Chapter 20 : Hal Gila

Kedua pria itu mulai bermain tenis bak atlet profesional. Gerakan mereka lincah saat menangkis setiap bola. Pada permainan awal, skor dikuasai oleh Jun. Ren kesulitan menangkis setiap serangan yang diberikan pria itu. Bahkan, ia sempat mengalami jatuh bangun ketika dirinya hendak membalas pukulan Jun. Meskipun begitu, keduanya tampak menikmati pukulan demi pukulan yang mereka lancarkan.

Sachi tampak senang karena kakaknya terus mencetak skor. Ya, olahraga tenis adalah keahlian Jun. Saat masih sekolah, ia sering memenangkan turnamen nasional olahraga tenis.

Lagi-lagi Ren harus menggigit jari saat ia tak berhasil menangkis serangan mendadak dari Jun. Pria itu meringis, lalu menarik ujung bajunya ke atas untuk mengelap peluh yang bercucuran di wajahnya. Wajahnya makin kusut tatkala melihat ekspresi berlebihan Sachi setiap Jun berhasil mencetak skor.

Akhirnya, pertandingan tersebut dimenangkan oleh jun dengan skor akhir 13-9. Ren membanting raketnya ke lantai lapangan tenis sembari menjatuhkan tubuhnya untuk duduk. Ia mengatur napasnya yang tak beraturan sambil sesekali menyapukan keringat yang membasahi wajah tampannya.

"Kuakui kau sangat hebat!" Ren mengacungkan jempol ke arah Jun yang tengah menghampirinya.

Pria itu mengulurkan tangan pada Ren untuk membantunya berdiri. "Kemampuanmu juga tak bisa disepelekan!" Jun merendah seraya melemparkan pujian balik pada Ren.

Ren mengalihkan pandangannya ke arah Sachi. Tak disangka, gadis itu langsung menjulurkan lidahnya ke arah Ren yang tentu saja membuat pria itu kembali meringis. Kekesalannya yang sempat mereda, menyeruak kembali tatkala melihat ejekan yang dilemparkan Sachi padanya.

"Karena aku kalah, maka kau boleh meminta apa saja dariku!" ucap Ren mengingatkan taruhan mereka di awal permainan.

"Arigatou gozaimasu. Tapi ... saat ini aku tidak mempunyai permintaan apapun. Mungkin itu bisa kugunakan di lain waktu," ujar Jun.

"Sokka (begitu ya)." Ren hanya bisa mengangguk.

Sabtu pagi, Emi berkunjung ke rumah Ren. Gadis itu membawakan makanan untuk dimakan bersama. Ren mengatakan hendak mandi terlebih dulu dan meminta Emi menunggunya di kamar. Gadis itu masuk ke dalam kamar, dan memilih untuk membersihkan ruangan itu. Ia merapikan buku-buku Ren yang berjatuhan di lantai dan mengaturnya kembali di rak buku. Sejenak, pandangannya terarah pada sebuah kotak hadiah berukuran kecil yang terletak di atas meja nakas. Demi menjawab rasa penasarannya, ia membuka kotak tersebut. Isi kotak itu adalah sebuah jepitan rambut wanita berwarna perak dengan bentuk bintang. Sungguh sangat cantik!

Sontak, Emi langsung melebarkan senyumnya. Hatinya tiba-tiba berbunga-bunga. Pikirnya, itu pasti adalah kado yang disiapkan Ren untuknya saat ulang tahun besok.

Tak lama kemudian terdengar suara teriakan Ren dari dalam kamar mandi yang meminta Emi untuk mengambilkan handuk. Gadis itu kembali menaruh kotak tersebut di atas meja nakas dan langsung mencari handuk milik Ren.

Tak terasa waktu beranjak ke malam. Sachi meletakkan ponselnya di atas meja belajar setelah menerima telepon dari Shohei. Pria itu mulai rutin meneleponnya hanya untuk menanyakan apa yang dilakukan gadis itu. Sachi sudah tak sabar menanti hari esok, karena sesuai rencana yang sudah mereka atur. Ya, sepasang kekasih itu akan pergi ke toko kue.

Sachi melangkah menuju balkon untuk merasakan lambaian angin malam. Ia mendongakkan kepala untuk melihat beberapa bintang menampakkan dirinya tanpa malu-malu. Sejenak, gadis itu teringat kembali ucapan Ren yang mengibaratkan dirinya adalah Aldebaran, yaitu bintang paling terang yang bersinar di langit malam.

