Bertemu lagi

Sampai di rumah Anna menyusun semua belanjaannya di dalam kulkas, setelah itu ia membaringkan tubuhnya di sofa, ia menjangkau remot yang terletak diatas meja lalu  menyalahkan televis di depannya. Tangan Anna terus memencet remot mencari saluran televise yang ia sukai, ia hanya berdecak kesal karena tidak ada acara yang sesuai dengan selerahnya.

Ketika Anna memiringkan tubuhnya sehingga satu lengannya tertindih ia meringis menahan nyeri, ia pun menggulung lengan bajunya sebetas lengannya ia menemukan sebuah bekas kebiruan muncul dikulitnya yang seputih susu.

“ini mungkin bekas tertimpah rak tadi,” gumannya sambil mengusapnya pelan. Ia pun beranjak mengambil kotak p3k yang ada didalam lemari lalu kembali duduk di sofa, ia mengambil salep anti memar dan mengoleskan disana dengan hati-hati. Anna pun membuka bajunya lalu menghadapkan

pungggungnya ke cermin dan ia pun menemukan beberapa lebam disana yang sangat kontras dengan kulitnya, dengan susah payah ia mencoba menjangkaunya dan

mengoleskan salepnya disana.

Ia mematikan televis dan menyalahkan radio memutar disaluran  favoritnya karena biasanya jam segini mereka memutar lagu-lagu favoritnya, dan benar saja satu lagu dari Colum scott you are the reason langsung mengudara, Anna tampak asik mengikuti lagunya sambil melangkah mengambil novel yang tersusun di rak buku disamping televisi.

Begitulah kegiatan Anna sehari-hari jika ia sedang tidak bekerja ia lebih senang mengahabiskan waktunya di rumah mendengarkan music sambil membaca, karena itu ia tidak memiliki banyak teman karena ia juga tipe orang yang lebih suka sendirian.

****

Anna mendayung sepedanya diantara kendaraan yang berlalu lalang dijalan raya, hari yang masih sangat pagi membuatnya mendayung sepedanya dengan santai, ia bernyanyi-nyanyi kecil sepanjang jalan menikmati pemandangan kesejukan udara pagi yang membuat tubuhnya menjadi segar.

Anna memasuki pekarangan rumah sakit yang luas, matanya langsung tertujuh pada mobil sport berwarna merah lambang kuda jingkrat yang sama seperti yang dilihatnya kemarin pagi. Anna pun segera memarkir sepedanya dan beranjak dari sana.

“Anna….”

Anna menolehkan wajahnya saat mendengar suara Elif memanggilnya ia melihat Elif yang baru saja memasuki gerbang rumah sakit, ia

melambaikan tangannya menatap Anna dengan senyum lebar diwajahnya. Anna pun balas tersenyum  dan  menatap kearah sahabatnya itu dan membalas lambaian tanganya.

“Kau sudah mendengar kabar siapa yang menjadi direktur rumah sakit kita sekarang,” ujar Elif penuh semangat begitu sampai di depan Anna.

“Tidak, lagian juga bukan urusanku siapa yang akan menjabat sebagai direktur,” selah Anna beranjak pergi dan diikuti oleh Elif yang

berjalan disampingnya.

“Kau selalu begitu, tapi kali ini pasti kau akan tertarik,” ujar Elif melirik pada sahabatnya itu.

“Kau mungkin yang akan tertarik Elif,” balas Anna tertawa kecil.

“Ya, sudah aku tidak akan memberitahumu,” dengusnya sehingga membuat tawa Anna semakin keras  melihat wajah kesal sahabatnya itu.

Elif masih bersungut kesal ketika mereka sampai keruangan khusus untuk perawat yang bertugas dibagian IGD, Anna menyimpan tasnya didalam loker begitu pun dengan Elif yang lokernya bersebelahan dengan loker Anna, melihat temannya itu masih jengkel Anna pun menarik tangannya untuk duduk disofa.

“Ayo ceritakan padaku, kasihan sekali kau sampai merajuk seperti itu.”

Wajah Elif seketika berbinar senang,” bilang saja kau penasaran, apa aku bilang kali ini kau akan tertarik,” bisiknya tersenyum

lebar.

“Kau lihat mobil sport warna merah didepan tadi, itu adalah mobil direktur kita yang baru, dan kau pasti akan terkejut saat aku menyebutkan siapa orangnya.”

