Mas Duda

"Arumi, berkas yang tadi malam kamu rapihkan, tolong masukkan ke mobil. Taruh di jok penumpang bagian depan." Di tengah kesibukan menyuapi Raka, Arumi harus meladeni bos besarnya juga. Menyelesaikan tugas dengan imbalan pahala lebih baik, daripada dapat uang, tapi bosnya ngedumel di belakangnya.

"Iya pak, tapi nanti dulu."

Raka sedang sedikit susah sarapan. Jadi, kalau sedang tidak mood Raka meminta Arumi untuk menyuapinya. Berbeda dengan anaknya sendiri, Naya semenjak di sini sangat mandiri, katanya malu ada temannya kalau masih minta disuapi.

"Kalau nanti, kamu lupa gimana?"

"Saya sedang nyuapin Raka, pak."

"Ambil."

Keras kepalanya seperti batu karam yang diterjang jutaan ombak. Anak dan bapak sama aja kelakuannya, sama-sama bikin Arumi sering mengelus dada. Ini Arumi sudah mode berani menyanggah bosnya, apalagi jika Arumi hanya mengiyakan seluruh perintahnya. Belum ada satu minggu kerja di sini, bisa-bisa dia jadi tumbal bosnya. Arumi sibuk menyiapkan kebutuhan sekolah ketiga anak kecil yang ada di rumah.

Beruntung gerbang sekolah anak-anak belum ditutup rapat. Jalanan macet membuat mereka menghabiskan waktu di jalan. Arumi duduk di kursi depan samping Eric. Kesambet setan apa sampai-sampai Eric meminta Arumi ikut dirinya ke kantor, padahal kemarin dia dan anak-anak diusir secara halus oleh bos kupret itu.

Canggung. Itu yang dirasakan oleh Arumi sekarang. Sorot mata karyawan tertuju padanya sebelum akhirnya menunduk melihat siapa orang yang ada di sampingnya. Seperti mimpi di siang bolong, Arumi baru pertama kalinya merasakan seperti ratu yang disegani oleh kandidat dan rakyatnya. Berjalan di red karpet, penuh kamera dan mikrofon yang siap untuk menjawab segala rasa penasaran mereka.

"Saya pengasuh anak-anak pak bos." Imajinasinya pudar ketika tertampar oleh profesinya. Dia bukan artis atau pejabat yang bisa berjalan di atas karpet merah.

"Pagi, pak." Rai menyambut kedatangan bosnya.

"Pagi, Arumi." Tidak lupa menyapa pengasuh anak bosnya.

"Pagi, pak Rai." Arumi menunduk menyapa Rai balik.

Mereka memasuki lift menuju meja kerja bosnya. Arumi tidak tahu apa yang akan bosnya perintahkan. Apa dia disuruh membersihkan ruangannya? Berarti bulan ini dia akan mendapat bonus banyak. Setan yang bersemayam di hatinya berbisik, 'Arumi ayo manfaatkan bos kamu, dedikasikan tenagamu untuk rupiah.'

Bonus membersihkan ruangan bosnya setara dengan gajinya satu bulan. Hanya itu permintaannya supaya dia cepat terlepas dari jeratan nestapanya.

"Arumi, cepat jalan. Kita sudah sampai." Suara Rai menyadarkan Arumi dari dunia nyata.

"Oh iya, Rai."

Ternyata bosnya sudah keluar dari tempat persegi panjang sempit ini. Rai dan Arumi mencoba mengejar langkah bosnya yang memiliki langkah panjang. Siap-siap potong gaji.

Ruangan Rai berbeda dengan Eric. Mereka hanya terhalang kaca bening. Sedangkan, Arumi diperintahkan untuk mengekori bosnya. Harus nurut, jangan sampai tidak. BAHAYA--WARNING! Kalau nolak perintah bos.

Satu menit, dua menit sampai hampir setengah jam tidak ada suara di dalam ruangan Eric. Arumi duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut sambil mengamati pandangan di luar yang sebenarnya sedikit terhalang oleh meja dan tubuh bosnya. Dia tidak ingin bertanya apapun ke bosnya, sebelum bosnya sendiri yang buka suara.

"Arumi," tepat di tiga puluh menit pertama Eric membuka suara.

"Emm," balas Arumi dengan gumaman saja.

"Arumi, kamu bisa memijat tanpa menyentuh?" pertanyaan random lelaki itu membuat Arumi berpikir sejenak.

"Maksud pak bos, santet?" Dengan santet kita bisa menyakiti tanpa menyentuh orangnya secara langsung. Yang ada di dalam otak Arumi hanya santet saja ketika mendengar pertanyaan bosnya.

"Mistis sekali otak kamu, Arumi. Memangnya, kamu bisa nyantet orang?" Eric pikir, Arumi dukun atau dukun. Di sini, Eric tidak paham dengan hal mistis. Yang dia tahu hanya hantu wanita yang suka menangis di malam hari.

"Pak bos mau santet lintas daerah, negara, benua atau sekalian lintas planet pak?"

"Kamu sesepuh dukun atau gimana?" Eric ngeri sendiri dengan pengasuh anaknya.

"Emang pak bos mau nyantet siapa?" Sebelum Arumi mengirimkan serangan gaib itu, dia harus tahu siapa subjek yang akan dikirimkan santet itu.

