"Apa yang terjadi?" Tanya Mama Rahma pada Adam.
"Mama!" Alex memanggil Mama Rahma.
"Brugggg...!" Tas Mama Rahma terjatuh, dia mendengar Alex memanggilnya. Tak terasa air mata keluar membasahi pipinya, dia langsung berlari dan memeluk Alex. Tak henti-hentinya dia menciumi pipi dan kening Alex, menandakan bahwa dia sangat bersyukur, dengan bangun nya Alex dari koma.
"Alhamdulillah kau sudah bangun! Huhuhuhuhu...," Ucap Mama Rahma pada Alex.
"Aku merindukan mu Mah!" Alex berkata dengan suara lirihnya.
"Mama juga sangat merindukan mu sayang!" Jawab Mama Rahma.
Pandangan Mama Rahma tertuju di samping Alex, dia terkejut melihat Alin tertidur disamping Alex.
"Apa yang terjadi dengan Alin?" Tanya Mama Rahma.
"Mba Alin jatuh tak sadarkan diri karena kelelahan Mah!" Jawab Adam, karena tak mau membuat Mama Rahma khawatir soal serangan yang terjadi.
"Kemana anak-anak?"
"Alexa dan Alexi, mereka ku suruh untuk istirahat di kamarnya!"
"Alex kau sudah melihat anak-anak mu! Mereka tumbuh menjadi anak-anak yang sehat dan pintar!" Tanya Mama Rahma pada Alex.
"Mah apa maksud Mama? Anak-anak ku belum lahir, mereka masih ada dalam kandungan istriku!" Jawab Alex.
Mama Rahma yang mendengar ucapan Alex kaget, Alex hanya mengingat kalau Alin masih mengandung.
"Apa yang masih kau ingat tentang kandungan Alin?" Tanya Mama Rahma pada Alex.
"Yang ku ingat Alin sedang mengandung empat bulan!" Jawab Alex dengan suara lirih.
'Ya Allah, bagaimana nasib cucu-cucu ku kalau mendengar semua ini!' gumam Mama Rahma dalam hatinya. Mama Rahma mendekati Alin, dia mengelus lembut kepala Alin dan mengecup lembut kening menantunya itu. Dia sangat menyangi Alin, seperti anaknya sendiri. Karena belaian yang diberikan Mama Rahma, membuatku terbangun.
Saat ku terbangun, luka di tanganku sudah di perban dengan rapih. Kepalaku masih terasa pusing, saat aku mau duduk dan hendak berdiri. Aku tidak bisa melakukannya, badanku lemas sekali.
"Sudah jangan banyak bergerak dulu, lebih baik kamu banyak istirahat!" Ucapa Mama Rahma pada ku.
"Mah kapan Mama pulang?" Tanya ku pada Mama Rahma.
"Sudah sejam yang lalu, setelah mendengar kabar Alex sudah bangun dari koma, Mama langsung kemari!"
Aku melihat ke arah Alex, dia tersenyum melihatku. Aku begitu merindukan senyuman hangat ini, tak terasa air mataku menetes keluar. Aku mendekatinya, membelai rambutnya, dan mengecup kening nya. Ahhhhhh aku sungguh merindukan kehangatan Alex. Aku tak bisa menahan tangisku lagi, akhirnya tangisanku menyeruak.
Aku tidak peduli dengan apa yang aku lakukan, aku terus menangis di pelukan Alex. Semua yang ada di dalam kamar itu, tak berani menghentikan tangisanku. Selama sebelas tahun ku tahan tangisanku, aku berusaha kuat demi Alex dan anak-anak. Sekarang entah kenapa aku menjadi seperti anak kecil, yang hanya bisa menangis karena menginginkan sesuatu.
Alex berusaha dengan sekuat tenaganya ingin memelukku, namun dia tidak bisa menggerakkan kedua tangan nya. Dia terus berusaha tapi tetap tidak bisa. Aku tahu dia ingin menenangkan ku, karena koma yang begitu lama, menyebabkan kelumpuhan.
"Sudahlah sayang jangan menangis lagi, aku masih ada bukan! Jangan seperti anak kecil, yang meminta sesuatu pada Ayahnya!" Ucap Alex padaku.
Aku sadar Alex berkata seperti itu untuk membuatku kuat, meski dia sangat sedih tidak bisa menggerakkan kedua tangannya. Aku langsung menghentikan tangisanku, aku menghapus air mataku. Aku tidak boleh lemah saat ini, aku harus kuat. Masih banyak yang harus aku lakukan, aku harus membatu Alex pulih kembali, sampai dia bisa menjadi Alex yang pertama kali ku kenal.
"Tidak, aku tidak akan menagis lagi! Aku bukan anak kecil yang menangis karena ingin sesuatu! Jadi jangan kau ucapkan itu lagi! Jawabku dengan nada pura-pura marah.
"Haha baiklah sayang!" Jawab Alex.
Seharusnya aku bersyukur, setelah Alex bangun dari koma, dia masih bisa berbicara dengan lancar. Meski dia mengalami kelumpuhan.
