Chapter 10 : Resmi Pacaran

"Ada apa?" tanya Ren ketika melihat perubahan raut wajah Sachi.

Ren menoleh ke arah tatapan Sachi. Tampak dua insan yang terlihat seperti sepasang kekasih itulah yang menarik perhatian gadis itu. Ketika mereka makin mendekat, tiba-tiba Sachi langsung menggandeng mesra Ren sambil menyandarkan kepalanya di lengan pria itu.

"Natsu-kun, bukankah itu mantan pacarmu?" tanya gadis yang bersama mantan kekasih Sachi.

Natsu menoleh ke arah Sachi dan melihat gadis itu tengah menggandeng mesra seorang pria tampan bertubuh idaman para lelaki. Mengetahui mantan kekasihnya tengah melihatnya, Sachi buru-buru menarik Ren mendekat ke tempat penjualan pakaian pria.

"Sayang, sepertinya ini lebih cocok untukmu!" Sachi mengambil salah satu pakaian dan menyodorkannya ke Ren.

Ren tersenyum, sambil berkata, "Oh, sayang, seleramu sangat jelek sejelek mantan pacarmu!"

Ren lalu mengambil setelan tuxedo yang terbuat dari bahan Velvet lalu berkata pakaian itulah yang pantas ia gunakan. Pria itu kemudian meminta Sachi untuk menunggunya di situ karena dia akan mencoba pakaian itu.

Sachi berdiri diam di depan fitting room sembari menunggu Ren. Ia terkejut begitu melihat Natsu beserta seorang gadis datang menghampirinya.

"Sachi-chan, ogenki desuka (apa kabar?)" Natsu tersenyum ramah ke arahnya, lalu menoleh ke arah fitting room yang baru saja dimasuki Ren.

Sachi memalingkan wajahnya dengan ketus seolah tak melihat Natsu. Masih teringat jelas, bagaimana dia mendapati pria itu tengah berciuman dengan gadis yang sedang bersamanya saat ini.

Melihat Sachi tak menggubrisnya, Natsu tersenyum miring lalu berkata, "Pria yang bersamamu tadi ... bukan pacarmu, 'kan?"

Sachi tersentak, ia merampas ujung roknya, dan itu terlihat oleh Natsu. Pria itu tertawa lalu berkata, "Sachi, ternyata kau masih belum pandai berbohong. Kenapa kau harus berpura-pura punya pacar di hadapanku? Apa kau ingin membuatku cemburu?"

"Jangan-jangan dia masih berharap kau kembali padanya!" ujar gadis di samping Natsu sambil tertawa mengejek.

Tak bisa menjawab dan tak mau meladeni mereka, Sachi langsung berdiri dan hendak pergi. Namun, tiba-tiba Ren menarik pergelangan tangan gadis itu. Ia menangkupkan wajah Sachi dan langsung membenamkan bibirnya di bibir ranum milik gadis itu.

Kali ini bibir mereka benar-benar bersatu tanpa penghalang apapun. Mata Natsu langsung terbelalak seakan hendak meloncat ke lantai begitu melihat pemandangan itu di hadapannya. Ren menoleh sembari melempar tatapan sinis ke arahnya.

"Jangan coba-coba mengganggu pacarku!" ujar Ren sambil menarik sudut bibirnya ke atas kemudian merangkul Sachi. Ia bahkan sempat mengacungkan jari tengah ke arah Natsu.

Ren langsung membawa Sachi pergi meninggalkan Natsu yang masih bergeming seolah tak percaya apa yang baru saja dilihatnya. Masalahnya, selama berpacaran dengan Sachi, mereka belum pernah berciuman sama sekali.

Tiga puluh menit kemudian, Sachi duduk sambil menangis di sebuah tangga luar pusat perbelanjaan. Ren memangku dagunya seraya menatap gumpalan-gumpalan tisu yang dipakai gadis itu selama menangis.

"Sudahlah! Laki-laki sampah tidak cocok menempati hatimu. Air matamu terlalu berharga untuknya," ujar Ren setelah bosan mendengar Sachi menangis.

Bukannya berhenti, tangisan Sachi makin menjadi dan itu membuat kening Ren bergelombang.

"Hei, kenapa kau masih menangisinya? Jangan-jangam benar kata mereka, kau masih berharap kembali padanya, ya?" Ren mendekatkan wajahnya ke arah Sachi, membuat tatapan penuh tuduhan.

