Chapter 8 : Pesona Host

Ren berjalan memasuki kelab malam Starlit. Kedatangannya bak seorang artis yang tengah berjalan di red carpet—selalu mengundang perhatian orang-orang sekitar. Wajah tampan, tatapan indah, senyum menawan, dan gaya yang maskulin menyatu sempurna dalam dirinya. Tidak heran jika dia dijuluki raja host dan mempunyai tarif termahal.

"Apakah kau sudah lama menunggu?" tanya Ren pada seorang wanita berpenampilan seksi bernama Maki.

"Lumayan," ucapnya sambil bergelayut manja di lengan Ren begitu pria itu duduk di sisinya.

"Gomen ne." Ren menuangkan bir ke dalam gelas Maki, tetapi wanita itu langsung menahan tangannya.

"Aku sedang tak ingin minum," ujarnya sambil mengelus perut.

Ren mengangkat kedua alisnya sambil menatap perut Maki. Wanita itu tersenyum ke arahnya, lalu berbisik, "Ini adalah aset berharga yang akan kugunakan untuk memeras CEO itu."

Ren tersenyum lebar, lalu balik berbisik, "Apa kau mau kuberi saran agar tujuanmu berjalan lancar?"

Maki mengangguk cepat.

Ren kembali berbisik, "Katakan hal itu padanya saat kau dengannya menghadiri acara besar. Jangan lupa tempelkan alat perekam di tubuhmu untuk berjaga-jaga apabila dia menyangkal atau tak ingin bertanggung jawab."

Ren menjauhkan wajahnya setelah berbisik. Ia melempar senyum jahat ke arah Maki. Mereka saling melempar tatapan dan senyuman licik, sepertinya dia menyetujui usulan Ren.

"Ide yang bagus! Aku berniat mengatakannya saat acara pesta pernikahan rekan artis di kapal pesiar."

"Jangan lupa berikan aku sebagian hasilnya jika kau berhasil." Ren mengangkat gelas birnya lalu mulai meneguk hingga tak tersisa.

"Kurasa kita punya hobi yang sama. Kita sama-sama pecinta uang, bukan?" Maki kembali melempar senyum ke arah Ren.

Ren meletakkan gelas birnya yang telah kosong. "Kita tidak sama. Kau masih manusia, sementara aku adalah iblis," ucapnya sambil memicingkan mata.

Maki tertawa besar mendengar perkataan Ren. Dia membuka pin ponselnya ketika ada sebuah pesan masuk. Tak lama kemudian, dia meminta Ren untuk menunggunya sebentar karena dia akan menemui sahabatnya di lantai bawah.

Selepas kepergian Maki, senyum Ren berangsur-angsur menghilang dan matanya langsung tertuju pada ponsel wanita itu yang tergeletak begitu saja di atas meja. Ren langsung mengambil ponsel itu dan membuka pin yang baru saja diketahuinya ketika wanita itu membuka ponselnya. Ia menuju menu video. Ada beberapa kumpulan video amatir yang menampilkan adegan tak senonoh seorang gadis bersama beberapa pria.

Gadis di video itu adalah Emi. Wanita bernama Maki yang baru saja berbicara dengan Ren adalah kakak sepupu Emi. Dialah wanita culas yang telah menghancurkan hidup Emi, serta membakar segala mimpi-mimpi gadis yang baru berusia sembilan belas tahun itu.

Video amatir itu dia gunakan untuk menjerat Emi agar gadis itu mau menuruti segala keinginannya, termasuk melayani para sutradara dan produser film yang nakal. Keuntungan yang wanita itu dapatkan tentunya adalah sebuah peran dalam film, walaupun harus menjual tubuh adik sepupunya sendiri.

Tanpa keraguan, Ren langsung menekan tombol "Delete" untuk menghilangkan seluruh video yang selama ini mencekik kehidupan Emi.

Di lantai bawah bar, seorang wanita berusia empat puluh delapan tahun tengah bersungut-sungut dan komplain pada manajer bar tersebut. Dia adalah Nyonya Suzu Ikeda, seorang janda kaya raya sekaligus pemilik beberapa Mall yang ada di Jepang. Di usianya yang hampir mencapai lima puluh tahun, dia masih terlihat seperti gadis berusia dua puluh tahunan.

"Aku tidak ingin mereka, aku hanya ingin Ren," celotehnya sambil menunjuk beberapa host berusia dua puluhan yang berkumpul di mejanya.

