Pembalasan Si Kembar Wibowo
Setelah kecelakaan yang menimpa suamiku, yang mengakibatkan dia koma. Aku sudah berjanji padanya, untuk menjaga anak-anak dan semuanya.
Untuk membuatku tenang, bisa mengurus anak-anak dan perusahaan. Aku memutuskan untuk membawa Alex pulang, dan merawat Alex di rumah. Aku menyiapkan sebuah ruangan, yang dibuat khusus untuk merawat pasien koma.
Semua alat-alat yang dibutuhkan, aku persiapkan layaknya di rumah sakit, bahkan seorang perawat pun aku siapkan. Dokter tiap hari datang ke rumah, untuk melihat kondisi Alex.
Aku belajar bagaimana merawat seseorang dalam keadaan koma, merawat kedua anakku serta mengurus perusahaan. Aku pun membutuhkan tenaga ekstra, untuk merawat Alexi, karena dia terlahir prematur.
Aku mempelajari teknik mengurus bayi prematur, kulakukan sebuah teknik yang diberikan Dokter padaku. Teknik tersebut seperti merawat bayi kanguru, aku menidurkan Alexi di dadaku, dia akan mendapatkan kehangatan dariku. Itu semua untuk menjalin ikatan batinku dengannya. Begitulah aktivitasku sehari-hari.
Dua tahun berlalu, pertumbuhan Alexa tidak mengalami kendala, yang kupikirkan tentang Alexi, tumbuh kembangnya sedikit terlambat dibanding Alexa. Tapi aku tidak patah semangat, aku terus melakukan terapi agar Alexi tidak terlalu tertinggal. Akhirnya semua kerja kerasku membuahkan hasil.
Di saat umur lima tahun, Alexa sudah terlihat begitu aktif. Sedangkan Alexi pendiam, tapi jika sudah berhadapan dengan apa yang dia suka, dia sangat menikmatinya. Alexi lebih menyukai hal berbau internet. Sedangkan Alexa dia sudah mulai menyukai seni beladiri. Padahal mereka masih berumur lima tahun.
"Bundaaaa!" Teriak Alexa dan Alexi.
Aku mendengar teriakan kedua anakku, lebih baik aku menunggunya di sini. Karena aku yakin mereka bisa menemukanku di ruang kerja.
Ceklek!
Pintu ruang kerjaku terbuka, ternyata mereka sudah tiba. Aku tersenyum melihat mereka masuk ke ruangan kerja.
"Bunda!!" Teriak Alexi memanggilku.
Aku menyaut panggilan Alexi, dia berkata padaku bahwa dia ingin berkencan denganku. Aku terkejut mendengar perkataan Alexi.
Aku menggendong Alexi, dan berkata "Hahaha anak Bunda ini tau apa artinya kencan?"
"Mmmmm kencan itu..., Kencan itu kita pergi jalan-jalan dan beli cemilan!" jawab Alexi dengan polosnya.
Aku bertanya pada Alexi dia tahu darimana kata kencan. Dia pun mengatakan bahwa dia mendengar dari Adam.
'Dasar Adam, lihat saja nanti aku jewer dia, sembarangan bicara seperti itu di depan anak-anak,' ucapku dalam hati.
Aku pun memberikan pengertian pada Alexi, agar lain kali tidak menggunakan kata ini. Karena untuk saat ini dia belum cocok untuk berkata seperti itu.
"Bunda! Ayo kita pergi jalan, aku ingin keliling bersama Bunda dan Lexi!" ucap Lexa padaku sambil menarik lengan bajuku.
Aku bertanya pada Lexa dan Lexi ingin pergi kemana? Lexi lebih dahulu menjawab dia ingin membeli rambutan. Sedangkan Lexa hanya ingin jalan-jalan saja untuk mencari angin. Tapi Lexa ingin jalan-jalan menggunakan motor.
"Bagaimana kalau Asisten Ari yang menemani kalian, untuk jalan dan beli rambutan?" ucap Ari pada Lexa dan Lexi.
Ari menawarkan diri untuk menemani mereka, namun mereka menolaknya. Mereka hanya ingin pergi bersamaku. Lexa pun tetap teguh dengan pendiriannya, ingin naik motor bersamaku.
Akhirnya aku menyetujui keinginan Lexa dan Lexi, aku menyuruh mereka untuk bersiap. Setelah siap mereka ku suruh menunggu di luar.
Ari mengatakan padaku untuk menggunakan mobil saja, karena itu juga bisa melindungi anak-anak. Dia merasa khawatir dengan keselamatan kami.
