BAB 14

Setelah kejadian itu, kejadian dimana Alex marah terhadap dirinya sendiri. Dia lebih banyak berdiam diri di ruang bacanya, dia menyibukkan diri dengan segudang pekerjaannya. Aku tidak ingin Alex terus begini, dia harus kembali seperti Alex yang dulu. Alex yang penuh semangat.

"Sayang!"

Dia tak bergeming, dia masih diam dan sibuk dengan dokumennya, aku melangkah lebih dekat lagi. Mungkin dia tidak mendengar ku, kulihat dia dengan seksama. Kau begitu menderita dengan semua ini, apa yang terjadi sebenarnya dengan mu.

"Sayang!" Aku berbisik padanya, dia kaget setelah setalah mendengar bisikan ku. Aku tertawa melihat ekspresinya yang begitu lucu, aku langsung mengambil jarak dari dia. Tapi sayang aku terlambat, dia langsung menarik tangan ku, aku langsung terduduk di pangkuannya.

"Kau mulai nakal lagi istri tengilku!" Alex berbisik di telingaku, entah kenapa itu selalu membuatku tidak nyaman. Atau karena itu adalah daerah sensitif ku.

"Huh..., Dan kau mulai kembali menjadi mesum Tuan Muda!"

"Hahahahha"

Dia mulai tertawa lepas, aku lebih suka melihat dia seperti ini. Aku terus menatapnya, mata kami bertabrakan dan akhirnya saling memandang. Dia menghentikan tawanya, tiba-tiba dia mencium bibirku sekilas. Aku pun membalas ciumannya, dia mulai sangat bersemangat. Ku coba mengatur ritme napasku, agar aku tidak kehabisan napas.

Tangannya mulai berjalan di tubuhku, tanpa menghentikan ciumannya. Perlahan dia melepaskan ciumannya, tapi bibirnya berjalan menelusuri leherku. Aku menikmati semua ini, terkadang dia menghentikan tindakannya dan menatapku dengan senyum lembut.

Tok...!

Tok...!

Tok...!

Suara pintu di ketuk, dia tidak menghiraukan suara ketukan pintu. Akhirnya ketukan pintu itu terhenti. Tapi tak lama terdengar suara ketukan pintu kembali. Aku menghentikan Alex dan merapihkan pakaian ku. Dia terlihat sangat kesal, aku tersenyum melihatnya seperti itu.

"Masuk!"

Seorang pelayan memberikan sebuah amplop coklat, setalah itu dia pergi meninggalkan kami. Alex membuka dokumen itu, dia membacanya. Ekspresi wajahnya berubah, tampak kekesalan dan kemarahan. Aku tidak tahu dokumen apa itu, aku mendekatinya guna mencari tahu apa yang terjadi.

Alex memberikan dokumen yang beru saja dia baca, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Aku pun membaca dokumen itu, aku terkejut dengan apa yang baru saja aku baca ini. 'Kenapa! Kenapa dia lagi! Apakah dia belum puas mengganggu kami? Berarti selama ini dia yang melakukan penyerangan dari awal?' batinku.

Aku duduk untuk menenangkan diriku, kaki ku terasa lemas sekali. Aku tidak menyangka dia bisa melakukan semua ini pada kami, apa begitu bencinya dia pada kami. Ahhh kepalaku sakit sekali, aku tidak menyangka dengan semua ini.

Aku melihat Alex hendak pergi dengan kemarahannya, tidak akan ku ijinkan dia pergi saat kemarahan merasuki hati dan pikirannya. Aku berusaha menahan Alex dengan sekuat tenaga ku. Aku tidak mau kehilangan lagi.

"Kau mau pergi kemana sayang?" Aku berkata dengan berlutut guna menghadang Alex pergi. Kursi rodanya masih bergerak perlahan, tidak akan kubiarkan kau pergi.

"Menyingkirlah Alin! Aku tidak ingin kau terluka!!"

"Tidak mau! Aku tidak mau kau pergi dengan kemarahan! Aku tidak mau kehilangan lagi!" Tak terasa air mataku menetes dan jatuh di punggung telapak tangan Alex.

