Dengan langkah kuyuh Anna keluar dari lobi rumah sakit, wajahnya begitu memelas mengingat kenapa hidupnya sekarang begitu apes sekali. Mengingat perjanjian konyol yang ia lakukan dengan Kerem membuatnya semakin pusing ia pun menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Haaa…. Sial-sial. kenapa hidupku jadi seperti ini, jika tau dia akan mengintimidasiku seperti ini harusnya dulu aku mencubitnya setiap hari.”ucapnya menghentakakan kakinya menahan kesal.
“Siapa yang ingin kau cubit tiap hari.”
Anna terlonjak saat mendengar suara dibelakanganya yang begitu tiba-tiba. Ia mengeram mengatupkan bibirnya menahan kesal menatap pada kerem yang sudah berdiri saja dibelakangnya.
“Untuk apa kau mengikutiku, itu tidak ada dalam perjanjian.”
“Jangan bicara keras-keras jika kau tidak ingin orang lain mendengarkannya,” bisik Kerem tepat di depan telinganya seketiak Anna menutup mulutnya dan menggerutu mengutuk kebodohannya, entah kenapa kalau didekat Kerem ia menjadi bodoh dan ceroboh seperti itu.
“Atau penja..
“Iya aku tau,” potong Anna denagn nada cukup keras.
“Ini tempat umum dan kau harus bersikap manis padaku, mana ada sepasang kekasih berbicara seperti sedang menonton balap kuda. Jadi mulai hari ini perhatikan sikapmu saat kita didepan umum, jadilah kekasih yang
lembut, manis, dan penurut,” papar Kerem pelan dengan nada mengejek Anna.
Senyum liciknya membuat Anna ingin mencabik-cabik mulutnya itu.
Anna hanya mengurut dadanya mencoba mengendalikan amarahnya yang selalu saja ingin meledak bila sudah bersama Kerem, ia harus belajar mengendalikan amarahnya jika tidak ingin berakhir di penjara.
“Baiklah Tuan Kerem yang terhormat,” kata Anna lembut dengan senyum manisnya.
“Jangan panggil aku Tuan,” protesnya mengangkat telunjuknya menatap Anna tajam.
“Baiklah Kerem.” Sahutnya lembut dan bibir masih melengkungkan senyum ia menurut saja malas berdebat dengannya karena ia ingin cepat-cepat pulang ke apartemennya.
“Eeehhh, kau mau membawaku kemana,” Tanya Anna saat tangannya ditarik oleh Kerem.
“Ikut saja jangan protes, sudah lupa dengan ucapanku tadi.”Kerem menggandengan tangan Anna menuju mobilnya ia membuka pintu mobilnya dan mendorong Anna masuk, ia pun mengitari mobilnya membuka pintu sebelah kemudi lalu menutupnya kembali saat ia sudah duduk dibelakang kemudi mobinya.
Anna memperhatikan isi dalam mobil Kerem yang sangat mewah seumur hidup baru kali ini ia naik mobil sport lambang kida jingkrat itu, mata Anna beralin pada kaca depan mobil yang retak ulahnya kemarin tapi ia melihat
kaca depannya sudah mulus tidak cacat sedikit pun.
“Dia sudah menggantinya seandainya aku tidak ceroboh kemarin mungkin nasipku tidak sial seperti ini.”bathin Anna.
“Pakai sabuk pengamanmu.” Perintah Kerem menyadarkan lamunanya tapi bukannya menuruti perintah Kerem ia malah menatap Kerem sinis.
“Aku mau pulang, buka pintunya.”
“Cepat pasang sabuk pengamannya,” ulang Kerem lagi menatap tajam pada Anna.
“Tidak, aku bisa pulang sendiri dengna sepedaku,” ujarnya masih tetap protes.
“Kau ini banyak bicara sekali,” Kerem membungkukan tubuhnya sehingga membuat Anna terpekik, ia menarik safety belt Anna lalu memasangkannya.
“Tidak akan ada yang mencuri sepeda buntutmu itu.”
“Apa kau bilang,” kata Anna melototkan matanya pada Kerem. Tapi pria itu santai saja mulai menyalahkan mobilnya dan segera meluncur meninggalkan halaman rumah sakit.
Anna memperhatikan jalan raya dari jendela mobil Kerem, langit begitu gelap sepertiny akan segera turun hujan, ia melirik sekilas pada Kerem yang sedang konsetrasi mengemudiakan mobilnya. “Kau mau membawaku kemana.”
Kerem tak menyahut hanya melirik sekilas pada Anna, dan hanya mendengus kesal melihat sikap Kerem ia pun mengalihkan tatapnya kembali keluar melihat rintik-rintik hujan mulai turun membasahi bumi, dan rintik-rintik itu mulai berubah menjadi butiran besar, dan akhirnya jhujan pun turun denagn sangat deras hujan, Kerem mengurangi kecepatan mobilnya karena jarak pandang yang terhalang oleh derasnya hujan.