"Saya sendiri. Bisa kan, kamu santet saya?"

Siapa yang tidak terkejut terheran-heran mendengar orang yang menyantet dirinya sendiri. Harusnya Eric meminta Arumi mengirim santet ke rekan bisnisnya atau musuhnya. Eric manusia langka. Sudah tua duda pula, tapi kenapa tidak tahu definisi santet yang sebenarnya.

"Bapak tahukan definisi santet itu apa?" Sebelum salah sasaran, Arumi bertanya ke bosnya.

"Itu hal mistis Arumi."

"Selain itu?" tanya Arumi.

Orang penakut macam Eric mana mau mendalami ilmu mistis. Dia hanya sekadar tahu apa itu nama santet saja yang dia dengar dari orang lain tanpa tahu kegunaannya untuk apa. Hal mistis tidak baik untuknya. Mas duda tidur sendirian di kamar, bagaimana kalau tiba-tiba dia kebelet di tengah malam. Walaupun, dia suka begadang, tapi tetap saja auranya beda kalau bahas hal mistis.

"Arumi, kamu mau bunuh saya?" Bosnya sudah mencari apa itu santet melalui gawai pintarnya.

Menurut KBBI santet adalah sihir. Sedangkan, Wikipedia berpendapat, bahwa Santet adalah upaya seseorang untuk mencelakai orang lain dari jark jauh dengan menggunakan ilmu hitam. Biasanya santet sering dilakukan orang yang mempunyai dendam karena sakit hati kepada orang lain. Santet dapat dilakukan sendiri maupun dengan bantuan seorang duku.

"Pak bos sendiri yang minta disantet." Arumi mengkirut setelah bosnya tahu apa itu definisi santet.

"Ini termasuk ancaman Arumi. Saya akan melaporkan kamu ke polisi."

Arumi menelan ludah dengan susah payah. Matanya melotot tak percaya dengan tanggapan bosnya. Bosnya sendiri yang minta disantet, kenapa dia yang disalahkan. Jangan sampai berurusan dengan hukum dan yang melaporkan orang berduit.

"Rai, ke ruangan saya. Ada pembunuh berdarah dingin di sini."

Tut tut.

Arumi masih tidak percaya dengan tindakan bosnya yang berlebihan. Dia tidak percaya kalau bosnya sudah menghubungi asistennya melalui monitor kantor. Artinya, dia akan segera dilaporkan ke pihak berwajib. Sinting kali si Eric.

Banar saja, pintu ruangan bosnya yang tidak terkunci sudah terbuka. Rai menghampiri dua manusia yang sedang duduk di tempatnya masing-masing.

"Mana pak, pembunuhnya?" Rai melihat di ruangan tersebut hanya ada Arumi dan bosnya.

"Itu, di sebelah kamu." Eric menunjuk menggunakan dagunya. "Dia mau santet saya. Kamu tahukan Rai, apa itu santet?"

Anak buahnya hanya menahan tawa melihat kelakuan bosnya. Sekretarisnya tidak se-kudet bosnya yang tidak tahu apa-apa tentang mistis. Mana ada orang yang mau menyantet ngomong secara terang-terangan. Kalau saja Eric paham akan ilmu gaib, bisa dipastikan dia akan lari terbirit-birit ketika air galon di dispenser berbunyi sendiri saat tengah malam. Nantinya dia akan berpikir hantunya kehausan, lalu pagi harinya akan ditempel notes bertulis, JANGAN MINUM SEMBARANGAN atau TIDAK ADA YANG GRATIS, BRO!

"Kamu kenapa ketawa?" Eric ke mode serius.

"Tidak, tidak," sanggah Rai kembali ke wajah serius supaya bosnya tidak tersinggung yang akan berakhir potong gaji.

"Bawa dia ke polisi Rai. Dia wanita berbahaya."

"Bos gendeng." Arumi pergi meninggalkan kedua lelaki yang ada di ruangan tersebut.

Lama-lama bisa gila kalau berhadapan dengan manusia super kudet. Di usianya yang akan menginjak kepala empat masih saja tidak tahu apa-apa. Sepenakut itukah Eric?

"Arumi, jangan kabur."

Kicauan Eric hanya lewat dari telinga kanan dan ke keluar telinga kiri. Perempuan itu tetap meninggalkan bos sarapnya. Dia pulang ke rumah majikannya dengan menggunakan ojek daring. Uang tabungannya masih sisa sedikit.

Bos, jangan lupa uang jajan saya bulan ini. Atau beneran saya santet.

_Eric Andreas.

Sebelum menaiki ojek motor yang dia pesan secara daring. Dia mengancam bosnya dengan konteks yang tadi dia debatkan. Lagian, tidak ada bukti akurat yang mampu menyeret Arumi ke pengadilan.

Terpopuler

Comments

HARTIN MARLIN

HARTIN MARLIN

🤭🤭😀😀😂😂🤣🤣🤣

2023-03-16

0

Asfar

Asfar

bab ini bikin ketawa...aku suka cara arumi

2022-01-24

0

Kieraeh Biemanyue

Kieraeh Biemanyue

dasar wiro....
sekuper"y manusia indonesia apa lg udh aki" la masa g tau santet.....

2021-05-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!