Elif memperhatikan wajah Anna yang menatapnya dengan menautkan kedua alisnya, Anna merasa heran saja kenapa Elif berkata seperti itu. Apakah ia mengenal sosok yang menjabat sebagai direktur rumah sakit yang sekarang.

Elif mendekatkan bibirnya ketelingan Anna, "kau masih ingat pasien yang kau rawat sekitar dua  tahun lalu, dialah orangnya yang menjadi direktur baru kita sekarang.”

Mata Anna membulat sempurna menatap manic biru Elif bergantian, di kepalanya ada satu nama yang terlintas,” apakah dia….

“Putra Tuan Hayet Abraham yang kau rawat saat dia koma,” sambung Elif menatap manic hitam Anna yang semakin melebar.

“Kau serius,” ucapnya menatap lekat wajah Elif. Ia sangat bahagia mendengar kabar itu berarti sekarang Kerem kondisinya sudah kembali seperti sedia kalah. Sejak ia sadar belum pernah sekalipun Anna bertemu

dengannya, dan tentu saja tidak mungkin mereka akan pernah bertemu lagi.

“Kenapa diam, “ Tanya Elif saat melihat sahabatnya itu hanya diam menatap lurus kedepannya.

“Tidak, syukurlah berarti sekarang ia sudah kembali pulih sepenuhnya.”

“Tentu saja, aku sudah melihatnya langsung kemarin, dan dia sangat tampan Anna. ”

“Sudahlah mulai deh, jangan bermimpi Elif nanti aku laporkan kau pada Josep kalau tunangannya masih saja centil melihat pria lain,” ujar Anna mengusap wajah Elif membuat wanita itu terkekeh.

“Tidak, aku tidak mungkin berpaling dari Josep aku hanya memujinya saja karena ia memang memiliki tampang yang rupawan membuat iman wanita tergoda, ambil untukmu saja karena kau yang masih jomblo,”goda Elif tersenyum lebar, Anna mencubit pipi temannya itu sehingga membuat Elif meringis kesakitan.

“Ayo sudahlah saatnya kita bekerja. jangan bawa-bawa diriku,” tukas Anna lalu menarik tangan Elif mengajaknya pergi dari sana karena sudah waktunya mereka memulai aktifitas paginya.

****

Kerem memeriksa berkas didepannya yang berisi laporan harian wakil-wakil direktur rumah sakit, ia membaca semua laporan itu dengan teliti. Ia melirik jam yang melingkar diepregelangan tangannya yang menunjukan pukul Sembilan kurang lima menit, ia menutup berkas didepannya karena jam Sembilan ia akan mengadakan meeting dengan wakil-wakil direktur dan kepala bagian lainnya.

Terdengar ketukan pintu ruangannya ia pun menyuruh masuk, sekretaris pribadinya masuk membawa semua berkas yang ia butuhkan untuk meeting.

“Selamat pagi Tuan, sudah waktunya anda meeting.” Kerem manganggukan kepalanya tanpa bersuara ia bangkit dari tempat duduknya dan melangkah meninggalkan ruangan itu dan diikuti oleh sekretarisnya.

Semenatar Anna menemani dokter untuk mengecek kondisi pasiennya mencatat laporan asuhan perawatan pasiennya, setelah itu ia sibuk mengurus pasien yang sudah boleh keluar dari IGD dan mengurus pasien baru yang masuk, mencatat obat dan peralatan yang stoknya yang hampir habis, begitulah setiap harinya semua perawat disana sibuk dengan tugasnya masing-masing.

Anna baru saja selesai sholat zuhur dan ingin ke kantin untuk makan siang menemui Elif yang sudah menunggunya disana, jarak antara kantin dan ruangan IGD tidak terlalu jauh berjarak dua lorong saja, ketika ia melewati ruangan kepala perawat seseorang memanggilnya dan Anna pun menyahut sambil menolehkan wajahnya, ia melihat kepala perawat Elis sudah berdiri didepan

pintu.

“Ada apa Sus,” ucapnya begitu berdiri didepannya.

“Bisakah kau membantuku mengantarkan ini kelantai atas keruangan wakil direktur karena beliau memintah aku membawakan berkas ini

keruangannya,” ucapnya sambil menunjukan tumbukan berkas yang sudah dengan

sangat rapi diatas meja.

“Baiklah, aku akan mengantarkannya Sus,” ujar Anna menatap tumbukan kertas itu.

“Terima kasih Anna, karena sudah merepotkanmu.”