Dia menghapus air mata di pipiku, tapi air mata ini tak bisa berhenti. Air mata ini terus mengalir ke luar, tanpa kusadari suara tangisku menyeruak. Aku tak bisa menahannya lagi, aku menangis sejadi-jadinya sambil terduduk dan memeluk kaki Alex.

"Sudah, hentikan tangisan mu ini! Aku tidak akan pergi, aku akan bersama mu, jadi hentikan tangisan mu!" Dia berkata seperti itu guna menenangkan ku, yang pasti aku harus bisa menahannya untuk menemui orang itu.

Meski mendengar perkataan Alex yang tidak akan pergi, aku masih belum bisa menghentikan tangisan ku. Aku harus menenangkan hati ku ini. Kuharap dia benar-benar tidak akan pergi menemuinya.

"Benar ya kau tidak akan pergi! Berjanjilah padaku, apapun yang akan kau lakukan, bicarakan dulu padaku?"

"Baiklah sayang, aku berjanji padamu! Aku akan selalu bicara dulu padamu, sebelum memutuskan apa pun itu! Kau bisa pegang kata-kata ku ini!"

Aku percaya padamu Alex, mudah-mudahan kau tidak akan tersulut emosi. Setelah tahu siapa yang telah membuat keluarga kita menderita. Ku suruh Alex untuk memusnahkan dokumen itu, aku takut Adam atau anak-anak membacanya. Alex menyetujui untuk memusnahkan dokumen itu.

Kujelaskan padanya bahwa aku tidak ingin jika Adam atau anak-anak mengetahui hal ini. Karena aku tidak mau mereka dalam bahaya, sesungguhnya yang menjadi target selama ini adalah kami berdua.

****

Lexi POV

Bunda meski kalian menyembunyikan semua ini pada kami, pada akhirnya kami akan menemukan siapa yang membuat keluarga kita menderita. Meski kalian menghancurkan semua bukti itu, aku Alexi tidak akan melupakan semua ini. Aku akan kejar terus orang yang sudah membuat kalian berdua menderita.

"Plak..!"

Lexa menepuk pundak ku, aku hampir saja berteriak karena terkejut. Untung saja aku bisa menahannya, aku langsung mengajak Lexa ke kamar ku. Aku akan menceritakan semuanya pada Lexa, karena dia harus tahu semuanya.

"Apa kau menguping pembicaraan ayah dan bunda? Itu tidak sopan Lexi!" Lexa bicara sedikit bernada tinggi, karena tidak suka kalau aku menguping pembicaraan ayah dan bunda.

"Aku tidak bermaksud untuk menguping, niatku ingin mengajak Ayah bermain catur! Tapi aku mendengar Bunda menangis!"

"Kenapa Bunda manangis? Apakah Ayah dan bunda bertengkar? Apakah Ayah menyakiti Bunda? Apakah Ayah kasar pada Bunda?" Hah pertanyaan anak perempuan seperti ini kah, aku bingung kenapa dia bisa berpikir seperti ini sih.

"Hah itu kah yang ada di pikiran mu Lexa? Aku tak habis pikir dengan otak mu itu?"

"Hahhh terus apa dong, cepat katakan padaku! Jangan kau membuatku penasaran?" Dia mulai menjadi penasaran seperti ini aku suka, karena aku suka membuat Lexa menjadi penasaran.

"Sepertinya bunda dan ayah sudah mengetahui siap dalang yang membuat kekacauan di keluarga kita! Dan yang menyebabkan nenek Rahma meninggal. Saat ayah mengetahui itu, ayah hendak pergi! Tapi bunda melarang ayah dan menangis. Bunda menyuruh ayah untuk menghancurkan dokumen itu!"

"Kenapa bunda menyuruh ayah untuk menghancurkan dokumen itu? Itu kan bisa di jadikan bukti!" Yang di ucapkan Lexa memang benar, mungkin bunda memiliki alasan tertentu, sehingga semua ini di rahasiakan.

"Karena bunda tidak ingin kehilangan kita! Tapi aku tidak akan menyerah, aku akan terus mencari mereka yang membuat bunda dan ayah menderita!"

