Steven menepuk pundak Kerem sejak mereka tiba setengah jam yang lalu lebih banyak diam dari biasanya, memainkan kaleng bir ditangannya dan sesekali meneguknya.
“Kau ingin wine,” tawar Steven menyodorkan gelas ditangannya yang langsung disambut gelengan kepala oleh Kerem. Steve yang sudah bisa menebak jawaban Kerem
tersenyum lebar karena ia tau Kerem tidak pernah mengkosumsi alkohol. Setiap
kali ia mengajaknya ke club ia hanya memesan bir non Alkohol.
Suasan Club sangat ramai karena sekarang akhir pekan, mereka bertiga jarang pergi ke club karena tidak terlalu suka dengan suara music yang keras, hari ini mereka datang karena temannya mengadakan acara disini. Semua teman-temannya sudah bergabung dilantai dansa mengikuti music yang dimainkan oleh seorang Dj.
“Kau lihat wanita di pojok sana sedari tadi aku lihat dia selalu memperhatikanmu Kerem ,”timpal Cristian menunjukannya pada Kerem. Cahaya yang temaram membuat Kerem tidak bisa melihat dengan jelas wajahnya. Entah sadar kalau sedang mereka perhatikan ia pun meninggalkan mejanya dan berjalan ke meja Kerem.
Kerem segera membuang mukanya begitu melihat siapa wanita yang sedang berdiri di depanya “wanita gila ini apakah dia mengikutiku sampai ke sini, sepertinya peringatanku beberapa hari yang lalu tidak dihiraukanya."
“Bolehkah saya bergabung.”
“Tidak,” tolak Kerem mengertakan rahangnya, membuat Cristian dan steven saling pandang mengedikan bahu mereka.
Monica tertawa mendengar penolakan Kerem tapi ia menulikan telinganya dengan santai mendudukan tubuhnya di sofa tepat di depan Kerem, mengangkat satu kakinya roknya yang pendek memperlihatkan kakinya yang
jenjang.
“Kau tidak mengajak kekasihmu, apakah kau malu menunjukan pada teman-temanmu,” kata Monica mengambil bir di depannya membuka tutupnya lalu meneguknya tanpa melepaskan tatapannya dari Kerem.
Kerem yang malas meladeni Monica mengacuhkannya saja, ia menyandarkan tubuhnya kesandaran sofa mengedarkan pandanganya kesekitarnya. Monica yang geram dengan sikap cuek Kerem tidak menganggap sedikit pun kehadirannya begitu pun dengan teman-temanya.
“Nona, sebaiknya anda pergi dari sini karena teman saya tidak tertarik pada anda.” Tugas Cristian meletakan gelas ditanganya.
“Saya tidak punya urusan dengan anda,” dengusnya sambil memainkan kaleng bir ditanganya.
“Kerem bagaimana kalau malam ini kita habiskan bersama, kita bandingkan mana yang lebih hebat kekasihmu atau aku diatas ranjang.”
Prang….
Kerem melempar botol minuman didepannya sehingga menimbulkan kegaduhan di sekitarnya beberapa orang yang duduk disana menatap kearahnya, wajah Kerem begitu sangar kedua tangan mengepal tubuhnya sampai bergetar menahan amarahnya jika lawanya sekarang adalah seorang pria mungkin ia sudah menonjok mulutnya yang sangat kurang ajar padanya.
“ Sekali lagi kau bicara aku potong lidahmu,” ucapnya menggertakan rahangnya.
“Pergi kau sekarang dari hadapanku sebelum semua kesabaranku habis.”
Monica mulai ketakutan melihat wajah sangar Kerem bahkan urat wajahnya ikut menonjol, ia pun memilih pergi dari pada menjadi sasaran amukan kemarahan Kerem, tanpa bicara ia pun akhirnya pergi. Steven menarik tangan
Kerem mengajaknya duduk kembali.
“Aku sepertinya tidak asing dengan wajahnya, aku tidak suka melihatnya dia sombong sekali,” ujar Cristian menatap kearah Monica menghilang.
“Sudahlah lupakan, kita kesini untuk bersenang–senang buka begitu Kerem,” sahut steven menepuk pundak Kerem. Kerem tak menyahut moodnya benar-benar menghilang karena sikap Monica tadi.
Kerem kembali mendudukan tubuhnya Steven menepuk-nepuk pundak Kerem mencoba meredakan kemarahsn yang masih tersisa dalam dirinya, Kerem mengusap wajahnya menarik napas panjang dan membuangnya pelan.
“Wanita itu sepertinya menyukaimu, berhati-hati saja, anaknya nekat kayaknya, " tutur Steven menatap Kerem yang mengusap-usap dagunya mengatupkan
bibirnya.
“Dia cemburu pada kekasihmu,” lanjut Steven. Ia mengamati wajah Kerem merasa ragu untuk bertanya, tapi rasa penasaran membuatnya mulutnya gatal.
“Kau tidak pernah bercerita pada kita kalau kau sudah memiliki kekasih.”
“Tidak penting untuk dibicarakan,” sahutnya menyisisir rambutnya kebelakang. Steven hanya mengedikan bahunya mendengar jawaban Kerem tapi hatinya sungguh penasaran dengan sosok wanita yang menjadi kekasihnya.
