BAB 8

Kupikir kami sudah bisa lepas dari serangan musuh, tapi aku salah mereka masih mengejar kami. Aku menyuruh pengawalku untuk memacu mobil dengan kecepatan penuh. Mereka masih saja mengejarku kami, mama Rahma terus saja memegang tanganku dengan terus berdoa.

Handphone mama Rahma berbunyi, mama Rahma pun mangangkat telephonenya.

"Mah! Mamah diamana sekarang!!" Teriak Alex di seberang telepon. Dia merasa khawatir dengan keadaan mama, dan dia juga tidak bisa melakukan apa-apa. Selain mengandalkan para pengawalnya.

"Alex, entahlah Mama tidak tahu! Kami sedang dikejar!" Mama Rahma menjawab pertanyaan Alex, dengan nada ketakutan. Aku berusaha membuatnya tenang, kupegang tangan mama Rahma. Kuminta handphone nya, agar aku bisa berbicara dengan Alex. Mama pun memberikan handphone nya padaku.

"Sayang!"

Aku berusaha menenangkan diri ku, untuk memulai pembicaraan dengan Alex. Aku tahu dia sangat mengkhawatirkan kami. Tapi aku harus bisa membuat nya lebih tenang, jangan sampai dia kehilangan kendali dan keluar mencari kami. Karena dia adalah sasaran utamanya.

"Alin! Cepat katakan padaku kau dimana?" Alex bertanya dengan nada tinggi dan khawatir. Dia tidak ingin terjadi hal yang buruk pada istri dan mama nya.

"Aku berada di jalanan xxx, apa Lexa dan Lexi sudah pulang?" Aku sedikit khawatir dengan keselamatan anak-anak, jika anak-anak berada di rumah, kekhawatiran ku berkurang karena di rumah ada Alex dan Ari.

"Mereka sudah pulang! Jangan khawatirkan mereka, aku khawatir padamu dan mama!"

"Suruh Alexi untuk melacak keberadaan ku! Karena dia memasangkan alat pelacak di mobil dan handphone ku!" Karena kau nyakin Lexi bisa dengan cepat menemukan ku.

Ckitttt...!

Mobil ku terhenti mendadak, kami di hadang oleh musuh sehingga kami tidak bisa bergerak maju atau pun mundur.

"Alin apa yang terjadi! Katakan padaku! Alin!!" Alex terus saja berteriak menanyakan keadaan ku. Aku lupa mematikan handphone ku.

"Cepat suruh Alexi melacak ku! Aku akan bertahan sampai bantuan datang! Dengarkan aku Alex, kau jangan keluar dari rumah! Aku nyakin semua ini adalah jebakan mereka, agar kau keluar dari rumah!" Ucapku sambil menutup telepon.

Alex POV

"Alinnnnnnnnn!!" Sial dia mematikan handphone nya, aku harus segera menemukan keberadaanya. Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada mereka, aku begitu menyayangi mereka.

Lebih baik aku segera menyuruh Alexi untuk melacak keberadaan Alin dan Mama. 'Sial! Kenapa kaki ku belum bisa jalan juga! Aku jadi tidak bisa pergi menyelamatkan orang yang kusayangi! Aku malah menjadi beban bagi mereka!' ucap ku dalam hati. Aku pun langsung menuju kamar Alexi, ku jalankan kursi roda ku dengan cepat sampailah aku di kamar Alexi.

"Ada apa Ayah?"

Sebenarnya aku tidak terbiasa menghampiri menghampiri Alexi di kamarnya, biasanya aku selalu menyuruh seseorang untuk memanggilnya.

"Cepat kau lacak keberadaan Bunda!" Aku sungguh berharap dia bisa dengan cepat menemukan lokasi Alin dan mama.

"Apa yang terjadi pada Bunda?"

Tanpa basa-basi Alexi langsung memainkan jari jemarinya, melacak keberadaan keberadaan Alin. Aku menunggu hasil yang didapat Alexi. Aku melihat cara kerja Alexi begitu cepat, sepertinya dia sudah ahli di bidangnya. Padahal dia baru berusia empat belas tahun, dengan keahlian seperti ini tidak akan terlihat umur dari Alexi.

"Binggo! Aku menemukan Bunda! Sebentar, aku akan mengecek apakah disana ada kamera cctv! Kalau ada aku bisa meretasnya, secara tidak langsung kita akan bisa melihat semua nya!"

Dengan cepat Lexi bisa menemukan di mana posisi Alin berada, aku sungguh terkejut tapi semua itu aku kesampingkan. Yang utama adalah keselamatan Alin.

"Apa yang terjadi? Kenapa kalian mencari keberadaan Bunda?"

Tiba-tiba Lexa masuk dan bertanya, aku berusaha menjelaskan pada Lexa apa yang terjadi.

"Aku sudah bisa melihat situasi Bunda sekarang!" Sela ku disaat Ayah dan Lexa sedang berbicara.

