Berkunjung

Anna baru saja selesai mandi membuat badanya yang berkeringat habis bersih-bersih terasa segar kembali, Anna menggosok rambutnya panjang hitamnya dengan handuk untuk mengeringkannya, tubuhnya pun masih dibungkus handuk.

Anna beranjak ke lemari mencari pakaian yang cocok untuk ia kenakan, karena hari ini ia dan Kerem akan berkunjung ke rumah orang tuannya. Ketika sedang asik memilih-milih gaunnya yang tidak terlalu banyak ponselnya pun berdering, Anna abergegas mengmbilnya yang terletak diatas tempat tidurnya.

“Kau sudah siap, aku sudah diluar apartemenmu.”ucap Kerem begitu telpon mereka tersembung

Anna bergegas mengintip lewat jendela kamarnya dan benar mobil sport berwarna merah sudah terpakir disana.

“Tungguhlah sebentar, aku sedang bersiap-siap.”

“Jangan lama-lama aku tidak suka menunggu,”

Kerem memutuskan panggilannya sebelum Anna sempat menjawabnya,” kau benar-benar pria yang paling menyebalkan,” ujar Anna

melemparkan ponselnya ke atas tempat tidurnya.

Anna bergegas memakai gaun berwarna navy dengan motif kembang-kembang kecil,  memoleskan make up tipis ke wajahnya yang sudah cantik walaupun tanpa polesan make up, dan menyapukan lipstick ke bibirnya yang sudah berwarna pink, ia menyisir rambut panjangnya dan membiarkannya tergerai di punggungnya, Anna mematut kembali penampilannya sekali lagi, setelah semua merasa sempurna ia pun bergegas mengambil tas dan ponselnya.

Ponselnya kembali bordering,” tunggulah sebentar aku segera turun,”jawab Anna cepat sebelum Kerem melayangkan protesnya.

Anna bergegas memasangkan sepatu dikakinya dan bergegas keluar dari apartemennya dan tidak lupa ia menguci pintunya. Anna menuruni tangga dengan sedikit berlari karena tidak ingin dimarahi oleh Kerem.

“Kau lama sekali,” protes Kerem begitu Anna mendudukantubuhnya disebelahnya.

“Lama kau bilang… sepuluh menit saja kau bilang lama,” protesAnna tidak terima.

“Mana ada wanita yang bisa berdandan secepat itu, kalau taukau tetap protes seprti ini lebih baik aku biarkan kau mmenunggu sampai beruban.”

“Siapa bilang aku akan menunggumu, paling aku akan mendobrakpintu rumahmu dan menyeretmu keluar.”

“Percuma juga kau berdandan berjam-jam  tidak akan ada bedanya juga.” Seringai

mengejek Kerem membuat Anna kesal, ia memukul-mukul lengan Kerem dengan tasnya. Dengan cepat ia menahan kedua tangan Anna,  lalu mencibir padanya melihat Anna yang merontah berusaha melepaskan tangannya dalam kungkungannya.

“Masih berani memukulku,” Tanya Kerem menaikan alisnya. Anna menggelengkan kepalanya dengan wajah memelas, Kerem pun melepaskan tangannya dan

menyalakan mobilnya. Anna mengusap tangannya yang memerah akibat Kerem yang

terlalu kuat memegang tangannya.

Kerem melajukan mobilnya membelah jalanan di depannya, ia melirik sekilas pada tangannya Anna yang sejak tadi diusapnya, ia melihat kulitnya memerah sangat kontras dengan kulitnya yang putih, Ada rasa kasihan

terbersit dihatinya karena terlalu kuat memegang tangan Anna hingga mmebuatnya

tersakiti. Kerem menghentikan mobilnya di pinggir jalan membuat Anna menatap

heran padanya.

“Kenapa berhenti,” protesnya. Tapi Kerem tak menjawab ia membuka laci yang ada didasbordnya, mengelurkan kotak kecil dari sana, ia mengambil selep didalamnya lalu menarik tangan Anna sehingga membuat Anna kaget.

“Apa yang kau lakukan.” Kerem hanya menatap tajam pada Anna yang seketika memundurkan tubuhnya, tanpa bicara ia mengoleskan selep itu ke tangan Anna yang memerah, Anna hanya menurut tidak melayangkan protes matanya terus

mengamati apa yang dilakukan Kerem padanya, ia mengolesinya dengan sangat

lembut dan hati-hati untuk pertama kali Anna terpanah denagn sikap baik Kerem padanya.