"Kau benar Lexi, aku juga tidak akan membiarkan mereka hidup dengan tenang karena sudah membuat keluarga kita menderita!"

"Baiklah kita berdua harus ingat semua ini, dan apapun yang kita lakukan demi mencari tahu musuh kita ini! Jangan sampai ayah dan bunda tahu!" Aku ingin kita berdua bisa membalas semua yang mereka lakukan pada ayah dan bunda.

"Ok...!"

"Saya tidak akan membiarkan kalian melakukan hal-hal berbahaya!"

Aku dan Lexa terkejut, ternyata Asisten Ari mendengar pembicaraan kami. Kenapa selalu dia yang mendengar rencana kami, sepertinya kami tidak bisa merahasiakan segala sesuatu darinya. Kurasa dia juga ingin membalas mereka, yang telah menyebabkan ayah kecelakaan dan nenek Rahma meninggal. Aku bisa meminta bantuannya, untuk melancarkan aksi kami.

"Kalau begitu, kau bantu kami untuk membalas mereka semua!" Aku ingin tahu apa jawaban Asisten Ari.

"Dari awal saya mendengar rencana kalian, maka saya harus lebih ekstra menjaga kalian berdua!"

Hah jawabannya seperti ini, bearti dia mau bekerja sama dengan kami atau tidak. Sungguh terkadang aku tidak bisa menebak apa yang ada di pikirannya.

Drrrttttt....

Drrrttttt....

Handphone ku berbunyi, kulihat di layar ternyata itu adalah om Adam. Kuangkat, "hallo Om!"

"Lexi bisa kah kau mencari keberadaan Annisa?" Tanya om Adam padaku, sepertinya terjadi sesuatu karena nada om Adam khawatir.

"Bukankah dia bersama Tante Anna?" Aku memastikan kembali dengan apa yang aku dengar itu.

"Iya, tapi Annisa menghilang! Entah kemana dia? Dia tidak pernah seperti ini, kalau mau pergi dia selalu ijin pada kami! Om mohon temukan keberadaan Annisa!"

"Baiklah akan ku cek, nanti Lexi kabari Om!" Aku memutuskan sambungan telepon ku dengan om Adam. Aku menyalakan komputer ku, seingat ku aku juga memasang alat pelacak di handphone Annisa. Aku harap tidak terjadi apa-apa dengannya.

"Apa yang terjadi dengan Annisa?" Lexa bertanya padaku dengan nada khawatir, aku tahu dia sangat menyayangi Annisa. Begitu pun aku menyayangi Annisa, karena dia adalah adik kami.

"Dia menghilang!"

"Apa!! Bagaimana bisa terjadi?"

"Aku tidak tahu, yang pasti aku harus menemukannya!"

Asisten Ari mendengar Annisa menghilang, dia langsung pergi meninggalkan aku dan Lexi. Aku tahu kemana dia pergi, pasti dia memberitahukan ini pada ayah dan bunda. Benar saja yang kupikirkan, beberapa saat kemudian ayah dan bunda ada di kamar ku, tentu saja beserta Asisten Ari.

Ayah dan bunda bertanya apa yang terjadi, aku katakan saja yang ku ketahui, dengan tidak menghentikan menggerakkan seluruh jari jemariku. Di saat aku sedang bekerja, handphone ku berbunyi, itu pasti om Adam. Saat aku akan mengambil handphone ku, bunda mengambilnya dan mengangkatnya.

Bunda berbicara dengan om Adam, setelah selesai memberikan handphone pada ayah. Terlihat jelas kekhawatiran mereka, karena mereka sangat menyayangi Annisa, sama seperti menyangi kami. Ayah segera menyuruh asisten Ari, mengerahkan pengawal untuk mencari keberadaan Annisa.

Asisten Ari pun dengan cepat, melaksanakan perintah ayah. Dia menyuruh beberapa pengawal untuk mencari keberadaan Annisa. Bunda mulai tidak bisa diam, dia terus mondar-mandir karena khawatir. Aku menyuruh bunda untuk tenang dan tidak usah khawatir. Begitu pun ayah menyuruh bunda untuk tenang, aku tahu pasti ayah dan bunda berpikir ini adalah perbuatan musuh mereka.

