Pembalasan Si Kembar Wibowo

Pembalasan Si Kembar Wibowo

BAB 1

Setelah kecelakaan yang menimpa suamiku, yang mengakibatkan dia koma. Aku sudah berjanji padanya, untuk menjaga anak-anak dan semuanya.

Untuk membuatku tenang, bisa mengurus anak-anak dan perusahaan. Aku memutuskan untuk membawa Alex pulang, dan merawat Alex di rumah. Aku menyiapkan sebuah ruangan, yang dibuat khusus untuk merawat pasien koma.

Semua alat-alat yang dibutuhkan, aku persiapkan layaknya di rumah sakit, bahkan seorang perawat pun aku siapkan. Dokter tiap hari datang ke rumah, untuk melihat kondisi Alex.

Aku belajar bagaimana merawat seseorang dalam keadaan koma, merawat kedua anakku serta mengurus perusahaan. Aku pun membutuhkan tenaga ekstra, untuk merawat Alexi, karena dia terlahir prematur.

Aku mempelajari teknik mengurus bayi prematur, kulakukan sebuah teknik yang diberikan Dokter padaku. Teknik tersebut seperti merawat bayi kanguru, aku menidurkan Alexi di dadaku, dia akan mendapatkan kehangatan dariku. Itu semua untuk menjalin ikatan batinku dengannya. Begitulah aktivitasku sehari-hari.

Dua tahun berlalu, pertumbuhan Alexa tidak mengalami kendala, yang kupikirkan tentang Alexi, tumbuh kembangnya sedikit terlambat dibanding Alexa. Tapi aku tidak patah semangat, aku terus melakukan terapi agar Alexi tidak terlalu tertinggal. Akhirnya semua kerja kerasku membuahkan hasil.

Di saat umur lima tahun, Alexa sudah terlihat begitu aktif. Sedangkan Alexi pendiam, tapi jika sudah berhadapan dengan apa yang dia suka, dia sangat menikmatinya. Alexi lebih menyukai hal berbau internet. Sedangkan Alexa dia sudah mulai menyukai seni beladiri. Padahal mereka masih berumur lima tahun.

"Bundaaaa!" Teriak Alexa dan Alexi.

Aku mendengar teriakan kedua anakku, lebih baik aku menunggunya di sini. Karena aku yakin mereka bisa menemukanku di ruang kerja.

Ceklek!

Pintu ruang kerjaku terbuka, ternyata mereka sudah tiba. Aku tersenyum melihat mereka masuk ke ruangan kerja.

"Bunda!!" Teriak Alexi memanggilku.

Aku menyaut panggilan Alexi, dia berkata padaku bahwa dia ingin berkencan denganku. Aku terkejut mendengar perkataan Alexi.

Aku menggendong Alexi, dan berkata "Hahaha anak Bunda ini tau apa artinya kencan?"

"Mmmmm kencan itu..., Kencan itu kita pergi jalan-jalan dan beli cemilan!" jawab Alexi dengan polosnya.

Aku bertanya pada Alexi dia tahu darimana kata kencan. Dia pun mengatakan bahwa dia mendengar dari Adam.

'Dasar Adam, lihat saja nanti aku jewer dia, sembarangan bicara seperti itu di depan anak-anak,' ucapku dalam hati.

Aku pun memberikan pengertian pada Alexi, agar lain kali tidak menggunakan kata ini. Karena untuk saat ini dia belum cocok untuk berkata seperti itu.

"Bunda! Ayo kita pergi jalan, aku ingin keliling bersama Bunda dan Lexi!" ucap Lexa padaku sambil menarik lengan bajuku.

Aku bertanya pada Lexa dan Lexi ingin pergi kemana? Lexi lebih dahulu menjawab dia ingin membeli rambutan. Sedangkan Lexa hanya ingin jalan-jalan saja untuk mencari angin. Tapi Lexa ingin jalan-jalan menggunakan motor.

"Bagaimana kalau Asisten Ari yang menemani kalian, untuk jalan dan beli rambutan?" ucap Ari pada Lexa dan Lexi.

Ari menawarkan diri untuk menemani mereka, namun mereka menolaknya. Mereka hanya ingin pergi bersamaku. Lexa pun tetap teguh dengan pendiriannya, ingin naik motor bersamaku.

