Chapter 9 : Ciuman Anti Virus

Pagi-pagi sekali, Sachi mengayuh sepedanya menuju kampus. Penampilan gadis itu sangat sederhana, hanya memakai atasan dari bahan kaos, dan celana jeans. Poni rambutnya dijepit ke samping agar tak menghalangi pandangannya, sementara hidung dan mulutnya tertutup masker untuk melindungi dirinya dari debu jalanan. Dia bersiul mengikuti kicauan burung yang menari-nari di atas sana. Saat belok, ban sepedanya berdecit. Gadis itu menoleh ke bawah, ternyata ban sepedanya bocor sehingga memaksanya harus berhenti.

"Huffftt!" Sachi mendesis kesal.

Bagaimana ini? Sebentar lagi mata kuliah dari dosen killer akan segera mulai. Di sini tidak ada kendaraan umum lewat, seperti taksi atau pun bus. Bahkan, jika dia harus berjalan kaki ke arah kampusnya itu memakan kelebihan waktu.

Dari kejauhan, ia melihat Ren tengah mengendarai motor ke arahnya. Sachi tersenyum, setidaknya pria itu datang sebagai dewa penyelamatnya. Ia melompat-lompat seraya melambaikan tangannya ke arah Ren yang makin mendekat.

Ren berhenti tepat di hadapannya. Masih di atas motor, dan hanya membuka kaca helm, pria itu bertanya mengapa Sachi memanggilnya. Meskipun sebenarnya dia sudah bisa menebak apa yang terjadi pada sepeda gadis itu.

"Ban sepedaku bocor!" jawab Sachi setelah Ren bertanya.

"Lalu? Bawa saja ke tukang tampal sepeda!" ketus Ren.

Sachi tersentak, ia pikir pria itu akan menawarkan untuk menaiki motornya.

"Ano ... aku tidak punya waktu banyak. Jam kuliah sebentar lagi akan dimulai," ucap Sachi sambil menggigit bibirnya. Dia menatap wajah Ren yang tampak tak acuh. "Bolehkah kau mengantarku ke kampus?" Kali ini Sachi turut mencakup kedua tangannya di depan Ren.

Ren memalingkan wajahnya seraya melempar tawa.

"Apa imbalannya?"

Mata Sachi melebar ketika Ren meminta imbalan. "Kau tidak perlu meminta imbalan jika hendak menolong orang!" ketus Sachi menyeringai kesal.

Ren membuka helmnya, lalu berkata, "Aku sedang tidak niat membantu orang! Kau yang meminta bantuanku, lalu di mana letak salahku jika meminta imbalan."

Sachi mengerucutkan bibirnya dari balik masker. Dia benar-benar terlihat berang, bahkan meskipun wajahnya tertutupi masker. Kenapa ada orang semenyebalkan ini? Lebihnya lagi, dia harus menemui pria itu setiap pagi.

Tanpa berkata, Sachi memilih untuk berjalan meninggalkan Ren yang masih duduk di atas motornya. Berdebat dengan pria itu hanya akan menghabiskan banyak waktunya.

"Hei, kau mau ke mana?" tanya Ren ketika melihat Sachi langsung pergi.

Sachi tak menggubris pertanyaan Ren. Dia berusaha melangkah secepat mungkin agar segera sampai di kampusnya. Ren tertawa tanpa suara, dia mendorong motornya agar mengikuti langkah kaki gadis itu.

"Naiklah!" ujar Ren sambil terus mendorong motornya.

Sachi menunjukkan raut hambar dari balik masker. Pandangannya lurus ke depan dan kakinya semakin cepat melangkah.

"Aku hanya bercanda. Ayo naik!" Ren berusaha membujuknya sambil menahan senyum. Namun, ekspresi yang dimilikinya saat ini membuat Sachi makin kesal karena pria itu terlihat sedang meledeknya.

Melihat Sachi masih diam, dan terus berjalan. Ren kembali berkata, "Wajah marahmu sangat jelek. Mirip ibu-ibu yang punya lima anak, haha-haha."

Sachi menoleh dan melempar tatapan tajam.

"UPS, sorry! Ren menutup mulutnya sambil menahan tawa.

Sachi kembali berjalan cepat. Ren menggelengkan kepalanya sambil tetap menahan tawa. Dia menghidupkan mesin motornya, menancap gas dan langsung pergi meninggalkan gadis itu.

Sachi terhenyak ketika melihat Ren pergi. Dia berhenti melangkah dan langsung menghentak-hentakkan kakinya karena kesal.

"Dasar pria menyebalkan! Aku benci dirimu!" teriaknya sambil menatap punggung Ren yang makin menjauh.

Tiba-tiba Ren kembali memutar motornya lalu menghampiri Sachi yang terkejut karena tak menyangka pria itu datang kembali.

"Ekspresi kesalmu benar-benar lucu!" Ren tertawa terpingkal-pingkal.

"Siapa yang kesal?" Sachi mengelak dengan tatapan melotot

Ren menunjuk spion motornya. "Mulutmu pandai berbohong, tapi spion motorku tidak!"

Sachi bergeming. Ternyata pria itu melihat reaksinya selepas ditinggal pergi lewat kaca spion. Gadis itu merasa tubuhnya mengecil seperti liliput. Malu!

"Naiklah, Sachi!" pinta Ren dengan segaris senyum.

Kali ini Sachi tak menolak lagi, dan langsung menaiki motor Ren.

"Pegang yang erat!" Ren memberi instruksi sebelum dia melajukan motornya.

