"Bugh...!"
"Bugh...!"
Aku memukul satu persatu penjahat yang menghadang ku, tidak akan ku beri ampun dia yang sudah membuat mama tiada. Salah satu penjahat menyerangku dengan tongkat baseball, kutangkis dengan kayu balok yang ku pegang.
"Whussss...!"
Kulayangkan tendangan ku dengan sekuat tenaga, dan itu membuat tubuh penjahat itu terpental. Dia meringis kesakitan sambil memegang perutnya. Melihat temannya terpental, mereka semua menyerangku. Aku pun bersiap-siap untuk mengeluarkan jurus-jurus ku. Kulayangkan tendangan ku disertai pukulan balok kayu pada mereka.
Satu persatu para penjahat berjatuhan, salah satu dari mereka mengeluarkan handphone nya. Entah siapa yang dia hubungi, tapi tak berapa lama datang segerombolan orang. Ternyata dia meminta bala bantuan. Aku hanya tersenyum sinis melihat mereka.
"Serang!!"
Perintah salah satu penjahat, yang membuat mereka semua menyerangku. Aku pun mulai bersiap-siap dengan untuk menyerang mereka.
"Brugggg...!"
Aku terjatuh terkena tendangan salah satu penjahat, aku berusaha bangkit lagi. Aku harus berhasil menghajar pembunuh mama, aku tidak boleh kalah.
"Hai Nyonya, lebih baik kau menyerah saja! Agar kami bisa menghabisi mu dengan mudah! Hahahaha."
"Jangan harap!" Kulayangkan pukulan kayu ku kepada mereka yang mendekatiku. Mereka semakin beringas, aku tidak takut dengan mereka. Ku keluarkan semua jurus-jurus yang kumiliki, pukulan, tendangan kulayangkan pada mereka.
Satu persatu para penjahat itu jatuh, aku mulai kelelahan menghadapi mereka. Tapi aku tidak boleh kalah, aku harus balas kematian mama. 'Sial mereka terus bertambah! Kalau begini aku bisa kelelahan, lebih baik aku harus lebih cepat menuntaskan mereka, Sebelum jumlah mereka bertambah,' batinku.
"Lima menit...."
"Sepuluh menit...."
"Lima belas menit...."
Aku terus bertarung, akhirnya ada seorang penjahat yang berhasil memukulku dan menendang ku. Aku terjatuh, aku merasa kesakitan, bibir ku terluka dan mengeluarkan darah. Apa aku akan berakhir disini. Jika memang aku berkahir di sini, aku berharap anak-anak ku dan suami ku dapat hidup dengan bahagia.
Aku mencoba berdiri, tapi aku terjatuh kembali, kaki ku sudah lemas, aku sudah tidak memiliki banyak tenaga lagi. Salah satu dari mereka mendekati ku. Aku berusaha untuk berdiri dan bertahan. Dia melayangkan kan tinjauannya, aku berhasil menangkisnya.
Dia melayangkan tinjuan nya secara bertubi-tubi, sehingga aku kehilangan keseimbangan. Akhirnya dia berhasil memukulku dan dia menendang perutku dengan kencang. Sehingga aku terpental ke belakang. Aku berusaha untuk berdiri lagi, saat aku bisa berdiri, semuanya terasa gelap.
"Brugggg...!"
"Sepuluh menit...!"
"Byuuurrr...!"
Aku tersadar setelah menerima siraman air dingin, tangan dan kaki ku sudah terikat di sebuah kursi. Mereka menatapku dengan tatapan ingin melahap ku. Seluruh badan ku terasa sakit, ditambah rasa dingin dari siraman air yang mereka berikan padaku.
"Bagaimana Nyonya? Apakah kau menikmatinya?" Salah seorang penjahat berkata dengan nada sindiran.
Aku hanya bisa diam mendengar sindirannya, 'apakah aku akan berakhir disini? Jika memang ini adalah akhir ku, aku ingin bertemu dengan kedua anak ku dan suami ku!' batinku. Tubuhku menggigil karena kedinginan, badanku sudah tidak bisa merasakan apa-apa. Apakah aku bisa bertahan, rasanya ingin sekali aku menutup mata ini.
"Brakk...!"
Suara pintu di tendang, seketika pintu terbuka. Semua yang ada disana terkejut. Begitu pun dengan ku, aku berusaha untuk kuat. Kulihat siapa yang datang, ternyata itu adalah Ari dan aku melihat di belakang Ari ada Alex.
Terjadi perkelahian antara pengawal Alex dan para penjahat. Satu persatu para penjahat jatuh, Alex mulai mendekati ku. Dia di lindungi oleh beberapa pengawalnya, aku berusaha untuk mengumpulkan tenagaku kembali. Akhirnya pengawal Alex berhasil mengalahkan penjahat yang berada di sekeliling ku.
"Lepaskan ikatannya!" Alex memerintahkan pengawalnya untuk melepaskan ikatan ku. Aku melihat Alex, sepertinya di sangat marah padaku.