"Summimasen, Ren-san tengah melayani pelanggan lain yang lebih dulu mem-booking-nya, Anda bisa memilih host yang lain. Mereka juga adalah host terbaik yang kami miliki."

"Tidak mau!" Wanita itu bersedekap sambil melengos.

"Kami akan menghibur Anda, Nyonya." Salah satu host berdiri di sisinya hendak memegang pundak wanita itu, tetapi langsung di tepis dengan kasar.

"Aku bilang, aku hanya ingin Ren!" teriaknya kesal sehingga beberapa host itu langsung melangkah mundur.

"Ada apa?"

Suzu Ikeda langsung berbalik ketika mendengar suara Ren.

"Ren!" Matanya berbinar cerah melihat Ren berjalan ke arahnya.

Ren menghampirinya dengan tatapan menggoda, mengambil tangan wanita itu dan mendaratkan kecupan di punggung tangannya. Hati Suzu yang tadinya kesal, langsung meleleh diperlakukan romantis oleh host kesayangannya.

"Ren, kupikir kau tak mau menemuiku lagi karena aku membelikan kau rumah, bukan apartemen seperti yang kau minta," ucap Suzu dengan raut merajuk.

"Mana mungkin aku akan melakukan itu." Ren tersenyum manis ke arah wanita itu. Ya, Suzu adalah salah satu dari sekian banyak wanita yang menjadi sumber uang Ren. Wanita itu yang membelikan Ren rumah baru. Tadinya, Ren meminta dibelikan apartemen, tetapi mendapat mainan baru di sekitar rumahnya, ia mengurungkan niatnya untuk mengganti rumah tersebut menjadi apartemen.

"Suzu-san, apa kau diundang ke pesta selebritis besar yang akan dilaksanakan di kapal pesiar?" tanya Ren sambil menuangkan sebotol anggur terbaik yang kelab itu miliki.

"Tentu saja. Pasangan itu adalah artis endorsku."

"Kalau begitu, bolehkah aku ikut denganmu?" Ren menyodorkan gelas berisi anggur yang baru saja ia tuang ke arah Suzu.

Suzu terkejut, ini pertama kalinya Ren berinisiatif menawarkan diri menjadi pasangannya di tempat umum. Lelaki bertaraf mahal itu enggan menerima job sebagai pacar sewaan seperti yang dilakukan host atau hostest lainnya.

"Benarkah kau ingin ikut denganku?" tanya Suzu tak percaya.

"Iya, aku tertarik untuk menghadiri pesta pernikahan golongan atas." Ren tersenyum, lalu menampilkan raut manja seperti seorang anak lelaki yang tengah membujuk ibunya agar dibelikan mainan.

"Baiklah. Aku senang mendengarnya!" Kata Suzu tak kalah senang karena dia akan pergi bersama Ren pada acara besok malam.

Ren memalingkan wajahnya membelakangi Suzu hanya untuk sekadar tersenyum licik karena satu langkah rencananya berhasil.

Di waktu yang sama, Jun menanyakan perkembangan hubungan antara Shohei dan adiknya ketika pria pemalu itu meneleponnya. Sayangnya, hingga kini shohei belum melakukan kedekatan yang intens. Ia bahkan belum pernah menelepon Sachi karena gugup dan bingung harus bicara apa.

Jun mengajari Shohei tentang apa yang harus pria itu katakan ketika hendak menelepon Sachi.

"Yang pertama kau harus menanyakan apa yang sedang dia lakukan, kemudian tanyakan hobinya, tanyakan hal-hal yang dia senangi seperti siapa tokoh idolanya, sesekali berikan pujian padanya atau beberapa kalimat gombalan, dan terakhir jangan lupa tanyakan tempat yang ingin ia kunjungi. Begitu dia mengatakan suatu tempat, kau langsung mengajaknya ke tempat itu Minggu nanti ...."

"Tunggu ... tunggu ... bisakah kau tidak terlalu cepat berkata?" Shohei memotong perkataan Jun dari balik telepon.

"Eh?" Jun merasa heran.

"Ano ... aku sedang mencatat seluruh saranmu," ucap Shohei sambil memegang bolpoin, di depannya ada secarik kertas yang bertuliskan sederet ucapan Jun barusan.

Jun menahan tawanya. "Kau benar-benar pria polos, seharusnya kau bisa berinisiatif sendiri tanpa aku ajarkan." ucapnya terheran-heran.