“Tidak masalah Sus, selagi saya bisa pasti akan saya bantu,” ucapnya sambil tersenyum.

Anna pun segera mengangkat berkas itu dan ternyata lumayan berat, membuat Anna sedikit kesusahan saat mengangkatnya. Ia berjalan menuju lift Anna sedikit kesusahan saat menekan tombol lift namun akhirnya ia pun berhasil dan pintu lift pun terbuka dengan cepat ia pun masik kedalam, Anna

menggunakan sikunya untuk menekan angka sembilan lantai yang akan ia tujuh. Tangan Anna mulai terasa pegal menahan berat beban ditangannya, ia menatap angka didepannya berjalan terasa sangat lamabat, dan akhirnya.

Ting…

Pintu lift pun terbuka dengan cepat Anna meloncat keluar ingin melepaskan beban berat yang sedang di pikul oleh tangannya, setengah berlari Anna menuju ruangan wakil direktur tanpa memperhatikan sekitarnya.

Bughh..

Aduh…!

Anna terpekik ketika tubuhnya terjatuh akibat bertabrakan dengan seseorang diujung lorong, sehingga semua berkas yang ia bawah terjatuh dan berserakan di lantai, Anna mengusap lengannya yang sakit dan sialnya pas pula yang kena  lengannya yang memar

kemarin akibat insiden di mini market sehingga rasa sakinya bertambah dua kali

lipat membuatnya meringis menahan sakit, belum lagi lututnya terasa nyeri karena membentur lantai  yang cukup keras.

“Kau tidak apa-apa Nona.” Terdengar suara barito menyapanya sehingga Anna menegakan kepalanya.

.

.

.

.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Tari Nikinabigh

Tari Nikinabigh

kalau ketemu g pakai menabrak ada g y.....

2021-05-04

1

Ermi

Ermi

ah... akhirnya ketemu...