*****
Anna merasa heran melihat teman satu ruangannya itu dari tadi senyum-senyum setiap menatapnya, mereka berbisik-bisik sambil melirik-lirik padanya sehingga membuatnya curiga saja. ia terus melanjutkan membuat laporannya, Cony yang juga baru kembali bekerja untuk istirahat makan siang langsung menyapa Anna yang membuat wajahnya seketika merengut kesal.
“Selamat siang Nyonya direktur.” sapa Cony pada Anna sehingga langsung disambut kekehan oleh yang lainya.
“Kalian kenapa sih,” ucapnya merengut kesal melirik sekilas pada teman-temannya itu.
“Aminkan dong,kalau Anna jadi istri tuan direktur kitakan bisa naik jabatan,”tingkah yang lainnya.
“Aku tidak mau,” Nada Anna mulai tinggi karena terus saja diolok-olok oleh teman-temannya.
Ponsel Anna berdering diatas mejanya saat ia melihat nama yang terterah dilayar membuatnya semakin mendecak kesal, ia pun langsung menutup panggilannya.
“Nih orang apalagi ini, bikin tambah kesal saja,” bathhinya menyimpan ponselnya didalam tasnya.
Semenatara itu Kerem yang sedang berada dalam ruangannya sangat kaget Anna berani menolak panggilannya,” apa-apaan nih cewek sudah berani menolak telponku.”
“Sudah berani membantahku sekarang, kita lihat apa hukuman yang tepat untukmu.” Ia menyandarkan tubuhnya kesandaran kursinya dengan seringat jahat di wajahnya.
****
Anna dan yang lainya baru saja bersiap-siap hendak keluar dari ruangannya untuk makan
siang, ketika terdengar ketukan pintu dari luar. Judith yang paling dekat posisinya segra membukakan pintu.
“Selamat siang suster, apakah ada suster Anna,” Tanya Jordan sekretaris pribadi Kerem.
“Selamat siang Tuan, itu suster Anna,” tunjuk Judith sehingga Anna pun menolehkan wajahnya.
“Aduh….kenapa lagi ini, untuk apa dia menyuruh tuan Jordan kesini,” bathin Anna. Dengan malas Anna pun menghampiri tuan Jordan yang masih berdiri diambang pintu, sementara yang lain hanya saling tatap sambil mengedikakan bahunya, kedatangan sekretaris pribadi sang direktur ketempat
mereka tentu saja sangat mengejutkan karena sebelumnya tidak pernah terjadi.
“Selamat siang Tuan Jordan ada apa mencariku,” sapa Anna setelah berdiri didekatnya.
“Selamat siang suster Anna, tuan memintah anda menemuinya diruanganya sekarang.”
Tubuh Anna seketika melemas bukan takut pada Kerem tapi dengan gosip yang sebentar lagi akan menggelinding seperti bola salju,
rekan-rekan Anna menutup mulutnya masing-masing menahan rasa geli diperut
mereka, bagaimana bisa kebetulan seperti itu.
“Cepatlah Nona karena tuan sudah menunggu diruangannya.”
“Baik Tuan saya akan segera pergi,” sahutnya pelan.
“Kalau begitu saya permisi dulu,” lanjut Jordan yang dijawab anggukan oleh Anna. Setelah Jordan pergi semua teman-teman Anna tidak dapat lagi menahan tawa mereka. “Anna ternyata kita tidak salah bicara ya, aduh ternyata kau bergerak lebih cepat dari perkiraan kami, ,” goda Cony menatap Anna yang sudah bersemu merah.
“Itu tidak seperti yang kalian pikir,” kilahnya mengambil tasnya diatas meja.
“Memang apa yang kami pikirkan Anna sayang,” sahut rekan yang lainya.
Anna malas berdebat dengan teman-temannya lagi ia pun segera pergi dari sana menghentakan kakinya sebelum melangkah meninggalkan ruanganya membuang rasa kesal dalam dirinya.
“Hai, jangan-jangan Anna memang memiliki hubungan khusus dengan direktur kita, bagaimana pun dulu ia kan pernah merawat beliau waktu masih koma.” Nadia berkata sambil menatap teman-temannya itu bergantian.
“Tidak mungkin, ini hanya kebetulan saja. mana mungkin keluarga kolongmerat itu menerima calon menantu dari kaum seperti kita,” sahut Cony.
“Sudahlah itu juga bukan urusan kita, aku hanya ingin menggodanya saja karena Anna terlalu tertutup bila sudah berhubungan dengan pria,” lanjutnya.
“Kalau begitu ayo kita bergantian untuk makan siang, siapa yang akan pergi duluan.”
“Aku duluan yak arena sudah sanagt lapar,” sahut Judith cepat. Mereka pun membaginya sebagian pergi untuk makan siang dan yang lain berjaga dalam ruangannya.
.
.
.
.
Bersambung
Jangan lupa tinggalkan jejak😄😄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Nur Cahayani
kira2 hukuman nya apa yhh😁🤣🤣🤣
2021-04-20
0
Rhania lesta
yuhuuu
2021-04-04
0
Dwi setya Iriana
🤔🤫🤔🤫🤔🤫🤔🤫🤔🤔😌😌😌😌😌
2021-03-11
0