Chapter 19 : Menjalin Keakraban

"Oishi! (lezat)," ucap Ren ketika sesuap Donburi itu masuk ke dalam mulutnya.

"Ini adalah makanan kesukaan adikku, dan menurutku Donburi yang tersedia di kedai ini paling enak karena banyak pilihan lauknya," ujar jun yang telah selesai makan. Ia lalu memesan kembali Donburi daging untuk adiknya. "Summimasen, aku pesan kembali satu porsi tapi dibungkus!" pintanya pada juru masak.

"Tapi bisakah Tuan menunggu sedikit lama? Aku sedang menyiapkan pesanan sepuluh porsi milik orang lain," kata juru masak itu.

"Tidak masalah. Aku akan menunggu!" ujar Jun.

Jun dan Ren kemudian melakukan obrolan ringan seputar pekerjaan dan hobi mereka masing-masing. Rupanya kedua pria tampan itu mempunyai minat olahraga di bidang yang sama, yaitu tenis. Keduanya pun sepakat untuk bermain tenis di lapangan yang terdapat di lokasi perumahan mereka malam nanti.

Ren telah selesai makan, sementara pesanan Jun belum datang juga. Ren lalu berdiri dan pamit pulang duluan.

"Aku pergi duluan, ya!"

"Jangan lupa malam nanti, aku tunggu di lapangan tenis!" Jun sekadar mengingatkan Ren kembali.

"Tentu aku akan datang. Aku akan makin semangat jika kau membawa adikmu!" balas Ren sambil tersenyum.

Jun hanya meringis mendengar perkataan Ren yang dipikirnya hanya sekadar basa-basi.

Pesanan Jun akhirnya datang tak berselang lama setelah Ren keluar dari kedai. Pria itu langsung keluar dari kedai sambil membawa sekotak Donburi yang akan dia berikan adiknya.

Di luar, Ketika hendak menaiki motornya, pandangan Ren justru terarah pada segerombolan bocah laki-laki yang tengah mendorong salah satu teman mereka. Mereka menghujani anak tersebut dengan hinaan yang membuatnya menunduk sedih. Seolah tak peduli, mereka langsung kembali bermain bola tanpa usai melakukan aksi perundungan.

Mata gelap Ren melintas saat menyaksikan aksi penindasan itu. Ia tersenyum bak iblis dan berjalan mendekat ke arah bocah yang tengah murung.

Mengambil posisi jongkok di samping anak itu, Ren lalu berbisik padanya. "Kenapa kau hanya berdiam diri di sini? Apakah kau pasrah menerima hinaan mereka? Kalau kau terus-terusan lemah seperti ini maka mereka akan bertindak sesuka hati dan terus menindasmu." Ren mengambil sebuah kayu yang terdapat di pinggir jalan lalu memberikannya pada bocah tersebut. "Ayo, beri mereka pelajaran agar tak seenaknya padamu!" ucapnya sambil senyum penuh provokasi.

Bocah itu menatap Ren dengan mata yang menyala seakan seluruh hasutan yang pria itu lontarkan terserap ke dalam jiwanya. Tanpa keraguan, ia mengambil kayu dari tangan Ren lalu berdiri dan melangkah ke arah para bocah yang baru saja menghinanya.

Ren menyunggingkan sudut bibir ke atas sambil mengangkat ujung alisnya. Ia berkacak pinggang, seraya menyaksikan bocah itu memukul teman-temannya dengan kayu. Entah sejak kapan, ia menjadi begitu tertarik dan bergairah pada orang-orang yang sering tertindas, lalu datang pada mereka untuk melakukan bisikan-bisikan penuh provokasi. Menghasut para manusia lemah untuk melawan orang-orang yang semena-mena terhadap mereka.

Jun yang rupanya telah berada di sana sejak Ren berbisik pada bocah itu, langsung mendekat pada Ren dan bertanya apa yang pria itu katakan sehingga bocah itu menjadi bringas pada teman-temannya.

"Aku hanya sedikit memprovokasi bocah itu untuk melawan gerombolan anak laki-laki yang mengejeknya," jawab Ren dengan enteng.