Akhirnya aku menyetujui keinginan Lexa dan Lexi, aku menyuruh mereka untuk bersiap. Setelah siap mereka ku suruh menunggu di luar.

Ari mengatakan padaku untuk menggunakan mobil saja, karena itu juga bisa melindungi anak-anak. Dia merasa khawatir dengan keselamatan kami.

"Tidak usah, anak-anak menginginkan mengendari motor! Lebih baik kau urus beberapa pengawal untuk mengikuti kami! Kau diam saja di rumah, untuk menjaga Alex!" Perintah ku pada Ari.

Ari pun mengangguk, lalu dia pergi untuk menyiapkan segala sesuatunya. Dia tidak ingin ada masalah yang membuat kami kesulita.

"Asik, akhirnya kita bisa jalan-jalan naik motor sama Bunda!" Ucap Lexi dengan gembira.

Aku senang melihat kebahagiaan dari wajah mereka, andai saja Alex bisa melihat semua ini pasti sangat bahagia. Aku pun bertanya pada anak-anak apakah mereka sudah siap. Mereka menjawab siap dengan serentak.

Lexa berkata padaku, bahwa dia suka jika aku mengenakan pakaian untuk mengendarai motor. Menurutnya itu terlihat keren.

Aku hanya bisa tersenyum mendengar celotehan mereka. 'Alex apakah kau tidak ingin merasakan hal ini, aku sangat merindukan mu sayang,' batinku.

Aku menyalakan mesin motorku, Lexi duduk di tengah dan Lexa duduk di belakang Lexi. Sengaja ku atur seperti itu, karena Lexa lebih bisa melindungi Lexi. Aku menjalankan motor skuterku, dengan pelan aku mendengar gelak tawa Lexa dan Lexi. Kulihat para pengawal mengikuti kami dari jauh. Sebenarnya aku tidak ingin diikuti, tapi ini demi anak-anak maka aku akan melakukanya.

Beberapa saat kemudian, sampailah kami di sebuah toko buah-buahan, disana Lexi memilih buah rambutan. Lexa hanya memperhatikan sekeliling, entah apa yang dia cari.

Aku pun bertanya pada Lexa, apa yang dia inginkan. Terlihat dia sedang berpikir untuk memilih buah apa yang akan dia beli.

"Om, kenapa Om ambil dompet Ibu itu?" Tanya Lexa pada seorang pria.

"Stttt..., Diam kau bocah jangan ikut campur!" Ucap seorang pencopet pada Lexa.

Lexa memanggilku, dia berkata bahwa ada pencuri yang mengambil barang orang. Mendengar panggilan Lexa aku berlari mendekatinya. Namun pencopet itu lebih cepat menangkap Lexa.

"Lepaskan putriku!" ucapku dengan nada marah.

Pencopet itu tidak mau melepaskan Lexa, dia menyalahkan Lexa. Kerena Lexa sudah menggagalkan dia untuk mencopet.

Aku mengatakan terakhir kalinya dengan penekanan agar dia melepaskan Lexa. Namun dia tetap tidak melepaskannya.

Bug!

Kulemparkan sebuah apel ke arah pencopet itu, seketika Lexa bisa melepaskan diri dari dekapannya. Dari belakang langsung muncul beberapa pengawal, yang dari tadi mengikuti kami. Akhirnya pencopet tersebut di bawa pergi oleh pengawal ku, dan di bawa ke kantor polisi.

"Lexa sayang, kamu tidak apa-apa nak?" tanyaku dengan nada khawatir.

Lexa pun mengatakan tidak usah khawatir, dia baik-baik saja. Aku sungguh khawatir, jika terjadi sesuatu padanya bagaimana aku menjelaskan pada Alex nanti.

Lexi pun bertanya apakah Lexa baik-baik saja, aku yakin Lexi pun khawatir pada saudaranya. mendengar Lexi berkata seperti itu, Lexa tersenyum lalu berita dia tidak apa-apa.

Aku pun memutuskan untuk pulang saja, lalu aku mengatakan bahwa kita naik mobil saja. Namun mereka menolaknya, mereka ingin pulang naik motor. Akupun terpaksa mengikuti apa mau mereka.

