Gerakan pertama

Anna memang menepati janjinyauntuk mendiamkan Elif sudah lebih dari satu minggu sejak peristiwa malam itu ia

selalu menghindar, belum lagi ia dipusingkan oleh Deniz yang selalu menghubungi  setiap hari walaupun Anna lebih sering mengabaikan pesannya tapi ia sepertinya memiliki tingkat kesabaran diatas rata-rata.

Elif dilimuti rasa bersalah kepada Anna karena walaupun ia sering menggodanya, tapi Anna tidak pernah mendiamkannya lama seperti ini, Elif pun menyadari kalau ia sudah kelewatan ia tau kalau Anna belum mau membuka pintu hatinya untuk siapa pun, dan Elif juga tidak tau apa alasananya karena Anna tidak pernah bercerita padanya.

Elif menatap ponselnya sudah berulang kali ia menelpon dan mengirim pesan tapi satu pun tidak mendapat balasan dari Anna, ia kembali menyimpan ponselnya , sesekali ia mengalihkan tatapannya pada lorong penghubung dengan ruangan tempat Anna bekerja, ia memutuskan akan menunggu Anna hingga pulang bekerja dan  ia tidak peduli sampai pukul berapa ia pulang ia akan tetap menunggu, karena Elif ingin menyelesaikan masalahnya dengan Anna ini sungguh menjadi beban baginya.

Sementara Anna menatap ponsel ditanganya ada sepuluh panggilan tidak terjawab dan lebih dari dua puluh pesan dari Elif, hatinya pun tidak tega melihat Elif seperti itu, ia pun mengalihkan tatapannya pada Kerem.

“Tuan, aku harus bagaimana, apakah dia aku maafkan saja, karena aku juga tidak tega karena dia satu-satunya teman yang aku miliki, selain dirimu tentunya. Aku marah karena dia sudah keterlaluan dia selalu memaksa aku untuk memiliki seorang kekasih. Untuk apa mencarinya Tuhan pasti menyiapkan satu orang pria untukku  diantara miliaran pria di dunia.”

“Tapi terkadang cinta begitu  menyakitkan dua orang yang awalnya saling mencintai namun akhirnya mereka seperti orang asing.” Mata Ara berkaca-kaca teringat akan papanya diakhir-akhir hidupnya kesepian tanpa wanita yang ia cintai, dan Anna masih mengingat tatapan  penuh luka itu dari mata ayahnya.

Anna menarik napas panjang dan

menghembuskan pelan, melepaskan beban yang tengah menghimpitnya, ia menyentuh

tangan Kerem lalu mengenggamnya cukup kuat,” selamat malam, aku pulang dulu,

sampai jumpa besok.” Anna berkata dengan lembut sambil menampilkan senyum

dibibirnya.  Setelah hampir satu bulan

bekerja membuatnya mulai nyaman membiasakan dirinya dengan keadaan, menjadikan Kerem sebagai teman bicaranya walaupun tak pernah sekalipun ada sahutan

darinya.

Anna menutup kembali pintu ruangn

itu dan menyapa perawat pria yang sedang duduk di ruang sebelahnya karena

memang tempat itu memiliki beberap ruangan, setelah mengobrol beberap saat Anna pun pamit padanya.

Ia melangkah tanpa terburuh–buruh seakan ingin menghitung lantai keramik yang ia lewati, ketika tiba diujung lorong ia mendengar ada yang memanggilnya, ia pun mengangkat wajahnya dan melihat Elif berdiri di depannya, kedua saling tatap tanpa ada yang bersuara.

“Maafkan aku,” terdengar suara Elif memecah kesunyian diantara mereka , ia mengulurkan tangannya mencoba menyentuh jari Anna dan Anna pun tidak menepisnya.

“Aku tau aku jahat, seharusnya aku tidak melakukanya tanpa seijinmu.”

“Sudahlah lupakan saja, “ tukas Anna menepiskan senyum tipis dibibirnya.

“Kau memaafkan aku,” pekik Elif

melonjak senang, Anna pun menganggukan kepalanya, Elif menjangkau tubuh Anna

dan memeluknya erat, kedua sahabat itu saling berpelukan melepaskan beban yang

membuat jarak diantara mereka.

“Kau pasti belum makan malam, aku

akan mentraktirmu  sebagai permintaan

maafku.”

“Tidak kau tak perlu melakukannya,” tolak Anna lembut. Elif menarik tangan Anna sambil berkata,” aku tidak menerima penolakan.”

