Jantung Anna berpacu sangat cepat seperti habis lomba lari seratus meter, saat mendapat panggilan untuk menghadap sang direktur bermacam pikiran buruk sudah terlintas dalam pikirannya, sepanjang perjalanan menuju lantai tujuh pikirannya coba menerkah-nerkah untuk apa ia dipanggil, selama ia bekerja di rumah sakit ini untuk pertama kilinya ia masuk ke dalam ruangan
pemimpin rumah sakit itu.
Kaki dan tangan Anna sudah sedingin es beberapa kali ia menelan ludahnya mengurangi kegugupannya tapi tetap saja tidak berhasil. Rasa sakit di kakinya karena ulahnya kemarin membuat ia berjalan sedikit terpincang. Jantung Anna seperti akan meloncat dari rongga dadanya saat sudah berdiri di depan pintu ruangan direktur. Ia menelan ludahnya sekali lagi sebelum ia mengetuk pintu berwarna coklat gelap itu.
Tok…tok…
Anna memutar hendel pintu setelah mendengar perintah untuk masuk dari dalam ruangan. Ia menutup pintunya kembali sambil menundukan kepalanya, lalu ia
mengangkat sedikit wajahnya dan melihat Kerem duduk dibalik meja kerjanya
menyandarkan tubuhnya disandaran kursinya, ia kembali menudukan kepalanya
“Se-selamat siang Tuan,” sapa Anna masih berdiri diujung pintu dengan wajah tertekuk.
“Aku disini jadi berhentilah menatap lantainya,”ujarnya langsung dengan kalimat pedas tanpa basa basi.
“Dan saya tidak suka berbicara berteriak-teriak , jadi berdiri lebih dekat ke meja saya.”
“I-iya Tuan.” Anna pun menaikan wajahnya dan melangkah lebih dekat lagi ke meja Kerem. Pria menatap Anna sambil melipat kedua tanganya ke dadanya memperhatikan jalan Anna yang sedikit terpincang.
“Anda tau kenapa saya panggil kesini Nona,” sapanya menarik satu sudut bibirnya menatap tajam kearah Anna.
“Tidak Tuan,” jawabnya sambil menggelengkan kepalanya. Kerem
memperhatikan penampilan Anna dari ujung rambut sampai ujung kakinya, Anna menautkankedua jari-jarinya mencoba balas menatap Kerem, ia mencoba melawan rasa takut dalam dirinya.
“Anda benar tidak tau,” tanyanya sekali lagi dan Anna kembali mengggelengkan kepalanya dengan cepat.
“Baiklah.” Kerem memutar laptop di depannya menghadapkan tepat di depan Anna lalu ia pun bangkit dari duduknya memperhatikan perubahan raut wajah Anna bahkan tubuhnya tersurut beberpa langkah.
“Jadi itu benar mobilnya,” guman Anna dalam hati. “ Ya Allah kenapa harus mobilnya diantara begitu banyak mobil lain di kota ini.”
“Kau sudah ingat sekarang,” ucapnya menyandarkan tubuhnya dimeja dan melipat kedua tangannya di dadanya.
“Tapi…”
“Kau masih ingin mengelak dengan bukti yang aku punya.”
“Tapi aku tidak sengaja Tuan,” tukas Anna mengumpulkan semua keberaniannya ia tidak boleh pasrah sebelum pria itu menindasnya lebih lanjut lagi.
“Apa… tidak sengaja.” Kerem tertawa saat mendengar pembelaan diri Anna yang terdengar sangat konyol ditelinganya.
“Iya, sumpah aku tidak sengaja melakukannya,” tambah Anna lagi dan membuat tawa Kerem semakin lebar.
“Baiklah Nona jika kau tidak memang sengaja itu tidak masalah tapi kau harus membayar ganti rugi kaca mobil saya,” ujar Kerem menyilangkan kakinya dan memasukan satu tanganya ke saku celananya.
“Baiklah aku akan membayarnya, asal jangan kau laporkan pada polisi, aku tidak mau masuk penjara,” ucapnya dengan wajah memelas.
“Berikan uang ganti rugi tiga ratus juta padaku.”
“Apa…!”
“Anda jangan bercanda Tuan mana mungkin aku memiliki uang sebanyak itu,” ucap Anna tertunduk dengan tubuh lemas. Dari mana ia mendapatkan uang sebanyak itu untuk mengganti ponselnya yang hilang saja ia harus menabung dulu.
“Bagaimana kalau saya cicil saja Tuan potong saja gajiku setiap bulan.”
“Enak saja kau pikir saya tukang kredit.”
“Baiklah kalau begitu saya akan melaporkan anda pada polisi karena telah merusak barang milik saya lalu kabur begitu saja,” kata Kerem sambil beranjak pergi mendudukan tubuhnya disofa. Wajah Anna langsung berubah seputih kertas saat mendengarkan ancaman Kerem ia meneguk ludahnya yang terasa susah saat ia telan, baru saja
Kerem berbalik dengan cepat Anna menahan tangannya sehingga ia menghentikan
langkahnya, Anna dengan cepat menarik tanganya kembali saat melihat tatapan
protes Kerem padanya.
“Maaf Tuan, bukan saya bermaksud lancang, tapi saya mohon jangan laporkan saya pada polisi,” ia berkata sambil mengatupkan kedua
tanagnnya memohon kepada Kerem.
“Saya bersedia melakukan apapun asal jangan masukan saya ke penjara.”
