Tidak boleh terjadi sesuatu pada anak-anak ku, aku tak habis pikir, dengan apa yang ia lakukan. Jika terjadi sesuatu pada anak-anak ku, aku tidak akan memaafkan mu seumur hidupku. Kusuruh sopir untuk memacu mobil nya dengan kecepatan penuh.
Aku terus menghubungi Alex, tetap saja dia tak mengangkatnya. Lebih baik aku kirim pesan saja, agar dia langsung menuju lokasi penyekapan anak-anak. Hati ku sungguh tak tenang, aku pun kembali terpikir oleh perkataan Santi. Apakah ini yang ingin dia sampaikan padaku.
"Ckitttt...!"
Mobil terhenti karena sudah sampai di tempat yang sudah di tentukan. Di sana sudah banyak para pengawalnya, aku tidak bisa berbuat apa-apa, karena Lexa dan Lexi berada di tangannya. Mereka membawa ku ke atas sebuah gedung pencakar langit, yang sudah tak terpakai. Aku meninggalkan sopir ku di bawah, mereka tidak mengijinkannya untuk ikut dengan ku.
Aku menaiki satu per satu anak tangga, akhirnya aku sampai di tingkat teratas. Aku melihat ke sekeliling, aku mencari anak-anak ku, tapi aku tak menemukan mereka. Yang kulihat para pengawal dengan jumlah lebih dari dua puluh orang. Entah apa yang dia rencanakan, mengapa dia menyiapkan semua ini. Aku mendekatinya, kulihat di tersenyum padaku, aku tidak ada niat untuk membalas senyumannya.
"Mana anak-anak ku?!"
"Tenang saja sayang, aku tidak akan menyakiti mereka! Yang aku inginkan sudah berada di sini!"
"Hentikan semua ini, kenapa kau bisa berubah menjadi seperti ini Leo?" Sungguh aku tidak menyangka, dia akan melakukan hal seperti ini.
"Aku sudah bilang padamu bukan! Aku akan merebut mu kembali dari Alex, meski membutuhkan waktu yang lama!"
Kupikir kau akan berubah setelah kejadian itu, tapi aku salah, kau semakin jahat padaku Leo. Apakah ini yang kau nama kan cinta, aku memberikan kau kesempatan demi umi dan abi mu. Aku berharap kau bisa menemukan cinta sejati mu.
"Ini yang kau namakan cinta?"
"Iya ini adalah bentuk cinta ku padamu! Jadi jangan kau sia-siakan aku lagi! Mari kita hidup bersama, aku akan menerima anak-anak mu juga!"
"Sudah cukup Leo, tidak usah banyak bicara lagi! Katakan padaku diamana anak-anak ku!!" teriak ku padanya, aku sudah muak mendengar semua ucapannya.
Tak berapa lama, anak buah Leo membawa anak-anak. Mereka mengikat kedua anakku, aku tidak tahan dengan perlakuan mereka pada anakku.
"Bunda...!" teriak Lexa dan Lexi.
"Kalian telah mengikat anak-anak ku, tidak akan ku biarkan kalian!!"
Aku berjalan mendekati anak-anak ku, Leo berusaha menghalangi ku, aku melayangkan tinjuanku, tapi dia menangkisnya. Aku berkelahi kecil dengannya, setelah aku melihat ada kesempatan, aku langsung berlari menuju Lexa dan Lexi. Namun para penjahat menghadang ku, aku pun terpaksa berkelahi dengan mereka.
"Bunda...!"
Aku mendengar teriakan Lexa dan Lexi, mereka berusaha melepaskan diri dari ikatannya. Aku terus berusaha mendekati mereka, namun para penjahat terus saja menghadang ku.
"Buk...!"
"Bak...!"
"Bik...!"
"Buk...!"
Aku terus melancarkan tinjuan ku, dan kulayangkan tendangan ku. Tetapi jumlah mereka sangat banyak, dari arah belakang ada yang mendekap ku dengan kuat. Ternyata dia adalah Leo, dekapannya begitu erat, sehingga aku membutuhkan waktu untuk lepas darinya. Ku injak kaki kirinya, ku sikut perutnya dengan sekuat tenaga, dia meronta kesakitan. Akhirnya aku bisa lepas darinya, aku terus maju untuk mendekati anak-anak ku.