Sachi yang sedari tadi tak merespon ucapan Ren, menatap berang ke arah pria itu sambil berkata, "Aku tidak menangisi pria sialan itu! Aku menangis karena kau!"

"Hah? Aku?" Ren menunjuk dirinya sendiri.

"Kenapa kau merebut ciuman pertamaku!" ujar Sachi kesal sambil memukul-mukul Ren.

"Eh?" Mata Ren membeliak seolah tak percaya gadis berumur dua puluh tahun itu belum pernah berciuman. "Ciuman pertama? Memangnya selama berpacaran kau belum pernah berciuman?"

Sachi menggelengkan kepalanya.

"Ya ampun ... pantas saja dia selingkuh!" ucap Ren menahan tawa.

Ya, Sachi memang mempunyai prinsip untuk menyerahkan ciuman pertamanya pada pria yang benar-benar tulus mencintainya. Untungnya, selama berpacaran dengan Natsu, mereka belum pernah melakukan hal-hal yang di luar batas. Sebab, ternyata mantan kekasihnya itu seorang playboy yang suka bergonta-ganti wanita. Namun, sekarang ciuman pertamanya telah dirampas oleh Ren yang bukan kekasihnya. Apalagi, pria itu tampak tak jauh beda dengan Natsu yang suka mempermainkan hati wanita.

"Jangan-jangan kau juga belum pernah berhubungan sekss, ya?" Pertanyaan tak senonoh keluar dari mulut Ren diiringi dengan tatapan mesum yang membuat Sachi terdiam karena malu. "Mau kuajari?" lanjut Ren sambil mengangkat kedua alisnya.

PAK!

Sachi memukul kepala Ren karena kesal.

"Ittai! (Sakit)" keluh Ren sambil memegang kepalanya. Namun, sesaat kemudian dia berdiri dan mengejar Sachi yang telah pergi.

Akhirnya, mereka kembali ke rumah setelah langit mulai menggelap. Ren menghentikan motornya tepat di depan rumah Sachi. Ketika gadis itu turun dari motor dan membuka helm, ia tertegun melihat Shohei yang baru saja turun dari mobilnya. Pria lembut itu tersenyum ke arah Sachi sambil sedikit membungkuk.

Ren langsung menuju ke rumahnya. Pria itu memarkirkan motornya di halaman. Kemudian, berbalik ke belakang untuk melihat Sachi yang tengah menghampiri seorang pria berseragam polisi. Ia memicingkan mata begitu wajah Shohei tertangkap oleh retina matanya. Ya, tentu saja dia sangat mengenali pria itu.

Sachi mengajak Shohei untuk masuk ke dalam rumahnya. Saat membuka pintu, matanya teralihkan pada sepeda miliknya yang terparkir tak jauh dari situ. Seingatnya, ia meninggalkan begitu saja sepedanya di jalanan. Namun, sekarang sepeda itu malah ada di sana dan dalam kondisi yang baik.

Begitu masuk ke rumah, Shohei memberikan sebuah bagpaper.

"Apa ini?"

"Pudding buah. Opsir Megumi bilang kau sangat suka makan pudding buah, jadi a–aku singgah membelinya untukmu," jawab Shohei terbata-bata.

Sachi tersenyum senang. "Arigatou."

Mereka lalu duduk di meja makan sambil menikmati pudding buah. Shohei tampak menarik napasnya, ia kembali mengalami sindrom gugup saat berada di dekat Sachi. Jujur saja, sore ini dia ke sini atas perintah Jun.

Sepuluh menit berlalu begitu saja. Tanpa suara, tanpa kata. Hanya saling bertatapan sambil saling melempar senyum. Membosankan, bukan?

"Ano ...." Sachi dan Shohei serempak mengatakan kata yang tak mengandung arti itu.

"Kau duluan," ucap Shohei mempersilakan Sachi duluan bicara.

"Ano ... bagaimana kalau kita berkomunikasi lewat tulisan saja?" saran Sachi secara tiba-tiba.

"Eh?" Shohei tak mengerti maksud gadis itu.

Sachi langsung mengambil buku dan bolpoinnya lalu menulis sesuatu. Tak lama kemudian dia menyodorkan buku dan bolpoin itu ke arah Shohei. Dia tahu, pria itu sungkan memulai obrolan. Makanya untuk mengatasi suasana asing di antara mereka, gadis itu membantunya dengan membuat obrolan lewat buku.

Shohei membaca isi tulisan Sachi.

"Apa semalam Yamazaki-kun meneleponku?"