Entah kenapa, Sachi merasakan jantungnya berdetak tak normal saat ini. Ini gila, tiba-tiba dia merindukan pria itu. Pikirnya, mungkin Ren saat ini tengah bekerja. Jujur saja, dia ingin tahu apa yang akan Ren minta pada kakaknya seandainya permainan semalam dimenangkan olehnya. Dengan sedikit ragu, dia mencondongkan badannya untuk melihat ke samping, tepatnya balkon kamar Ren.

"Lagi mengintip, ya?"

Suara bariton milik pria itu tiba-tiba menyapanya, hingga membuat Sachi terlonjak. Gadis itu langsung meluruskan tubuhnya. Menahan napas, laksana maling yang tertangkap basah.

"Aku tidak menyangka diam-diam kau sering mengintip." Suara Ren kembali terdengar.

Sachi mematung. Dia merasakan seluruh wajahnya memerah. Dia hendak beranjak dari posisi memalukan ini, tapi kakinya seperti tak mau berkompromi. Dia tak berkutik.

"Hei ...." tegur Ren sambil menoleh ke arahnya. "Apa kau mau melihat jelas bintang Aldebaran?"

Sedikit gugup, Sachi memberanikan diri menoleh ke arah Ren. Rupanya pria itu tengah sibuk menggunakan teropong bintang.

"Kau punya teropong?" Sachi membulatkan matanya karena takjub dengan benda yang berada di samping Ren.

"Hum." Ren mengangguk. "Kemarilah, kita lihat bintang bersama-sama!"

Ren lalu menuntun Sachi agar memanjat terali balkon untuk menyeberang ke tempatnya. Dengan hati-hati, Sachi telah berhasil berpindah tempat ke balkon kamar Ren.

Ren mengajari Sachi cara menggunakan teropong. Gadis itu tampak terkagum-kagum melihat benda langit. Gugusan bintang memesona, beserta pemandangan langka di galaksi yang tak bisa dilihat dengan mata telanjang. Keduanya melihat pemandangan langit secara bergantian. Sesekali Ren menjelaskan nama-nama dari bintang tersebut hingga Sachi tampak salut padanya karena pria yang terlihat santai itu ternyata mempunyai wawasan yang luas.

"Apakah kau menyukai ilmu astronomi?" tanya Sachi yang heran karena Ren dapat menjelaskan beberapa teori ruang angkasa.

"Tidak," jawab Ren. "Aku hanya pengagum langit malam beserta seluruh isinya."

Masih sibuk dengan teropongnya, tiba-tiba Sachi tersentak saat lengan kekar pria itu melingkar di pinggangnya. Tak hanya itu, dagunya turut ditopangkan di bahu Sachi.

"Aldebaran adalah titik terterang, dari rasi bintang Taurus. Dan kau adalah titik terterang dari hidupku," bisik Ren dengan suara memabukkan.

Sachi terdiam. Ia merasakan jantungnya kembali berdegup dan pipinya seakan merona.

Samar-samar, ia mendengar suara Jun memanggilnya. Suara itu kian mendekat seiring Sachi mempertajam pendengarannya. Benar saja, Jun tengah berada di dalam kamar adiknya. Alisnya mengerut ketika kamar yang didominasi warna pink itu tak berpenghuni.

"Immouto-chan!" Jun memanggil adiknya sekali lagi. Matanya tertuju pada balkon, dan ia melangkah pelan ke sana.

Ini gawat! Jun tidak boleh tahu jika ia tengah bersama pria lain. Sachi melepaskan lengan Ren yang melingkar di pinggangnya dengan terburu-buru. Ketika gadis itu hendak melangkah, Ren langsung menarik tangannya dan membawa masuk ke dalam rengkuhannya. Di detik yang sama, bibir Ren menindih bibir Sachi dengan rapat. Pria itu mengunci bibir Sachi dengan lumatann-lumataan rakus yang membuat gadis itu terlonjak sekaligus tak berkutik.

Masih tetap menautkan bibirnya ke bibir gadis itu, Ren mendorong tubuh Sachi ke dinding yang menjadi pembatas balkon kamar mereka. Satu tangannya meremas pelan jemari Sachi, sedangkan satu tangannya lagi ia letakkan di perpotongan leher gadis itu.

"Immouto-chan!"