"Tidak usah, anak-anak menginginkan mengendari motor! Lebih baik kau urus beberapa pengawal untuk mengikuti kami! Kau diam saja di rumah, untuk menjaga Alex!" Perintah ku pada Ari.
Ari pun mengangguk, lalu dia pergi untuk menyiapkan segala sesuatunya. Dia tidak ingin ada masalah yang membuat kami kesulita.
"Asik, akhirnya kita bisa jalan-jalan naik motor sama Bunda!" Ucap Lexi dengan gembira.
Aku senang melihat kebahagiaan dari wajah mereka, andai saja Alex bisa melihat semua ini pasti sangat bahagia. Aku pun bertanya pada anak-anak apakah mereka sudah siap. Mereka menjawab siap dengan serentak.
Lexa berkata padaku, bahwa dia suka jika aku mengenakan pakaian untuk mengendarai motor. Menurutnya itu terlihat keren.
Aku hanya bisa tersenyum mendengar celotehan mereka. 'Alex apakah kau tidak ingin merasakan hal ini, aku sangat merindukan mu sayang,' batinku.
Aku menyalakan mesin motorku, Lexi duduk di tengah dan Lexa duduk di belakang Lexi. Sengaja ku atur seperti itu, karena Lexa lebih bisa melindungi Lexi. Aku menjalankan motor skuterku, dengan pelan aku mendengar gelak tawa Lexa dan Lexi. Kulihat para pengawal mengikuti kami dari jauh. Sebenarnya aku tidak ingin diikuti, tapi ini demi anak-anak maka aku akan melakukanya.
Beberapa saat kemudian, sampailah kami di sebuah toko buah-buahan, disana Lexi memilih buah rambutan. Lexa hanya memperhatikan sekeliling, entah apa yang dia cari.
Aku pun bertanya pada Lexa, apa yang dia inginkan. Terlihat dia sedang berpikir untuk memilih buah apa yang akan dia beli.
"Om, kenapa Om ambil dompet Ibu itu?" Tanya Lexa pada seorang pria.
"Stttt..., Diam kau bocah jangan ikut campur!" Ucap seorang pencopet pada Lexa.
Lexa memanggilku, dia berkata bahwa ada pencuri yang mengambil barang orang. Mendengar panggilan Lexa aku berlari mendekatinya. Namun pencopet itu lebih cepat menangkap Lexa.
"Lepaskan putriku!" ucapku dengan nada marah.
Pencopet itu tidak mau melepaskan Lexa, dia menyalahkan Lexa. Kerena Lexa sudah menggagalkan dia untuk mencopet.
Aku mengatakan terakhir kalinya dengan penekanan agar dia melepaskan Lexa. Namun dia tetap tidak melepaskannya.
Bug!
Kulemparkan sebuah apel ke arah pencopet itu, seketika Lexa bisa melepaskan diri dari dekapannya. Dari belakang langsung muncul beberapa pengawal, yang dari tadi mengikuti kami. Akhirnya pencopet tersebut di bawa pergi oleh pengawal ku, dan di bawa ke kantor polisi.
"Lexa sayang, kamu tidak apa-apa nak?" tanyaku dengan nada khawatir.
Lexa pun mengatakan tidak usah khawatir, dia baik-baik saja. Aku sungguh khawatir, jika terjadi sesuatu padanya bagaimana aku menjelaskan pada Alex nanti.
Lexi pun bertanya apakah Lexa baik-baik saja, aku yakin Lexi pun khawatir pada saudaranya. mendengar Lexi berkata seperti itu, Lexa tersenyum lalu berita dia tidak apa-apa.
Aku pun memutuskan untuk pulang saja, lalu aku mengatakan bahwa kita naik mobil saja. Namun mereka menolaknya, mereka ingin pulang naik motor. Akupun terpaksa mengikuti apa mau mereka.
Beberapa saat kemudian, kami sampai di rumah Lexa dan Lexi langsung menuju kamar mandi. Mereka membersihkan badan, agar steril saat memasuki ruangan, dimana Alex berbaring. Begitu pun denganku, aku membersihkan diri, agar tidak ada bakteri yang menempel, karena aku baru saja dari luar.
Aku sudah berjanji pada anak-anak saat tadi di jalan, bahwa mereka bisa bertemu dengan Ayahnya. Saat ku memasuki ruangan, dimana Alex terbaring, aku melihat anak-anak sudah bersih dan rapih. Mereka duduk disamping Alex, Lexa sebelah kiri dan Lexi di sebelah kanan.