Setelah menelepon Jun, Shohei memberanikan diri untuk menelepon Sachi. Dia tampak menarik napas panjang sebelum menekan tombol panggilan. Saat jempolnya hampir menyentuh tombol, dia kembali mengurungkan niatnya.

Shohei berdehem sejenak untuk menetralkan suaramya. "Ehem ... Hai Megumi-chan, ini aku, Shohei Yamazaki," ucapnya di depan dinding sekedar berlatih bicara. Dia menggelengkan kepalanya dengan cepat karena merasa sapaannya salah. Lalu kembali berlatih bicara di depan dinding, "Konbanwa Megumi-chan, aku Shohei. A–apa yang sedang ka–kau lakukan?"

Shohei kembali menggelengkan kepala karena menurutnya latihannya barusan terlalu gugup. Pria itu terus bermonolog di depan dinding hanya untuk sekadar berlatih kata-kata yang harus ia ucapkan ketika menelepon Sachi.

Merasa latihannya telah baik, Shohei pun memberanikan diri menelepon Sachi.

DEG

DEG

DEG

Jantungnya berdetak tak karuan seolah hendak meloncat keluar. Ia bernapas pendek-pendek dan mengeluarkan keringat dingin.

"Moshi-moshi ...."

Mata Shohei terbuka lebar saat suara indah milik Sachi menyapa pendengarannya. Ia merasa jantungnya makin berdentum kencang. Pria itu memejamkan matanya dalam-dalam, meletakkan ponselnya di atas meja, lalu berlari ke arah balkon kamarnya.

"Yuhuiii!" Dia berteriak sekencang-kencangnya di udara karena senang sekaligus melepas rasa gugupnya.

Sementara, Sachi mengerutkan keningnya saat nomor yang tak dikenalinya itu tidak merespon apapun. Sekian kali menyapa pemilik nomor telepon itu, tetapi tak kunjung ada jawaban.

Shohei mengepalkan tangan kanannya ke atas untuk menyemangati dirinya sendiri. Dia mengembuskan napas beratnya, lalu kembali ke tempat di mana dia duduk. Saat ia hendak mengambil ponselnya, matanya membeliak karena Sachi telah mengakhiri telepon.

Dengan segera, Shohei kembali Melakukan panggilan. Sayangnya, nomor tersebut sudah tidak aktif karena Sachi telah mengisi baterai ponselnya dan tidur.

.

.

.

Jun dan Shohei

Terpopuler

Comments

sakura🇵🇸

sakura🇵🇸

shohei...kau perlu berguru sama anak2 smp di indo,mereka sudah ahli pacaran sejak dini😅😅

2023-02-04

1

BORNEO𒈒⃟ʟʙᴄ ⏤͟͟͞R Joongki9 W⃠

BORNEO𒈒⃟ʟʙᴄ ⏤͟͟͞R Joongki9 W⃠

polos m dudul,iku beda dikittt ia, NeL🤣🤣🤣

2022-11-15

0

c'ayu💃🌺

c'ayu💃🌺

hedeeehhh ini shohei bkin ngakak sekaligus kesel🤣😭. napa pke acara triak2 dlu cba🤦

