Setelah kepergian Anna, Elif melirik paper bag yang terletak diatas meja di depannya, ia menautkan kedua alisnya saat membaca tulisan yang terterah dipaper bag,” apakah Anna belanja di butuk ini”’pikir Elif menarik paper bagnya dan mengintip isinya karena ia tahu butik itu adalah tempat orang-orang berdompet tebal berbelanja.
“Haaa.…”
Elif menahan napas menutup mulutnya dengan satu tanganya, ia melirik kiri kanan memastikan Anna belum kembali, tangannya pun bergerak menarik isi paper bag itu.
“Oh my god. Mata Elif membulat sempurna menatap gaun yang ada ditangannya. “dari mana Anna mendapatkan gaun ini, ini mahal sekali,” desisnya mengusap gaun cream berbahan sutera itu.
“Atau ini juga dibelikan oleh ibunya.” Elif kembali melipat gaun itu dan menyimpannya kembali sebelum Anna kembali.
Elif ikut senang melihat hubungan Anna dan ibunya sudah membaik karena selama ini yang Elif tau ia sangat membenci ibunya, dan jarang sekali membicarakan ibunya.
****
Anna sibuk menghubungi mencari dokter pengganti karena dokterpenyakit dalam yang sudah berjanji dengannya berhalangan datang ia pun memberitakukansecara mendadak sehingga membuat Anna kerepotan mencari dokter penggantinya.
“Bagaimana suster Annaapakah sudah dapat dokter penggantinya.” Tanya suster Judith.
“Sudah suster, beliau sedang menuju kesini.”
“Siapa dokter penggantinya,” tanyanya lagi.
“Dokter Lukas,” sahut Anna menunjukan kertas ditangannya.
“Dokter Lukas, apakah ia dokter baru. Aku baru mendengar namanya,” kata Judith
mengambil kertas itu dari tangan Anna.
Anna mengedikan bahunya,” aku juga tidak kenal.”
“Selamat sore Sus, bisakah kau tunjukan dimana pasien yang harus saya periksa,” keduanya serentak menolehkan wajahnya.”
“Selamat sore Dokter,” jawab keduanya serentak, Anna dan Judith saling lirik.
“Mari Dok, saya akan mengantarkan,” sahut Anna. Annamengambil map terletak diatas meja disampingnya sementara sang dokter melangkah mendahuluinya, Judith menarik tangan Anna mendekatkan mulutnya ketelingannya.” Anna dokternya tampan sekali ,” kikiknya menatap punggung dokter Lukas yang semakin menjauh.
“Kau ini,” sahut Anna menyentil kening Judith sambil menggelengakn kepalanya. “ Tiidak Elif tidak kau, selalu saja tidak tahan melihat pria tampan.”
“Itu namanya normal Anna sayang,” Judith tersenyum lebar mengedipkan sebelah matanya centil.
“Ya sudah , terserah kamu,” Anna bergegas menyususl dokter Lukas meninggalkan Judith yang semakin mengeraskan suara tawanya.
****
Ruangan perawat terlihat ramai karena pergantian shiff, semuanya terlihat sibuk membicarakan dokter Lukas, Anna hanya mendengarkan saja tanpa berniat untuk menimpali, ia sibuk menyimpan semua barang-barangnya ke dalam tasnya, sesekali ia ikut tertawa melihat para suster yang belum memiliki pasangan memperebutkan dokter Lukas sebagai target incaran mereka.
“Kalian ini kenapa hanya menargetkan dokter Lukas saja, kalian lupa kalau rumah sakit kita ini punya satu pria keren lagi,” timpal suster Cony.
“Siapa,” semuanya serentak menjawab dan mengalihkan perhatiannya pada suster Cony.
“Tuan Direktur, Tuan Kerem Abraham,” kata Cony membuat semua disana terpekik. “ Oh tidak, mana mungkin kita bisa melupakannya,” teriak mereka sangat bersemangat.
Deg…
Anna terkejut ketika mendengar nama Kerem disebut, ia berpura-pura tidak mendengar sambil mengunci lokernya.
“Tuan Kerem sangat tampan, tapi mana mungkin dia melirik orang seperti kita,” sahut Judith terkikik.
“Tuan Kerem sangat sempurna ia begitu tampan dan juga sangat seksi,” sahut Nia
mengatupkan kedua tanganya kedadanya sambil memejamkan matanya dengan senyum lebar.
“Tadi aku bertemu denganya di loby, aku sampai menahan napas saat melihatnya dia begitu cool dan berwibawa,” timpal yang lain.
“Ciihhh… dia itu pria paling menyebalkan yang perna bertemudenganku,” bathin Anna kesal saat mendengar para wanita itu begitu memujanya.