Suara Jun terdengar kembali, dan kali ini makin keras hingga Sachi yakin kakaknya sedang berada di balik tembok itu. Di tengah ciuman yang dipimpin oleh Ren, Sachi merasa gugup dan khawatir kalau kakaknya akan mengetahui apa yang mereka lakukan.

Merasa Jun telah pergi, Sachi langsung berusaha mendorong tubuh Ren. Sayangnya, usahanya sia-sia karena lelaki itu makin agresif untuk mengeluarkan seluruh kemampuannya dalam berciuman. Ren mencekal kedua tangan Sachi ke dinding, sambil terus memagut, menghisap, dan menggigit lembut bibir gadis itu. Lidahnya bahkan mencoba untuk menerobos masuk untuk membelit lidah lawannya. Rupanya Ren tahu betul cara melumpuhkan wanita. Terbukti, gadis itu tak lagi melakukan perlawanan. Kini, ciuman Ren beralih ke leher jenjang miliknya untuk meninggalkan bekas kemerahan yang begitu kontras di kulit putihnya.

"Ren, jangan lakukan ini. Kumohon! Aku sudah mempunyai pacar!" bisik Sachi dengan suara tertahan karena kenyataannya dia menikmati ciuman bergairah itu.

Di luar dugaan, Ren langsung menghentikan aksinya. Keduanya saling bertatapan dengan jarak yang sangat dekat. Mata teduh pria itu seolah menikam mata Sachi.

"Kau tahu ... aku tidak peduli itu! Bagiku, kau adalah milikku!" Ren berucap tegas dengan nada seksi. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis, sementara jempolnya mengusap bibir Sachi yang basah karena ulahnya.

Pada detik berikutnya, dia kembali membenamkan bibirnya ke bibir gadis itu. Namun, dibandingkan yang tadi, ciuman kali ini lebih berperasaan hingga menciptakan suasana romantis antara keduanya. Bibirnya bergerak ke atas bawah untuk mengulum lembut sambil menangkupkan kedua tangannya di wajah mungil Sachi. Kali ini Sachi benar-benar terbuai hingga ia lupa segalanya dan hanya dapat memejamkan mata. Sungguh, ini adalah hal gila yang belum pernah ia lakukan.

Di sela ciuman yang tengah berlangsung, Ren menyisipkan sebuah jepitan berwarna perak yang berbentuk bintang di rambut pendek Sachi.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Ayu sutriani

Ayu sutriani

bisa2 emi jadi psychopath ni gara2 jepit😭

2024-04-07

0

fica

fica

Emi bakalan jealous ma sachi

2024-02-12

0

💞R0$€_22💞

💞R0$€_22💞

Mudah2an Ren bener2 mencintai Sachi yaa...
Ren sweet bgt...