2022-10-25

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Tetangga Baru
2 Chapter 2 : Pria Penghasut
3 Chapter 3 : Pria Kikuk
4 chapter 4 : Ciuman Ilusi
5 Chapter 5 : Jenius!
6 Chapter 6 : Menagih Janji
7 Chapter 7 : Devil
8 Chapter 8 : Pesona Host
9 Chapter 9 : Ciuman Anti Virus
10 Chapter 10 : Resmi Pacaran
11 Chapter 11 : Insiden di Kapal Pesiar
12 Chapter 12 : Penyelidikan
13 Chapter 13 : Jangan dekat dengan pria manapun
14 Chapter 14 : Kau adalah Aldebaran
15 Chapter 15 : Berlian Nyonya Nao
16 Chapter 16 : Pesona Detektif
17 Chapter 17 : Kamu
18 Chapter 18 : Tangan Kidal
19 Chapter 19 : Menjalin Keakraban
20 Chapter 20 : Hal Gila
21 Chapter 21 : Perasaan Bersalah
22 Chapter 22 : Salah Sangka
23 Chapter 23 : Inisial Pencuri Berlian
24 Chapter 24 : Disneysea Tokyo
25 Chapter 25 : Nona Manekin
26 Chapter 26 : Sebuah Tawaran
27 Chapter 27 : Pesta pun Dimulai
28 Chapter 28 : Terprovokasi
29 Chapter 29 : Pengeroyokan
30 Chapter 30 : Ren Menghilang
31 Chapter 31 : Heartbreak
32 Chapter 32 : Beautiful Moment
33 Chapter 33 : Mencuri Waktu
34 Chapter 34 : Melebur Rasa
35 Chapter 35 : Meninggalkan Pesan
36 Chapter 36 : Acara Pelelangan
37 Chapter 37 : Jun vs Pencuri
38 Chapter 38 : Gara-gara Ren
39 Chapter 39 : Ingatan Super
40 Chapter 40 : IQ 190
41 Chapter 41: Percayalah Padaku!
42 Chapter 42 : Tak Bisa Menerima
43 Chapter 43 : Seperti Dejavu
44 Chapter 44 : Kejujuran yang Pahit
45 Chapter 45 : Festival Musim Panas
46 Chapter 46 : Apa yang Terjadi?
47 Chapter 47 : Sebuah Jebakan?
48 Chapter 48 : Sekadar Peringatan
49 Chapter 49 : Tak Ingin Mendengar Apa pun
50 Chapter 50 : Membuat Kenangan Indah di Tubuhmu
51 Chapter 51 : Tunggu Aku di Sini!
52 Chapter 52 : Tanggal 2
53 Chapter 53 : The Secret Thief
54 Chapter 54 : Kejutan Ulang Tahun
55 Chapter 55 : Buku Biografi Yuji Nakajima
56 Chapter 56 : Pencarian Antares, Bintang yang Hilang
57 Chapter 57 : Tetap Menunggu
58 Chapter 58 : Konser Chiba Yamada
59 Chapter 59 : Baka!
60 Chapter 60 : Meskipun Terlambat, Mari Kita Rayakan!
61 Chapter 61 : Terus Menyelidiki
62 Chapter 62 : Kasus Maki Okada
63 Chapter 63 : Terpecahkan?
64 Chapter 64 : Alibi
65 Chapter 65 : Perang Dingin
66 Chapter 66 : Perempuan di Samping Mereka
67 Chapter 67 : Setitik Cahaya di Hati
68 Chapter 68 : Penyamaran
69 Chapter 69 : Pendekatan
70 Chapter 70 : Pria Tua
71 Chapter 71 : Menikah?
72 Chapter 72 : Gara-gara Mabuk
73 Chapter 73 : Bisakah kau memberiku sebuah keluarga?
74 Chapter 74 : Antara Ren, Emi, dan Jun
75 Chapter 75 : CCTV
76 Chapter 76 : Antara Jun, Sachi, dan Ren
77 Chapter 77 : Rencana Berikutnya
78 Chapter 78 : Surat Kaleng
79 Chapter 79 : Gangguan di Malam Hari
80 Chapter 80 : Apa pun Akan Ia Lakukan
81 Chapter 81 : Sirene Polisi
82 Chapter 82 : Buliran Hujan
83 Chapter 83 : Rui dan Ren
84 Chapter 84 : Siapa yang harus ia percaya?
85 Chapter 85 : Tetap Percaya
86 Chapter 86 : Mari Berbahagia Bersama
87 Chapter 87 : Fakta baru?
88 Chapter 88 : Hajimemashite
89 Chapter 89 : Merindukanmu
90 Chapter 90 : Melindungi dan Mengawalmu
91 Chapter 91 : Ajudan Perdana Menteri
92 Chapter 92 : Ren vs Jun, Siapa yang Kalah?
93 Chapter 93 : Kejadian di Tokyo Tower
94 Chapter 94 : Minggu Kedua Musim Gugur
95 Chapter 95 : Gadis Putih?
