Kerem baru saja selesai mandi dan keluar dari kamarnya memakai pakaian santai kaos oblong putih dan celana pendek, saat ia menurungi tangga ia melihat ibunya sedang melangakah hendak menaiki tangga.
“Mommy,” sapa terkejut melihat kedatangan ibunya yang tiba-tiba.
Mariam tak melanjutkan langkahnya menunggu Kerem yang sedang menuruni tangga, kerem memeluk dan mencium ibunya begitu tiba di dekatnya, Maria mencium putra bungsunya itu dan mengusap rambut Kerem yang masih terlihat basah.
“Berapa kali Mommy bilang Nak, untuk apa kau tinggal sendirian disini lebih baik pulang ke mansion biar kita bisa berkumpul,” ujar Mariam mengusap lembut pipi putranya.
“’Nanti saja Mom, aku ingin menikmati tinggal sendirian tanpa diomelin mommy setiap hari,” ucapnya terkekeh yang langsung dipelototi oleh ibunya.
“Apakah kau sudah makan, itu sudah mommy bawakan makan malam untukmu.”
“Kebetulan sekali aku sudah sangat lapar,,” cengirnya sambil mengusap-usap perutnya. Kerem dan Mariam berjalan menuju dapur dan Kerem tersenyum senang melihat makan yang sudah tersaji dimeja makan.
“Thanks Mom,” ucapnya sambil mencium pipi ibunya. Ia menarik salah satu kursi dan mendudukan tubuhnya disana, Kerem langsung mengisis piring di depannya dengan makanan yang sangat menggugah selerahnya. Tanpa bicara lagi ia pun langsung menyuapinya dengan lahap.
“Ehmm ini enak sekali,” pujinya dengan mulut terus bergumam.
“Ikutlah pulang biar kamu bisa memakan masakan mommy tiap hari sayang,” sahut Mariam mendudukan tubuhnya di sebrang meja yang berhadapan dengan Kerem.
“Mommy tidak ikut makan,” tanyanya tanpa membalas ucapan ibunya.
“Tidak, kau saja mommy sudah kenyang.”
Mariam menatap putranya yang masih asyik dengan makanannya, rasa syukur tidak pernah berhenti ia ucapkan kepada TUhan karena telah memberikan kesempatan kepada putranya dan bisa kembali hidup normal seperti dulu lagi sebelum ia mengalami kecelakaan itu.
Kerem remaja yang nakal dan suka sekali dengan balap motor walaupun sudah berulang kali dilarang oleh kedua orang tuanya untuk tidak menunggangi kuda besi itu, tapi satu pun tak pernah ia dengarkan sampai akhirnya kecelakaan itu terjadi, segitu menghabiskan dua belas tahun terbaring di tempat tidur.
Dan sekarang putranya sudah tidak remaja lagi dan diusianya sekarang sudah waktunnya untuk ia menikah, tapi Kerem yang selalu menolak setiap kali ia membicarakannya. Mariam pun mencoba mengenalkan beberapa anak perempuan temannya kepada Kerem tapi satu pun tidak ada yang bisa menaklukan hati putranya itu.
“Bagaimana sholat lima waktumu Nak, semua pas 17 rakaat tidak ada yang kau korting bukan,” tanyanya menatap putranya yang sedang minum.
“Terkadang kurang dua Mom, aku susah sekali bangun paginya,” ucapnya tersenyum lebar menatap ibunya yang wajahnya berubah kesal.
“Makanya segeralah menikah, biar ada yang membangunkanmu untuk sholat subuh,” pancing Mariam menatap manic biru pudar putranya.
Wajah Kerem seketika memelas ia menjauhkan piring di depannya karena perutnya tak lapar lagi mendengar ucapan ibunya.
“Mom, jangan mulai lagi,” elaknya dengan nada malas.
“Sayang kau itu tidak muda lagi, lihat kakakmu dia sudah memiliki dua orang anak yang sangat cantik dan tampan apakah kau tidak iri melihatnya.” Suara Mariam terdengar begitu lembut membujuk putranya biar berubah pikiran karena menikah adalah ibadah.
“Nanti aku akan menikah Mom,” ucapnya membuang pandangannya sembarangan.
“Setelah Daddy dan Mommy sudah tidak ada di dunia ini lagi.”
“Mom, ayolah jangan begitu kalian masih sangat muda kok belum akan meninggal,” jawabnya asal.
“Kerem,” panggil Mariam dengan nada sangat serius sehingga membuatnya mengalihkan tatapannya pada ibunya.
“Besok temani mama makan siang, kau akan Mommy kenalkan dengan keponakan teman Mommy, anaknya sangat cantik mommy sudah melihat fotonya.”
“Mom, aku tidak mau,” decak Kerem kesal dengan ibunya yang berulah lagi mencarikannya istri untuknya.