Shohei mengambil bolpoin dan menjawab bahwa ia memang menelepon gadis itu, tetapi sayangnya tak tersambung. Sachi meminta maaf karena semalam dia memutuskan tidur cepat sehingga langsung mematikan ponselnya.

Keduanya saling berbalas tulisan lewat buku. Shohei menanyakan beberapa hal tentang gadis itu, seperti hobinya, warna kesukaannya, tokoh idolanya, makanan kesukaannya dan hal lain yang menjadi favoritnya. Beberapa waktu terlewati, dan keduanya masih saling mengobrol lewat buku. Tak ada suara sama sekali, kadang-kadang hanya saling menatap atau berbalas senyum.

"Apakah kau punya tempat yang ingin kau kunjungi di hari Minggu nanti?"

Shohei menyodorkan kembali buku itu ke arah adik Jun. Sachi membaca pertanyaan Shohei, kemudian menulis jawaban tepat di bawah pertanyaan pria itu.

"Aku ingin mengunjungi toko roti Magnolia untuk melihat referensi model-model cupcake," tulisnya.

Shohei membaca keinginan Sachi Minggu ini, lalu kembali membalas tulisan gadis itu.

"Kalau begitu, mari kita pergi bersama ke toko roti itu Minggu ini."

Sachi membaca tulisan Shohei. Ia menatap pria itu, lalu mengangguk sambil tersenyum. Shohei memalingkan wajahnya hanya untuk tersenyum gembira. Detik berikutnya, Ia kembali menulis sesuatu di buku itu.

"Apakah aku boleh memanggilmu dengan nama depan?"

Sachi kembali mengangguk sambil tersenyum hingga membuat Shohei makin semangat. Dia kembali menulis sebuah pertanyaan, dan langsung menyodorkan buku tersebut ke arah Sachi.

"Bolehkah aku mengajakmu berkencan?"

Sachi tertegun. Sementara, Shohei justru mendadak pucat, dan jantung berdetak tak berirama ketika melihat Sachi terdiam cukup lama setelah membaca ajakannya untuk berpacaran. Pada menit berikutnya, gadis itu mengangkat wajahnya, menatap Shohei yang cemas menanti jawaban.

"Ya, Shohei-kun. Mohon jaga diriku," ucap Sachi menunduk malu-malu.

Seketika, mata Shohei membulat cerah. Ia tersenyum lebar dan tak dapat menyembunyikan perasaan gembiranya. Pria itu berdiri dari tempat duduknya, menghadap Sachi yang masih menunduk.

"Arigatou gozaimasu. Aku ... aku, a–akan menjaga Sachi-chan dengan baik." Shohei membungkuk di hadapan gadis yang telah resmi menjadi pacarnya.

.

.

.

cuci mata dulu yukk....

visual Sachi Megumi ini lagi naik daun di Jepang

Jangan lupa like + Komeng biar semangat Bray....