Kedua berjalan beriringan saling

bercanda sesekali ditingkah oleh suara tawa keduanya memecah kesunyian senja.

****

Anna dan Elif singgah di restoran

favorit mereka, walaupun kecil dan tempatnya juga terletak di jalan yang tidak terlalu ramai tapi restoran itu cukup ramai, karena selain harganya yang terjangkau masakannya juga enak, Anna paling menyukai supnya, tak lama menunggu sup yang mereka pesan pun tiba kempulan asapnya mengeluarkan aroma yang membuat perut semakin kelaparan.

Mereka mulai menikmati makanannya

sesekali  meniup supnya  sebelum menyantapnya. Elif menatap Anna yang

sedang menyendok sup ke mulutnya.

“Apakah Deniz sering menghubungimu.”

“Iya, kau memberikan nomorku padanya,” ketus Anna.

“Tidak.” Elif berucap sambil menggelengkan kepalanya . “ Josep yang memberikannya bukan aku. Deniz itu teman kuliahnya Josep dia  baru saja datang ke sini karena urusan pekerjaannya, karna dia itu menetap  di jerman. Dia melihat fotomu diinstagramku, dan dia pun memintah Josep untuk memperkenalkannya denganmu.”

“Sudahlah tidak usah dibahas lagi biarkan saja nanti dia bosan sendiri,” sahut Anna melanjutkan makannya.

Elif menatap lekat wajah Anna yang menikmati makan malamnya.” Kau tidak ingin mempertimbangkannya, kata Josep dia pria yang baik dan juga memiliki pekerjaan yang bagus karena itu Josep berani mengenalkannya padamu .”

Anna hanya mengangkat sedikit wajahnya lalu melanjutkan kembali makannya tanpa berniat untuk menjawabnya. Melihat sikap diam Anna, Elif pun kembali melanjutkan makannya karena ia tidak ingin Anna mengambek lagi padanya.

****

Beberapa kali Anna menguap karena kantuk yang menyerangnya hingga matanya sampai berair karena   semalam ia kurang tidur. Ruangan kamar yang sunyi membuatnya rasa kantuknya semakin awet. Anna memang selalu begitu jika sudah rindu pada ayahnya ia selalu  mengalami gangguan tidur, kenangan manis dan pahit yang mereka lalui semuanya berkelebat di dalam pikirannya.  Ia menutup buku ditangannya dan meletakanya diatas meja disampingnya.

Anna melirik arlojinya yang masih menunjukan pukul sebelas siang, tatapan berpindah pada Kerem matanya membulat

sempurna saat melihat satu gerakan kecil dari jari telunjuknya, ia berjalan cepat mendekat memastikan ia tidak salah lihat, Anna terkejut bukan main sambil menutup mulutnya yang terbuka dengan kedua tangannya. Ternyata memang penglihatannya tidak salah, gerakan kecil itu sangat nyata.dengan langkah lebar ia menghubungi dokter melalu telpon khusus yang ada dalam ruangan yang memang digunakan untuk panggilan mendadak.

Setelah itu Anna kembali mendekati

Kerem ia panic tidak tau apa yang harus dilakukannya,” Tuan, apakah kau

mendengarkanku, ayo gerakan lebih kuat lagi aku yakin kau bisa melakukannya, kembalilah jangan biarkan dirimu terjebak didalam sana. Berjuanglah Tuan untuk kesembuhanmu, ” lirih Anna dengan bibir bergetar.

Tak lama tim dokter pun datang untuk menangani Kerem sedangkan Anna hanya melihat dari kajauhan mengamati apa

yang sedang dilakukann oleh tim dokter, dan tak lama ayah dan ibunya pun datang, semua dokter terlihat begitu serius berdiskusi dan Anna tidak dapat mendengar apa yang tengah mereka bicarakan, ayah Kerem ikut berbicara sedangkan ibunya hanya menangis  beberapa kali ia memeluk dan menciumnya.

Seorang dokter melambaikan tangannya memintah Anna untuk mendekat, jantungnya berdebar kencang karena  rasa takut dan cemas yang tiba-tiba menyerangnya, tungkainya terasa lemas membuat ia kepayahan memopang berat tubuhnya.

“Ada apa Dok.” Suara Anna sampai bergetar saat mengucapkannya.