“Aku bisa mencarinya sendiri Mom.”
“Tapi sampai sekarang kau belum memperkenalkan satu pun gadis pun pada Mommy Nak, jadi kau pilih mana besok ikut dengan Mommy atau pulang ke mansion dengan Mommy sekarang,” ancam Mariam yang membuat Kerem memelas seketika.
****
Kerem dan ibunya baru saja sampai disalah satu restoran mewah di kota Praha, dengan langkah malas ia mengikuti langkah ibunya yang terlihat begitu bersemangat, Kerem memasang wajah sedingin es seakana akan membekukan siapa saja yang memandangnya.
“Ayo Nak, itu teman Mommy,” ucapnya menarik lengan Kerem seraya melambaikan tangannya yang disambut oleh seorang wanita yang sudah menunggu disalah satu meja disana.
“Hai Mariam apa kabar,” sapa keduanya berpelukan dan cipika cipiki dengan senyum lebar sangat bahagia.
“Alhamdulilah sangat baik, Sofia,” balas maraim ramah.
“Kau semakin cantik saja,” puji Mariam sehingga membuat Sofia tersenyum malu.
“Kau bisa saja, kau juga masih cantik seperti dulu.
Sementara disalah satu kursi dibelakang meja didepannya seorang wanita terus menatap tak berkedip pada Kerem, sehingga membuatnya risih dan membuang mukanya asal.
“Sofia ini keponakanmu, cantik sekali,” puji Mariam melirik sekilas pada putranya yang sudah menunjukan wajah tak senangnya.
“Hai bibi, perkenalkan aku Monica, senang perkenalan dengan bibi,” ucapnya dengan suara lembut bahkan terkesan sangat manja, sehingga membuat Kerem semakin ingin cepat kabur dari sana. Ia pun bangkit dari duduknya dan memeluk Mariam lalu melirik kepada Kerem yang masih membuang mukannya.
“Dan yang tampan ini putramu Mariam,” balas Sofia menatap Kerem yang sedari tadi diam berdiri disamping ibunya.
“Ayo sayang, kenalan dulu ini bibi Sofia dan keponakannya Monica.”
Dengan malas Kerem membalas senyum keduanya sambil mengulurkan tangannya bersalama bergantian dengan Sofia dan Monica yang terus saja menatapnya.
Dia sangat tampan dan seksi, sungguh tipe pria idamanku, lihatlah tampangnya sangat cool. Aku harus mendapatkannya.
Mereka berempat pun duduk dan segera memesan makan siang mereka, monica yang duduk berhadap-hadapan dengan Kerem terus saja mencuri-curi pandang karena ia langsung jatuh cinta pada pandangan pertama pada Kerem.
“Nak Monica, sudah selesai kuliah,” Tanya Mariam ramah.
“Aku baru saja menyelesaikan kuliahku di London bibi, sekarang aku lebih focus ke karierku saja.” jelasnya dengan suara manja.
“Kau tau Mariam, keponakanku ini baru saja di kontrak oleh sebuah brand terkenal di prancis untuk mempromosikan baju musim semi mereka.”
“Benarkah sayang.”
“Iya bibi.”
“Kau hebat sekali sayang,” puju Mariam memnuat Monica tersenyum senang.
“Ah bibi berlebihan.”Monica sengaja merendah diri tapi dalam hatinya ia bersorak senang berharap Kerem tertarik padanya.
Kerem sudah merasa bosan memilih sibuk dengan ponselnya apalagi ia sudah tau apa tujuan pertemuan antara ibunya dengan temannya ini.
“Mariam putra pendiam sekali, kau sangat beruntung memiliki dua orang putra yang sangat tampan-tampan.”Sofia berkata sambil melirik Kerem yang sedari tadi tak bersuara.
“Iya, memang dari dulu seperti itu bicaranya irit sekali, turunan sepertinya, ”gelak Mariam menggoda putranya sehingga membuat Sofia ikut tertawa.
“Aku sangat suka lelaki yang irit bicara tante,” ujar Monica tanpa ada sungkan sedikit pun, membuat tawa Mariam dan Sofia berderai senang begitu pun wajahny keduanya sangat senang mendengar ucapan Monica, Monica sengaja menatap Kerem dengan sorot mata menggoda saat Kerem menatap kearahnya dengan tatapan dingin tapi Monica malah tersenyum melihat sorot tajam mata Kerem yang menurutnya menambah ketampanannya.
.
.
.
.
Bersambung
Besok lagi ya😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Desrina Tobing
wah wanitaa dedemiit.....mulai beraksi🤪🤪🤪🤪
2021-10-24
0
Love
kegatelan bgt tuh cewe
2021-06-06
1
sehune
wanita gila
2021-04-22
1