Mas Duda

Mulai hari ini, masalah Arumi dengan lintah darat sudah berakhir. Duda kaya beranak dua sudah melunasi semuanya. Hanya saja, masalah dalam hidup Eric belum terselasaikan. Misinya hari ini belum tercapai. Dia belum bisa menemukan pengasuh untuk anaknya.

Eric memijat kepalanya yang pusing karena ulah anaknya. Sepulang dari rumah Arumi, Eric menemukan dapur yang berantakan akibat ulah anaknya. Pembantu di rumahnhya tidak bisa marah ke anak majikannya. Dia sudah paham dengan sifat Raka dan Talita. Makanya, meski begitu, anak kembar itu betah dengan Mba Ovi (Nama pembantu di rumah).

Lantai di dapur penuh dengan coretan spidol berwarna. Laci-laci wajan dan panci terbuka dan isinya berserakan di lantai. Sudah dipastikan, kalau kedua anaknya masuk ke dalam laci tempat peralatan tersebut.

"Maaf pak, dapurnya masih berantakan. Anak-anak soalnya tadi langsung minta renang. Jadi, saya harus mengawasinya." Mba Ovi menghampiri majikannya tergoboh-goboh.

"Iya. Sekarang mereka di mana?" tanya Eric yang sudah lelah.

"Mereka lagi nonton kartun dan nyemil."

"Oke." Eric pergi meninggalkan pembantunya.

Kedua anaknya sedang menonton serial kartun berkepala botak asal negeri Jiran. Benar saja, kedua anaknya sedang asyik menonton tayangan anak-anak yang ditayangkan hampir sehari di salah satu stasiun tv swasta. Meski begitu, si kembar tidak bosan dengan serial kartun tersebut.

"Ayahhh," seru Talita antusias melihat orangtuanya pulang. Tubuh kecilnya memeluk erat Eric yang sudah berjongkok menyambut pelukan anaknya.

"Kakak tidur?" tanya Eric yang tidak melihat pergerakan aktif Raka.

Talita hanya menangguk.

"Ayah. Naya pasti sedih yah ditinggal kakeknya?" tanya Talita yang masih peduli dengan teman sekelasnya.

"Iya, Naya sedih karena Naya sayang sama kakeknya." Tangan lembut Eric membelai rambut panjang Talita.

"Waktu bunda pergi. Talita sedih tidak, Yah?" tanya Talita begitu polosnya.

Kedua anaknya bahkan belum sempat dipertemukan dengan ibunya. Dia sama sekali tidak pernah merasakan bagaimana rasa ASI dari ibunya langsung. Lolita pergi lebih cepat dari dugaannya.

"Pasti sedihlah. Talita nangis kenceng malah. Tapi, ada ayah yang hibur kamu." Eric mencubit hidung anak gadisnya yang sedang berada di atas pangkuannya.

"Pasti ayah Naya juga hibur Naya ya, Yah?" Mendengar pertanyaan anaknya, Eric kelagapan mencari jawaban.

Keributan setelah pemakaman orangtua Arumi pasti akan membekas diingatan Naya sampai besar nanti. Talita dan Raka beruntung memiliki lingkungan yang aman. Walaupun, dia tidak pernah merasakan kasih sayang ibunya.

Kepala Eric hanya bisa mengangguk ragu. White lie mungkin akan menghentikan Talita bertanya yang lebih dalam tentang keadaan Naya.

"Ayah mandi dulu. Habis itu kita main." Eric mentatih Talita supaya berdiri.

"Siap." Tangan Talita hormat ke arah Eric.

Eric pergi meninggalkan anaknya yang berada di depan tv. Dia memikirkan keadaan keluarga Naya. Dia takut kalau ayah Naya akan kembali ke rumah itu dan membawa pergi Naya dari ibunya. Eric tidak tega jika Naya harus terpisah dengan ibunya. Eric memang tidak terlalu paham dengan permasalahan keluarga tersebut. Namun, Eric sedikit memahami situasi aneh di dalam keluarga tersebut.

Naya tidak akan bahagia jika hidup bersama ayahnya. Dia akan melakukan segala cara untuk menghasilkan uang. Eric harus melindungi Naya bersama ibunya.

Air dingin yang mengguyur tubuh Eric tidak bisa melarutkan pikirannya dari keluarga kecil tersebut. Eric harus kembali ke rumah tersebut besok dengan menawarkan sesuatu.