"Kau tak seharusnya mengajarkan itu pada anak kecil. Mereka akan menelan setiap perkataan orang dewasa dan mempraktekkannya," ujar Jun.

Jun lalu berteriak pada bocah-bocah tersebut agar segera menyudahi pertengkaran. Melihat Jun yang memakai seragam polisi, membuat anak-anak itu berhenti berkelahi dan langsung berlari ketakutan.

"Ini sangat lucu! Seharusnya kalian bisa menjadi pahlawan sekelas ultraman di mata mereka, tapi yang kulihat anak-anak itu takut pada polisi." Ren tergelak tetapi menampilkan wajah miris.

"Ya, ada dua profesi yang ditakuti anak-anak, polisi dan dokter. Itu karena para orangtua selalu menggunakan dua profesi itu untuk menakut-nakuti atau mengancam anak-anak mereka," balas Jun dengan santai.

"Sayangnya, ketika anak-anak takut pada polisi, penjahat justru sama sekali tak takut pada kalian." Ren melontarkan kalimat sindiran sambil memicingkan mata. Ia menggunakan helmnya lalu beranjak pergi dengan melajukan motornya.

Jun sedikit merenungi kalimat terakhir Ren. Ia tersenyum simpul, lalu menaiki motornya dan kembali ke rumah. Begitu sampai di rumah, dia menyerahkan sekotak Donburi pada Sachi. Gadis itu terlihat senang dan langsung duduk di meja makan untuk melahap makanan yang dibawakan oleh kakaknya.

"Oniichan, apa kau beritahu pada Shohei-kun jika aku sedang tak enak badan?" tanya Sachi tiba-tiba.

"Tidak ...." Jun mencoba berkilah.

"Jangan berbohong! Dia baru saja meneleponku." Sachi menunduk malu, masalahnya ia tidak benar-benar sakit.

"Bukankah sangat bagus jika dia perhatian padamu? Dia sangat sibuk dengan pekerjaannya akhir-akhir ini, makanya belum sempat datang ke sini. Sebaiknya kalian sering-sering teleponan agar hubungan kalian tidak hambar."

Sachi terdiam. Dia kembali mengingat kejadian semalam di mana Ren menciumnya. Apakah ia telah berkhianat pada Shohei? Tapi pria itu yang memaksanya! Tunggu, dia juga menikmati ciuman pria itu. Apakah ini bisa dikatakan perselingkuhan? Ah, kepalanya menjadi pusing memikirkan hal itu dan dia kehilangan selera makan.

Waktu telah menunjukkan jam delapan malam. Saat ini, Jun turun dari lantai atas. Ia menggunakan baju kaus serta celana olahraga, di pundaknya ada sebuah tas berisi raket tenis. Sachi yang tengah menonton, langsung melempar pertanyaan kepada kakaknya.

"Olahraga malam-malam begini?"

"Ya, apa kau mau ikut?"

Sachi tampak berpikir. "Aku malas bermain!" tolaknya karena tahu akan kalah telak jika bermain dengan kakaknya itu.

"Siapa juga yang mengajakmu bermain! Kau hanya perlu menonton dan memberi semangat kakakmu!"

Sachi menimbang-nimbang kembali. Pikirnya, dia akan terus-terusan dihantui perasaan bersalah pada Shohei jika hanya berdiam diri di rumah.

"Baiklah, aku ambil jaket dulu!"

Sachi lalu memakai jaket hoodie dengan menutup penuh kepalanya hingga hanya menyisakan wajahnya yang terlihat bulat. Ia berjalan bersama Jun menuju ke lapangan tenis yang hanya terletak beberapa meter dari rumah mereka.

Begitu tiba di lapangan itu, samar-samar dia melihat seorang pria berbadan tinggi ramping tengah melakukan pemanasan.

"Oniichan, apa dia lawan mainmu?"

"Iya, dia Ren. Tetangga kita."

Pada saat itu juga, mata Sachi seolah hendak meloncat ke bawah. Sementara, Ren langsung berbalik dan menyapa kedua kakak beradik itu.