Sepersekian detik layar LED yang ada di depan ku, memperlihatkan Alin yang di kepung oleh musuh. Tak lama kemudian Adam datang, tapi tak menemukan Alex dan anak-anak. Dia langsung menuju kamar Lexi, karena seorang pelayan memberitahukan keberadaan mereka.

"Ada apa kalian kumpul semua disini?" Aku bertanya karena merasa aneh kenapa semuanya berkumpul di kamar Lexi.

"Kemana saja kau Adam? Kenapa kau sulit sekali di hubungi hah!" Aku kesal sekali dengan Adam, kenapa dia sangat sulit sekali di hubungi.

"Handphone ku mati batrenya habis!" Hah kenapa pula Mas Alex terlihat marah dan cemas begitu? Apakah ada sesuatu yang terjadi? Gumam Adam dalam hati.

"Bundaaaa!"

Semua kaget dengan teriakan Lexa, Adam pun langsung menghampiri Lexa dan melihat apa apa yang terjadi. Setelah melihat apa yang terjadi Adam langsung pergi berlari guna menyelamatkan Mama Rahma dan Alin.

Adam yang melihat semuanya meminta handphone Lexi dan langsung pergi dengan beberapa pengawal. Lexie langsung kembali ke posisi semula untuk mengamati semuanya. Sebenarnya dia sudah tak tahan melihat semua ini, dia ingin pergi menyelamatkan Bunda dan Neneknya.

******

Alin POV

Mereka sudah mengepung kami, Aku harus bisa bertahan, sampai bala bantuan datang kemari. Ku lihat Mama Rahma dia masih ketakutan dan terus berdoa.

"Serang!!"

Mereka mulai menyerang kami, ketiga pengawalku mulai berkelahi. Mereka mengerahkan kan semua tenaga dan keahlian mereka. Aku pun mulai ikut dalam perkelahian itu, ada seorang musuh yang membawa sebilah pedang. Sepertinya dia seorang samurai. Kulihat dari wajahnya dia berasal dari Jepang, apakah ini perintah dari musuh Alex dari Jepang.

"Whussss...!"

Dia menyerangku dengan pedang nya, aku berhasil menghindar. Seorang pengawal mengetahui aku di serang, dia berlari ke dekat mobil dan mengambil sebilah pedang. Pedang itu biasa kugunakan untuk latihan ku saja.

"Nyoya!"

Pengawal itu melemparkan pedang ku yang masih terbungkus tempat nya. Ku tangkap pedang itu, ku lepaskan sarung pedang ku. Aku mulai menghadapi musuhku.

"Whussss...!"

Dia mulai menyerang ku lagi, aku menangkisnya dengan pedang ku. Dia begitu kuat, sepertinya dia seorang ahli pedang. Perkelahian ku semakin sengit. Dia tanpa henti melancarkan serangannya padaku. Aku mencari celah kelemahannya, aku terus bertahan. Binggo aku dapatkan kelemahannya.

"Whussss...!"

Kuserang tubuh bagian kirinya dengan pedangku, dia masih bisa menangkisnya. Terus ku serang di bagian yang sama, sehingga dia merasakan kelelahan. Akhirnya pedangku mengenai kaki sebelah kirinya. Darah segar mengalir dari luka pedang yang kuberikan. Meski dia seorang petarung handal, dia memiliki kelemahan yang dia tidak sadari.

Pertarungan berlangsung sangat lama, para pengawal ku sudah mulai kelelahan. Tapi mereka masih terus bertahan dengan sisa tenaga yang mereka miliki. Kuharap mereka masih bisa bertahan sampai bantuan datang.

Beberapa saat kemudian Adam dan pengawal datang, Adam mulai membatu ku. Semua mulai bertarung, aku masih menghadapi musuhku. Kulayangkan pedangku pada musuh yang terus saja menyerangku. Setelah dia merasakan kelelahan, kulayangkan pedangku pada nya secara bertubi-tubi. Setelah kulayangkan pedangku dan sesekali ku layangkan tendangan ku dengan sekuat tenaga. Akhirnya dia pun terjatuh, dia mengerang kesakitan atas serangan ku yang bertubi-tubi.

Situasi berbalik, sekarang musuh sudah mulai kewalahan menghadapi kami. Semua musuh dapat di taklukan, mereka tidak bisa lagi melawan kami. Aku menghela napas ku dan mengatur ritme napasku. Aku kelelahan, tapi aku bersyukur Adam datang tepat waktu.

Mama Rahma yang melihat Adam di luar dan melihat situasi mulai terkendali langsung keluar dari mobil.

"Alin!! Awas!"

Teriak Mama Rahma, dia berlari ke arah ku. Aku terhentak mendengar teriak Mama Rahma.

Dor...

Dor...