Anna mengernyitkan keningnya saat Kerem membawanya singgah ke mall terbesar di kota itu, mobil itu berhenti ketika merak sudah sampai diparkiran, Kerem mematiakn mobilnya dan segera turun dari mobil, Anna punmengikuti apa yang dilakuakn oleh Kerem walaupn ia masih bingung untuk apa ia
mengajaknya kesini.
Anna menatap punggug Kerem yang berjalan didepannya, pria itu masih belum bicara apa pun dan ia pun malas untuk bertanya, dan memilih diam mengikuti langkahnya. Mereka sudah sampai dilantai dasar Mall yang sangat luas, ia kaget ketika Kerem menarik tangannya memasuki sebuah toko ponsel dengan merek terkenal.
“Kenapa dia mengajakku segala untuk membeli ponsel,” bathin Anna memperhatiakn Kerem yang terlihat sedang berbicara denagn pelayan tokonya. Anna pun berjalan memperhatikan sekitarnya lalu memperhatikan beberapa ponsel yang terpajang disana.
“Bersabarlah Anna, kau harus menabung dulu untuk mendapatkanponselmu kembali,” bathinnya sambil menarik napas panjang dan menghembusaknnya dengan kasar.
“Anna....”
Anna memalingkan wajahnya saat Kerem memanggilnya,” dia ternyata tau namaku.”
“Iya, ada apa.” Tanyanya sambil berjalan mendekatinya.
“Kau suka yang mana,” tanyanya melirik Anna sekilas lalu beralih pada beberapa ponsel didepannya.
“Ma-maksudmu,” tanyanya tergagap karena terkejut dengan pertanyaan Kerem, ia mencoba berpikir apakah Kerem membelikan ponselnya
untuknya.
“Aku bertanya, kau suka yang mana diantara ponsel-ponselini,” ulangnya menatap netra hitam Annabergantian.
“Untukku,” ujarnya sambil menunjuk dirinya sendiri.
“Iya,” jawab Kerem mengeraskan rahangnya karena mulai kesalmelihatnya.
Anna mendekat bibirnya ketelinga Kerem,” apakah ini masukkedalam daftar hutangku,” bisiknya polos.
Kerem menahan senyumnya saat mendengar pertanyaan Anna, ia menatap wanita itu yang juga sedang menatapnya dengan wajah polos.
“Untung kau mengingatkan aku, akan aku pertimbangkan usulmu,”sahutnya menahan tawanya melihat wajah Anna yang seketika lengsung memelas.
“Kalau begitu aku pilih yang paling murah saja,” sahutnya kembali berbisik ketelinga Kerem takut terdengar oleh pelayan toko itu.
Kerem membuang mukanya tak bisa lagi menahan rasa geli diperutnya, Anna menatap ponsel di depannya lalu bertanya pada pelayan itu.
“Mana harganya yang paling murah.” Tanyanya polos. Pelayan laki-laki itu ikut tersenyum melihat tingkah Anna yang polos sungguh ia rendah hati sekali memintah ponsel dengan harga yang paling murah pada kekasihnya jarang sekali ada wanita
seperti itu.
“Ini Nona,” katanya sambil memberikan ponsel lambang apeltergigit itu dan Anna pun segera menyautnya.
Kerem mengambil kembali kotak ponsel yang belum sampai setengah menit ditanganya dan mengembalikannya kepada pelayan itu, Anna menatapmelongoh saja.
“Aku ambil yang ini dan berikan aku kartu baru dengannomor yang cantik,” ucapnya sambilmenyerahkan kotak ponsel dan kartu
debitnya kepada pelayan itu.
“Baik Tuan, tunggu sebentar ya,” ucapnya ramah.
Anna yang ingin protes melihat ponsel yang dipilihkan Kerem tapi Kerem lebih dulu menutup mulutnya dengan telapak tanganya yang besar. Ia menatap tajam pada Anna memberi tanda untuk tidak protes lagi.
Pelayan itu mengembalikan kartu debit Kerem dan kantong berisi ponselnya,” ini kartunya kami sudah langsung memasangkanya,” ucapnya sambil menyerahkanya kepada Kerem. Kerem langsung menyimpan kartu ponsel Anna
kedalam saku jasnya.
Setelah mengucapkan terima kasih Kerem menggandeng tangan Anna keluar dari toko itu, satu tanganya menetang paper bag berisi ponsel yang baru saja dibelinya.
.
.
.
.
.
Bersambung
minta jempol 😄😄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Else Bunksu
u
2021-06-01
0
Tari Nikinabigh
wuih.... lunayan y ana dapat ponsel baru....
2021-05-04
1
sehune
mau dong 1 hpnya
2021-04-22
0