“Sudah,” ucap Kerem menyimpan kembali selepnya, melihat Anna yang tak bergeming ia mengayunkan telapak tangannya didepan wajah Anna, “Hai…kau kenapa?”

“Haaa, oo..bukan apa –apa,” Anna merasa kikuk dan malu, menundukan wajahnya yang terasa panas, ia merapikan anak rambut yang menjuntai diwajahnya dan menyelipkan dibelakang telinganya.

“Terima kasih.” Ucap Anna ketika Kerem kembali menjalankan mobilnya.

“Ehmm.”

“Jangan senang dulu, aku melakukannya agar mommy tidak berpikir yang macam-macam, nanti beliau pikir aku mengikatmu di mobil.”

Wajah senang Anna seketika berubah mendengar ucapan Kerem, ia melototkan matanya ingin mencakar mulutnya, tapi tetap saja ia tidak akan menang melawan pria bermulut pedas dan berhati sedingin kutup tak ada manis-manisnya pada seorang gadis.

Dari pada berdebat Anna lebih memilih menikmati pemandangan sepanjang jalan menuju mansion keluarga Kerem. Keduanya tak ada lagi yang bicara sibuk dengan pikirannya masing –masing, terutama Anna  otaknya berpikir keras bagaimana cara

menghadapi keluarga Kerem.  Kerem melirik

pada Anna yang menggigit jarinya terlihat sekali kalau wanita itu sangat gugup.

Jantung Anna berpacu tiga kali lipat lebih saat mobil Kerem berhenti di halaman mansion yang sangat luas ia melihat kolam yang sangat indah dengan air mancur ditengahnya, matanya mengitari tempat itu mengagumi kemewahannya. Dalam hatinya Anna tak henti melafalkan doa, ia meremas kedua tangannya yang seakan membeku karena suhu dingin yang membungkus telapak tangannya. Anna melirik pada Kerem yang sedang membuka safety beltnya.

“Kerem…”panggilnya menatap menghiba padanya. “Aku takut….”

“Tenanglah semua akan baik-baik saja, percayalah padaku. ikuti saja apa yang aku katakan, kau paham,” ucapnya  menepiskan senyum tipis diwajahnya. Anna menganggukan kepalanya tak ada yang bisa ia lakukan selain menuruti semua keinginan Kerem.

Kerem segera turun dari mobil lalu mengitari mobilnya membuka pintu mobil untuk Anna, ia mengulurkan tangannya sambil mengulum senyum manis di bibirnya, Anna menyambut uluran tangannya membalas senyum Kerem tak kalah manis.

“Saatnya tunjukan kemampuanmu aktingmu jangan sampai ada yang curiga, jadi jadilah wanitakku yang penurut jika ingin semuanya berjalan lancar. Kau paham,” bisiknya begitu Anna berdiri disampingnya.

“Iya, aku paham.”

“Bagus,” Kerem mengusap puncak kepalan Anna.

“Ayo kita masuk,” ajaknya menggandengan tangan Anna dan menggenggamnya dengan erat, Anna mengikuti langkah kaki Kerem matanya melirik ke tangannya yang digenggam oleh Kerem. Hal yang tidak pernah ia lakukan selain dengan ayahnya, dialah pria asing pertama yang melakukannya.

Mereka berdua melewati pintu utama dengan ukuran sangat besar, Anna menyapukan pandangannya begitu mereka masuk kedalam, ia tidak dapat menyembunyikan kekagumannya pada rumah mewah yang sedang ia tapaki sekarang. Entah berapa luas ruang tamu yang mereka lewati dengan perobaton mahalnya  beberapa lukisan menggantung menghias dindingnya.

Kerem terus membawanya melewati ruangan yang lebih luas dari ruangan sebelumnya, sebuah tangga besar menghubung lantai dasar denagn lantai dua terletak ditengahnya, desain tangganya terlihat sangat artistic, tak ada kata-kata yang mampu ia ungkapkan melihat semua kemewahan yang tersungguh

didepannya.

“Berapa uang yang mereka miliki membuat hunian semega ini,” bathin Anna, nyalinya bertambah ciut melihat betapa kayanya keluarga Kerem, ia hanya seperti setitik noda  yang menempel dipakaian mereka.

