...Kau bagaikan salju yang turun menyelimuti malam....
...Menangkan tapi terkesan kelam....
...Menghipnotis hingga membangkitkan rasa yang ku pendam....
...Ingin ku redam, sayangnya tak bisa pernah padam....
________________________________________
Rain duduk di salah satu kursi di kantin penjara itu, tempatnya sedikit sesak karena penuh dengan tahanan yang berebut makanan, di sekelilingnya penuh dengan orang-orang berwajah begis, ada yang tubuhnya besar dengan otot-otot kekar dan tatto menyeramkan, namun tak jarang juga yang tubuhnya kecil namun tetap memiliki aura mengancam.
Kebanyakan mereka berkelompok dalam bersosialisasi, mereka punya grup-grup sendiri untuk bisa bertahan di sana, hanya Rain yang tidak ingin mengambil bagian dari siapapun, namun jika dia di ganggu, orang itu pasti merasakan pembalasannya, karena itu walaupun dia tidak memiliki kelompok, dia merupakan salah satu orang yang disegani oleh semua kelompok penjara itu.
Mungkin kehidupan penjara tak seperti yang dipikirkan oleh orang-orang, mereka hanya mendekam dalam selnya tanpa ada aktifitas di luar, tidak, mereka memiliki jam-jam dimana mereka bebas untuk bermain di lapangan bahkan dipaksa keluar dari sel mereka, mereka boleh berolah raga, bersosialisasi atau melakukan apapun di saat senggang mereka, namun sebenarnya waktu bebas itu adalah waktu paling berbahaya dari semuanya, sering terjadi perkelahian, penyerangan, penusukan, bahkan pembunuhan, baik sesama napi atau napi melawan sipir, jika tak punya keberanian, mental yang kuat, dan juga kewaspadaan, mereka bisa saja tinggal nama di penjara ini dan tak ada yang peduli dengan semua hal itu.
Rain melihat ke arah piring makanannya, makanan yang sama sekali tidak menyelerakan terhidang, rasanya hambar bahkan mungkin terlihat seperti makanan sisa yang tak layak di makan, namun mau tak mau dia harus memakannya, setidaknya ini lebih manusiawi dari pada penjaranya saat di negara yang lalu.
Rain diam diantara begitu riuhnya kantin itu, penuh dengan kata-kata kasar yang bisa merusak mental siapapun, bahkan di ujung kantin itu dia bisa melihat seseorang meringkuk karena sudah mulai terkena efek obat-obatan terlarang yang nyatanya sangat bebas diperjual belikan di dalam penjara.
Mata Rain mengedar lagi, hari ini entah kenapa dia sangat perhatian dengan sekitarnya, matanya awas melihat semua yang ada di sekitarnya, hingga dia melihat sesuatu yang membuat matanya berhenti, memandangnya kejadian itu dengan sangat tajam.
Dia melihat seorang tahanan menarik kerah tahanan yang lain, pemandangan itu sudah biasa di sini, dan biasanya Rain tak peduli dengan segala hal itu, tapi sayangnya, dia mengingat pria yang sedang ditarik kerahnya itu, pria tua yang membuat putrinya menangis beberapa minggu yang lalu.
Pria tua itu tampak ketakutan, wajahnya seperti ingin tersenyum namun disaat bersamaan terlihat gugup dan bingung harus apa, sekilas dia seperti orang tua yang tak cocok ada di dalam penjara yang keras ini, Rain mengalihkan pandangannya, sekali lagi bukan sifatnya untuk mencampuri masalah orang lain, dan itu salah satu alasannya bisa bertahan di penjara yang kejam ini.
Rain baru meminum minumannya satu teguk saat dia mendengar bentarkan pria yang sedang menganggu pria tua itu, Rain tentu tak ingin peduli, tapi entah kenapa dia malah merasa harus menghentikan hal ini, pria tua itu seperti sebentar lagi akan mengalami serangan jantung, bibirnya sudah sangat pucat.
Rain berjalan ke arah mereka, saat pengganggu itu sudah menyiapkan tinjunya, Rain cepat menyalip di antara pria tua itu dan juga penganggunya yang bahkan tubuhnya jauh lebih besar dari pada Rain.
"Jangan jadi pengecut, jika ingin bermain-main, carilah yang seumuran dan seukuran denganmu," kata Rain dengan suara dingin yang bahkan membuat pria bertubuh besar ini langsung sedikit ciut, apalagi dia sudah tahu reputasi Rain baik di luar maupun di dalam penjara, pria penguasa segalanya.
"Jangan ikut campur urusan kami, lebih baik kau diam saja dan menyantap makananmu seperti yang biasa kau lakukan, Rain!" ucap pria itu tak gentar.
"Aku tak akan mengurusi hal yang tidak ada hubungannya denganku," ujar Rain sama seperti biasa, seolah ini hanya obrolan biasa saja.
"Kau punya hubugan dengan orang tua pengecut ini," kata pria itu dengan wajah bertekuk.
"Menurutmu?" kata Rain.