"Apa kau sudah puas hah!!" Alex benar-benar marah padaku, aku tidak bisa berkata apa-apa.
Saat kualihkan pandangan ku, aku melihat Ari sedang menghajar seorang penjahat. Ternyata penjahat itu adalah orang yang membunuh mama.
"Hentikan Ari! Bawa dia kemari!" Teriakku, seketika Ari menghentikan nya. Dan membawa penjahat itu kepada ku, aku pun mengumpulkan semua tenaga yang masih tersisa. Kulayangkan tinjuan ku secara bertubi-tubi, dan kuakhiri dengan tendangan ku. Seketika penjahat itu jatuh terpental.
Setelah mengeluarkan tenaga terakhirku, aku pun terjatuh kerluai lemas. Alex menyadari bahwa aku akan terjatuh, dia langsung menjalankan kursi roda nya, dan menangkap ku. Tetapi dia terjatuh karena ketidak seimbangan.
Alex POV
"Alin!!" Aku memanggilnya, tapi dia tak bergeming. Begitu banyak luka-luka di wajah dan badan Alin. Pakaian nya pun basah. Aku harus segera membawa nya ke rumah sakit.
"Ari cepat kita ke rumah sakit!" Aku memerintahkan Ari untuk pergi ke rumah sakit. Dia membantuku untuk kembali duduk di kursi roda ku. Dan mengangkat Alin untuk duduk di pangkuan ku.
"Suru mereka bereskan semua ini, jebloskan mereka ke dalam penjara, aku tidak ingin mereka bebas dengan mudah!" Aku pemerintah kan itu pada seorang pengawal ku.
"Baik Tuan!"
Dalam perjalanan ke rumah sakit, aku memandangi wajah Alin yang penuh luka memar. 'Kenapa kau lakukan ini sayang! Apakah kau tidak lagi membutuhkan ku sehingga kau melakukan ini seorang diri,' batinku.
Ari memacu mobil dengan kecepatan tinggi, karena aku menyuruhnya secepat mungkin untuk sampai di rumah sakit. Beberapa saat kemudian mobil kami sampai di rumah sakit, Ari langsung membuka pintu mobil. Para perawat yang sudah siaga berjaga langsung menangani Alin. Alin pun langsung di tempatkan di ruang rawat inap.
Untung saja aku dengan cepat membawa ke rumah sakit, kalau tidak akan sangat berbahaya. Kulihat dia masih belum bangun, dari tidur nya. Dia sangat kelelahan, sayang jangan membuatku khawatir lagi. Jika terjadi sesuatu padamu, aku tidak tau bagaimana hidup ku ini.
Beberapa saat kemudian Lexa dan Lexi datang ke rumah sakit, mereka sangat khawatir terhadap Alin. Mereka terus duduk di samping Alin, 'betapa mereka sangat menyayangi mu sayang. Jadi jangan kau bertindak gegabah lagi,' batinku.
"Bunda, bangun dong Bun! Jangan bikin Lexa khawatir?" Lexi berkata dengan nada sedih, dia mengecup kening Alin dengan lembutnya.
"Iya Bun, Lexi janji deh kalau Bunda bangun aku akan berlatih bela diri! Biar aku bisa lindungi Bunda!" Timpal Lexi sambil memeluk Alin.
Beberapa menit kemudian Alin membuka matanya, dia melihat kesekeliling dia tersenyum dengan lembut. Lexa dan Lexi pun memeluk Alin dengan lembut.
"Hai kalian hati-hati bunda kalian sedang sakit!" Aku khawatir Alin merasa kesakitan. Dan anak-anak pun melepaskan pelukan nya, aku tersenyum melihat kelakuan mereka.
"Hahha iya Ayah, aku lupa kalau Bunda lagi sakit!" Lexa menjawab dengan tertawa.
Hari berlalu dengan cepatnya, kesehatan Alin pun sudah kembali pulih. Akhirnya kami pulang ke rumah, Alin di sambut dengan rasa bahagia oleh anak-anak dan semua penghuni rumah. Aku merasakan kebahagian yang begitu banyak, melihat semua ini. Aku berharap semua ini tidak akan berakhir.
___________________________________________
Terimakasih karena telah membaca novel ku, jangan lupa like, love dan komen yang membangun ya 😊😊
Boleh juga follow Instagram ku ya @macan_nurul
Sampai ketemu di bab berikutnya 😊😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Wartin Kusmawati
dasar alin nggak mikir dulu apa klo penjahat nya banyak,dia menghadapinya sendiri
2022-02-19
0
mega keyna
kadang manusia yg pintar tp jd munafix,contohnya alin,apa dia ngk mikir 2x ya bahwa penjahatnya itu banyak,dgn sombongnya dia akan menhadapinya sndri,,,, haisss sok hebat ya manusia kyk gini ini,buat apa katanya horang kaya banyk pengawal jg,tp ber tindak ngk pakai logika,,,,, emang dunia halu itu apa pun bisa ya,,,,
2021-08-27
0
Husna Ruslan
aku juga ingin keluarga Alex bahagia selalu thour
2020-06-01
1