Suara letusan senjata api terdengar begitu nyaring. Aku terpaku dan mencari dari mana arah suara letusan senjata api itu. Sebelum aku menemukan arah suara letusan itu, Mama Rahma memeluk ku dengan erat. Sehingga tubuhku ikut terjatuh, aku tersadar dan kulihat tangan ku berlumuran darah, seketika Mama Rahma terkulai lemas.

"Tidakkkkk!!"

Teriak ku memecah keheningan, seketika Adam mendekati kami. Dia memanggil-manggil Mama, tapi Mama tak bergeming badan nya jatuh terkulai lemas. Aku melihat darah segar keluar dari tubuh Mama. Aku tidak bisa berkata apa-apa, air mata ku pun tak bisa keluar.

"Mah, Mamah bangun Mah!" Adam terus memanggil Mama, tapi dia tak bangun. Kenapa jadi seperti ini, aku tidak bisa melindungi Mama ku sendiri. Adam hanya bisa menagis dan memanggil Mama.

Terdengar samar suara siren polisi, semakin lama terdengar semakin jelas. Polisi datang ke lokasi di saat mama tak sadarkan diri. Aku masih tidak bisa merasakan apa-apa, aku merasa ada yang hilang dalam diriku.

Polisi langsung menghubungi sebuah rumah sakit, meminta sebuah ambulance. Beberapa saat kemudian ambulance datang, mama Rahma langsung di bawa ke rumah sakit. Aku tidak bisa berdiri, entah kenapa kaki ku begitu lemas dan tak sanggup lagi untuk berdiri.

____________________________________________

Sampai jumpa di bab berikutnya, jangan lupa like, vote dan komen yang membangun ya 😊

Terpopuler

Comments

Aisyah Wachs

Aisyah Wachs

Huff tegang banget

2023-05-25

0

Wartin Kusmawati

Wartin Kusmawati

lanjut thoor,tegang banget cerita nya

2022-02-19

0

Awi Ciwy

Awi Ciwy

akh gk d novel am film crtanya sama.sama2 polisi dtngnya telat

2021-10-26

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 1 1
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
123 BAB 123
124 BAB 124
125 BAB 125
126 BAB 126
127 BAB 127
128 BAB 128
129 BAB 129
130 BAB 130
131 BAB 131
132 BAB 132
133 BAB 133
134 BAB 134
135 BAB 135
136 BAB 136
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
141 BAB 141
142 BAB 142
143 BAB 143
144 BAB 144
145 BAB 145
146 BAB 146
147 BAB 147
148 BAB 148
149 BAB 149
150 BAB 150
151 BAB 151
152 BAB 152
153 BAB 153
154 BAB 154
155 BAB 155
156 BAB 156
157 BAB 157
158 BAB 158
159 BAB 159
160 BAB 160
161 BAB 161
162 BAB 162
163 BAB 163
164 BAB 164
165 BAB 165
166 BAB 166
167 BAB 167
168 BAB 168
169 BAB 169
170 BAB 170
171 BAB 171
172 BAB 172
173 BAB 173
174 BAB 174
175 BAB 175
176 BAB 176
177 BAB 177
178 BAB 178
179 BAB 179
180 BAB 180
181 BAB 181
182 BAB 182
183 BAB 183
184 PENGUMUMAN
185 Part Aiko 1
186 Part Aiko 2
187 Part Aiko 3
188 Part Aiko 4
189 Part Aiko 5
190 Part Aiko 6
191 Part Aiko 7
192 Part Aiko 8
193 Part Aiko 9
194 Part Aiko 10
195 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 195 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 1 1
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122
123
BAB 123
124
BAB 124
125
BAB 125
126
BAB 126
127
BAB 127
128
BAB 128
129
BAB 129
130
BAB 130
131
BAB 131
132
BAB 132
133
BAB 133
134
BAB 134
135
BAB 135
136
BAB 136
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140
141
BAB 141
142
BAB 142
143
BAB 143
144
BAB 144
145
BAB 145
146
BAB 146
147
BAB 147
148
BAB 148
149
BAB 149
150
BAB 150
151
BAB 151
152
BAB 152
153
BAB 153
154
BAB 154
155
BAB 155
156
BAB 156
157
BAB 157
158
BAB 158
159
BAB 159
160
BAB 160
161
BAB 161
162
BAB 162
163
BAB 163
164
BAB 164
165
BAB 165
166
BAB 166
167
BAB 167
168
BAB 168
169
BAB 169
170
BAB 170
171
BAB 171
172
BAB 172
173
BAB 173
174
BAB 174
175
BAB 175
176
BAB 176
177
BAB 177
178
BAB 178
179
BAB 179
180
BAB 180
181
BAB 181
182
BAB 182
183
BAB 183
184
PENGUMUMAN
185
Part Aiko 1
186
Part Aiko 2
187
Part Aiko 3
188
Part Aiko 4
189
Part Aiko 5
190
Part Aiko 6
191
Part Aiko 7
192
Part Aiko 8
193
Part Aiko 9
194
Part Aiko 10
195
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!