“Terus lakukan pekerjaanmu dengan

baik, ini untuk pertama kali sejak dua belas tahun ia mengerakkan jarinya, pantau terus dan cepat beri tau kami sekecil apa pun perkembangannya,” jelas sang dokter yang membuat Anna bernapas lega karena dokter tidak memarahinya.

Setelah mengecek semua kondisi Kerem tim dokter pun pergi Anna pun mengikuti menunggu diluar membiarkannya bersama kedua orang tuanya.

Mariam mengusap lembut wajah putranya sesekali ia menciumnya dengan penuh kasih sayang begitu pun dengan ayahnya ,” cepatlah bangun,Nak. Mommy sudah sangat merindukan suaramu, mommy sudah tua sekarang, mommy ingin sekali mendengarkan suaramu dan menatap matamu sebelum mommy meninggal,Nak.”

Hayet Abraham dapat merasakan rasa sedih dihati istrinya, ia pun memeluknya memberikan kekuatan karena hanya itu yang dapat ia lakukan,  istrinya wanita yang kuat masih tetap tegar menyaksikan putra bungsunya yang tertidur dalam mimpi panjangnya.

.

.

.

.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Adelina Simatupang

Adelina Simatupang

12 tahun koma masih bisa bertahan karena orang tuanya kaya raya, apa daya diriku yg hannya beberapa jam tidak bergerak sudah mau di kubur( kalau kata orang mati suri) tapi, Tuhan punya rencana yg lain saya masih hidup sampai sekarang, saya sgt bersyukur atas hal itu, maaf ya thor jd curhat....

2021-10-28

0

Uswatun Khasanah

Uswatun Khasanah

ko lama bgt 12th koma y. emng ada agak aneh klw dunia nyata. gpp klw d novel. kerenn cerita y suka. emng ada ya mba kisah nyata y kerenn bgt cerita bagus setiap tokoh cerita y. agak beda dari yg lain sih. 😍😍😎😎😎😎babang karem bangun sadar lah. setia menuguggu ortu dan jodoh mu.