"Sachi-chan, kenapa kau tidak pakai pakaian olahraga juga? Padahal aku juga ingin bermain denganmu!" tegur Ren dengan ekspresi tersirat.

"Dia belum terlalu mahir melakukan serangan. Bermain dengannya akan cepat bosan," ejek Jun sambil melakukan peregangan.

Ketika kedua pria itu tengah bersiap untuk memulai pertandingan, tiba-tiba Ren melayangkan sebuah ide. "Jun-san, agar permainan kita lebih seru, bagaimana kalau kita melakukan taruhan. Yang kalah harus mengabulkan permintaan sang pemenang!"

"Menarik! Aku setuju!" balas Jun yang sepakat dengan ide Ren.

Ren mengalihkan pandangannya ke arah Sachi yang duduk di kursi penonton, ia tersenyum nakal lalu melempar sebuah kedipan mata. Seketika, gadis itu terhenyak dan merasakan firasat aneh. Jangan bilang pria mesum itu akan meminta hal-hal aneh yang berkaitan dengan dirinya jika dia mengalahkan kakaknya!

.

.

.

jangan lupa like dan komeng

Terpopuler

Comments

Ayu sutriani

Ayu sutriani

jiwa psychopath itu berawal dari tekanan lingkungan terutama keluarga😥

2024-04-07

0

fica

fica

Ren mulai deh 🤣

2024-02-12

0

sakura🇵🇸

sakura🇵🇸

ren udah kayak punya magis aja,semua pada tersepona dan nurut sama kata2nya😍😍

2023-02-05

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Tetangga Baru
2 Chapter 2 : Pria Penghasut
3 Chapter 3 : Pria Kikuk
4 chapter 4 : Ciuman Ilusi
5 Chapter 5 : Jenius!
6 Chapter 6 : Menagih Janji
7 Chapter 7 : Devil
8 Chapter 8 : Pesona Host
9 Chapter 9 : Ciuman Anti Virus
10 Chapter 10 : Resmi Pacaran
11 Chapter 11 : Insiden di Kapal Pesiar
12 Chapter 12 : Penyelidikan
13 Chapter 13 : Jangan dekat dengan pria manapun
14 Chapter 14 : Kau adalah Aldebaran
15 Chapter 15 : Berlian Nyonya Nao
16 Chapter 16 : Pesona Detektif
17 Chapter 17 : Kamu
18 Chapter 18 : Tangan Kidal
19 Chapter 19 : Menjalin Keakraban
20 Chapter 20 : Hal Gila
21 Chapter 21 : Perasaan Bersalah
22 Chapter 22 : Salah Sangka
23 Chapter 23 : Inisial Pencuri Berlian
24 Chapter 24 : Disneysea Tokyo
25 Chapter 25 : Nona Manekin
26 Chapter 26 : Sebuah Tawaran
27 Chapter 27 : Pesta pun Dimulai
28 Chapter 28 : Terprovokasi
29 Chapter 29 : Pengeroyokan
30 Chapter 30 : Ren Menghilang
31 Chapter 31 : Heartbreak
32 Chapter 32 : Beautiful Moment
33 Chapter 33 : Mencuri Waktu
34 Chapter 34 : Melebur Rasa
35 Chapter 35 : Meninggalkan Pesan
36 Chapter 36 : Acara Pelelangan
37 Chapter 37 : Jun vs Pencuri
38 Chapter 38 : Gara-gara Ren
39 Chapter 39 : Ingatan Super
40 Chapter 40 : IQ 190
41 Chapter 41: Percayalah Padaku!
42 Chapter 42 : Tak Bisa Menerima
43 Chapter 43 : Seperti Dejavu
44 Chapter 44 : Kejujuran yang Pahit
45 Chapter 45 : Festival Musim Panas
46 Chapter 46 : Apa yang Terjadi?
47 Chapter 47 : Sebuah Jebakan?