96 Chapter 96 : Jun vs Pencuri Jilid 2
97 Chapter 97 : Tertipu?
98 Chapter 98 : Mengundurkan diri
99 Chapter 99 : Kasus Delapan Tahun yang Lalu
100 Chapter 100 : Semoga Tidak
101 Chapter 101 : Hamil
102 Chapter 102 : Keputusan Hakim
103 Chapter 103 : Kenyataan Menyedihkan
104 Chapter 104 : Pengakuan
105 Chapter 105 : Posisi yang Sulit
106 Chapter 106 : Jika nanti ....
107 Chapter 107 : Memiliki Rasa Ketakutan
108 Chapter 108 : Jangan Menangisiku!
109 Chapter 109 : Momen Mengharukan
110 Chapter 110 : Apa Tujuan Ren?
111 Chapter 111 : Perang Logika
112 Chapter 112 : Permohonan Pilu
113 Chapter 113 : Mengantarmu ke Gerbang Penjara
114 Chapter 114 : Ketika Polisi Berempati
115 Chapter 115 : Mengusut Kasus
116 Chapter 116 : Salju Pertama yang Turun
117 Chapter 117 : Ren vs Jun
118 Chapter 118 : Babak Baru
119 Chapter 119 : Di Balik Jeruji Besi
120 Chapter 120 : Pembelaan Shohei
121 Chapter 121 : Masa Lalumu Milikmu
122 Chapter 122 : Persamaan Rui dan Ren
123 Chapter 123 : Kisah di Balik Kisah
124 Chapter 124 : Aksi Terakhir, Berhasilkah?
125 Chapter 125 : Dream Diamond
126 Pengumuman
127 Chapter 126 : Siapa Dalangnya?
128 Chapter 127 : Sulit Untuk Menerima
129 Chapter 128 : Akhir Perjalanan The Secret Thief
130 Chapter 129 : Daijobu Desu
131 Chapter 130 : Tenang Seperti Danau
132 Chapter 131 : Hati yang Menghangat
133 Chapter 132 : Pengorbanan Seorang Ayah
134 Chapter 133 : Melihat Dunia Melalui Matamu
135 Chapter 134 : Sebuah Takdir
136 Chapter 135 : Labirin Waktu
137 Chapter 136 : Sakura di Musim Semi
138 Chapter 137 : Kemarin Adalah Nyata
139 Apologize and Thanks
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Chapter 1 : Tetangga Baru
2
Chapter 2 : Pria Penghasut
3
Chapter 3 : Pria Kikuk
4
chapter 4 : Ciuman Ilusi
5
Chapter 5 : Jenius!
6
Chapter 6 : Menagih Janji
7
Chapter 7 : Devil
8
Chapter 8 : Pesona Host
9
Chapter 9 : Ciuman Anti Virus
10
Chapter 10 : Resmi Pacaran
11
Chapter 11 : Insiden di Kapal Pesiar
12
Chapter 12 : Penyelidikan
13
Chapter 13 : Jangan dekat dengan pria manapun
14
Chapter 14 : Kau adalah Aldebaran
15
Chapter 15 : Berlian Nyonya Nao
16
Chapter 16 : Pesona Detektif
17
Chapter 17 : Kamu
18
Chapter 18 : Tangan Kidal
19
Chapter 19 : Menjalin Keakraban
20
Chapter 20 : Hal Gila
21
Chapter 21 : Perasaan Bersalah
22
Chapter 22 : Salah Sangka
23
Chapter 23 : Inisial Pencuri Berlian
24
Chapter 24 : Disneysea Tokyo
25
Chapter 25 : Nona Manekin
26
Chapter 26 : Sebuah Tawaran
27
Chapter 27 : Pesta pun Dimulai
28
Chapter 28 : Terprovokasi
29
Chapter 29 : Pengeroyokan
30
Chapter 30 : Ren Menghilang
31
Chapter 31 : Heartbreak
32
Chapter 32 : Beautiful Moment
33
Chapter 33 : Mencuri Waktu
34
Chapter 34 : Melebur Rasa
35
Chapter 35 : Meninggalkan Pesan
36
Chapter 36 : Acara Pelelangan
37
Chapter 37 : Jun vs Pencuri
38
Chapter 38 : Gara-gara Ren
39
Chapter 39 : Ingatan Super
40
Chapter 40 : IQ 190
41
Chapter 41: Percayalah Padaku!
42
Chapter 42 : Tak Bisa Menerima
43
Chapter 43 : Seperti Dejavu
44
Chapter 44 : Kejujuran yang Pahit
45
Chapter 45 : Festival Musim Panas
46
Chapter 46 : Apa yang Terjadi?
47
Chapter 47 : Sebuah Jebakan?
48
Chapter 48 : Sekadar Peringatan
49
Chapter 49 : Tak Ingin Mendengar Apa pun
50
Chapter 50 : Membuat Kenangan Indah di Tubuhmu