2021-04-06

1

Rhania lesta

Rhania lesta

komanya smpe 12 tahun lamanya ya

2021-04-04

1

lihat semua
Episodes
1 Awal pertemuan
2 Hari Pertama
3 Jebakan menyebalkan Elif
4 Gerakan pertama
5 Aku tidak membencimu
6 Terbangun kembali
7 Tanpa disengaja
8 Bertemu lagi
9 Tak Terima
10 Sungguh membosankan
11 Serangan panik
12 Kesialan Anna
13 Terpaksa setuju
14 Suka memaksa sekali
15 Makan siang bersama
16 Tak terduga
17 Menggoda
18 Kebetulan sekali
19 Hukuman konyol Kerem
20 Berkunjung
21 Bertemu lagi
22 Tak bisa menolak
23 Menemani Elif
24 Peristiwa buruk
25 Datang disaat yang tepat
26 Permintaan menyebalkan Anna
27 Dia begitu pandai
28 Kau bodoh sekali...
29 Prasangka
30 Ternyata dia sangat baik
31 Sangat menyebalkan
32 Terbongkar
33 Permintaan
34 Akad Nikah
35 Mencoba menerima
36 Tuduhan yang begitu menyakitkan
37 Bukan menggoda
38 Kita jalani saja
39 Aku juga mau...
40 Nanti kau sesak
41 Tinggal bersama
42 Karena kau suamiku
43 Apa yang kau lakukan?
44 Perasaan apa ini?
45 Aku akan melakukannya dengan senang hati
46 Kau baik sekali
47 Menggangu saja
48 Aku akan merebutnya
49 Janganlah menyerah padaku
50 Bagaimana kalau dia menggodanya
51 Begitu Menyebalkan
52 Kenapa kau menciumku?
53 Seperti kebakaran jenggot
54 Kemarahan Kerem
55 Aku tidak akan membantahmu lagi
56 Maafkan aku
57 Sepotong kisah
58 Sekarang kita impas
59 Keras kepala sekali
60 Kejutan manis
61 Mengerjai
62 Aku menginginkanmu
63 Tidak memberitahu
64 Tuduhan Sara
65 Aku akan menjagamu
66 Perasaan Kecewa
67 Aku tak akan membuangnya
68 Resepsi
69 Tak seindah yang mereka bayangkan
70 Siapa yang sedang mengusikku?
71 Mencoba lagi
72 Bertanya-tanya
73 Kejutan manis
74 Tak tepat waktu
75 Penjelasan
76 Mimpi itu...
77 Membuat kesal saja
78 Cemburu
79 Terjebak sendiri
80 Mengejutkan
81 Luka dimasa lalu
82 Aku akan selalu menjagamu
83 Penuh tanda tanya
84 Rasa penasaran
85 Terlalu berlebihan
86 Masih berani
87 Menyakitkan
88 Salah paham
89 Bertahan
90 Berjuanglah
91 My litlle baby
92 Aku tak akan perna meninggalkanmu lagi
93 Kejutan kecil
94 Kejutan pagi
95 Semua baik-baik saja
96 Sudah cukup
97 Kenapa menyembunyikannya dariku?
98 Kepikiran
99 Kesialan Lily
100 Tolong aku
101 Penyelesaian
102 Cerita masa lalu
103 Tidak akur
104 Diluar rencana
105 Pengakuan
106 Membujuk
107 Bukalah hatimu
108 Jangan pernah berpikir untuk mengakhirinya
109 Jangan mengusikku
110 Bermain cantik
111 Dirundung cemas
112 Penuh sandiwara
113 Mencoba bermain
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Awal pertemuan
2
Hari Pertama
3
Jebakan menyebalkan Elif
4
Gerakan pertama
5
Aku tidak membencimu
6
Terbangun kembali
7
Tanpa disengaja
8
Bertemu lagi
9
Tak Terima
10
Sungguh membosankan
11
Serangan panik
12
Kesialan Anna
13
Terpaksa setuju
14
Suka memaksa sekali
15
Makan siang bersama
16
Tak terduga
17
Menggoda
18
Kebetulan sekali
19
Hukuman konyol Kerem
20
Berkunjung
21
Bertemu lagi
22
Tak bisa menolak
23
Menemani Elif
24
Peristiwa buruk
25
Datang disaat yang tepat
26
Permintaan menyebalkan Anna
27
Dia begitu pandai
28
Kau bodoh sekali...
29
Prasangka
30
Ternyata dia sangat baik
31
Sangat menyebalkan
32
Terbongkar
33
Permintaan
34
Akad Nikah
35
Mencoba menerima
36
Tuduhan yang begitu menyakitkan
37
Bukan menggoda
38
Kita jalani saja
39
Aku juga mau...
40
Nanti kau sesak
41
Tinggal bersama
42
Karena kau suamiku
43
Apa yang kau lakukan?
44
Perasaan apa ini?
45
Aku akan melakukannya dengan senang hati
46
Kau baik sekali
47
Menggangu saja
48
Aku akan merebutnya
49
Janganlah menyerah padaku
50
Bagaimana kalau dia menggodanya
51
Begitu Menyebalkan
52
Kenapa kau menciumku?
53
Seperti kebakaran jenggot
54
Kemarahan Kerem
55
Aku tidak akan membantahmu lagi
56
Maafkan aku
57
Sepotong kisah
58
Sekarang kita impas
59
Keras kepala sekali
60
Kejutan manis
61
Mengerjai
62
Aku menginginkanmu
63
Tidak memberitahu
64
Tuduhan Sara
65
Aku akan menjagamu
66
Perasaan Kecewa
67
Aku tak akan membuangnya
68
Resepsi
69
Tak seindah yang mereka bayangkan
70
Siapa yang sedang mengusikku?
71
Mencoba lagi
72
Bertanya-tanya
73
Kejutan manis
74
Tak tepat waktu
75
Penjelasan
76
Mimpi itu...
77
Membuat kesal saja
78
Cemburu
79
Terjebak sendiri
80
Mengejutkan
81
Luka dimasa lalu
82
Aku akan selalu menjagamu
83
Penuh tanda tanya
84
Rasa penasaran
85
Terlalu berlebihan
86
Masih berani
87
Menyakitkan
88
Salah paham
89
Bertahan
90
Berjuanglah
91
My litlle baby
92
Aku tak akan perna meninggalkanmu lagi
93
Kejutan kecil
94
Kejutan pagi
95
Semua baik-baik saja
96
Sudah cukup
97
Kenapa menyembunyikannya dariku?
98
Kepikiran
99
Kesialan Lily
100
Tolong aku
101
Penyelesaian
102
Cerita masa lalu
103
Tidak akur
104
Diluar rencana
105
Pengakuan
106
Membujuk
107
Bukalah hatimu
108
Jangan pernah berpikir untuk mengakhirinya
109
Jangan mengusikku
110
Bermain cantik
111
Dirundung cemas
112
Penuh sandiwara
113
Mencoba bermain

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!