Beberapa saat kemudian, kami sampai di rumah Lexa dan Lexi langsung menuju kamar mandi. Mereka membersihkan badan, agar steril saat memasuki ruangan, dimana Alex berbaring. Begitu pun denganku, aku membersihkan diri, agar tidak ada bakteri yang menempel, karena aku baru saja dari luar.

Aku sudah berjanji pada anak-anak saat tadi di jalan, bahwa mereka bisa bertemu dengan Ayahnya. Saat ku memasuki ruangan, dimana Alex terbaring, aku melihat anak-anak sudah bersih dan rapih. Mereka duduk disamping Alex, Lexa sebelah kiri dan Lexi di sebelah kanan.

Lexa dan Lexi mendekati Alex, mereka berbincang-bincang bersama Alex. Aku hanya bisa melihat mereka yang berusaha untuk dekat dengan Alex.

"Aku kasian liat Bunda Yah! Bunda selalu sedih kalau melihat Ayah. Aku tidak ingin melihat Bunda bersedih! Ayo yah cepet bangun!" Lexi berkata sambil mencium punggung telapak tangan Alex.

Mereka sangat asik mengobrol dengan Alex, 'sayang coba dengarkan mereka! Mereka sangat membutuhkan mu! Begitupun dengan ku!' gumamku dalam hati.

*******

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Aku masih tetap menantikan kesadaran mu Alex.

Sayang anak-anak sudah berusia delapan tahun, apakah kau masih belum mau bangun!Sayang, apakah sudah lupa dengan janji mu hah! Bukankah kau berjanji akan selalu berada di sampingku! Menemaniku, menjagaku!

Bangun Alex Wibowo!! Apa kau lupa bahwa kau berhutang padaku hah! Aku tidak tega melihat air mata anak-anak, saat mereka di ejek oleh teman-temannya. Bahwa mereka tidak memiliki Ayah!

Aku mohon Alex, bangunlah demi aku dan anak-anak! Apakah kau akan kembali sadar jika aku tiada? Alex bangun lah!

Aku sudah tidak bisa menahan lagi rasa sedihku, hanya ini yang bisa kulakukan. Menagih setiap janji yang sudah kau ucapkan Alex.

"Bunda! Sudah jangan menangis lagi, Lexa nyakin kalau suatu hari nanti, Ayah pasti akan bangun!" Ucap Lexa padaku sambil memelukku.

"Iya Bunda Lexa benar, nyakinlah Ayah pasti akan bangun, karena Lexi pun yakin bahwa Ayah akan bangun! Dan bisa berkumpul dengan kita!" Timpal Lexi sambil memelukku.

Lihatlah sayang anak-anak kita, mereka sudah tumbuh menjadi anak-anak yang kuat, apakah kau tidak ingin melihat mereka! Sayang cepatlah bangun!Ucapku pada Alex dan kuberikan kecupan penuh kasih dan sayang dari ku.

Begitu pun dengan Lexa dan Lexi, mereka memberikan kecupan di pipi kanan dan kiri Alex. Aku sangat senang melihat semua ini, tak terasa air mataku menetes membasahi pipiku. Ini bukanlah air mata kesedihan, melainkan air mata kebahagiaan.

*******

Aku mencari keberadaan kedua anakku, mereka masih saja tidak tahu waktu. Aku yakin mereka pasti berada di ruang latihan.

Benar saja mereka berada di ruang latihan, terlihat Lexa menantang Ari. Dengan percaya dirinya yang besar, dia merasa bisa mengalahkan Ari.

"Baiklah kalau begitu, jika Nona bisa mengambil sapu tangan ini dari ku, Nona bisa meminta apapun dari ku!" ucap Ari pada Lexa.

Lexi pun berteriak menyemangati Lexa, agar dia bisa menang melawan Ari. lexa pun mengatakan pada Lexi apa yang dia mau jika Ari kalah.

"Ada sesuatu yang ingin aku ketahui darinya, yang pasti kau harus menang dari nya kali ini!" Jawab Lexi.

Ari pun bertanya apakah Lexa sudah siap, Lexa menjawab dengan yakin dia sudah siap. Lexa mulai menyerang Ari, dia melayangkan tendangan dan tinjuan yang bertubi-tubi.

Ari menghindari tendangan dan tinjuan yang dilayangkan oleh Lexa. Mereka terus mengeluarkan jurus mereka, saling mengeluarkan tinjuan dan tendangan.