2023-06-08

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Tetangga Baru
2 Chapter 2 : Pria Penghasut
3 Chapter 3 : Pria Kikuk
4 chapter 4 : Ciuman Ilusi
5 Chapter 5 : Jenius!
6 Chapter 6 : Menagih Janji
7 Chapter 7 : Devil
8 Chapter 8 : Pesona Host
9 Chapter 9 : Ciuman Anti Virus
10 Chapter 10 : Resmi Pacaran
11 Chapter 11 : Insiden di Kapal Pesiar
12 Chapter 12 : Penyelidikan
13 Chapter 13 : Jangan dekat dengan pria manapun
14 Chapter 14 : Kau adalah Aldebaran
15 Chapter 15 : Berlian Nyonya Nao
16 Chapter 16 : Pesona Detektif
17 Chapter 17 : Kamu
18 Chapter 18 : Tangan Kidal
19 Chapter 19 : Menjalin Keakraban
20 Chapter 20 : Hal Gila
21 Chapter 21 : Perasaan Bersalah
22 Chapter 22 : Salah Sangka
23 Chapter 23 : Inisial Pencuri Berlian
24 Chapter 24 : Disneysea Tokyo
25 Chapter 25 : Nona Manekin
26 Chapter 26 : Sebuah Tawaran
27 Chapter 27 : Pesta pun Dimulai
28 Chapter 28 : Terprovokasi
29 Chapter 29 : Pengeroyokan
30 Chapter 30 : Ren Menghilang
31 Chapter 31 : Heartbreak
32 Chapter 32 : Beautiful Moment
33 Chapter 33 : Mencuri Waktu
34 Chapter 34 : Melebur Rasa
35 Chapter 35 : Meninggalkan Pesan
36 Chapter 36 : Acara Pelelangan
37 Chapter 37 : Jun vs Pencuri
38 Chapter 38 : Gara-gara Ren
39 Chapter 39 : Ingatan Super
40 Chapter 40 : IQ 190
41 Chapter 41: Percayalah Padaku!
42 Chapter 42 : Tak Bisa Menerima
43 Chapter 43 : Seperti Dejavu
44 Chapter 44 : Kejujuran yang Pahit
45 Chapter 45 : Festival Musim Panas
46 Chapter 46 : Apa yang Terjadi?
47 Chapter 47 : Sebuah Jebakan?
48 Chapter 48 : Sekadar Peringatan
49 Chapter 49 : Tak Ingin Mendengar Apa pun
50 Chapter 50 : Membuat Kenangan Indah di Tubuhmu
51 Chapter 51 : Tunggu Aku di Sini!
52 Chapter 52 : Tanggal 2
53 Chapter 53 : The Secret Thief
54 Chapter 54 : Kejutan Ulang Tahun
55 Chapter 55 : Buku Biografi Yuji Nakajima
56 Chapter 56 : Pencarian Antares, Bintang yang Hilang
57 Chapter 57 : Tetap Menunggu
58 Chapter 58 : Konser Chiba Yamada
59 Chapter 59 : Baka!
60 Chapter 60 : Meskipun Terlambat, Mari Kita Rayakan!
61 Chapter 61 : Terus Menyelidiki
62 Chapter 62 : Kasus Maki Okada
63 Chapter 63 : Terpecahkan?
64 Chapter 64 : Alibi
65 Chapter 65 : Perang Dingin
66 Chapter 66 : Perempuan di Samping Mereka
67 Chapter 67 : Setitik Cahaya di Hati
68 Chapter 68 : Penyamaran
69 Chapter 69 : Pendekatan
70 Chapter 70 : Pria Tua
71 Chapter 71 : Menikah?
72 Chapter 72 : Gara-gara Mabuk
73 Chapter 73 : Bisakah kau memberiku sebuah keluarga?
74 Chapter 74 : Antara Ren, Emi, dan Jun
75 Chapter 75 : CCTV
76 Chapter 76 : Antara Jun, Sachi, dan Ren
77 Chapter 77 : Rencana Berikutnya
78 Chapter 78 : Surat Kaleng
79 Chapter 79 : Gangguan di Malam Hari
80 Chapter 80 : Apa pun Akan Ia Lakukan
81 Chapter 81 : Sirene Polisi
82 Chapter 82 : Buliran Hujan
83 Chapter 83 : Rui dan Ren
84 Chapter 84 : Siapa yang harus ia percaya?
85 Chapter 85 : Tetap Percaya
86 Chapter 86 : Mari Berbahagia Bersama
87 Chapter 87 : Fakta baru?
88 Chapter 88 : Hajimemashite
89 Chapter 89 : Merindukanmu
90 Chapter 90 : Melindungi dan Mengawalmu
91 Chapter 91 : Ajudan Perdana Menteri
92 Chapter 92 : Ren vs Jun, Siapa yang Kalah?
93 Chapter 93 : Kejadian di Tokyo Tower
94 Chapter 94 : Minggu Kedua Musim Gugur
95 Chapter 95 : Gadis Putih?
