"Bunda...!"
Aku tersadar setelah mendengar teriakan Lexa dan Lexi. Ternyata aku sudah berada di rumah, aku bingung kenapa aku bisa berada di sini. Aku berusaha mengingat semuanya, beberapa menit kemudian aku ingat semuanya. Lexa dan Lexi memeluk ku sangat erat. Mereka menangis sejadi-jadinya, sampai pakaian ku pun penuh dengan air mata.
"Tidak...!"
Aku terperanjat mendengar teriakan Alex suaranya begitu pilu, 'sebenarnya apa yang terjadi? Aku harus melihatnya? Aku tidak ingin terjadi sesuatu padanya!' ucap ku dalam hati.
Aku langsung menemui Alex, kulihat sudah banyak orang berkumpul disana dan ada banyak aparat keamanan. Aku memberanikan diri mendekati Alex. Aku memecahkan kumpulan orang-orang yang mengelilingi Alex.
Aku melihat mama Rahma yang sedang berbaring di atas permadani. Alex terlihat sangat sedih dan duduk disampingnya. Kaki ku merasa lemas tak bertenaga, akhirnya aku terjatuh aku hanya bisa memandangi mama Rahma yang sudah terbujur kaku.
Lexa dan Lexi langsung memelukku, mereka memberikan ku kekuatan. Aku berusaha berdiri dengan sekuat tenagaku, akhirnya aku bisa berdiri di batu Lexa dan Lexi. Aku melangkah mendekati Alex dan duduk disampingnya. Aku tidak bisa berkata apa-apa, dan aneh nya air mataku tak bisa keluar. Aku hanya bisa memandangi mama yang sudah tak bernapas.
Aku tak sanggup untuk memandang Alex, aku merasa bersalah karena aku tidak bisa melindungi mama. Kulihat Adam menangis, begitu pun dengan Anna. Ayah dan bunda juga sudah berada di sini, semuanya sudah berkumpul disini.
"Maafkan aku mah! Aku tidak bisa melindungi mu, aku anak yang tak berbakti!" Alex berkata lirih, aku tahu dia pasti sangat sedih dan kecewa karena tidak bisa melindungi mama.
Aku tak kuasa melihat nya seperti ini, ingin ku memeluknya dan menghilangkan segala kesedihannya. Tapi aku tidak bisa, karena penyesalan yang begitu besar yang kurasakan. Karena aku juga tidak bisa melindungi mama. Semua ini salah ku, seharusnya aku bisa melindunginya. 'Maafkan aku mah, aku tidak bisa melindungi mu dengan baik!' ucapku dalam hati.
Beberapa saat kemudian, semua yang berada disini mulai merapihkan semuanya. Adam menyiapkan semua perlengkapan yang dilakukan untuk pemakaman. Sampai acara pemakaman selesai pun aku tak bisa meneteskan air mata. Entah kenapa selalu seperti ini. Hati ku merasa marah setelah mendengar bahwa penjahat yang menembak mama, berhasil melarikan diri.
Aku pun menyuruh seseorang untuk melacak keberadaan mereka. Sebenarnya aku bisa menyuruh Lexi untuk melacak pembunuh itu. Tapi aku tidak mau, Lexi mengetahui apa yang akan kulakukan setelah menemukan pembunuh itu. Ku harap orang yang kusuruh untuk melacak pembunuh itu bisa memberiku informasi secepatnya.
Sudah berhari-hari aku tidak berbicara banyak dengan Alex, aku hanya melayani dia seperti biasa tanpa bicara. Entah dia marah padaku atau tidak. Tapi aku merasa Alex berhak marah padaku, karena aku tidak bisa melindungi mama.
Badan ku rasanya pegal-pegal lebih baik aku ke tepat latihan saja. Biasanya badanku kembali segar setelah berlatih, kubuka pakaianku dan kuantitas dengan pakaian latihan ku. Aku langsung menuju ruang latihan. Aku mulai melakukan pemanasan, setelah itu aku mulai mengeluarkan jurus-jurus ku. Dari mulai tujuan dan tendangan, sesekali aku menggunakan sebuah alat untuk membatu latihan ku.
Drrrttttt...
Drrrttttt...
Handphone ku berbunyi, aku pun mengangkatnya ternyata itu adalah dari orang yang ku suruh, untuk mencari pembunuh mama. Ternyata dia sudah menemukan lokasi pembunuh itu, dia memberikan lokasi persembunyian nya. Aku langsung mengganti pakaian ku, aku mempersiapkan semua perlengkapan yang bisa kupakai.