Leo mendekap ku kembali, dengan tenaganya yang sangat kuat. Padahal tadi dia sudah kesakitan, tapi dengan cepat dia mengembalikan kekuatannya.
"Alin, aku mohon kali ini dengarkan rencana ku! Aku tidak ingin melihatmu dan anak-anak mu terluka, jadi kumohon dengarkan renacaku!"
Leo berbisik padaku seperti itu, sebenarnya apa yang dia rencanakan. Aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan, percaya dia atau tidak. Aku terus berusaha untuk melepaskan diri dari dekapan Leo. Dia terus saja mengatakan hal yang sama. Kulihat kedua anakku, mereka ketakutan, mereka khawatir dengan ku. Aku harus lepas dari dekapan Leo. Aku sudah tidak ingin percaya semua yang dia ucapkan.
"Lepaskan dia!!!"
Suara ini..., adalah suara Alex. Aku menoleh kebelakang, kulihat dia sudah berdiri dengan tegak. Di sampingnya berdiri Ari yang sudah siap sedia, untuk melindungi Alex dari serangan musuh. Leo merenggangkan dekapannya, aku langsung melepaskan diriku darinya.
Aku langsung berjalan mendekati Lexa dan Lexi, mereka di jaga oleh para penjahat yang bukan sembarangan. Penjahat itu memiliki kekuatan dan teknik beladiri yang sangat bagus. Alex mulai menyerang Leo, aku tahu Alex sudah sangat bekerja keras selama beberapa bulan ini, dia melatih ilmu bela dirinya. Akhirnya terjadilah perkelahian antara para pengawal Alex dan musuh.
Salah seorang penjahat menghampiri ku, dia mulai menyerangku dengan tinjuannya, aku menangkisnya dengan kedua tangan ku. Dia melayangkan tendangannya padaku, aku menghindarinya. Dia terus menyerang ku dengan membabi-buta. Aku terus bertahan, guna mencari kelemahannya.
"Whussss...!"
Aku menyerang dia dengan tendangan ku, dia menahan tendangan ku dengan kedua tangannya. Dia begitu kuat sekali, aku harus memikirkan cara untuk bisa mengalahkannya. Aku harus mencari kelemahannya, kulihat dia mulai melemah, mungkin dia mulai kelelahan. Kaki sebelah kirinya bergetar, lebih baik aku coba untuk menyerang kaki kirinya itu.
"Whussss...!"
"Bak...!"
"Bik...!"
"Buk...!"
Aku terus menyerangnya secara bertubi-tubi, kulayangkan tendangan ku di sertai dengan tinjuanku. Dia mulai kewalahan menghadapi serangan balik ku. Akhirnya dia terhuyung dan terjatuh, aku berlari mendekati Lexa dan Lexi. Aku melepaskan ikatan di badan anak-anak ku. Kepeluk erat mereka berdua, ku kecup kening kedua anakku. Agar mereka bisa tenang.
Seorang penjahat menendang ku dengan sangat kencang, aku pun terpental bersama Lexa dan Lexi. Lexi terpental jauh, dia menggelantung di tepian tembok. Dia teriak histeris karena takut terjatuh ke bawah. Aku berusaha untuk menggapainya, kupegang tangan Lexi, aku mau mengangkatnya ke atas. Aku pikir hanya Lexi yang akan terjatuh kebawah, ternyata Lexa pun berada di bawah, dia memegang kaki kiri Lexi.
"Bertahanlah sayang, Bunda akan menyelamatkan kalian! Bunda tidak akan membiarkan kalian celaka!" Aku berkata dengan mengerahkan sekuat tenaga, untuk memegang tangan Lexi.
