...Jika aku bisa meminta....
...Tolong jangan ada lagi luka....
...Biarkan saja aku yang menderita....
...Biarkan aku yang ada dalam nestapa....
-----------------------------------------------
Bianca membuka matanya, saat dia sadar kepalanya masih begitu pusing dan nyeri dan nyatanya dia masih ada di lantai tempat tadi Drake melempar tubuhnya.
Bianca menyentuh kepalanya yang terasa perih sekali, dia meringis merasakan sebuah guratan tak rata dengan cairan basah yang akhirnya dia tahu itu adalah darah.
Dengan terhuyung Bianca mencoba untuk berdiri, saat itulah dia akhirnya menyadari, bukannya saat Drake tadi masuk ibunya masih ada di kamar mandi, bagaimana bisa ibunya tidak keluar dari sana, apakah ibunya kembali di tahan oleh Drake?
Bianca menguatkan langkahnya, berjalan ke arah kamar mandinya, saat dia menyentuh pintu kamar mandinya, dia tahu pintu itu tidak terkunci, Bianca memperhatikan langkahnya, takut dia terjatuh karena dia masih begitu pusing.
Mata Bianca membesar ketika dia melihat warna merah yang sedikit larut dengan air, dia lalu terkaku, melihat pemandangan mengerikan di depan matanya, dia melihat tubuh ibunya sudah terbaring digenangan darahnya sendiri.
"Aaaaaa!!!" teriak Bianca yang langsung menggema di seluruh ruangan, bahkan teriakannya itu terdengar hingga keluar ruangannya, membuat penjaga yang selalu ada di depan pitunya kaget, ada apa gerangan yang membuat Bianca berteriak begitu keras, pikir mereka.
"Ma! ma! bangun ma!" kata Bianca segera memeluk tubuh lunglai ibunya, dia melihat luka menganga di pergelangan tangannya tangan ibunya, lukanya begitu banyak sepertinya ibunya mengoreskan berkali-kali dan dalam bahkan hingga urat putihnya terlihat.
Bianca memegang wajah ibunya yang sudah pucat dan terasa dingin, dia menguncangkan tubuh Ibunya, air matanya sudah mengalir dari tadi.
"Ma! Jangan tinggalkan Bian, Ma! Ma! Bangun Ma! Bian butuh Mama! Mama!" histeris Bianca memeluk tubuh ibunya yang sudah begitu lemas, memeluknya begitu erat tak mengubris tubuhnya sudah dilumuri darah ibunya, dia mencium pipi ibunya, menguncang tubuhnya dengan sangat keras, mencoba sedikit keberuntungannya untuk bisa membangunkan ibunya.
Bianca menangis lirih, mendekap tubuh ibunya, Kenapa satu-satunya orang yang sangat berharga dan menjadi alasannya untuk hidup malah pergi dengan cara begini, untuk apa lagi Bianca hidup jika dia harus berpisah dengan ibunya, kenapa Tuhan melakukan ini padanya? apakah salahnya hingga harus merasakan hal ini semua.
BIanca terus saja menangis lirih, bahkan ketika para penjaga melihat keadaan ini dia tidak menyadarinya, mereka langsung melapor kepada Drake, Drake yang memang belum kembali ke perusahaannya karena dia masih harus memikirkan bagaimana dia bisa menjatuhkan Rain segera datang ke kamar Bianca.
Drake diam melihat pemandangan yang sebanarnya cukup membuat tubuh bergidik ngeri karena banyaknya ceceran darah di sana, dia melihat Bianca yang meraung sedih memeluk tubuh ibunya yang sudah tak bergerak sama sekali.
"Pisahkan mereka, amankan tubuhnya," kata Drake tanpa simpati.
Para penjaga Drake langsung masuk ke dalam kamar mandi yang baunya sudah amis dan juga bau karat yang disebabkan oleh darah itu. Mereka langsung menarik tubuh Bianca, Bianca yang mendapatkan hal itu tentu berontak, dia tidak ingin dipisahkan dari tubuh ibunya.
"Lepaskan aku, kalian semua ini iblis!" ujar Bianca yang tampak begitu histeris, dia berontak, menghentak-hentakkan tubuhnya yang sedang dipegang oleh dua orang penjaga Drake, mata Bianca membesar kembali ketika meliat seorang penjaga yang menarik tubuh ibunya bagaikan sebuah karung, seperti itu bukanlah tubuh manusia.
"Jangan bawa ibuku! kemana kau akan membawanya! Ma!" teriak Bianca histeris melihat tubuh ibunya di bawa keluar dari kamarnya.
Plakkk!
Suara tamparan terdengar sangat keras mendarat di pipi Bianca, seketika membuat telinga Bianca berdengung dan kepalanya bertambah pusing, pipi putih itu langsung tampak memerah, bibir Bianca langsung tampak berdarah.
"Drake! lepaskan aku! aku ingin bersama ibuku! Drake! kau sangat kejam! kau iblis," kata Bianca dengan mata yang memerah menatap setan yang berwujud manusia yang ada di depannya ini, membuat Bianca meludahi wajah Drake.