*****
Tak terasa sudah satu bulan setelah Alex terbangun dari koma, aku memulai semua therapist yang merangsang otak Alex untuk bekerja. Aku salut pada kedua anakku, mereka tidak menyerah, mereka terus berusaha agar bisa dekat dengan Alex. Sepulang dari sekolah mereka selalu menghampiri Alex, mereka bercerita semua kejadian yang mereka alami di sekolah. Alex mendengarkan cerita mereka, terkadang setelah mendengar cerita Alexa dan Alexi terdengar gelak tawa, ternyata yang di ceritakan adalah kisah yang sangat lucu. Aku senang melihat dan mendengar cerita mereka. Ini lah suasana yang ingin ku lihat dari suami dan anak-anak ku.
Meski Alex mendengarkan cerita mereka, dan berusaha menjadi teman mereka. Sikap Alex masih saja kaku, dia belum bisa menerima anak-anak sepenuhnya. Dia masih belum bisa sepenuhnya nyakin dengan apa yang dia lihat. Karena yang dia ingat aku masih mengandung empat bulan.
Alexi yang sangat peka menyadari, bahwa Ayahnya belum bisa sepenuhnya menerima mereka. Aku melihat kesedihan terpancar di matanya. Dia sempat terdiam melihat Alexa berbicara pada Alex. Kudekati Alexi dan menepuk pundak nya dengan lembut.
"Sayang bersabarlah dan jangan putus asa ya, Ayah pasti akan menjadi Ayah kalian seutuhnya!" Bisik ku pada Alexi.
"Iya Bun, aku akan terus berusaha!" Jawab Alexi.
Beberapa saat kemudian Mama Rahma datang.
"Wah ternyata disini kalian, nenek mencari kalian loh!" Ucap Mama Rahma.
"Nenek!!" Teriak Lexa dan Lexi.
Mereka berhamburan dan berlari memeluk Mama Rahma. Kulihat kebahagian dimata mereka.
"Nenek, kenapa baru datang?" Tanya Lexi pada Mama Rahma.
"Maaf ya cucu ku, soalnya Nenek lagi banyak yang harus di urus! Jadi Nenek baru bisa kemari." Jawab Mama Rahma dengan lembut.
"Hahaha kau lupa Lexi, Nenek kita kan Nenek tersibuk!" Lexa berkata dengan menggoda.
"Ahh Lexa ini selalu benar jawabannya! Hahahaha," Jawab Mama Rahma sambil tertawa.
"Apa kabar Mah?" Tanyaku pada Mama Rahma.
"Alhamdulillah baik sayang, bagaimana keadaan mu nak?" Ucap Mama Rahma.
"Alhamdulillah Mah aku juga baik." Jawabku singkat.
Mama Rahma pun berjalan mendekati Alex, dia memeluk dan mencium kening Alex dengan lembut.
"Bagaimana keadaan mu nak?" Tanya Mama Rahma pada Alex.
"Alhamdulillah sudah mulai membaik Mah!" Jawab Alex.
"Syukur Alhamdulillah, terus lah berusaha ya sayang demi anak-anak dan istrimu!" Ucap Mama Rahma.
"Iya Mah!" Jawab Alex singkat.
"Ya Allah, Mama hampir lupa! Ada Bunda Ana, tadi Mama lihat masih di parkiran!" Ucap Mama Rahma kaget karena kelupaan.
"Tidak perlu dilihat, kami sudah ada disini!" Ucap Bunda yang datang bersama Ayah.
"Bunda!!" Teriakku karena sudah lama kamu tidak bertemu.
"Apa kabar sayang?" Tanya Bunda lembut padaku.
"Alhamdulillah baik Bun! Bagaimana kabar Bunda dan Ayah?" Ucapku.
"Alhamdulillah Bunda dan Ayah baik." Jawab Bunda.
"Kakek! Nenek!" Teriak Lexa dan Lexi sambil memeluk Ayah dan Bunda.
"Cucu-cucu Kakek ini gimana kabarnya?" Tanya Ayah bpada Lexi yang memeluk nya.
"Alhamdulillah baik Kek!" Jawab Lexi singkat.
Bunda melangkah mendekati Alex dan Mama Rahma. Aku bisa melihat kesedihan bercampur bahagia, saat Bunda melihat Alex. Karena Bunda tahu semua perjuangan ku, untuk merawat Alex, anak-anak dan perusahaan.
"Bagaimana kabarmu Alex?" Tanya Bunda pada Alex.
"Alhamdulillah Bun mulai membaik!" Jawab Alex untuk menenangkan hati Bunda.
Semua yang ada disana berbincang-bincang, terlihat kebahagiaan. Tak lama setelah kedatangan Bunda dan Ayah, Adam datang dengan membawa istrinya. Istri nya tak lain adalah sahabat, sewaktu aku kuliah di Kairo. Entah sejak kapan mereka bertemu, dan akhirnya memutuskan untuk menikah. Anna dan Adam sudah memiliki seorang putri bernama Annisa.
____________________________________________
Sampai ketemu di bab berikutnya 😊
aku siap menampung poin kalian kalau mau mendukung novel ku 😚😚
ku tunggu dukungan kalian ya jangan lupa vote biar aku semakin maju ke depan kalau tidak juga tak masalah 😏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Iwan Silaing
crt nya bgs tp sayg dialognya agak kaku..
2021-02-13
0
Nabila 😘😘
wihh ana sama Adam yaa
2020-12-19
0
al - one ' 17
komanya 11 th,,, emang ada y koma yg ampe segitu lamanya ???
2020-08-09
0