48 Chapter 48 : Sekadar Peringatan
49 Chapter 49 : Tak Ingin Mendengar Apa pun
50 Chapter 50 : Membuat Kenangan Indah di Tubuhmu
51 Chapter 51 : Tunggu Aku di Sini!
52 Chapter 52 : Tanggal 2
53 Chapter 53 : The Secret Thief
54 Chapter 54 : Kejutan Ulang Tahun
55 Chapter 55 : Buku Biografi Yuji Nakajima
56 Chapter 56 : Pencarian Antares, Bintang yang Hilang
57 Chapter 57 : Tetap Menunggu
58 Chapter 58 : Konser Chiba Yamada
59 Chapter 59 : Baka!
60 Chapter 60 : Meskipun Terlambat, Mari Kita Rayakan!
61 Chapter 61 : Terus Menyelidiki
62 Chapter 62 : Kasus Maki Okada
63 Chapter 63 : Terpecahkan?
64 Chapter 64 : Alibi
65 Chapter 65 : Perang Dingin
66 Chapter 66 : Perempuan di Samping Mereka
67 Chapter 67 : Setitik Cahaya di Hati
68 Chapter 68 : Penyamaran
69 Chapter 69 : Pendekatan
70 Chapter 70 : Pria Tua
71 Chapter 71 : Menikah?
72 Chapter 72 : Gara-gara Mabuk
73 Chapter 73 : Bisakah kau memberiku sebuah keluarga?
74 Chapter 74 : Antara Ren, Emi, dan Jun
75 Chapter 75 : CCTV
76 Chapter 76 : Antara Jun, Sachi, dan Ren
77 Chapter 77 : Rencana Berikutnya
78 Chapter 78 : Surat Kaleng
79 Chapter 79 : Gangguan di Malam Hari
80 Chapter 80 : Apa pun Akan Ia Lakukan
81 Chapter 81 : Sirene Polisi
82 Chapter 82 : Buliran Hujan
83 Chapter 83 : Rui dan Ren
84 Chapter 84 : Siapa yang harus ia percaya?
85 Chapter 85 : Tetap Percaya
86 Chapter 86 : Mari Berbahagia Bersama
87 Chapter 87 : Fakta baru?
88 Chapter 88 : Hajimemashite
89 Chapter 89 : Merindukanmu
90 Chapter 90 : Melindungi dan Mengawalmu
91 Chapter 91 : Ajudan Perdana Menteri
92 Chapter 92 : Ren vs Jun, Siapa yang Kalah?
93 Chapter 93 : Kejadian di Tokyo Tower
94 Chapter 94 : Minggu Kedua Musim Gugur
95 Chapter 95 : Gadis Putih?
96 Chapter 96 : Jun vs Pencuri Jilid 2
97 Chapter 97 : Tertipu?
98 Chapter 98 : Mengundurkan diri
99 Chapter 99 : Kasus Delapan Tahun yang Lalu
100 Chapter 100 : Semoga Tidak
101 Chapter 101 : Hamil
102 Chapter 102 : Keputusan Hakim
103 Chapter 103 : Kenyataan Menyedihkan
104 Chapter 104 : Pengakuan
105 Chapter 105 : Posisi yang Sulit
106 Chapter 106 : Jika nanti ....
107 Chapter 107 : Memiliki Rasa Ketakutan
108 Chapter 108 : Jangan Menangisiku!
109 Chapter 109 : Momen Mengharukan
110 Chapter 110 : Apa Tujuan Ren?
111 Chapter 111 : Perang Logika
112 Chapter 112 : Permohonan Pilu
113 Chapter 113 : Mengantarmu ke Gerbang Penjara
114 Chapter 114 : Ketika Polisi Berempati
115 Chapter 115 : Mengusut Kasus
116 Chapter 116 : Salju Pertama yang Turun
117 Chapter 117 : Ren vs Jun
118 Chapter 118 : Babak Baru
119 Chapter 119 : Di Balik Jeruji Besi
120 Chapter 120 : Pembelaan Shohei
121 Chapter 121 : Masa Lalumu Milikmu
122 Chapter 122 : Persamaan Rui dan Ren
123 Chapter 123 : Kisah di Balik Kisah