Drake menghapus ludah Bianca dari wajahnya dia memandang wajah wanita itu, rasanya ingin membunuhnya namun dia hanya mengepalkan tangannya erat dan sekali lagi menampar pipi Bianca, kali ini lebih keras sampai Bianca tak sadarkan diri, dia memang masih begitu pusing sebab kepalanya yang terbentur lagi, belum lagi melihat hal yang sangat traumatis tadi dan dua kali mendapatkan tamparan yang sangat keras membuat Bianca kembali kehilangan kesadarannya.
"Bawa dia dan kurung dia dibawah tanah, aku sudah bosan mendengar teriakkannnya, jangan ada yang memberikannya makan atau apapun padanya, Biarkan saja dia mati menyusul ibunya, meropatkan sekali," Kata Drake yang sudah pusing, bertambah pusing dengan masalah ini. Dua penjaga yang sedari tadi memegangi Bianca mengangguk, lalu segera menyeret tubuh Bianca pergi dari sana.
Drake segera keluar dari kamar Bianca, dia berjalan dengan wajah kesalnya, entah kenapa hari ini semuanya membuat kepalanya pusing, apa tak ada yang bisa membuatnya bahagia sekarang.
"Tuan Drake, seorang wanita ingin bertemu dengan Anda," lapor asisten Drake, Ben pada Drake.
"Seorang wanita? aku sedang tidak ingin bertemu dengan siapa pun, suruh saja dia pergi, jika ingin bertemu denganku, temui aku di perusahaan saja," ujar Drake yang malas bertemu dengan wanita, pasti salah satu wanita yang tergila-gila akan dirinya, saat ini dia sedang malas melawani tingkah manja mereka.
"Tapi Beliau mengatakan, dia tahu apa yang Anda butuhkan untuk bisa melawan Tuan Rain," kata Ben lagi menyampaikan apa yang dikatakan oleh wanita itu.
Drake yang tadi baru saja ingin melanjutkan langkahnya menuju ke kamarnya untuk sekedar mengistirahatkan pikiranya langsung berhenti, Rain?
"Dimana dia?" tanya Drake langsung menatap tajam pada Ben.
"Di restoran Pearly Lotus, Beliau menunggu di sana sekarang," kata Ben lagi.
Drake tampak diam sejenak, dia lalu melirik ke arah Ben.
"Siapkan mobil dan keperluanku, kita pergi ke sana sekarang," ujar Drake yang segera melangkah ke arah pintu keluar rumahnya.
Drake berwajah datar, dia tampak berpikir sepanjang perjalanan, siapakah wanita yang akan dia temui ini, bagaimana dia tahu tentang persaingan dirinya dengan Rain, apa jangan-jangan ini hanya jebakan.
Mobil mereka berhenti di restoran Pearly Lotus, setelah pintu dibukakan oleh Ben, Drake langsung turun ke restoran yang ada di atas danau, bergaya oriental dengan tempat-tempat yang saling terpisah.
"Drake," ujar Drake pada orang yang menyambut mereka.
"Silakan Tuan, anda sudah ditunggu di bilik 12," kata pelayan itu menunjukkan langkah ke arah sebuh tempat makan yang ada di atas danau itu.
Drake menatap wanita yang sepertinya sedang mereka tuju, dia tampak berdiri memperhatikan danau yang tenang tertutupi oleh daun-daun lotus dan juga bunganya yang indah, alunan instumen kecapi yang dimainkan menambah indah susana restoran itu.
Drake menyipitkan matanya, mengamati wanita itu dari belakang, rambutnya bergelomban besar dan indah bagaikan gelombang air laut yang tenang, tubuhnya kecil namun punya bentuk yang menggoda, tak buruk, pikir Drake.
"Selamat siang," Suara Drake terdengar menyapa wanita itu.
"Aku sudah tahu, Anda pasti datang, Tuan Drake," kata wanita itu membalikkan tubuhnya, memperlihatkan indah wajahnya.
Drake memiringkan wajahnya, senyum kagum menggodanya otomatis keluar melihat wajah wanita itu, bahkan keindahan bunga lotus yang mekar di danau itu kalah cantik dengan dirinya, dengan lembut gemulai dia duduk di meja yang bundar itu, senyuman menggoda itu terlihat, dia mengadahkan tangannya yang lentik.
"Silakan duduk Tuan Drake," katanya dengan lembut, senada dengan suara kecapi yang terpetik.
"Nona?" tanya Drake yang langsung mengambil tempat duduknya.
"Siena, kau bisa memanggilku begitu," senyum Siena mengembang lebih manis, tentu langsung membuat Drake terhipnotis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
🌺 CICI 💖
ternyata!!!???
2023-10-26
0
Sri Anum Arsusi
sadis kisahnya..
2022-11-09
0
☃️liya ajja⛄
siena itu anak palsunya jofan kan...
2021-03-04
0