Lexa dan Lexi mendekati Alex, mereka berbincang-bincang bersama Alex. Aku hanya bisa melihat mereka yang berusaha untuk dekat dengan Alex.
"Aku kasian liat Bunda Yah! Bunda selalu sedih kalau melihat Ayah. Aku tidak ingin melihat Bunda bersedih! Ayo yah cepet bangun!" Lexi berkata sambil mencium punggung telapak tangan Alex.
Mereka sangat asik mengobrol dengan Alex, 'sayang coba dengarkan mereka! Mereka sangat membutuhkan mu! Begitupun dengan ku!' gumamku dalam hati.
*******
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Aku masih tetap menantikan kesadaran mu Alex.
Sayang anak-anak sudah berusia delapan tahun, apakah kau masih belum mau bangun!Sayang, apakah sudah lupa dengan janji mu hah! Bukankah kau berjanji akan selalu berada di sampingku! Menemaniku, menjagaku!
Bangun Alex Wibowo!! Apa kau lupa bahwa kau berhutang padaku hah! Aku tidak tega melihat air mata anak-anak, saat mereka di ejek oleh teman-temannya. Bahwa mereka tidak memiliki Ayah!
Aku mohon Alex, bangunlah demi aku dan anak-anak! Apakah kau akan kembali sadar jika aku tiada? Alex bangun lah!
Aku sudah tidak bisa menahan lagi rasa sedihku, hanya ini yang bisa kulakukan. Menagih setiap janji yang sudah kau ucapkan Alex.
"Bunda! Sudah jangan menangis lagi, Lexa nyakin kalau suatu hari nanti, Ayah pasti akan bangun!" Ucap Lexa padaku sambil memelukku.
"Iya Bunda Lexa benar, nyakinlah Ayah pasti akan bangun, karena Lexi pun yakin bahwa Ayah akan bangun! Dan bisa berkumpul dengan kita!" Timpal Lexi sambil memelukku.
Lihatlah sayang anak-anak kita, mereka sudah tumbuh menjadi anak-anak yang kuat, apakah kau tidak ingin melihat mereka! Sayang cepatlah bangun!Ucapku pada Alex dan kuberikan kecupan penuh kasih dan sayang dari ku.
Begitu pun dengan Lexa dan Lexi, mereka memberikan kecupan di pipi kanan dan kiri Alex. Aku sangat senang melihat semua ini, tak terasa air mataku menetes membasahi pipiku. Ini bukanlah air mata kesedihan, melainkan air mata kebahagiaan.
*******
Aku mencari keberadaan kedua anakku, mereka masih saja tidak tahu waktu. Aku yakin mereka pasti berada di ruang latihan.
Benar saja mereka berada di ruang latihan, terlihat Lexa menantang Ari. Dengan percaya dirinya yang besar, dia merasa bisa mengalahkan Ari.
"Baiklah kalau begitu, jika Nona bisa mengambil sapu tangan ini dari ku, Nona bisa meminta apapun dari ku!" ucap Ari pada Lexa.
Lexi pun berteriak menyemangati Lexa, agar dia bisa menang melawan Ari. lexa pun mengatakan pada Lexi apa yang dia mau jika Ari kalah.
"Ada sesuatu yang ingin aku ketahui darinya, yang pasti kau harus menang dari nya kali ini!" Jawab Lexi.
Ari pun bertanya apakah Lexa sudah siap, Lexa menjawab dengan yakin dia sudah siap. Lexa mulai menyerang Ari, dia melayangkan tendangan dan tinjuan yang bertubi-tubi.
Ari menghindari tendangan dan tinjuan yang dilayangkan oleh Lexa. Mereka terus mengeluarkan jurus mereka, saling mengeluarkan tinjuan dan tendangan.
Lexa terus saja mengecoh Ari, dia sedang membuat rencana, bagaimana agar dia bisa mendapatkan sapu tangan, yang ada di saku dada Ari.
"Lexa! Lexi!" teriakku pada mereka, aku benar-benar kesal dengan mereka.
Ari terhentak sesaat, setelah mendengar panggilanku pada Lexa dan Lexi. Itu memberikan kesempatan pada Lexa untuk mengambil sapu tangan yang berada di saku dada Ari.
"Hahaha aku berhasil, Lexi lihat aku! Aku berhasil mengambil sapu tangannya," ucap bahagia Lexa pada Lexi.
Aku tersenyum, ternyata Lexa bisa mengambil kesempatan ini. Aku pikir dia tidak akan mengambil kesempatan ini.
