Mas Duda

Mendengus kesal untuk melampiaskan kekesalan bosnya. Arumi sudah berdandan cantik dengan setelah yang dipilih bosnya siang tadi. Rambut pendek tidak memudarkan kecantikan Arumi. Rai mengekori Arumi yang melangkahkan kaki menuju ke tempat perayaan ulang tahun Eric. Ulang tahunnya diadakan di salah satu hotel bintang lima di Jakarta. Perayaan ini bukan kantor miliknya yang mengadakan, melainkan kantor teman papa Eric. Kerja sama dari kedua belah pihak sudah seperti keluarga sendiri. Lagi-lagi jangan terbuai dengan segala hal baik dalam hal bisnis.

Harusnya dia sudah sampai setengah jam lalu di tempat itu. Namun, dengan alasan jalanan macet Arumi mampu membuat bos kupretnya kebakaran jenggot. Sengaja mengundurkan waktu untuk memberi hukuman bosnya yang memerintah seenak jidat tanpa memberi instruksi untuknya. Sekali memberi instruksi hanya alien yang paham.

Misuh-misuhnya berimbas ke Rai yang tidak tahu apa-apa tentang hubungan Arumi dan Eric. Tangan kanan itu hanya diberi instruksi menjemput Arumi di salon. Keberadaan Arumi di salon hasil kebohongan Eric. Bawa belanjaan yang tadi dibeli, dan pergi temui teman Eric di salon. Alhasil dia sendiri yang duduk dirias oleh beberapa wanita suruhan Eric.

"Ngapain ke sini sih? Kamu sama bos berencana jahat sama saya ya?" Pikiran Arumi sudah tidak bisa posthing lagi alias positive thingking dengan Rai dan Eric yang sekubu.

"Saya tidak mau tua di penjara. Ingat saya belum laku." Alibi Rai ada benarnya. Kalau mereka membunuh perempuan di depannya itu akan berakhir di jeruji besi. Manusia mana yang rela mati sebelum nikah.

"Sana masuk. Saya permisi dulu." Pegangan pintu sudah dibuka oleh Rai.

Pintu yang terbuka membuat perhatian penghuni meja besar terarah kepadanya. Arumi jelas terkejut. Bos dan asistennya tidak membocorkan hal sedikitpun tentang acara ini. Indra mata Arumi mencari keberadaan bos kampretnya. Beruntung dia tidak nekat berganti kostum di tengah berdebatannya dengan Rai. Jika dia benar-benar ganti kostum auto malu tujuh turunan. Di depan orang terpandang mengenakan swallow dan setelan seadanya.

"Maaf calon istri saya terlambat," kata Eric sambil jalan mendekat ke arah Arumi yang tengah ribet dengan dres kampretnya. Belum lagi high heels yang sangat menggenjetkan. Rasanya dia ingin menyumpal mulut bosnya dengan sepatu tingginya itu.

"Ayo duduk." Arumi mengikuti titah Eric. Dia meletakkan pantatnya di atas kursi dan menaruh tas kecil di atas meja. Tasnya dia pinjam dari mba Ovi.

Dirangkulnya tangan Arumi yang sedang risih menutupi pahanya yang terekspos. Dengan hati-hati Arumi mengikuti langkah Eric menuju ke kursi yang sudah di siapkan.

Arumi meneguk ludahnya berat. Dia harus berakting di depan rekan bosnya menjadi calon istrinya. Tidak ada briefing dari Eric sebelumnya, beruntung otak encernya segera mencerna apa yang sedang terjadi.

Tangan Eric terjuntai ke bawah. Dia meraih tangan Arumi, sontak membuat sang empu terkaget. Eric mendekat ke depan telinga Arumi. "Cincinya dicoba dulu terus dipakai, biar saya tidak malu nantinya."

Lelaki itu memberikan cincin emas berwarna putih ke Arumi. Bukan untuk dia sepenuhnya, hanya untuk melengkapi properti drama saja. Di sela-sela obrolan mereka, Arumi tengah mencoba cincin properti di jari-jarinya. Jari tengahnya terlalu sesak jika dipasang ring tersebut.

"Fokus ke depan juga," bisik Eric ke Arumi.

Perempuan itu manut dengan perintah atasannya. Dia mencoba senyum seramah mungkin ke rekan bisnis bosnya.

"Sudah berapa lama kenal pak Eric?" Perempuan berlipstik merah tebal bertanya sinis ke Arumi.

Mau jawaban super akting atau jawaban realitas?

"Satu bulanan. Dan dia sudah melamar saya malam tadi." Arumi apa yang kamu katakan.

Mulutnya mulus sekali dalam berbohong. Dia juga kaget sendiri dengan jawaban gilanya. Sejak kapan ada percintaan antara bos dan pengasuhnya. Itu terjadi di dunia fiksi saja. Kalaupun, di dunia nyata ada pengasuhnya harus good looking dan sederajat dengannya, kalau tidak siap-siap atasannya dinyinyirin sana-sini.