Tapi firasat ku mengatakan ini bukan ulah mereka, entahlah itu yang aku pikirkan. Beberapa saat kemudian aku menemukan keberadaan Annisa. Aku memberitahukan pada asisten Ari lokasinya, asisten Ari langsung memberikan koordinat keberadaan Annisa pada semua pengawal yang mencarinya. Aku pun mengirimkan pesan pada om Adam, lokasi keberadaan Annisa.

__________________________________________

Terimakasih kepada para pembaca setiaku, untuk tetap setia menunggu ceritaku selanjutnya.

Sampai jumpa di bab berikutnya 😊

Terpopuler

Comments

al - one ' 17

al - one ' 17

aku pikir anaknya tumbuh gede trs balas dendam gtu tp ko msh belia

2020-08-10

0

Mamanya Davagusty

Mamanya Davagusty

mungkin author salah ketik yang katanya koma 11tahun dan terapi 8tahun ...dan disini umur anak" baru 14 tahun berarti koma 11tahun dan terapi 3tahun....

2020-05-05

3

baida zu

baida zu

kok gk tenang2 sih,tegang Mulu....

2020-04-10

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 1 1
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
123 BAB 123
124 BAB 124
125 BAB 125
126 BAB 126
127 BAB 127
128 BAB 128
129 BAB 129
130 BAB 130
131 BAB 131
132 BAB 132
133 BAB 133
134 BAB 134
135 BAB 135
136 BAB 136
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
141 BAB 141
142 BAB 142
143 BAB 143
144 BAB 144
145 BAB 145
146 BAB 146
147 BAB 147
148 BAB 148
149 BAB 149
150 BAB 150
151 BAB 151
152 BAB 152
153 BAB 153
154 BAB 154
155 BAB 155
156 BAB 156
157 BAB 157
158 BAB 158
159 BAB 159
160 BAB 160
161 BAB 161
162 BAB 162
163 BAB 163
164 BAB 164
165 BAB 165
166 BAB 166
167 BAB 167
168 BAB 168
169 BAB 169
170 BAB 170
171 BAB 171
172 BAB 172
173 BAB 173
174 BAB 174
175 BAB 175
176 BAB 176
177 BAB 177
178 BAB 178
179 BAB 179
180 BAB 180
181 BAB 181
182 BAB 182
183 BAB 183
184 PENGUMUMAN
185 Part Aiko 1
186 Part Aiko 2
187 Part Aiko 3
188 Part Aiko 4
189 Part Aiko 5
190 Part Aiko 6
191 Part Aiko 7
192 Part Aiko 8
193 Part Aiko 9
194 Part Aiko 10
195 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 195 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 1 1
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122
123
BAB 123
124
BAB 124
125
BAB 125
126
BAB 126
127
BAB 127
128
BAB 128
129
BAB 129
130
BAB 130
131
BAB 131
132
BAB 132
133
BAB 133
134
BAB 134
135
BAB 135
136
BAB 136
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140
141
BAB 141
142
BAB 142
143
BAB 143
144
BAB 144
145
BAB 145
146
BAB 146
147
BAB 147
148
BAB 148
149
BAB 149
150
BAB 150
151
BAB 151
152
BAB 152
153
BAB 153
154
BAB 154
155
BAB 155
156
BAB 156
157
BAB 157
158
BAB 158
159
BAB 159
160
BAB 160
161
BAB 161
162
BAB 162
163
BAB 163
164
BAB 164
165
BAB 165
166
BAB 166
167
BAB 167
168
BAB 168
169
BAB 169
170
BAB 170
171
BAB 171
172
BAB 172
173
BAB 173
174
BAB 174
175
BAB 175
176
BAB 176
177
BAB 177
178
BAB 178
179
BAB 179
180
BAB 180
181
BAB 181
182
BAB 182
183
BAB 183
184
PENGUMUMAN
185
Part Aiko 1
186
Part Aiko 2
187
Part Aiko 3
188
Part Aiko 4
189
Part Aiko 5
190
Part Aiko 6
191
Part Aiko 7
192
Part Aiko 8
193
Part Aiko 9
194
Part Aiko 10
195
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!