124 Chapter 124 : Aksi Terakhir, Berhasilkah?
125 Chapter 125 : Dream Diamond
126 Pengumuman
127 Chapter 126 : Siapa Dalangnya?
128 Chapter 127 : Sulit Untuk Menerima
129 Chapter 128 : Akhir Perjalanan The Secret Thief
130 Chapter 129 : Daijobu Desu
131 Chapter 130 : Tenang Seperti Danau
132 Chapter 131 : Hati yang Menghangat
133 Chapter 132 : Pengorbanan Seorang Ayah
134 Chapter 133 : Melihat Dunia Melalui Matamu
135 Chapter 134 : Sebuah Takdir
136 Chapter 135 : Labirin Waktu
137 Chapter 136 : Sakura di Musim Semi
138 Chapter 137 : Kemarin Adalah Nyata
139 Apologize and Thanks
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Chapter 1 : Tetangga Baru
2
Chapter 2 : Pria Penghasut
3
Chapter 3 : Pria Kikuk
4
chapter 4 : Ciuman Ilusi
5
Chapter 5 : Jenius!
6
Chapter 6 : Menagih Janji
7
Chapter 7 : Devil
8
Chapter 8 : Pesona Host
9
Chapter 9 : Ciuman Anti Virus
10
Chapter 10 : Resmi Pacaran
11
Chapter 11 : Insiden di Kapal Pesiar
12
Chapter 12 : Penyelidikan
13
Chapter 13 : Jangan dekat dengan pria manapun
14
Chapter 14 : Kau adalah Aldebaran
15
Chapter 15 : Berlian Nyonya Nao
16
Chapter 16 : Pesona Detektif
17
Chapter 17 : Kamu
18
Chapter 18 : Tangan Kidal
19
Chapter 19 : Menjalin Keakraban
20
Chapter 20 : Hal Gila
21
Chapter 21 : Perasaan Bersalah
22
Chapter 22 : Salah Sangka
23
Chapter 23 : Inisial Pencuri Berlian
24
Chapter 24 : Disneysea Tokyo
25
Chapter 25 : Nona Manekin
26
Chapter 26 : Sebuah Tawaran
27
Chapter 27 : Pesta pun Dimulai
28
Chapter 28 : Terprovokasi
29
Chapter 29 : Pengeroyokan
30
Chapter 30 : Ren Menghilang
31
Chapter 31 : Heartbreak
32
Chapter 32 : Beautiful Moment
33
Chapter 33 : Mencuri Waktu
34
Chapter 34 : Melebur Rasa
35
Chapter 35 : Meninggalkan Pesan
36
Chapter 36 : Acara Pelelangan
37
Chapter 37 : Jun vs Pencuri
38
Chapter 38 : Gara-gara Ren
39
Chapter 39 : Ingatan Super
40
Chapter 40 : IQ 190
41
Chapter 41: Percayalah Padaku!
42
Chapter 42 : Tak Bisa Menerima
43
Chapter 43 : Seperti Dejavu
44
Chapter 44 : Kejujuran yang Pahit
45
Chapter 45 : Festival Musim Panas
46
Chapter 46 : Apa yang Terjadi?
47
Chapter 47 : Sebuah Jebakan?
48
Chapter 48 : Sekadar Peringatan
49
Chapter 49 : Tak Ingin Mendengar Apa pun
50
Chapter 50 : Membuat Kenangan Indah di Tubuhmu
51
Chapter 51 : Tunggu Aku di Sini!
52
Chapter 52 : Tanggal 2
53
Chapter 53 : The Secret Thief
54
Chapter 54 : Kejutan Ulang Tahun
55
Chapter 55 : Buku Biografi Yuji Nakajima
56
Chapter 56 : Pencarian Antares, Bintang yang Hilang
57
Chapter 57 : Tetap Menunggu
58
Chapter 58 : Konser Chiba Yamada
59
Chapter 59 : Baka!
60
Chapter 60 : Meskipun Terlambat, Mari Kita Rayakan!
61
Chapter 61 : Terus Menyelidiki
62
Chapter 62 : Kasus Maki Okada
63
Chapter 63 : Terpecahkan?
64
Chapter 64 : Alibi
65