Lexa terus saja mengecoh Ari, dia sedang membuat rencana, bagaimana agar dia bisa mendapatkan sapu tangan, yang ada di saku dada Ari.

"Lexa! Lexi!" teriakku pada mereka, aku benar-benar kesal dengan mereka.

Ari terhentak sesaat, setelah mendengar panggilanku pada Lexa dan Lexi. Itu memberikan kesempatan pada Lexa untuk mengambil sapu tangan yang berada di saku dada Ari.

"Hahaha aku berhasil, Lexi lihat aku! Aku berhasil mengambil sapu tangannya," ucap bahagia Lexa pada Lexi.

Aku tersenyum, ternyata Lexa bisa mengambil kesempatan ini. Aku pikir dia tidak akan mengambil kesempatan ini.

Ari menggerutu karena yang dilakukan oleh Lexa dianggapnya curang. Namun Lexa membantahnya, dia mengatakan bahwa dia tidak curang.

"Iya memang benar, saya kaget mendengar Nyonya Alin memanggil kalian! Apakah kalian lupa jadwal hari ini?" Jawab Ari dengan sedikit menggoda.

Mendengar perkataan Ari, kedua anakku terpaku mereka tahu bahwa aku akan marah. Lexa yang tidak ingat hari ini adalah hari sabtu. Yang mengharuskannya untuk latihan alat musik.

Ari pun menggoda Lexa kembali, dia mengingatkan bahwa hari ini adalah hari untuk berlatih alat musik.

Sebelum Lexa dan Lexi pergi meninggalkan aku sudah berada di belakang mereka.

"Ohh bagus ya anak Bunda ini, apakah kalian tidak punya disiplin hah! Kalian membuat guru musik kalian menunggu selama tiga puluh menit!"

Lexa meminta maaf padaku, dia mengatakan bahwa dia benar-benar lupa akan jadwal hari ini. Begitupun dengan Lexi dia mengatakan hal sama. Aku pun mengatakan pada mereka akan dihukum, karena kelalaian yang sudah mereka lakukan.

"Iya deh Bun, kami siap menerima hukuman dari Bunda!" ucap Lexa yang ditimpali pula oleh Lexi bahwa dia juga akan menerima hukumannya.

Aku pun menyuruh anak-anak untuk bergegas menemui guru musiknya. Lalu aku menyuruh mereka untuk meminta maaf pada guru musik. Karena sudah membuatnya menunggu selam 30manit.

Mereka pun pergi menuju ruang musik, untuk berlatih karena aku ingin mereka bisa menguasai dalam berbagai aspek. Baik seni, bela diri bahkan teknologi. Sebenarnya aku tidak memaksakan kehendakku, tapi mereka yang meminta semua ini. Ternyata setelah di lakukan tes IQ, hasilnya IQ mereka di atas rata-rata.

Ari mengatakan padaku bahwa Lexa meminta sesuatu, dia meminta seorang guru ahli pedang. Aku terkejut dengan yang baru saja aku dengar.

Karena Lexa baru berumur 11 tahun, bagaiman mungkin dia sudah berpikir untuk berlatih ilmu pedang.

"Saya tidak tahu, apa yang ada di pikiran Nona! Tapi yang pastinya tuan muda Lexi pun menyetujuinya, dan meminta saya mencarikan guru, yang ahli dalam ilmu pedang." Ari berkata padaku.

Aku pun bertanya padanya, bagaimana menurutnya karena selain aku sendiri yang mengajari mereka, Ari pun ikut andil mengajari mereka.

Ari mengatakan bahwa anak-anak sudah saatnya menerima ilmu dari guru lain. Kerena itu semua demi kebaikan mereka.

Apa yang dikatakan Ari benar, mereka harus memiliki seni bela diri, karena mereka pasti akan menjadi sasaran musuh-musuh Alex. Aku masih bisa melindungi mereka, tapi aku tidak tahu sampai kapan aku bisa melindungi mereka.

Aku pun bertanya pada Ari apakah dia tahu guru yang cocok dengan anak-anak. Ari pun menjawab ada seorang guru, belaiu adalah guru dari Alex. Mendengar yang dikatakan Ari, aku pun menyetujuinya.