Kerem tertawa dalam hati saat melihat Anna benar-benar ketakutan dengan ancamannya untuk memasukannya ke penjara, dan situasi ini tentu akan sangat menguntungkan untuknya.
“Baiklah, kau yakin bersedia melakukan apa pun asal tidak masuk penjara.”
Anna menganggukan kepalanya cepat dengan wajah memelas pasrah tidak tau harus melakukan apa lagi.
“Tapi… ia tidak melanjutkan ucapannya hanya menatap manik biru pudar Kerem bergantian, sehingga membuat pria itu menautkan kedua alisnya.
“Tapi apa.”
“Kau tidak memintah aku untuk tidur denganmu bukan,” ucapnya pelan dan polos tak berani menatap Kerem karena ia sangat malu saat mengucapkan kata-kata itu.
“Tidur dengamu,”ulang Kerem lalu ia tertawa keras sehinggamembuat Anna mengangkat wajahnya berpikir apa ada yang lucu dari ucapnya.
“Aku tidak tertarik pada tubuhmu Nona, mana mungkin aku melakukannya,” ujarnya dengan nada mengejek. Anna sangat senang mendengarnya karena tidak harus membayar dengan tubuhnya tapi saat mendengar ucapan Kerem yang tertarik melihat tubuhnya membuatnya sedikit tersinggung, reflek ia
menundukan kepalanya menatap dadanya, tidak terlalu kecil atau dia…
“Ahhh….apa yang aku pikirkan , baguslah dia tidak terarik dengan tubuhku,” bathin Anna mengusap dadanya membuat Kerem membuang wajahnya cepat saat melihat apa yang dilakukan Anna.
“Kalau begitu apa yang harus aku lakukan untuk membayar hutangku Tuan.”
“Hutangmu akan saya anggap lunas kalau kau bersedia menjadi kekasihku.”
“Apa! “ mata bulat Anna semakin melebar dengan mulut terbuka mendengar permintaan Kerem yang tidak ia duga sama sekali.
“Bukan kekasih dalam artian sesungguhnya, tapi hanya kekasih pura-pura saja,” tegasnya agar Anna tidak salah menyangkah.
“Iya saya tau, lagian saya juga tidak sudih menjadi kekasih anda,” balas Anna ketus.
“Baguslah karena saya juga tidak mungkin tertarik pada anda,” balas kerem tak mau kalah. Ia pun beranjak mendudukan tubuhnya di sofa menyandarkan tubuhnya disana
“Kenapa harus pura-pura jadi kekasih anda , apa tidak ada cara yang lain.” Kata Anna melangkah mendekat berdiri didepan sofa yang di duduki oleh Kerem.
“Baiklah kalau kau keberatan aku akan melaporkan…
“Siapa yang menolak aku bersedia,” potong Anna cepat merengut menahan rasa kesalnya, ia tidak habis pikir kenapa bisa terjebak jauh seperti ini dengan Kerem.
“Sekarang kau boleh pergi, dan kau harus siap kapan pun aku panggil untuk pura –pura jadi kekasihku,” perintahnya menggerakan tangannya mengusir Anna.
“Iya , aku pergi siapa juga yang betah berlama-lama dengan seorang monster,” sungutnya sambil memutar tubuhnya hendak keluar dari ruangan itu.
“Kau bilang apa.”
“Tidak, aku tidak bicara apa-apa.” Sahut Anna menolehkan sedikit wajahnya lalu kembali melanjutkan langkahnya.
“Tunggu.” Anna kembali memutar tubuhnya menghadap pada Kerem yang sedang berjalan kearahnya dengan kedua tangannya bersedekap di dadanya.
“Ini rahasia antara kau dan aku jika ini bocor berarti kau pihak yang telah membocorkannya dan kau bersiap-siap saja untuk tinggal dalam tahanan,” ancam Kerem dengan penuh penekanan disetiap ucapannya.
“Iya, kau bisa memegang janjiku aku orang yang pantang melanggar janji.”
“Baguslah senang bekerja sama denganmu, sekarang kau boleh pergi,” usirnya menggoyangkan tangannya membuat Anna mendengus kesal sambil melototkan matanya menahan geram dengan sikap sombong Kerem.
Tapi belum sempat ia berbalik Kerem kembali bersuara,” berikan aku nomor ponselmu biar aku lebih mudah mengubungimu.”
“Aku tidak punya ponsel. Kemarin ponselku dicuri, tunggulah satu bulan lagi.” Jawabnya ketus. Selesai bicara ia pun berbalik berjalan
menuju pintu dengan langkah lebar karena
ia ingin cepat keluar dari ruangan itu sebelum kepalanya meledak menahan emosi.
“Satu bulan,” ulang Kerem menatap punggung Anna yang sedang membuka pintu, ia kaget ketika Anna menghempaskan daun pintunya dengan keras saat ia menutupnya kembali. Ia tersenyum puas karena rencana berhasil ia terkikik mengingat ekspresi Anna setiap mengucapkan kata polisi dan penjara.
.
.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Desrina Tobing
hahaaahaaa ikut awak ketwaa terbahak2 guling2 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 lucuuu s olah nontoon dramaa 🤗🤗🤗🤗🤗
2021-10-24
0
Eko Purnomo Sudarmaji
kpk karem gak igin tau sih thooor pd saat komoyg rawat siapa..........?!!!
2021-06-21
0
Siska Rasmen
ya elah masa mobil Ferrari kena batu kecil doang kacanya bisa retak sih Thor...tapi yaa namanya jg cerita...sah sah aj sih.😁😁 semangat author 💪💪
2021-04-07
0