Kerem terus membawahnya masuk tanpa melepaskan genggamannya pada tangan Anna, sampai mereka bertemu kembali dengan sebuah pintu yang sama besarnya dengan pintu utama yang mereka lewati tadi. Ia menahan napasnya saat melihat pemandangn di depannya, mereka sampai

disebuah pekarangan yang sangat luas dengan rumput hijau membentang seperti

permadani, ada beberapa pohon yang besar tumbuh disana. Disebelah kananya

terdapat kolom renang yang sangat luas lengkap dengan wahana yang sering ia

jumpai dipemandian. Disana juga terdapat  kolam  lengkap dengan air mancur seperti yang ia lihat dipekarangan depan yang

dikelilingi oleh bunga-bunga yang tengah bermekaran dengan sangat cantik.

“Anna…!”

Ia menolehkan wajahnya dan melihat ibu Kerem tengah melambaikan tangan padanya dengan senyuman mereka dibibirnya, Anna pun balas melambakan tangannya dengan senyuman manis membingkai bibirnya,

“Ayo sini sayang,” panggilnya ramah.

Tanpa melepaskan tangannya ia mengajak Anna menemui ibunya, dan ternyata bukan hanya ibunya saja ada disana, ia juga melihat ayah Kerem sedang bermain bersama bocah perempuan, Anna menghentikan langkhnya menatap cemas pada Kerem nyalinya langsung menciut.

“Kenapa,” Tanya Kerem ikut menghentikan langkahnya.

.

.

.

.

.

Bersambung

Minta like dan komennya 😄😄

Terpopuler

Comments

Rhania lesta

Rhania lesta

ikut deg deg an deh

2021-04-05

1

Sari Mulia

Sari Mulia

mungkin anak yg pernah ditolong ana.

