk, tapi Arumi membentengi diri untuk tidak berbuat hal tersebut. Cipta juga paham Arumi kalau dia paling anti alkohol. Cipta juga tidak pernah ikut minum-minuman seperti itu. Malam itu, mereka sial saja bertemu dengan teman iblis yang mencampurkan obat perangsang ke minuman kaleng Arumi. Cipta mulai mabuk-mabukan setelah tragedi menghamili anak orang. Dia frustasi karena tidak menepati janjinya untuk tidak merusak Arumi. Efek frustasi menjadi kecanduan minum karena jika mengingat itu, Cipta akan menyesal.

Beruntung conecting room yang ada di hotel tersebut masih tersisa. Eric menjatuhkan tubuh Arumi dengan selembut mungkin ke springbed beralas putih. Ciri khas ranjang dan bantal hotel memang warna itu.

Eric menidurkan Arumi dengan posisi yang benar. Dia memperhatikan perempuan itu dari ujung kaki ke ujung kepala. Tidak ada pergerakan sama sekali, hanya ada perut yang kembang kempis. Perempuan di depannya tidak mungkin mati karena mabuk, kecuali dia mengidap penyakit lain atau overdosis minuman. Hanya segelas besar minuman tidak membuat mati. Pikirnya positif.

Tangan Eric memberanikan diri ke wajah Arumi. Dia ingin memastikan perempuan itu masih ada napas atau tidak. Kembang kempis perut belum meyakinkan Eric bahwa perempuan tersebut masih hidup. Orang mabuk yang ngebo tidak mungkin berpura-pura mengehentikan napas.

Jantung Eric terasa lega ketika ada napas yang menabrak jari telunjuknya. Bersyukur dia tidak mengirimkan anak orang ke akhirat.

"Pak Eric." Tangan Arumi berhasil mencekal pergelangan Eric.

Arumi yang masih dalam keadaan mabuk menarik cepat tangan Eric supaya tubuhnya mendekat ke arahnya. Eric hanya bisa tahan napas supaya tidak mencium aroma alkohol yang bersarang di mulut Arumi. Sekilas senyum Arumi muncul.

"Pak bos, jangan sembarangan cium-cium saya. Bos enggak mau tanggungjawabkan, kalau saya jatuh cinta ke bos karena ulah sendiri." Tubuh Arumi mengulet dan bergeser.

Eric bisa bernapas lega setelah tangannya terlepas dari perempuan gila itu. Dia bergidik ngeri jika membayangkan orang di depannya itu jatuh cinta kepadanya suatu saat nanti.

"Urakan," cela Eric yang tentu saja tidak bisa di dengar oleh Arumi yang sudah teler.

"Jangan pergi dulu." Eric berhenti melangkah ketika mendengar cicitan Arumi kembali.

"Semua ini ada harganya. Bos harus apresiasi akting saya tadi. Harga akting tadi setara dengan gaji dua bulan saya."

Eric menghampiri Arumi yang tengah duduk di atas kasur. Dia ingin mencekik leher perempuan yang super perhitungan itu. Pemerasan yang dilakukan tidak main-main.

"Dasar matre! Enggak tahu diri! Masih mabuk aja tetep duit dipikirannya." Eric mencaci Arumi di depan wajahnya.

Jari telunjuk Eric mendorong jidat Arumi sampai terjungkal ke belakang. Perempuan itu masih dalam keadaan mabuk jadi aman-aman saja.

Langkah Eric berjalan mulus saat memasuki kamar yang terhubung dengan kamar Arumi. Dia tidak tega jika melihat wanita gila ini mabuk. Mau dicincang anak-anak kalau mendengar wanita ini loncat dari balkon hotel dan tinggal nama saja. Belum lagi, dia pasti akan berurusan dengan lihak kepolisian. Ketik C spasi D. Cape D.

Eric menghubungi orang rumah jika malam ini dia tidak pulang. Dan dia beralasan kalau Arumi sudah izin kepada dirinya bahwa dia menginap di rumah temannya karena terjebak hujan. Orang bohong selalu ada celahnya, mana ada dimusim kemarau seperti ini hujan turun.

...----------------...

Matahari menyongsong tinggi menampakkan cahayanya yang hangat. Pagi-pagi sudah dihebohkan dengan Arumi yang tiba-tiba muntah. Efek samping alkohol baru berulah sekarang. Dia juga masih mengenakan dres sialan yang membuatnya susah berjalan. Alhasil, dia yang tidak kuat menahan mualnya, memuntahkan ampas cairan ke pakaiannya.