Ari menggerutu karena yang dilakukan oleh Lexa dianggapnya curang. Namun Lexa membantahnya, dia mengatakan bahwa dia tidak curang.
"Iya memang benar, saya kaget mendengar Nyonya Alin memanggil kalian! Apakah kalian lupa jadwal hari ini?" Jawab Ari dengan sedikit menggoda.
Mendengar perkataan Ari, kedua anakku terpaku mereka tahu bahwa aku akan marah. Lexa yang tidak ingat hari ini adalah hari sabtu. Yang mengharuskannya untuk latihan alat musik.
Ari pun menggoda Lexa kembali, dia mengingatkan bahwa hari ini adalah hari untuk berlatih alat musik.
Sebelum Lexa dan Lexi pergi meninggalkan aku sudah berada di belakang mereka.
"Ohh bagus ya anak Bunda ini, apakah kalian tidak punya disiplin hah! Kalian membuat guru musik kalian menunggu selama tiga puluh menit!"
Lexa meminta maaf padaku, dia mengatakan bahwa dia benar-benar lupa akan jadwal hari ini. Begitupun dengan Lexi dia mengatakan hal sama. Aku pun mengatakan pada mereka akan dihukum, karena kelalaian yang sudah mereka lakukan.
"Iya deh Bun, kami siap menerima hukuman dari Bunda!" ucap Lexa yang ditimpali pula oleh Lexi bahwa dia juga akan menerima hukumannya.
Aku pun menyuruh anak-anak untuk bergegas menemui guru musiknya. Lalu aku menyuruh mereka untuk meminta maaf pada guru musik. Karena sudah membuatnya menunggu selam 30manit.
Mereka pun pergi menuju ruang musik, untuk berlatih karena aku ingin mereka bisa menguasai dalam berbagai aspek. Baik seni, bela diri bahkan teknologi. Sebenarnya aku tidak memaksakan kehendakku, tapi mereka yang meminta semua ini. Ternyata setelah di lakukan tes IQ, hasilnya IQ mereka di atas rata-rata.
Ari mengatakan padaku bahwa Lexa meminta sesuatu, dia meminta seorang guru ahli pedang. Aku terkejut dengan yang baru saja aku dengar.
Karena Lexa baru berumur 11 tahun, bagaiman mungkin dia sudah berpikir untuk berlatih ilmu pedang.
"Saya tidak tahu, apa yang ada di pikiran Nona! Tapi yang pastinya tuan muda Lexi pun menyetujuinya, dan meminta saya mencarikan guru, yang ahli dalam ilmu pedang." Ari berkata padaku.
Aku pun bertanya padanya, bagaimana menurutnya karena selain aku sendiri yang mengajari mereka, Ari pun ikut andil mengajari mereka.
Ari mengatakan bahwa anak-anak sudah saatnya menerima ilmu dari guru lain. Kerena itu semua demi kebaikan mereka.
Apa yang dikatakan Ari benar, mereka harus memiliki seni bela diri, karena mereka pasti akan menjadi sasaran musuh-musuh Alex. Aku masih bisa melindungi mereka, tapi aku tidak tahu sampai kapan aku bisa melindungi mereka.
Aku pun bertanya pada Ari apakah dia tahu guru yang cocok dengan anak-anak. Ari pun menjawab ada seorang guru, belaiu adalah guru dari Alex. Mendengar yang dikatakan Ari, aku pun menyetujuinya.
Aku menyuruh Ari untuk segera membawa keamri guru ahli pedang untuk anak-anak.
"Baik Nyonya, kalau begitu saya permisi, saya mau melanjutkan pekerjaan saya!" Ari berkata sambil pergi meninggalkan ku.
____________________________________________
Hai para pembaca setia, jika kalian masih ingin mendukungku sekali lg, maka bantu aku untuk vote poin di judul pertama kisah Alex dan Alin, yang judulnya "MUSUHKU MENJADI IMAMKU".
Jika kalian berkenan habiskan seluruh poin kalian untuk Alin, agar aku menjadi lebih bersemangat lagi untuk menulis. Terimakasih 😘
___________________________________________
Terimakasih karena telah membaca novel ku, jangan lupa like, love dan komen yang membangun ya 😊😊
Jangan lupa kasi rate bintang 5 ya biar aku semakin semangat
Boleh juga follow Instagram ku ya @macan_nurul
Sampai ketemu di bab berikutnya 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Chodhyland
s3mangat thor.dah di kasih vote.emoga naik ratingnya
2022-03-21
0
Wartin Kusmawati
mampir thoor
2022-02-18
0
Mastang
sj
2021-06-09
0