Pria itu melepaskan pegangan tangannya dari kerah pria tua itu, membuat tubuh pria tua itu terhentak ke dinding, dia melirik Rain, tubuhnya tampak bergetar. Rain hanya melihat pria itu.
"Katakan padanya agar jangan coba-coba menyalip antrian," kata Pria kekar bertato naga di tangannya itu, dia lalu mengajak teman-temannya pergi, Rain hanya diam memperhatikan mereka pergi meninggalkan Rain dan pria tua itu.
"Terima kasih," kata pria tua itu bergetar.
"Kau dengar kata-katanya, maka lakukan," kata Rain dingin saja, tanpa menunggu apapun dia kembali ke mejanya yang bahkan tak ada yang berani mendudukinya, Rain kembali fokus dengan makan dingin yang benar-benar memuakkan itu.
Tiba-tiba Rain melihat bapak tua itu sudah ada di depannya, dengan cepat dia duduk di depan Rain, semua orang di kantin itu melihat ke arah Rain, bahkan suasana sedikit menghening, mereka kenal Rain, semenjak dia datang, dia adalah orang yang suka sendiri, bahkan sedikitpun tak ada yang berani menyentuhnya, selain reputasinya di luar, dia juga sangat ahli bela diri, mungkin tertempa di penjara dia sebelumnya, yang konon kabarnya adalah salah satu penjara paling ketat dan menyeramkan di dunia.
Semenjak itu tak ada yang berani mendekati Rain, bahkan untuk menegurnya saja mereka tak berani, namun hari ini melihat bapak tua itu duduk di depannya, semua orang terkejut, siapa dia sebenarnya.
"Izinkan aku untuk makan di sini," kata bapak tua itu dengan suara masih bergetar.
Rain menatap wajah yang sudah keriput itu, sambil mengunyah brokoli yang terlalu matang dimasak, dia hanya mengangguk pelan lalu kembali menatap piringnya.
"Jangan bicara denganku," ujar Rain yang bukannya ingin menjaga reputasinya, dia hanya tak suka berbicara, itu saja.
"Baik," kata bapak tua itu tersenyum, senyumnya bagaikan seorang pria yang bahkan tak ada yang bisa menyangka dia akan masuk ke dalam neraka di bumi ini, mengusik sedikit rasa penasaran Rain.
Bapak tua itu tak langsung makan, dia mengeluarkan sesuatu dari sakunya, selembar foto yang dia sandarkan di gelas alumunium di depannya, Rain hanya mengamati tingkah lakunya yang tepat ada di depan matanya, membuat dia tak mungkin tak melihat hal ini.
Rain melirik ke arah foto itu, foto gadis yang tampak memandang ke arahnya, dari foto itu membuat dia mengingat bagaimana dia pertama kali melihat gadis itu, gadis yang menangis di ruang pembesukan.
Rain melirik ke arah pria tua yang tampak begitu senang, seolah gadis itu sedang ada di depannya, menemaninya makan, Rain melihat wajah pria itu, tak ada miripnya dengan wanita di foto itu.
Tentu, wajah pria tua ini seperti keturunan asli asia, namun wanita yang ada di foto itu berbeda, dia punya potongan wajah seperti orang barat, hidung mancung melancip, kulit pucat, matanya coklat, dan rambutnya lurus berwarna coklat terang, usianya mungkin masih diawal 20 tahunan, dan sejujurnya, wanita itu cantik sekali.
"Cucuku," pria tua itu bangga mengatakannya pada Rain yang dia tangkap sedang memandang wajah cucunya, "Bianca namanya dan artinya salju, dia sangat indah, ayahnya adalah orang eropa, dia menikahi putriku, dia menyiksa putriku dan juga memisahkan Bianca dari kami, malam itu menantuku memukul putriku dengan guci besar dan menginjak-injaknya, aku kalap dan menembak kepalanya 5 kali dengan pistol miliknya dan karena itu aku ada di sini," ujar pria renta itu pada Rain yang hanya memandangnya dengan datar, pria tua itu melihat wajah datar Rain, dia akhirnya sadar, bukannya Rain mengatakan jangan berbicara padanya.
"Maafkan aku, aku akan diam," kata pria itu lagi.
Rain menyudahi makannya melihat tingkah pria tua yang sedikit menganggunya ini, dari tadi pria itu seperti orang gila yang berbicara pada foto cucunya, Rain mengambil gelasnya, sekali lagi melirik ke arah foto itu, gadis yang akan bisa menarik siapun untuk melihatnya berulang kali, namun hanya sekedar pencuci mata bagi Rain, karena baginya tak akan ada yang bisa menggantikan senyuman seorang wanita yang sekarang statusnya adalah istri keponakannya sendiri.
______________________________________
Bianca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Naufal Tan Arsenio
cantik visual bianca😉
2023-06-13
0
Azkiya Salsabila
cocok hjan dan slaju
2022-03-27
0
queenbee
hay queen... baru bs marathon lg. kali ini mmpr k sini
2021-06-27
0