51
Chapter 51 : Tunggu Aku di Sini!
52
Chapter 52 : Tanggal 2
53
Chapter 53 : The Secret Thief
54
Chapter 54 : Kejutan Ulang Tahun
55
Chapter 55 : Buku Biografi Yuji Nakajima
56
Chapter 56 : Pencarian Antares, Bintang yang Hilang
57
Chapter 57 : Tetap Menunggu
58
Chapter 58 : Konser Chiba Yamada
59
Chapter 59 : Baka!
60
Chapter 60 : Meskipun Terlambat, Mari Kita Rayakan!
61
Chapter 61 : Terus Menyelidiki
62
Chapter 62 : Kasus Maki Okada
63
Chapter 63 : Terpecahkan?
64
Chapter 64 : Alibi
65
Chapter 65 : Perang Dingin
66
Chapter 66 : Perempuan di Samping Mereka
67
Chapter 67 : Setitik Cahaya di Hati
68
Chapter 68 : Penyamaran
69
Chapter 69 : Pendekatan
70
Chapter 70 : Pria Tua
71
Chapter 71 : Menikah?
72
Chapter 72 : Gara-gara Mabuk
73
Chapter 73 : Bisakah kau memberiku sebuah keluarga?
74
Chapter 74 : Antara Ren, Emi, dan Jun
75
Chapter 75 : CCTV
76
Chapter 76 : Antara Jun, Sachi, dan Ren
77
Chapter 77 : Rencana Berikutnya
78
Chapter 78 : Surat Kaleng
79
Chapter 79 : Gangguan di Malam Hari
80
Chapter 80 : Apa pun Akan Ia Lakukan
81
Chapter 81 : Sirene Polisi
82
Chapter 82 : Buliran Hujan
83
Chapter 83 : Rui dan Ren
84
Chapter 84 : Siapa yang harus ia percaya?
85
Chapter 85 : Tetap Percaya
86
Chapter 86 : Mari Berbahagia Bersama
87
Chapter 87 : Fakta baru?
88
Chapter 88 : Hajimemashite
89
Chapter 89 : Merindukanmu
90
Chapter 90 : Melindungi dan Mengawalmu
91
Chapter 91 : Ajudan Perdana Menteri
92
Chapter 92 : Ren vs Jun, Siapa yang Kalah?
93
Chapter 93 : Kejadian di Tokyo Tower
94
Chapter 94 : Minggu Kedua Musim Gugur
95
Chapter 95 : Gadis Putih?
96
Chapter 96 : Jun vs Pencuri Jilid 2
97
Chapter 97 : Tertipu?
98
Chapter 98 : Mengundurkan diri
99
Chapter 99 : Kasus Delapan Tahun yang Lalu
100
Chapter 100 : Semoga Tidak
101
Chapter 101 : Hamil
102
Chapter 102 : Keputusan Hakim
103
Chapter 103 : Kenyataan Menyedihkan
104
Chapter 104 : Pengakuan
105
Chapter 105 : Posisi yang Sulit
106
Chapter 106 : Jika nanti ....
107
Chapter 107 : Memiliki Rasa Ketakutan
108
Chapter 108 : Jangan Menangisiku!
109
Chapter 109 : Momen Mengharukan
110
Chapter 110 : Apa Tujuan Ren?
111
Chapter 111 : Perang Logika
112
Chapter 112 : Permohonan Pilu
113
Chapter 113 : Mengantarmu ke Gerbang Penjara
114
Chapter 114 : Ketika Polisi Berempati
115
Chapter 115 : Mengusut Kasus
116
Chapter 116 : Salju Pertama yang Turun
117
Chapter 117 : Ren vs Jun
118
Chapter 118 : Babak Baru
119
Chapter 119 : Di Balik Jeruji Besi
120
Chapter 120 : Pembelaan Shohei
121
Chapter 121 : Masa Lalumu Milikmu
122
Chapter 122 : Persamaan Rui dan Ren
123
Chapter 123 : Kisah di Balik Kisah
124
Chapter 124 : Aksi Terakhir, Berhasilkah?
125
Chapter 125 : Dream Diamond
126
Pengumuman
127
Chapter 126 : Siapa Dalangnya?
128
Chapter 127 : Sulit Untuk Menerima
129
Chapter 128 : Akhir Perjalanan The Secret Thief
130
Chapter 129 : Daijobu Desu
131
Chapter 130 : Tenang Seperti Danau
132
Chapter 131 : Hati yang Menghangat
133
Chapter 132 : Pengorbanan Seorang Ayah
134
Chapter 133 : Melihat Dunia Melalui Matamu
135
Chapter 134 : Sebuah Takdir
136
Chapter 135 : Labirin Waktu
137
Chapter 136 : Sakura di Musim Semi
138
Chapter 137 : Kemarin Adalah Nyata
139
Apologize and Thanks

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!