2021-03-21

0

Dwi setya Iriana

Dwi setya Iriana

kok aku jadi deg2an ya kayaknya aku deh yg jadi anna😊😇😊😇😊😇😊😇😊😇

2021-03-11

0

lihat semua
Episodes
1 Awal pertemuan
2 Hari Pertama
3 Jebakan menyebalkan Elif
4 Gerakan pertama
5 Aku tidak membencimu
6 Terbangun kembali
7 Tanpa disengaja
8 Bertemu lagi
9 Tak Terima
10 Sungguh membosankan
11 Serangan panik
12 Kesialan Anna
13 Terpaksa setuju
14 Suka memaksa sekali
15 Makan siang bersama
16 Tak terduga
17 Menggoda
18 Kebetulan sekali
19 Hukuman konyol Kerem
20 Berkunjung
21 Bertemu lagi
22 Tak bisa menolak
23 Menemani Elif
24 Peristiwa buruk
25 Datang disaat yang tepat
26 Permintaan menyebalkan Anna
27 Dia begitu pandai
28 Kau bodoh sekali...
29 Prasangka
30 Ternyata dia sangat baik
31 Sangat menyebalkan
32 Terbongkar
33 Permintaan
34 Akad Nikah
35 Mencoba menerima
36 Tuduhan yang begitu menyakitkan
37 Bukan menggoda
38 Kita jalani saja
39 Aku juga mau...
40 Nanti kau sesak
41 Tinggal bersama
42 Karena kau suamiku
43 Apa yang kau lakukan?
44 Perasaan apa ini?
45 Aku akan melakukannya dengan senang hati
46 Kau baik sekali
47 Menggangu saja
48 Aku akan merebutnya
49 Janganlah menyerah padaku
50 Bagaimana kalau dia menggodanya
51 Begitu Menyebalkan
52 Kenapa kau menciumku?
53 Seperti kebakaran jenggot
54 Kemarahan Kerem
55 Aku tidak akan membantahmu lagi
56 Maafkan aku
57 Sepotong kisah
58 Sekarang kita impas
59 Keras kepala sekali
60 Kejutan manis
61 Mengerjai
62 Aku menginginkanmu
63 Tidak memberitahu
64 Tuduhan Sara
65 Aku akan menjagamu
66 Perasaan Kecewa
67 Aku tak akan membuangnya
68 Resepsi
69 Tak seindah yang mereka bayangkan
70 Siapa yang sedang mengusikku?
71 Mencoba lagi
72 Bertanya-tanya
73 Kejutan manis
74 Tak tepat waktu
75 Penjelasan
76 Mimpi itu...
77 Membuat kesal saja
78 Cemburu
79 Terjebak sendiri
80 Mengejutkan
81 Luka dimasa lalu
82 Aku akan selalu menjagamu
83 Penuh tanda tanya
84 Rasa penasaran
85 Terlalu berlebihan
86 Masih berani
87 Menyakitkan
88 Salah paham
89 Bertahan
90 Berjuanglah
91 My litlle baby
92 Aku tak akan perna meninggalkanmu lagi
93 Kejutan kecil
94 Kejutan pagi
95 Semua baik-baik saja
96 Sudah cukup
97 Kenapa menyembunyikannya dariku?
98 Kepikiran
99 Kesialan Lily
100 Tolong aku
101 Penyelesaian
102 Cerita masa lalu
103 Tidak akur
104 Diluar rencana
105 Pengakuan
106 Membujuk
107 Bukalah hatimu
108 Jangan pernah berpikir untuk mengakhirinya
109 Jangan mengusikku
110 Bermain cantik
111 Dirundung cemas
112 Penuh sandiwara
113 Mencoba bermain
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Awal pertemuan
2
Hari Pertama
3
Jebakan menyebalkan Elif
4
Gerakan pertama
5
Aku tidak membencimu
6
Terbangun kembali
7
Tanpa disengaja
8
Bertemu lagi
9
Tak Terima
10
Sungguh membosankan
11
Serangan panik
12
Kesialan Anna
13
Terpaksa setuju
14
Suka memaksa sekali
15
Makan siang bersama
16
Tak terduga
17
Menggoda
18
Kebetulan sekali
19
Hukuman konyol Kerem
20
Berkunjung
21
Bertemu lagi
22
Tak bisa menolak
23
Menemani Elif
24
Peristiwa buruk
25
Datang disaat yang tepat
26
Permintaan menyebalkan Anna
27
Dia begitu pandai
28
Kau bodoh sekali...
29
Prasangka
30
Ternyata dia sangat baik
31
Sangat menyebalkan
32
Terbongkar
33
Permintaan
34
Akad Nikah
35
Mencoba menerima
36
Tuduhan yang begitu menyakitkan
37
Bukan menggoda
38
Kita jalani saja
39
Aku juga mau...
40
Nanti kau sesak
41
Tinggal bersama
42
Karena kau suamiku
43
Apa yang kau lakukan?
44
Perasaan apa ini?
45
Aku akan melakukannya dengan senang hati
46
Kau baik sekali
47
Menggangu saja
48
Aku akan merebutnya
49
Janganlah menyerah padaku
50
Bagaimana kalau dia menggodanya
51
Begitu Menyebalkan
52
Kenapa kau menciumku?
53
Seperti kebakaran jenggot
54
Kemarahan Kerem
55
Aku tidak akan membantahmu lagi
56
Maafkan aku
57
Sepotong kisah
58
Sekarang kita impas
59
Keras kepala sekali
60
Kejutan manis
61
Mengerjai
62
Aku menginginkanmu
63
Tidak memberitahu
64
Tuduhan Sara
65
Aku akan menjagamu
66
Perasaan Kecewa
67
Aku tak akan membuangnya
68
Resepsi
69
Tak seindah yang mereka bayangkan
70
Siapa yang sedang mengusikku?
71
Mencoba lagi
72
Bertanya-tanya
73
Kejutan manis
74
Tak tepat waktu
75
Penjelasan
76
Mimpi itu...
77
Membuat kesal saja
78
Cemburu
79
Terjebak sendiri
80
Mengejutkan
81
Luka dimasa lalu
82
Aku akan selalu menjagamu
83
Penuh tanda tanya
84
Rasa penasaran
85
Terlalu berlebihan
86
Masih berani
87
Menyakitkan
88
Salah paham
89
Bertahan
90
Berjuanglah
91
My litlle baby
92
Aku tak akan perna meninggalkanmu lagi
93
Kejutan kecil
94
Kejutan pagi
95
Semua baik-baik saja
96
Sudah cukup
97
Kenapa menyembunyikannya dariku?
98
Kepikiran
99
Kesialan Lily
100
Tolong aku
101
Penyelesaian
102
Cerita masa lalu
103
Tidak akur
104
Diluar rencana
105
Pengakuan
106
Membujuk
107
Bukalah hatimu
108
Jangan pernah berpikir untuk mengakhirinya
109
Jangan mengusikku
110
Bermain cantik
111
Dirundung cemas
112
Penuh sandiwara
113
Mencoba bermain

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!