Terpopuler

Comments

Zachary

Zachary

Sachi bening banget.... 😍

2024-05-12

0

fica

fica

Hai sachi
cute banget siih 😍

2024-02-11

0

fica

fica

woy
sachi nangisin kamu ren 🤣

2024-02-11

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Tetangga Baru
2 Chapter 2 : Pria Penghasut
3 Chapter 3 : Pria Kikuk
4 chapter 4 : Ciuman Ilusi
5 Chapter 5 : Jenius!
6 Chapter 6 : Menagih Janji
7 Chapter 7 : Devil
8 Chapter 8 : Pesona Host
9 Chapter 9 : Ciuman Anti Virus
10 Chapter 10 : Resmi Pacaran
11 Chapter 11 : Insiden di Kapal Pesiar
12 Chapter 12 : Penyelidikan
13 Chapter 13 : Jangan dekat dengan pria manapun
14 Chapter 14 : Kau adalah Aldebaran
15 Chapter 15 : Berlian Nyonya Nao
16 Chapter 16 : Pesona Detektif
17 Chapter 17 : Kamu
18 Chapter 18 : Tangan Kidal
19 Chapter 19 : Menjalin Keakraban
20 Chapter 20 : Hal Gila
21 Chapter 21 : Perasaan Bersalah
22 Chapter 22 : Salah Sangka
23 Chapter 23 : Inisial Pencuri Berlian
24 Chapter 24 : Disneysea Tokyo
25 Chapter 25 : Nona Manekin
26 Chapter 26 : Sebuah Tawaran
27 Chapter 27 : Pesta pun Dimulai
28 Chapter 28 : Terprovokasi
29 Chapter 29 : Pengeroyokan
30 Chapter 30 : Ren Menghilang
31 Chapter 31 : Heartbreak
32 Chapter 32 : Beautiful Moment
33 Chapter 33 : Mencuri Waktu
34 Chapter 34 : Melebur Rasa
35 Chapter 35 : Meninggalkan Pesan
36 Chapter 36 : Acara Pelelangan
37 Chapter 37 : Jun vs Pencuri
38 Chapter 38 : Gara-gara Ren
39 Chapter 39 : Ingatan Super
40 Chapter 40 : IQ 190
41 Chapter 41: Percayalah Padaku!
42 Chapter 42 : Tak Bisa Menerima
43 Chapter 43 : Seperti Dejavu
44 Chapter 44 : Kejujuran yang Pahit
45 Chapter 45 : Festival Musim Panas
46 Chapter 46 : Apa yang Terjadi?
47 Chapter 47 : Sebuah Jebakan?
48 Chapter 48 : Sekadar Peringatan
49 Chapter 49 : Tak Ingin Mendengar Apa pun
50 Chapter 50 : Membuat Kenangan Indah di Tubuhmu
51 Chapter 51 : Tunggu Aku di Sini!
52 Chapter 52 : Tanggal 2
53 Chapter 53 : The Secret Thief
54 Chapter 54 : Kejutan Ulang Tahun
55 Chapter 55 : Buku Biografi Yuji Nakajima
56 Chapter 56 : Pencarian Antares, Bintang yang Hilang
57 Chapter 57 : Tetap Menunggu
58 Chapter 58 : Konser Chiba Yamada
59 Chapter 59 : Baka!
60 Chapter 60 : Meskipun Terlambat, Mari Kita Rayakan!
61 Chapter 61 : Terus Menyelidiki
62 Chapter 62 : Kasus Maki Okada
63 Chapter 63 : Terpecahkan?
64 Chapter 64 : Alibi
65 Chapter 65 : Perang Dingin
66 Chapter 66 : Perempuan di Samping Mereka
67 Chapter 67 : Setitik Cahaya di Hati
68 Chapter 68 : Penyamaran
69 Chapter 69 : Pendekatan
70 Chapter 70 : Pria Tua
71 Chapter 71 : Menikah?
72 Chapter 72 : Gara-gara Mabuk
73 Chapter 73 : Bisakah kau memberiku sebuah keluarga?
74 Chapter 74 : Antara Ren, Emi, dan Jun
75 Chapter 75 : CCTV
76 Chapter 76 : Antara Jun, Sachi, dan Ren
77 Chapter 77 : Rencana Berikutnya
78 Chapter 78 : Surat Kaleng
79 Chapter 79 : Gangguan di Malam Hari
80 Chapter 80 : Apa pun Akan Ia Lakukan
81 Chapter 81 : Sirene Polisi
82 Chapter 82 : Buliran Hujan
83 Chapter 83 : Rui dan Ren
84 Chapter 84 : Siapa yang harus ia percaya?
85 Chapter 85 : Tetap Percaya
86 Chapter 86 : Mari Berbahagia Bersama
87 Chapter 87 : Fakta baru?
88 Chapter 88 : Hajimemashite
89 Chapter 89 : Merindukanmu
90 Chapter 90 : Melindungi dan Mengawalmu
91 Chapter 91 : Ajudan Perdana Menteri
92 Chapter 92 : Ren vs Jun, Siapa yang Kalah?