96 Chapter 96 : Jun vs Pencuri Jilid 2
97 Chapter 97 : Tertipu?
98 Chapter 98 : Mengundurkan diri
99 Chapter 99 : Kasus Delapan Tahun yang Lalu
100 Chapter 100 : Semoga Tidak
101 Chapter 101 : Hamil
102 Chapter 102 : Keputusan Hakim
103 Chapter 103 : Kenyataan Menyedihkan
104 Chapter 104 : Pengakuan
105 Chapter 105 : Posisi yang Sulit
106 Chapter 106 : Jika nanti ....
107 Chapter 107 : Memiliki Rasa Ketakutan
108 Chapter 108 : Jangan Menangisiku!
109 Chapter 109 : Momen Mengharukan
110 Chapter 110 : Apa Tujuan Ren?
111 Chapter 111 : Perang Logika
112 Chapter 112 : Permohonan Pilu
113 Chapter 113 : Mengantarmu ke Gerbang Penjara
114 Chapter 114 : Ketika Polisi Berempati
115 Chapter 115 : Mengusut Kasus
116 Chapter 116 : Salju Pertama yang Turun
117 Chapter 117 : Ren vs Jun
118 Chapter 118 : Babak Baru
119 Chapter 119 : Di Balik Jeruji Besi
120 Chapter 120 : Pembelaan Shohei
121 Chapter 121 : Masa Lalumu Milikmu
122 Chapter 122 : Persamaan Rui dan Ren
123 Chapter 123 : Kisah di Balik Kisah
124 Chapter 124 : Aksi Terakhir, Berhasilkah?
125 Chapter 125 : Dream Diamond
126 Pengumuman
127 Chapter 126 : Siapa Dalangnya?
128 Chapter 127 : Sulit Untuk Menerima
129 Chapter 128 : Akhir Perjalanan The Secret Thief
130 Chapter 129 : Daijobu Desu
131 Chapter 130 : Tenang Seperti Danau
132 Chapter 131 : Hati yang Menghangat
133 Chapter 132 : Pengorbanan Seorang Ayah
134 Chapter 133 : Melihat Dunia Melalui Matamu
135 Chapter 134 : Sebuah Takdir
136 Chapter 135 : Labirin Waktu
137 Chapter 136 : Sakura di Musim Semi
138 Chapter 137 : Kemarin Adalah Nyata
139 Apologize and Thanks
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Chapter 1 : Tetangga Baru
2
Chapter 2 : Pria Penghasut
3
Chapter 3 : Pria Kikuk
4
chapter 4 : Ciuman Ilusi
5
Chapter 5 : Jenius!
6
Chapter 6 : Menagih Janji
7
Chapter 7 : Devil
8
Chapter 8 : Pesona Host
9
Chapter 9 : Ciuman Anti Virus
10
Chapter 10 : Resmi Pacaran
11
Chapter 11 : Insiden di Kapal Pesiar
12
Chapter 12 : Penyelidikan
13
Chapter 13 : Jangan dekat dengan pria manapun
14
Chapter 14 : Kau adalah Aldebaran
15
Chapter 15 : Berlian Nyonya Nao
16
Chapter 16 : Pesona Detektif
17
Chapter 17 : Kamu
18
Chapter 18 : Tangan Kidal
19
Chapter 19 : Menjalin Keakraban
20
Chapter 20 : Hal Gila
21
Chapter 21 : Perasaan Bersalah
22
Chapter 22 : Salah Sangka
23
Chapter 23 : Inisial Pencuri Berlian
24
Chapter 24 : Disneysea Tokyo
25
Chapter 25 : Nona Manekin
26
Chapter 26 : Sebuah Tawaran
27
Chapter 27 : Pesta pun Dimulai
28
Chapter 28 : Terprovokasi
29
Chapter 29 : Pengeroyokan
30
Chapter 30 : Ren Menghilang
31
Chapter 31 : Heartbreak
32
Chapter 32 : Beautiful Moment
33
Chapter 33 : Mencuri Waktu
34
Chapter 34 : Melebur Rasa
35
Chapter 35 : Meninggalkan Pesan
36
Chapter 36 : Acara Pelelangan
37
Chapter 37 : Jun vs Pencuri
38
Chapter 38 : Gara-gara Ren
39
Chapter 39 : Ingatan Super
40
Chapter 40 : IQ 190
41
Chapter 41: Percayalah Padaku!
42
Chapter 42 : Tak Bisa Menerima
43
Chapter 43 : Seperti Dejavu
44
Chapter 44 : Kejujuran yang Pahit
45
Chapter 45 : Festival Musim Panas
46
Chapter 46 : Apa yang Terjadi?
47
Chapter 47 : Sebuah Jebakan?
48
Chapter 48 : Sekadar Peringatan
49
Chapter 49 : Tak Ingin Mendengar Apa pun
50
Chapter 50 : Membuat Kenangan Indah di Tubuhmu