Aku berjalan dengan cepat menuju garasi, kulihat motor kesayangan ku yang sudah lama tak kupakai, tapi masih terawat dengan baik. Kunyalakan mesin motorku, ku pijit remote yang membuka pintu garasi. Ku tarik gas motorku dengan cepat.
Ari melihatku pergi menggunakan motor ku, 'itukan nyonya Alin, dia menggunakan motor nya, apakah dia akan melakukan sesuatu! Aku harus mencari tahu!' gumam Ari dalam hati. Dia langsung menelepon seseorang.
Ari POV
Aku harus segera mencari tahu kemana nyonya Alin pergi. Aku yakin pasti nyonya Alin pergi ke suatu tempat dan akan melakukan hal yang membahayakan. Aku mengambil handphone ku yang berada di ruang kerja tuan Alex. Aku melihat tuan sedang membaca dokumen dengan serius.
Aku pun tidak mau menggangu nya dulu sebelum aku mendapatkan informasi yang jelas. Aku pun tidak bisa meminta bantuan tuan muda Lexi. Karena tuan muda Lexi sedang berada di sekolah. Kuhubungi orang ku untuk melacak keberadaan nyonya Alin. Hatiku merasa tak tenang, ada yang berbeda dengan nyonya pada saat dia mengendarai sepeda motor nya.
"Ada apa dengan mu Ari? Kau terlihat gelisah? Apa yang kau pikirkan?" Aku terkejut dengan pertanyaan tuan Alex. Mungkin tuan Alex melihat ku gelisah.
Aku ragu apakah aku harus memberitahukan tentang nyonya Alin. Atau aku merahasiakannya terlebih dahulu, sebelum aku mendapatkan informasi yang tepat. 'tidak aku harus memberitahukan semua ini pada tuan Alex,' batinku.
"Saya melihat nyonya Alin, pergi menggunakan motornya! Tapi saya merasa ada yang aneh dengan kepergian nyonya!"
Tuan Alex langsung mengeluarkan handphone nya, dia langsung mencari kontak dan mengklik sebuah nomor. Nada dering terdengar tapi tidak di jawab. Tuan masih terus mencoba menghubungi nya, tapi tetap tidak di angkat. Terlihat raut wajah tuan sudah berubah, menjadi rasa kesal dan khawatir. Aku yakin tuan menghubungi nyonya, tapi nyonya tidak mengangkat nya.
"Sial! Kenapa kau tidak mengangkat nya hah Alin!!" Teriak tuan Alex, begitu kesalnya tuan sehingga melemparkan handphone yang ada di tangan nya seketika handphone itu hancur.
*****
Alin POV
Aku memacu motor ku dengan kecepatan penuh, di hatiku hanya ada rasa ingin menghajarnya sampai tak berdaya. Kalau bisa sampai dia mati. Aku teringat semua kenangan bersama dengan mama, dia sangat baik padaku. 'Aku pasti akan membals semuanya mah!' batinku.
Setelah melewati pertigaan ini, aku sampai di tempat persembunyian mereka. Kita lihat apakah kalian sudah siap dengan kedatangan ku.
"Ckitttt...!" Kuberikan motorku, kulihat gedung ini sudah lama tak terpakai. Rupanya mereka bersembunyi di tempat seperti ini.
Kumainkan mesin motorku, aku melihat sekeliling memeriksa keadaan. Kudengar suara orang sedang berbicara, aku berjalan mendekati sebuah pintu yang sedikit terbuka.
"Brakk...!"
Ku tendang pintu itu dengan sekuat tenaga. Mereka kaget mendengar suara pintu yang di tendang. Aku masuk kedalam ruangan itu, mereka sudah bersiap-siap dengan senjata mereka. Aku memandang satu per satu mereka, kucari orang yang telah membunuh mama.
Ternyata dia berdiri di seberang ku, setelah aku menemukan posisi dia berada. Aku langsung berjalan ke depan, kulihat di samping ku ada sebuah kayu balok. Kuambil kayu balok itu, sepersekian detik mereka semua menyerangku.
___________________________________________
Sampai jumpa di bab berikutnya, jangan lupa like, komen dan vote ya 😉😉
Atau bisa follow juga ig ku @macan_nurul
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Vina ✨
semangat terus Thor ku tunggu cerita yang selanjutnya
2021-01-09
0
Milona
ada bukunya gk thor
2020-08-05
0
Gereint Almekia
pengen nontonnya pasti seru bgt
2020-04-30
4