93 Chapter 93 : Kejadian di Tokyo Tower
94 Chapter 94 : Minggu Kedua Musim Gugur
95 Chapter 95 : Gadis Putih?
96 Chapter 96 : Jun vs Pencuri Jilid 2
97 Chapter 97 : Tertipu?
98 Chapter 98 : Mengundurkan diri
99 Chapter 99 : Kasus Delapan Tahun yang Lalu
100 Chapter 100 : Semoga Tidak
101 Chapter 101 : Hamil
102 Chapter 102 : Keputusan Hakim
103 Chapter 103 : Kenyataan Menyedihkan
104 Chapter 104 : Pengakuan
105 Chapter 105 : Posisi yang Sulit
106 Chapter 106 : Jika nanti ....
107 Chapter 107 : Memiliki Rasa Ketakutan
108 Chapter 108 : Jangan Menangisiku!
109 Chapter 109 : Momen Mengharukan
110 Chapter 110 : Apa Tujuan Ren?
111 Chapter 111 : Perang Logika
112 Chapter 112 : Permohonan Pilu
113 Chapter 113 : Mengantarmu ke Gerbang Penjara
114 Chapter 114 : Ketika Polisi Berempati
115 Chapter 115 : Mengusut Kasus
116 Chapter 116 : Salju Pertama yang Turun
117 Chapter 117 : Ren vs Jun
118 Chapter 118 : Babak Baru
119 Chapter 119 : Di Balik Jeruji Besi
120 Chapter 120 : Pembelaan Shohei
121 Chapter 121 : Masa Lalumu Milikmu
122 Chapter 122 : Persamaan Rui dan Ren
123 Chapter 123 : Kisah di Balik Kisah
124 Chapter 124 : Aksi Terakhir, Berhasilkah?
125 Chapter 125 : Dream Diamond
126 Pengumuman
127 Chapter 126 : Siapa Dalangnya?
128 Chapter 127 : Sulit Untuk Menerima
129 Chapter 128 : Akhir Perjalanan The Secret Thief
130 Chapter 129 : Daijobu Desu
131 Chapter 130 : Tenang Seperti Danau
132 Chapter 131 : Hati yang Menghangat
133 Chapter 132 : Pengorbanan Seorang Ayah
134 Chapter 133 : Melihat Dunia Melalui Matamu
135 Chapter 134 : Sebuah Takdir
136 Chapter 135 : Labirin Waktu
137 Chapter 136 : Sakura di Musim Semi
138 Chapter 137 : Kemarin Adalah Nyata
139 Apologize and Thanks
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Chapter 1 : Tetangga Baru
2
Chapter 2 : Pria Penghasut
3
Chapter 3 : Pria Kikuk
4
chapter 4 : Ciuman Ilusi
5
Chapter 5 : Jenius!
6
Chapter 6 : Menagih Janji
7
Chapter 7 : Devil
8
Chapter 8 : Pesona Host
9
Chapter 9 : Ciuman Anti Virus
10
Chapter 10 : Resmi Pacaran
11
Chapter 11 : Insiden di Kapal Pesiar
12
Chapter 12 : Penyelidikan
13
Chapter 13 : Jangan dekat dengan pria manapun
14
Chapter 14 : Kau adalah Aldebaran
15
Chapter 15 : Berlian Nyonya Nao
16
Chapter 16 : Pesona Detektif
17
Chapter 17 : Kamu
18
Chapter 18 : Tangan Kidal
19
Chapter 19 : Menjalin Keakraban
20
Chapter 20 : Hal Gila
21
Chapter 21 : Perasaan Bersalah
22
Chapter 22 : Salah Sangka
23
Chapter 23 : Inisial Pencuri Berlian
24
Chapter 24 : Disneysea Tokyo
25
Chapter 25 : Nona Manekin
26
Chapter 26 : Sebuah Tawaran
27
Chapter 27 : Pesta pun Dimulai
28
Chapter 28 : Terprovokasi
29
Chapter 29 : Pengeroyokan
30
Chapter 30 : Ren Menghilang
31
Chapter 31 : Heartbreak
32
Chapter 32 : Beautiful Moment
33
Chapter 33 : Mencuri Waktu
34
Chapter 34 : Melebur Rasa
35
Chapter 35 : Meninggalkan Pesan
36
Chapter 36 : Acara Pelelangan
37
Chapter 37 : Jun vs Pencuri
38
Chapter 38 : Gara-gara Ren
39
Chapter 39 : Ingatan Super
40
Chapter 40 : IQ 190
41
Chapter 41: Percayalah Padaku!
42
Chapter 42 : Tak Bisa Menerima
43
Chapter 43 : Seperti Dejavu
44
Chapter 44 : Kejujuran yang Pahit
45
Chapter 45 : Festival Musim Panas
46
Chapter 46 : Apa yang Terjadi?
47
Chapter 47 : Sebuah Jebakan?
48
Chapter 48 : Sekadar Peringatan
49
Chapter 49 : Tak Ingin Mendengar Apa pun