51
Chapter 51 : Tunggu Aku di Sini!
52
Chapter 52 : Tanggal 2
53
Chapter 53 : The Secret Thief
54
Chapter 54 : Kejutan Ulang Tahun
55
Chapter 55 : Buku Biografi Yuji Nakajima
56
Chapter 56 : Pencarian Antares, Bintang yang Hilang
57
Chapter 57 : Tetap Menunggu
58
Chapter 58 : Konser Chiba Yamada
59
Chapter 59 : Baka!
60
Chapter 60 : Meskipun Terlambat, Mari Kita Rayakan!
61
Chapter 61 : Terus Menyelidiki
62
Chapter 62 : Kasus Maki Okada
63
Chapter 63 : Terpecahkan?
64
Chapter 64 : Alibi
65
Chapter 65 : Perang Dingin
66
Chapter 66 : Perempuan di Samping Mereka
67
Chapter 67 : Setitik Cahaya di Hati
68
Chapter 68 : Penyamaran
69
Chapter 69 : Pendekatan
70
Chapter 70 : Pria Tua
71
Chapter 71 : Menikah?
72
Chapter 72 : Gara-gara Mabuk
73
Chapter 73 : Bisakah kau memberiku sebuah keluarga?
74
Chapter 74 : Antara Ren, Emi, dan Jun
75
Chapter 75 : CCTV
76
Chapter 76 : Antara Jun, Sachi, dan Ren
77
Chapter 77 : Rencana Berikutnya
78
Chapter 78 : Surat Kaleng
79
Chapter 79 : Gangguan di Malam Hari
80
Chapter 80 : Apa pun Akan Ia Lakukan
81
Chapter 81 : Sirene Polisi
82
Chapter 82 : Buliran Hujan
83
Chapter 83 : Rui dan Ren
84
Chapter 84 : Siapa yang harus ia percaya?
85
Chapter 85 : Tetap Percaya
86
Chapter 86 : Mari Berbahagia Bersama
87
Chapter 87 : Fakta baru?
88
Chapter 88 : Hajimemashite
89
Chapter 89 : Merindukanmu
90
Chapter 90 : Melindungi dan Mengawalmu
91
Chapter 91 : Ajudan Perdana Menteri
92
Chapter 92 : Ren vs Jun, Siapa yang Kalah?
93
Chapter 93 : Kejadian di Tokyo Tower
94
Chapter 94 : Minggu Kedua Musim Gugur
95
Chapter 95 : Gadis Putih?
96
Chapter 96 : Jun vs Pencuri Jilid 2
97
Chapter 97 : Tertipu?
98
Chapter 98 : Mengundurkan diri
99
Chapter 99 : Kasus Delapan Tahun yang Lalu
100
Chapter 100 : Semoga Tidak
101
Chapter 101 : Hamil
102
Chapter 102 : Keputusan Hakim
103
Chapter 103 : Kenyataan Menyedihkan
104
Chapter 104 : Pengakuan
105
Chapter 105 : Posisi yang Sulit
106
Chapter 106 : Jika nanti ....
107
Chapter 107 : Memiliki Rasa Ketakutan
108
Chapter 108 : Jangan Menangisiku!
109
Chapter 109 : Momen Mengharukan
110
Chapter 110 : Apa Tujuan Ren?
111
Chapter 111 : Perang Logika
112
Chapter 112 : Permohonan Pilu
113
Chapter 113 : Mengantarmu ke Gerbang Penjara
114
Chapter 114 : Ketika Polisi Berempati
115
Chapter 115 : Mengusut Kasus
116
Chapter 116 : Salju Pertama yang Turun
117
Chapter 117 : Ren vs Jun
118
Chapter 118 : Babak Baru
119
Chapter 119 : Di Balik Jeruji Besi
120
Chapter 120 : Pembelaan Shohei
121
Chapter 121 : Masa Lalumu Milikmu
122
Chapter 122 : Persamaan Rui dan Ren
123
Chapter 123 : Kisah di Balik Kisah
124
Chapter 124 : Aksi Terakhir, Berhasilkah?
125
Chapter 125 : Dream Diamond
126
Pengumuman
127
Chapter 126 : Siapa Dalangnya?
128
Chapter 127 : Sulit Untuk Menerima
129
Chapter 128 : Akhir Perjalanan The Secret Thief
130
Chapter 129 : Daijobu Desu
131
Chapter 130 : Tenang Seperti Danau
132
Chapter 131 : Hati yang Menghangat
133
Chapter 132 : Pengorbanan Seorang Ayah
134
Chapter 133 : Melihat Dunia Melalui Matamu
135
Chapter 134 : Sebuah Takdir
136
Chapter 135 : Labirin Waktu
137
Chapter 136 : Sakura di Musim Semi
138
Chapter 137 : Kemarin Adalah Nyata
139
Apologize and Thanks

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!