Dia mengingat apa yang sebenarnya terjadi dengannya. Otaknya berputar kebelakang menampilkan kronologi sebelum dia tepar seperti itu. Dia baru ingat satu orang pelaku yang membuat dirinya kacau seperti ini.

Perutnya mual lagi ketika mencoba berpikir keras. Bukan hamil ataupun ngidam. Mual di perutnya murni karena efek alkohol semalam. Kepalanya juga mulai berat. Dres yang sudah terkena muntahan tidak bisa digunakan lagi dengan alasan kebersihan. Namun, dia berpikir sejenak. Dari mana dia akan mendapatkan pakaian ganti, sedangkan di tempat ini saja dia sendirian.

Kesadarannya pulih 99%. "Aku dimana?" gumamnya frustasi.

Dia berjalan menuju ke ranjang dengan kepala yang agak pening. Di raihnya gawai yang terselip di tas yang beruntung tidak hilang ketika pemiliknya hilang kesadaran. Dia mengecek keberadaan dirinya sendiri, apakah masih di dalam hotel semalam atau dibawa kabur oleh bandot nakal. Dia tidak akan berpikir kalau dia melakukan one night stand bersama lelaki. Pasalnya pakaian yang dia kenakan masih untuh hanya sepatunya saja yang terlepas dari kakinya.

Hatinya lumayan lega ketika melihat titik keberadaan dia yang masih sama dengan lokasi semalam. Lalu dengan siapa dia di sini?

"Bos, kamu salah nuang minuman. Saya mabok," bisiknya lirih. Perempuan itu samar-samar mengingat kalimat terakhirnya sebelum benar-benar kehilangan sadarnya.

"Akhhh, selalu dia yang bikin ulah," Geramnya.

Anak-anak. Dia baru ingat ketiga anak kecil yang harus dia urus. Apa yang akan dia jelaskan jika nanti anak-anak menanyakan keberadaannya. Masa kondangan sampai pagi belum pulang juga, kalaupun kondangan di tempat jin/makhlus halus juga tidak akan selama ini.

Ceklek.

Suara handle pintu menarik perhatian Arumi. Di sana menampilkan seonggok manusia yang menjadi dalang dari semua ini.

"Sudah sadar? Kamu mabuk atau simulasi mati? Dibangunin sampai gempa besar tidak bangun." Mulutnya pedas dan menyeramkan.

Gempa katanya?

Seakan ingin mendamprat bos kampretnya, Arumi memasang wajah mirip angry bird merah dan membayangkan jika lelaki itu adalah babi hijau yang menjadi musuh pasukan angry.

"Saya bawa pakaian baru dan sarapan untuk kamu. Hanya pakaian luar saja, atribut dalam lainnya saya tidak tahu ukuran kamu."

Arumi menunggingkan ujung bibir sebelah kirinya. Dia mulai tersungut emosinya mendengar setiap ocehan kalimat nyinyir bosnya.

Di raihnya kantong belanjaan berisi baju dan satu lagi kantong plastik hitam berisi bubur ayam.

"Perlu pereda mabuk lainnya?" tanya Eric yang berdiri di depan Arumi.

"Saya perlunya pereda emosi," jawab Arumi yang mirip gumaman.

"Mandi, lalu makan. Saya tunggu setengah jam karena saya sudah telat masuk kantor." Eric melihat sekilas jam tangannya.

Lalu dengan siapa anak-anak berangkat sekolah? Siapa yang mengurusi keriwehan anak-anak di pagi hari.

"Oh iya, bonus yang kamu minta semalam, akan saya kabulkan karena kamu kaya gini gara-gara saya."

"Bonus semalam?" tanya Arumi bingung.

"Iya," balas Eric.

Bonus apa yang dimaksud bosnya itu. Pagi-pagi sudah dibuat kepikiran saja. Perasaan dia tidak meminta apapun dari bosnya. Dia mengingat bahwa semalam dia mabuk tak sadarkan diri. Bisa saja Arumi berkicau yang tidak-tidak atau bisa saja bonus yang dimaksud menjurus ke hal lain. Perempuan dan laki-laki berduan pasti yang satunya setan. Namun, setan takut sama Eric jadi kalau Eric berbuat macam-macam itu murni tindakan bos kupretnya. Tenang. Pakaiannya masih utuh, pasti tidak hal aneh. Dia mabuk, jadi tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Bisa saja, justru Arumi yang melakukan hal aneh di luar kesadarannya.

Terpopuler

Comments

Agna

Agna

👍👍👍

2021-06-14

0

Tanty Tanti

Tanty Tanti

up

2021-05-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!