“Anna kenapa kau diam saja, kau pilih tarket yang mana dokter Lukas atau tuan direktur kita,” Tanya suster Cony karena melihat Anna tak bersuara.
“Anna kita suruh pilih pak direktur saja,” jawab Judith dan sambut teriakan setuju oleh para suster itu, sehingga membaut mata Anna membulat sempurna.
“Apa yang kalian bicarakan, sudah aku pulang dulu,” Anna mengambil tasnya diatas meja.
“Cieee Anna malu, sudah kami ikhlas kok kalau kau dengan pak direktur,bukankah begitu teman-teman.”
“Setuju sekali,” teriak yang lain serentak, membuat mata indahnya semakin melebar menahan rasa kesal .
“Ada apa ini, heboh sekali. “ Elif yang baru saja datang terkejut melihat kehebohan didepannya, ia menatap wajah Anna yang kesal terbalik sekali dengan wajah suster yang lain begitu cerah secerah langit sore.
“Elif, kau setuju bukan kalau Anna menjadi istrinya pak direktur kita,” Tanya suster Cony.
“Jangan dengarkan mereka Elif,” sahut Anna cepat lalu segera keluar dari ruangan itu dengan wajah masih sangat kesal. Semuanya tertawa melihat tingkah Anna yang selau saja kesal bila sudah digoda soal pria.
“Kalian ini bisa saja membuat Anna kesal,” kata Elif tersenyum lebar melihat rekan-rekan kerjanya itu.
“Ya sudah, mulai besok kita panggil saja Anna dengan sebutan Nyonya direktur,” tingkah yang lain yang langsung disetujui oleh yang hadir, mereka pun kembali tertawa membayang kemarahan Anna nantinya.
“Aku tidak ikut-ikutan,” kilah Elif sembari menyimpang berkas yang dibawahnya kedalam laci. Elif sudah kapok menggoda Anna jika sudah berhubungan dengan pria karena ia tidak ingin didiamin oleh Anna lagi.
****
Kerem sedang mencuci piring makannya terdengar bel apartemenya berbunyi, ia bertanya-tanya dalam hati menduga – duga siapa yang datang berkunjung ketempatanya, Kerem menyimpang piringnya diatas rak mengeringkan tangannya dengan tisu sambil berjalan menuju pintu utama apartemennya.
Kerem menautkan kedua alisnya saat melihat Monica berdiri didepannya pintunya dengan senyum merekah dibibirnya.
“Hai Kerem, selamat malam,” sapanya manja sambil memainkan rambutnya dengan jarinya.
“Apa yang kau lakukan ditempatku,” Tanya Kerem ketus dengan wajah garangnya.
“Aku kebetulan lewat jadi aku mampir kesini,” kata Monica tanpa melepaskan tatapannya.
“Boleh aku masuk.”
“Tidak,”sahut Kerem hendak menutup pintunya kembali tapi dengan cepat ia meletakan kakinya diantara celahnya antara pintu dan kusennya.
“Sebenatar saja,” rayunya memasang wajah manjanya berharap Kerem luluh dan mengabulkan keinginannya.
“Pergi sekarang atau aku akan mematahkan kakimu,” ancam Kerem menggertakan giginya menahan marah dan kesal dalam dirinya.
“Apa kelebihan dia dari padaku, bahkan dia terlihat kampungan sungguh jauh sekali dibawa levelku,” Monica melepaskan rasa kesalnya karena penolakan Kerem pada dirinya, sungguh Anna bukanlah lawan sebanding dengan dirinya yang berkelas.
“Kau siapa berani mengaturku. Haa….” Kerem menghardik Monica yang sudah berani ikut campur urusannya.
“Aku tidak terima kau lebih memilih dia dibandingkan diriku, wanita kampungan itu yang tidak ta….
Kerem mendorong tubuh Monica denga kasar sebelum wanita itu menyelesaikan ucapannya hingga membuatnya terjatuh terduduk di lantai, dengan kasar ia membanting pintunya sehingga membuat Monica terlonjak kaget saat mendengar
dentuman pintu yang kuat.
“Dasar wanita gila berani sekali dia padaku, tidak punya malu, menjijikan. sekali lagi dia mencampuri urusanku lihat saja balasanku
padanya,” geram Kerem mengepalkan tangannya membuat urat tangannya menonjol
dibalik kulitnya.
.
.
.
.
Bersambung
Minta jempolnya 😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Elliyana Mifa
kerem...bner2 laki2 tegas ...tdk memberi celah pada wnt lain...
2023-01-24
1
Ira Syahrir
cerita nya makin seru nic
2022-09-20
0
Fatima
bagus
2022-05-28
0