Tanpa sengaja Eric mengingat deretan plakat prestasi dan piala yang sedikit lusuh karena debu di rumah Arumi. Bisa dipastikan kalau semua itu milik orangtua Naya. Kecerdasan Naya pasti didapatkan dari ibunya.

Pagi harinya Eric mengantarkan anak-anaknya ke sekolah dan dia pergi ke kantor untuk bekerja. Kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya menambah kharismanya keluar. Menjadi duda selama delapan tahun membuat dirinya terkadang merindukan sosok perempuan dalam hidupnya. Bagaimanapun, seorang duda pasti merindukan akan kebutuhan biologisnya. Namun, dia belum bisa mencari pengganti seperti Lolita. Dan bahkan, tidak kepikiran sama sekali tentang pengganti istrinya.

Semua karyawan di kantornya menunduk saat bos besarnya berjalan melewati mereka. Dari dulu wibawa Eric tidak pernah hilang, kecuali kalau di depan Lolita dan orangtuanya. Eric selalu disegani oleh penghuni Giant Company (GO), tanpa terkecuali.

"Hari ini siapkan cek senilai 100 juta," titah Eric ke Rai.

"Siap, pak." Rai sebagai bawahannya hanya patuh tanpa membantah.

Eric tidak menggunakan uang milik perusahaannya. Tabungan di rekeningnya selalu membusung. Seperti crazy rich lainnya, Eric hampir memiliki segalanya, kecuali perempuan dihidupnya.

"Hari ini tidak ada rapat. Pak Eric bisa bekerja seperti biasa." Rai selesai melapor ke atasannya.

Rai memberi secarcik kertas yang diminta bosnya. Bawahannya belum tahu untuk apa uang tersebut.

"Kalau ada yang cari saya. Silahkan suruh masuk saja." Eric menyelipkan kertas cek di jas hitamnya.

Baru saja Eric memberi pesan. Rai menerima telepon dari resepsionis bahwa ada tamu yang ingin bertemu dengan pak Eric.

Rai berjalan menghampiri Eric. Meja kerjanya beda ruangan, hanya kaca bening yang membatasi mereka. Selebihnya, Eric bisa mengawasi cara bawahannya bekerja.

"Ada orang yang cari pak Eric," kata Rai saat di depan Eric.

"Bawa masuk," ucapnya tanpa melirik ke arah Rai.

Mendengar bosnya mengizinkan tamu di luar masuk. Rai bergegas menghubungi resepsionis untuk membawa kedua tamu masuk ke ruangan pak Eric.

Tanpa menunggu lama, Rai sudah bertemu dengan dua tamu Eric. Rai mengantarkan kedua orang berbadan kekar tersebut ke ruangan bosnya. Baru pertama kalinya, Rai melihat bosnya berurusan dengan orang-orang berbadan besar.

"Kalian datang juga," ujar Eric menyambut kedua tamunya. Salah satu lintah darat yang bertato tidak ikut ke kantor karena ada urusan di luar. Rentenir juga punya kesibukan.

"Demi uang." Bos yang berbadan sangar berdiri tegap di tengah ruangan Eric.

Rai berada di samping Eric. Dia takut kalau bosnya tiba-tiba dibogem mentah oleh kedua preman divdepannya. Rai mantan pesilat bersabuk hitam, kalian jangan remehkan tenaganya.

"Silahkan cek kembali." Eric melempar kertas cek bernilai seratus juta.

Nilai mata uang yang fantastis untuk orang bawah

"Anda tidak salah?" tanya anak buah lintah darat setelah melihat nominal yang terteradi kertas cek tersebut.

"Anda bisa baca bukan?" Ketus Eric.

"Oke. Saya anggap ini bonus buat kita," seru bos rentenir setelah mengecek jumlah uang di kertas cek.

Setelah mendapat tanda tangan Eric. Kedua lintah darat akan beranjak pergi, tapi dicegah oleh Eric.

"Tidak ada kata bonus di antara kita," ujar Eric menghentikam langkah kedua lintah darat tersebut.

"Bantu saya menangkap Cipta. Saya akan menambahkan uang ke kalian dua kali lipat dari itu," seru Eric membuat kedua orang tersebut membalikkan badannya.

Bantu like yuk.

Terpopuler

Comments

HARTIN MARLIN

HARTIN MARLIN

untuk apa Eric mend

2023-03-14

0

dhapz H

dhapz H

boleh juga tantangan eric tapi siapa takut 😓😭😰😦

2021-06-26

2

🩸biru

🩸biru

good satu server kita

2021-06-08

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!