Chapter 65 : Perang Dingin
66
Chapter 66 : Perempuan di Samping Mereka
67
Chapter 67 : Setitik Cahaya di Hati
68
Chapter 68 : Penyamaran
69
Chapter 69 : Pendekatan
70
Chapter 70 : Pria Tua
71
Chapter 71 : Menikah?
72
Chapter 72 : Gara-gara Mabuk
73
Chapter 73 : Bisakah kau memberiku sebuah keluarga?
74
Chapter 74 : Antara Ren, Emi, dan Jun
75
Chapter 75 : CCTV
76
Chapter 76 : Antara Jun, Sachi, dan Ren
77
Chapter 77 : Rencana Berikutnya
78
Chapter 78 : Surat Kaleng
79
Chapter 79 : Gangguan di Malam Hari
80
Chapter 80 : Apa pun Akan Ia Lakukan
81
Chapter 81 : Sirene Polisi
82
Chapter 82 : Buliran Hujan
83
Chapter 83 : Rui dan Ren
84
Chapter 84 : Siapa yang harus ia percaya?
85
Chapter 85 : Tetap Percaya
86
Chapter 86 : Mari Berbahagia Bersama
87
Chapter 87 : Fakta baru?
88
Chapter 88 : Hajimemashite
89
Chapter 89 : Merindukanmu
90
Chapter 90 : Melindungi dan Mengawalmu
91
Chapter 91 : Ajudan Perdana Menteri
92
Chapter 92 : Ren vs Jun, Siapa yang Kalah?
93
Chapter 93 : Kejadian di Tokyo Tower
94
Chapter 94 : Minggu Kedua Musim Gugur
95
Chapter 95 : Gadis Putih?
96
Chapter 96 : Jun vs Pencuri Jilid 2
97
Chapter 97 : Tertipu?
98
Chapter 98 : Mengundurkan diri
99
Chapter 99 : Kasus Delapan Tahun yang Lalu
100
Chapter 100 : Semoga Tidak
101
Chapter 101 : Hamil
102
Chapter 102 : Keputusan Hakim
103
Chapter 103 : Kenyataan Menyedihkan
104
Chapter 104 : Pengakuan
105
Chapter 105 : Posisi yang Sulit
106
Chapter 106 : Jika nanti ....
107
Chapter 107 : Memiliki Rasa Ketakutan
108
Chapter 108 : Jangan Menangisiku!
109
Chapter 109 : Momen Mengharukan
110
Chapter 110 : Apa Tujuan Ren?
111
Chapter 111 : Perang Logika
112
Chapter 112 : Permohonan Pilu
113
Chapter 113 : Mengantarmu ke Gerbang Penjara
114
Chapter 114 : Ketika Polisi Berempati
115
Chapter 115 : Mengusut Kasus
116
Chapter 116 : Salju Pertama yang Turun
117
Chapter 117 : Ren vs Jun
118
Chapter 118 : Babak Baru
119
Chapter 119 : Di Balik Jeruji Besi
120
Chapter 120 : Pembelaan Shohei
121
Chapter 121 : Masa Lalumu Milikmu
122
Chapter 122 : Persamaan Rui dan Ren
123
Chapter 123 : Kisah di Balik Kisah
124
Chapter 124 : Aksi Terakhir, Berhasilkah?
125
Chapter 125 : Dream Diamond
126
Pengumuman
127
Chapter 126 : Siapa Dalangnya?
128
Chapter 127 : Sulit Untuk Menerima
129
Chapter 128 : Akhir Perjalanan The Secret Thief
130
Chapter 129 : Daijobu Desu
131
Chapter 130 : Tenang Seperti Danau
132
Chapter 131 : Hati yang Menghangat
133
Chapter 132 : Pengorbanan Seorang Ayah
134
Chapter 133 : Melihat Dunia Melalui Matamu
135
Chapter 134 : Sebuah Takdir
136
Chapter 135 : Labirin Waktu
137
Chapter 136 : Sakura di Musim Semi
138
Chapter 137 : Kemarin Adalah Nyata
139
Apologize and Thanks

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!