50
Chapter 50 : Membuat Kenangan Indah di Tubuhmu
51
Chapter 51 : Tunggu Aku di Sini!
52
Chapter 52 : Tanggal 2
53
Chapter 53 : The Secret Thief
54
Chapter 54 : Kejutan Ulang Tahun
55
Chapter 55 : Buku Biografi Yuji Nakajima
56
Chapter 56 : Pencarian Antares, Bintang yang Hilang
57
Chapter 57 : Tetap Menunggu
58
Chapter 58 : Konser Chiba Yamada
59
Chapter 59 : Baka!
60
Chapter 60 : Meskipun Terlambat, Mari Kita Rayakan!
61
Chapter 61 : Terus Menyelidiki
62
Chapter 62 : Kasus Maki Okada
63
Chapter 63 : Terpecahkan?
64
Chapter 64 : Alibi
65
Chapter 65 : Perang Dingin
66
Chapter 66 : Perempuan di Samping Mereka
67
Chapter 67 : Setitik Cahaya di Hati
68
Chapter 68 : Penyamaran
69
Chapter 69 : Pendekatan
70
Chapter 70 : Pria Tua
71
Chapter 71 : Menikah?
72
Chapter 72 : Gara-gara Mabuk
73
Chapter 73 : Bisakah kau memberiku sebuah keluarga?
74
Chapter 74 : Antara Ren, Emi, dan Jun
75
Chapter 75 : CCTV
76
Chapter 76 : Antara Jun, Sachi, dan Ren
77
Chapter 77 : Rencana Berikutnya
78
Chapter 78 : Surat Kaleng
79
Chapter 79 : Gangguan di Malam Hari
80
Chapter 80 : Apa pun Akan Ia Lakukan
81
Chapter 81 : Sirene Polisi
82
Chapter 82 : Buliran Hujan
83
Chapter 83 : Rui dan Ren
84
Chapter 84 : Siapa yang harus ia percaya?
85
Chapter 85 : Tetap Percaya
86
Chapter 86 : Mari Berbahagia Bersama
87
Chapter 87 : Fakta baru?
88
Chapter 88 : Hajimemashite
89
Chapter 89 : Merindukanmu
90
Chapter 90 : Melindungi dan Mengawalmu
91
Chapter 91 : Ajudan Perdana Menteri
92
Chapter 92 : Ren vs Jun, Siapa yang Kalah?
93
Chapter 93 : Kejadian di Tokyo Tower
94
Chapter 94 : Minggu Kedua Musim Gugur
95
Chapter 95 : Gadis Putih?
96
Chapter 96 : Jun vs Pencuri Jilid 2
97
Chapter 97 : Tertipu?
98
Chapter 98 : Mengundurkan diri
99
Chapter 99 : Kasus Delapan Tahun yang Lalu
100
Chapter 100 : Semoga Tidak
101
Chapter 101 : Hamil
102
Chapter 102 : Keputusan Hakim
103
Chapter 103 : Kenyataan Menyedihkan
104
Chapter 104 : Pengakuan
105
Chapter 105 : Posisi yang Sulit
106
Chapter 106 : Jika nanti ....
107
Chapter 107 : Memiliki Rasa Ketakutan
108
Chapter 108 : Jangan Menangisiku!
109
Chapter 109 : Momen Mengharukan
110
Chapter 110 : Apa Tujuan Ren?
111
Chapter 111 : Perang Logika
112
Chapter 112 : Permohonan Pilu
113
Chapter 113 : Mengantarmu ke Gerbang Penjara
114
Chapter 114 : Ketika Polisi Berempati
115
Chapter 115 : Mengusut Kasus
116
Chapter 116 : Salju Pertama yang Turun
117
Chapter 117 : Ren vs Jun
118
Chapter 118 : Babak Baru
119
Chapter 119 : Di Balik Jeruji Besi
120
Chapter 120 : Pembelaan Shohei
121
Chapter 121 : Masa Lalumu Milikmu
122
Chapter 122 : Persamaan Rui dan Ren
123
Chapter 123 : Kisah di Balik Kisah
124
Chapter 124 : Aksi Terakhir, Berhasilkah?
125
Chapter 125 : Dream Diamond
126
Pengumuman
127
Chapter 126 : Siapa Dalangnya?
128
Chapter 127 : Sulit Untuk Menerima
129
Chapter 128 : Akhir Perjalanan The Secret Thief
130
Chapter 129 : Daijobu Desu
131
Chapter 130 : Tenang Seperti Danau
132
Chapter 131 : Hati yang Menghangat
133
Chapter 132 : Pengorbanan Seorang Ayah
134
Chapter 133 : Melihat Dunia Melalui Matamu
135
Chapter 134 : Sebuah Takdir
136
Chapter 135 : Labirin Waktu
137
Chapter 136 : Sakura di Musim Semi
138
Chapter 137 : Kemarin Adalah Nyata
139
Apologize and Thanks

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!