2021-05-02

0

Nani Kartika

Nani Kartika

aq suka karya novelnya

2021-04-05

0

lihat semua
Episodes
1 Awal pertemuan
2 Hari Pertama
3 Jebakan menyebalkan Elif
4 Gerakan pertama
5 Aku tidak membencimu
6 Terbangun kembali
7 Tanpa disengaja
8 Bertemu lagi
9 Tak Terima
10 Sungguh membosankan
11 Serangan panik
12 Kesialan Anna
13 Terpaksa setuju
14 Suka memaksa sekali
15 Makan siang bersama
16 Tak terduga
17 Menggoda
18 Kebetulan sekali
19 Hukuman konyol Kerem
20 Berkunjung
21 Bertemu lagi
22 Tak bisa menolak
23 Menemani Elif
24 Peristiwa buruk
25 Datang disaat yang tepat
26 Permintaan menyebalkan Anna
27 Dia begitu pandai
28 Kau bodoh sekali...
29 Prasangka
30 Ternyata dia sangat baik
31 Sangat menyebalkan
32 Terbongkar
33 Permintaan
34 Akad Nikah
35 Mencoba menerima
36 Tuduhan yang begitu menyakitkan
37 Bukan menggoda
38 Kita jalani saja
39 Aku juga mau...
40 Nanti kau sesak
41 Tinggal bersama
42 Karena kau suamiku
43 Apa yang kau lakukan?
44 Perasaan apa ini?
45 Aku akan melakukannya dengan senang hati
46 Kau baik sekali
47 Menggangu saja
48 Aku akan merebutnya
49 Janganlah menyerah padaku
50 Bagaimana kalau dia menggodanya
51 Begitu Menyebalkan
52 Kenapa kau menciumku?
53 Seperti kebakaran jenggot
54 Kemarahan Kerem
55 Aku tidak akan membantahmu lagi
56 Maafkan aku
57 Sepotong kisah
58 Sekarang kita impas
59 Keras kepala sekali
60 Kejutan manis
61 Mengerjai
62 Aku menginginkanmu
63 Tidak memberitahu
64 Tuduhan Sara
65 Aku akan menjagamu
66 Perasaan Kecewa
67 Aku tak akan membuangnya
68 Resepsi
69 Tak seindah yang mereka bayangkan
70 Siapa yang sedang mengusikku?
71 Mencoba lagi
72 Bertanya-tanya
73 Kejutan manis
74 Tak tepat waktu
75 Penjelasan
76 Mimpi itu...
77 Membuat kesal saja
78 Cemburu
79 Terjebak sendiri
80 Mengejutkan
81 Luka dimasa lalu
82 Aku akan selalu menjagamu
83 Penuh tanda tanya
84 Rasa penasaran
85 Terlalu berlebihan
86 Masih berani
87 Menyakitkan
88 Salah paham
89 Bertahan
90 Berjuanglah
91 My litlle baby
92 Aku tak akan perna meninggalkanmu lagi
93 Kejutan kecil
94 Kejutan pagi
95 Semua baik-baik saja
96 Sudah cukup
97 Kenapa menyembunyikannya dariku?
98 Kepikiran
99 Kesialan Lily
100 Tolong aku
101 Penyelesaian
102 Cerita masa lalu
103 Tidak akur
104 Diluar rencana
105 Pengakuan
106 Membujuk
107 Bukalah hatimu
108 Jangan pernah berpikir untuk mengakhirinya
109 Jangan mengusikku
110 Bermain cantik
111 Dirundung cemas
112 Penuh sandiwara
113 Mencoba bermain
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Awal pertemuan
2
Hari Pertama
3
Jebakan menyebalkan Elif
4
Gerakan pertama
5
Aku tidak membencimu
6
Terbangun kembali
7
Tanpa disengaja
8
Bertemu lagi
9
Tak Terima
10
Sungguh membosankan
11
Serangan panik
12
Kesialan Anna
13
Terpaksa setuju
14
Suka memaksa sekali
15
Makan siang bersama
16
Tak terduga
17
Menggoda
18
Kebetulan sekali
19
Hukuman konyol Kerem
20
Berkunjung
21
Bertemu lagi
22
Tak bisa menolak
23
Menemani Elif
24
Peristiwa buruk
25
Datang disaat yang tepat
26
Permintaan menyebalkan Anna
27
Dia begitu pandai
28
Kau bodoh sekali...
29
Prasangka
30
Ternyata dia sangat baik
31
Sangat menyebalkan
32
Terbongkar
33
Permintaan
34
Akad Nikah
35
Mencoba menerima
36
Tuduhan yang begitu menyakitkan
37
Bukan menggoda
38
Kita jalani saja
39
Aku juga mau...
40
Nanti kau sesak
41
Tinggal bersama
42
Karena kau suamiku
43
Apa yang kau lakukan?
44
Perasaan apa ini?
45
Aku akan melakukannya dengan senang hati
46
Kau baik sekali
47
Menggangu saja
48
Aku akan merebutnya
49
Janganlah menyerah padaku
50
Bagaimana kalau dia menggodanya
51
Begitu Menyebalkan
52
Kenapa kau menciumku?
53
Seperti kebakaran jenggot
54
Kemarahan Kerem
55
Aku tidak akan membantahmu lagi
56
Maafkan aku
57
Sepotong kisah
58
Sekarang kita impas
59
Keras kepala sekali
60
Kejutan manis
61
Mengerjai
62
Aku menginginkanmu
63
Tidak memberitahu
64
Tuduhan Sara
65
Aku akan menjagamu
66
Perasaan Kecewa
67
Aku tak akan membuangnya
68
Resepsi
69
Tak seindah yang mereka bayangkan
70
Siapa yang sedang mengusikku?
71
Mencoba lagi
72
Bertanya-tanya
73
Kejutan manis
74
Tak tepat waktu
75
Penjelasan
76
Mimpi itu...
77
Membuat kesal saja
78
Cemburu
79
Terjebak sendiri
80
Mengejutkan
81
Luka dimasa lalu
82
Aku akan selalu menjagamu
83
Penuh tanda tanya
84
Rasa penasaran
85
Terlalu berlebihan
86
Masih berani
87
Menyakitkan
88
Salah paham
89
Bertahan
90
Berjuanglah
91
My litlle baby
92
Aku tak akan perna meninggalkanmu lagi
93
Kejutan kecil
94
Kejutan pagi
95
Semua baik-baik saja
96
Sudah cukup
97
Kenapa menyembunyikannya dariku?
98
Kepikiran
99
Kesialan Lily
100
Tolong aku
101
Penyelesaian
102
Cerita masa lalu
103
Tidak akur
104
Diluar rencana
105
Pengakuan
106
Membujuk
107
Bukalah hatimu
108
Jangan pernah berpikir untuk mengakhirinya
109
Jangan mengusikku
110
Bermain cantik
111
Dirundung cemas
112
Penuh sandiwara
113
Mencoba bermain

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!