"Saya mau di hari spesial saya, juga menjadi hari spesial calon istri saya." Cup.

Ciuman mendarat di ujung kepala Arumi. Dunia seakan berhenti. Begitu juga cincinnya yang mendadak berhenti di jari manisnya. Dia mendorong lebih kuat lantaran kaget dengan kecupan dari bos kampretnya. Setotalitas itukah bosnya mengerjai dia. Tenang, bonus untuk ini pasti bisa melunasi hutang-hutangnya.

"Sial! Cincinnya sesek juga di jari manisku." Wajah Arumi panik. Dia takut jika cincinnya akan membuat jarinya harus dipotong karena cincin yang dipaksa masuk.

Melihat cincin yang terpasang sempurna. Eric menggenggam tangan Arumi dan meletakannya di atas meja.

"Jadi, berhenti jodoh-jodohkan saya dengan wanita manapun." Kalimat savage-nya Eric membuat rekan Eric berhenti bernapas sejenak.

Tidak ada perusahaan antar besan atau perusahaan menantu. Eric mampu membungkam wanita dan para rekan bisnisnya menjodohkannya dengan anak atau keponakan mereka.

"Belum ada pertunangan resmi bukan?" Pria paruh baya yang gencar menjomblangkan Eric dengan anaknya seakan khawatir harapannya memiliki menantu kaya harus pupus.

"Resmi atau tidak, yang pasti perempuan ini sudah resmi berada di hati saya." Eric sekilas tersenyum ke arah Arumi.

"Arumi Adiningrum Andreas. Dia akan mengisi kekosongan hati saya kedepannya."

Jika tidak ada teman-teman kampretnya Eric. Arumi sudah pasti menampol pipi Eric sampai berubah warna menjadi merah cabai. Bosnya halu plus dramanya berlebihan. Emangnya dia tidak takut ketahuan bohongnya apa.

"Minum dulu, kamu terlihat gugup di depan rekan-rekan aku." Eric menuangkan minuman bening ke gelas Arumi yang masih kosong.

"Iya. Kami terlalu serius semenjak kamu datang. Maaf ya, bikin kamu tidak nyaman," ujar salah seorang perempuan sexy di seberang Arumi.

"Santai saja. Saya nyaman-nyaman saja kok." Arumi mengambil gelas yang sudah terisi air.

Dia meneguk cairan bening itu. Ada sesuatu yang aneh di pangkal tenggorokannya saat cairan itu melewati rongga tersebut. Namun, karena Arumi terlalu haus dia tidak peduli dengan minuman itu. Bukan orangnya saja yang aneh, minuman orang berduit juga rasanya aneh. Orang kaya memang aneh-aneh saja. Padahal ada air galon dan merk minuman lainnya yang tersebar di Indonesia, kenapa memilih minuman aneh seperti itu.

"Kuat juga calon istri pak Eric," celetuk lelaki di samping Eric.

"Dia kalau haus bisa minum satu galon. Tapi, berhubung malu, dia cuma minum satu gelas saja." Untuk mencairkan suasan, Eric sedikit bercanda meskipun terdengar panas di telinga Arumi.

"Oh gitu ya, pak." Lelaki itu hanya memanggut-manggut.

Mereka melanjutkan aksi ngobrol dan makannya karena acara ucapan selamat sudah dilakukan sebelum Arumi datang ke tempat itu.

Ada hal yang aneh dari Arumi. Dia sekeras tenaga menyelamatkan kesadarannya di tengah pesta bosnya. Perempuan itu, menarik dasi panjang Eric untuk mendekat ke arahnya. Sebelum semuanya kacau, dia harus memberitahu bosnya terlebih dahulu.

"Bos, kamu salah nuang minuman. Saya mabok," bisiknya lirih.

Bola mata Eric melotot sempurna ketika mendengar pernyataan pengasuh anaknya. Bagaimana dia bisa salah menuangkan air. Botolnya sama-sama berwarna hijau, demi menyelamatkan kegugupan bawahannya, Eric malah salah langkah. Minuman berakohol telah habis disesap Arumi di gelas besar milik Arumi.

Terima kasih sudah baca cerita aneh author. Like, vote dan komennya juga makasih.😘

Terpopuler

Comments

angela deide

angela deide

bagus sih..tp perubahan tiap alur ke alur mendadak semua... paling tidak buat keterangan tambahan...
jangan lompat2 begitu

2022-03-02

0

Ulfa Riady

Ulfa Riady

haduuuh gawat....

2021-11-02

0

Susi Momnya Anas

Susi Momnya Anas

yg disebelah suami kampret yg di sini boss kampret...😂😂😂😂

2021-06-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!