Aku menyuruh Ari untuk segera membawa keamri guru ahli pedang untuk anak-anak.

"Baik Nyonya, kalau begitu saya permisi, saya mau melanjutkan pekerjaan saya!" Ari berkata sambil pergi meninggalkan ku.

____________________________________________

Hai para pembaca setia, jika kalian masih ingin mendukungku sekali lg, maka bantu aku untuk vote poin di judul pertama kisah Alex dan Alin, yang judulnya "MUSUHKU MENJADI IMAMKU".

Jika kalian berkenan habiskan seluruh poin kalian untuk Alin, agar aku menjadi lebih bersemangat lagi untuk menulis. Terimakasih 😘

___________________________________________

Terimakasih karena telah membaca novel ku, jangan lupa like, love dan komen yang membangun ya 😊😊

Jangan lupa kasi rate bintang 5 ya biar aku semakin semangat

Boleh juga follow Instagram ku ya @macan_nurul

Sampai ketemu di bab berikutnya 😊

Terpopuler

Comments

Chodhyland

Chodhyland

s3mangat thor.dah di kasih vote.emoga naik ratingnya

2022-03-21

0

Wartin Kusmawati

Wartin Kusmawati

mampir thoor

2022-02-18

0

Mastang

Mastang

sj

2021-06-09

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 1 1
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
123 BAB 123
124 BAB 124
125 BAB 125
126 BAB 126
127 BAB 127
128 BAB 128
129 BAB 129
130 BAB 130
131 BAB 131
132 BAB 132
133 BAB 133
134 BAB 134
135 BAB 135
136 BAB 136
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
141 BAB 141
142 BAB 142
143 BAB 143
144 BAB 144
145 BAB 145
146 BAB 146
147 BAB 147
148 BAB 148
149 BAB 149
150 BAB 150
151 BAB 151
152 BAB 152
153 BAB 153
154 BAB 154
155 BAB 155
156 BAB 156
157 BAB 157
158 BAB 158
159 BAB 159
160 BAB 160
161 BAB 161
162 BAB 162
163 BAB 163
164 BAB 164
165 BAB 165
166 BAB 166
167 BAB 167
168 BAB 168
169 BAB 169
170 BAB 170
171 BAB 171
172 BAB 172
173 BAB 173
174 BAB 174
175 BAB 175
176 BAB 176
177 BAB 177
178 BAB 178
179 BAB 179
180 BAB 180
181 BAB 181
182 BAB 182
183 BAB 183
184 PENGUMUMAN
185 Part Aiko 1
186 Part Aiko 2
187 Part Aiko 3
188 Part Aiko 4
189 Part Aiko 5
190 Part Aiko 6
191 Part Aiko 7
192 Part Aiko 8
193 Part Aiko 9
194 Part Aiko 10
195 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 195 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 1 1
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122
123
BAB 123
124
BAB 124
125
BAB 125
126
BAB 126
127
BAB 127
128
BAB 128
129
BAB 129
130
BAB 130
131
BAB 131
132
BAB 132
133
BAB 133
134
BAB 134
135
BAB 135
136
BAB 136
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140
141
BAB 141
142
BAB 142
143
BAB 143
144
BAB 144
145
BAB 145
146
BAB 146
147
BAB 147
148
BAB 148
149
BAB 149
150
BAB 150
151
BAB 151
152
BAB 152
153
BAB 153
154
BAB 154
155
BAB 155
156
BAB 156
157
BAB 157
158
BAB 158
159
BAB 159
160
BAB 160
161
BAB 161
162
BAB 162
163
BAB 163
164
BAB 164
165
BAB 165
166
BAB 166
167
BAB 167
168
BAB 168
169
BAB 169
170
BAB 170
171
BAB 171
172
BAB 172
173
BAB 173
174
BAB 174
175
BAB 175
176
BAB 176
177
BAB 177
178
BAB 178
179
BAB 179
180
BAB 180
181
BAB 181
182
BAB 182
183
BAB 183
184
PENGUMUMAN
185
Part Aiko 1
186
Part Aiko 2
187
Part Aiko 3
188
Part Aiko 4
189
Part Aiko 5
190
Part Aiko 6
191
Part Aiko 7
192
Part Aiko 8
193
Part Aiko 9
194
Part Aiko 10
195
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!