Posisi tubuh ku saat ini tengkurap, aku berusaha terus untuk menarik tangan Lexi. Salah seorang penjahat mendekati ku, dia menginjak tangan ku. Aku merasa kesakitan, tapi aku tidak boleh melepaskan tangan ku dari Lexi. Aku harus bertahan, tapi penjahat ini mengeluarkan sebilah belati, dia menusukkan belati itu ke tanganku. Darah segar mengalir dan mengenai wajah Lexi.
Lexi menangis, "Bunda lepaskan saja tangan ku, aku tidak mau Bunda terluka!"
Aku tersenyum padanya, dan berkata "apapun akan Bunda lakukan demi menyelamatkan kalian, meski harus mengorbankan nyawa Bunda!" Aku berusaha terus untuk menarik tangan Lexi, agar dia bisa naik ke atas.
"Lexa apakah kau bisa naik keatas, dengan melewati tubuh Lexi?" Aku bertanya pada Lexa, agar dia merangkak naik keatas. Dia menganggukkan kepalanya, dan berusaha merangkak naik keatas. Aku tahu tenaga nya sudah terkuras habis, untuk bertahan.
Penjahat ini masih saja melukai ku, dia menginjak luka tusuk yang baru saja dia berikan. Darah ku terus mengalir, aku menahan rasa sakit ini.
Aaaaaaaaa...
Teriak ku menahan rasa sakit yang kurasakan, darah mengalir sangat banyak, baik dari luka sebelumnya atau pun dari luka baru.
Alex dan Leo mendengar teriakkan ku, mereka berlari mendekati ku. Aku mengerang kesakitan, tanganku sudah lemas sekali. Tapi aku tidak boleh menyerah, anak-anak ku masih dalam bahaya. Alex dan Leo menghajar penjahat itu, terjadi perkelahian antara mereka. Aku berusaha menarik tangan Lexi, tapi aku kehabisan tenaga, di saat tanganku akan terlepas. Leo langsung memegang tangan Lexi dan menarik mereka berdua ke atas.
"Brugggg...!"
Seorang penjahat menyerang Leo, dia terpental sangat keras dan menabrak tubuhku yang sudah lelah. Sehingga badanku terjatuh kebawah, begitupun dengan Leo. Kami bergelantungan, Leo memegang tanganku yang sudah banyak mengeluarkan darah, tangan satunya lagi memegang ujung tembok beton.
"Alin bertahanlah, jangan kau lepaskan pegangannya!"
"Aaaaaahhhh...!" Penjahat itu menginjak tangan Leo, dia sangat kesakitan.
"Lepaskan saja aku, selamatkan dirimu, hidupmu masih panjang! Manfaatkan demi kebaikan, aku sudah memaafkan mu dari awal!"
"Tidak akan kulepaskan kau Alin, semua ini salah ku! Sehingga ini terjadi, seharusnya aku menyerah dari awal! Maafkan aku yang terlalu egois!"
"Alex...!"
Leo berteriak manggil Alex, entah apa yang ingin dia lakukan, aku sudah tidak bisa berpikir lagi. Tangan Leo terus saja di injak hingga berdarah.
"Ayah...! Cepat tolong Bunda!" teriak Lexa dan Lexi.
Alex yang mendengar teriakan Leo, dan anak-anak langsung mendekati Leo, Ari yang melihat penjahat sedang menginjak tangan Leo, langsung menarik dan menghajarnya. Mereka pun berkelahi, Alex langsung memegang tangan Leo. Dia hendak menariknya ke atas, saat melihat ke bawah, Alex melihatku bergelantung memegang tangan Leo.
"Alin bertahanlah! Aku akan segera menyelamatkan mu!"
Teriak Alex padaku, aku melihat wajahnya. Aku begitu sangat mencintai pria itu, pria yang selalu ada untuk ku. Pria yang selalu membuatku kesal karena sifat memerintahnya. Pria yang sudah memberiku anak-anak yang pintar. Aku sangat mencintaimu Alex Wibowo, aku bersyukur bisa bertemu denganmu.
Tak terasa air mata ini menetes di kedua pipiku, aku tidak ingin kehilangan mu Alex, aku begitu sangat mencintaimu. Rasanya kurang waktu untuk kebersamaan kita. Darah terus mengalir dari luka di tangan ku, aku sudah tidak ada tenaga lagi untuk memegang tangan Leo.
"Alin jangan kau lepaskan tanganku!!" teriak Leo padaku.
Aku sudah tidak kuat lagi, sedikit demi sedikit tanganku akan terlepas dari genggaman Leo. Dia masih berusaha dengan semua tenaga nya untuk menggenggam tanganku.
"Alex! Aku sangat mencintaimu, jaga anak-anak untuk kita, hiduplah lebih baik lagi! Ingat waktu, jangan kau menjadi gila kerja. Aku sangat beruntung bisa bertemu dengan mu, kau adalah imam ku. Apapun yang terjadi padaku, teruslah hidup dengan bahagia, demi anak-anak kita!"
Aku sudah tidak kuat lagi, akhirnya tanganku terlepas dari genggaman Leo. "Sayang aku mencintaimu sampai akhir hayatku!" Itu lah kata-kata terakhir yang bisa ku berikan padamu imamku, kuberikan senyum termanis ku padamu sayang.
*****
Alex POV
"Alin...!" teriakku dan Leo, setelah melihat Alin terjatuh dari ketinggian.
"Bunda...!" Lexa dan Lexi pun berteriak memanggil Alin.
Semua yang berada di tempat kejadian terdiam, mendengar teriak kami. Semua penjahat berhasil di lumpuhkan, polisi yang baru datang segera mengamankan para penjahat. Lexa berlari ke tepi gedung untuk melihat Alin, sehingga hampir terjatuh, langsung di dekap Ari. Dua meronta agar dilepaskan.
"Lepaskan aku!! Aku akan menyelamatkan Bunda, dia masih hidup, jadi lepaskan aku Ari!!" teriak histeris Lexa pada Ari.
Ari terus mendekap Lexa sekuat tenaga, dia tidak ingin terjadi sesuatu pada Lexa. Lexa terus menangis, dia tidak ingin kehilangan bundanya. Lexi hanya terdiam melihat kebawah sang bunda terjatuh, dengan senyumnya yang hangat, aku masih berusaha menarik Leo ke atas.
"Dor...!"
Suara tembakan bergema, entah dari mana asal tembakkan itu. Yang pasti itu mengenai tubuh Leo. Aku terus berusaha untuk menariknya ke atas, aku tahu dia adalah orang yang mengacaukan kehidupan kami. Tapi aku tidak bisa melepaskannya begitu saja.
"Alex maafkan aku, karena selama ini aku selalu membuat kekacauan dalam kehidupan kalian! Aku tidak pantas untuk kau selamatkan, maafkan aku yang egois ini, sehingga menyebabkan Alin tiada! Maaf...!"
Leo langsung melepaskan tangan nya dari genggaman ku, aku tak bisa berkata apa-apa. Aku masih teringat kata-kata Alin, aku tidak tahu apa yang harus ku katakan lagi. Rasanya ingin aku terjun ke bawah dan jatuh di samping Alin. Tapi itu ku urungkan niatku itu, aku melihat kedua anakku. Bagaimana jika aku pun tiada, apakah mereka bisa menerima semua ini.
Leo kau begitu terobsesi oleh istriku, sehingga kau tidak memperdulikan kebahagiaan mu sedniri. Tapi kau malah membuat orang yang kau cintai menderita hingga tiada. 'Inikah yang kau namakan cinta sejati mu?' batinku.
__________________________________________
Hai para readers, cerita ini hanya piktif ya. Jadi selamat menikmati ya, jadilah pembaca setiaku ya 😙😙
Jangan lupa love, like dan komen ya, yang pasti komen yang mendukung, yang saya nantikan.
c you di bab selanjutnya 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Bunda Devi
yaaah masa alin meninggal....
2020-10-06
0
Fikah Herawati
judul ny kn tntng si kmbr..
2020-09-20
0
al - one ' 17
yaahhhh ko alinnya metong
2020-08-10
0