Sesampainya di kampus, Sachi langsung turun dari motor dan bergegas meninggalkan Ren karena takut sebentar lagi mata kuliah akan segera dimulai. Ren membuka helmnya, bergegas turun dan mengejar Sachi.

Sachi tersentak ketika Ren menarik pergelangan tangannya.

"Aku sudah mengantarmu ke sini, tapi kau tidak mengucapkan sepatah kata apapun?"

"Gomen, aku lupa karena terburu-buru—"

Belum sempat Sachi menyelesaikan kalimatnya, Ren langsung mengunci ucapan gadis itu dengan sebuah ciuman. Bibir pria itu menempel sempurna tepat di bibir Sachi yang tertutupi masker.

Mata Sachi terbelalak merasakan sentuhan bibir Ren yang terhalang oleh masker.

"Ini namanya ciuman anti virus," ucap Ren tersenyum begitu menjauhkan wajahnya dari Sachi.

Pria itu berjalan mundur menuju ke motornya. Ia melempar senyum ke arah Sachi yang membatu.

"Sachi-chan, ganbatte ne! (semangat ya)" ucap pria itu seraya mengepalkan tangannya ke atas.

Sachi masih mematung di tempat, bahkan ketika bayang Ren pergi dibawa angin. Ia membuka maskernya, dan berbalik masuk ke dalam kelas.

Mata kuliah telah selesai tepat jam lima sore. Sachi berjalan menuju pintu gerbang kampus. Rambut pendek gadis itu berayun diterpa angin sore. Dari jarak dekat, dia melihat Ren berdiri sambil bersandar di motor sport miliknya.

"Sachi-chan, ayo cepat ke sini!"

Gadis itu berjalan cepat menghampirinya. "Kenapa kau datang menjemputku? Aku bisa menunggu bus."

"Sudahlah, jangan cerewet!" Ren memberinya helm dan memerintahkan Sachi untuk segera naik.

Sachi naik di boncengan, dengan ragu-ragu ia menyusupkan kedua tangannya di kantong jaket Ren.

Ren mulai menjalankan motornya dengan pelan. Ketika memasuki jalan utama, pria itu menambah kecepatan laju motornya. Ia membelah jalanan yang lurus, dan menarik lembut tangan Sachi keluar dari kantong jaketnya untuk melingkar full di pinggangnya.

Wajah Sachi bersemi seperti bunga sakura yang baru bermekaran, karena mau tak mau dia harus memeluk pinggang Ren dengan erat seiring pria itu menambah laju kecepatan. Jarak tubuh mereka yang begitu dekat, membuat gadis itu dapat menghirup aroma tubuh Ren yang memikat.

Sachi memejamkan mata, menikmati lambaian angin sore. Ini pertama kalinya dia berkeliling kota dengan motor besar. Sejenak, Sachi tersadar jika jalan yang dilalui Ren bukan menuju arah pulang.

"Kenapa kita lewat arah jalan ini?" tanyanya.

"Aku ingin singgah sebentar ke pusat perbelanjaan."

"Untuk apa?"

"Aku ingin membeli setelan jas untuk acara malam nanti. Aku akan ke acara pernikahan artis," bisik Ren sambil menyampingkan kepalanya ke belakang.

Mereka tiba di salah satu pusat perbelanjaan terkenal. Keduanya tampak sebagai pasangan kekasih karena Ren terus menggenggam tangan gadis itu, meskipun Sachi berusaha melepaskan tangannya.

Langkah Sachi mendadak terhenti ketika ia melihat mantan kekasihnya bersama seorang gadis tengah bergandengan mesra sambil berjalan ke arah mereka.

.

.

.

Catatan Author:

oh iya, biar ga salah paham ya, karakter Shohei polosnya cuma sama wanita. tapi sehari-hari dia ga polos gitu, apalagi kalo berkaitan dengan pekerjaannya sebagai polisi. ingat, IQ Shohei tergolong superior ☺️

btw, jalan cerita ke depan udah menuju ke konflik utama. siapkah hatimu diblender mereka? weka weka cekakak....🤧😂🤣

Terpopuler

Comments

Lina Gunawan

Lina Gunawan

Sepedanya dikemanain?

2024-03-16

0

sakura🇵🇸

sakura🇵🇸

bari seneng2 adegan gemes...dibawah udah ada notif mengerikan😭😭

2023-02-04

0

ᗩGEᑎᑕY🍀⏤͟͟͞R Joongki9 W⃠

ᗩGEᑎᑕY🍀⏤͟͟͞R Joongki9 W⃠

Hastaga ,NeL...
Ciuman ILusi,ciuman Anti Virus 🤣🤣🤣

2022-11-15

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Tetangga Baru
2 Chapter 2 : Pria Penghasut
3 Chapter 3 : Pria Kikuk
4 chapter 4 : Ciuman Ilusi
5 Chapter 5 : Jenius!
6 Chapter 6 : Menagih Janji
7 Chapter 7 : Devil
8 Chapter 8 : Pesona Host
9 Chapter 9 : Ciuman Anti Virus
10 Chapter 10 : Resmi Pacaran
11 Chapter 11 : Insiden di Kapal Pesiar
12 Chapter 12 : Penyelidikan
13 Chapter 13 : Jangan dekat dengan pria manapun
14 Chapter 14 : Kau adalah Aldebaran
15 Chapter 15 : Berlian Nyonya Nao
16 Chapter 16 : Pesona Detektif
17 Chapter 17 : Kamu
18 Chapter 18 : Tangan Kidal
19 Chapter 19 : Menjalin Keakraban
20 Chapter 20 : Hal Gila
21 Chapter 21 : Perasaan Bersalah
22 Chapter 22 : Salah Sangka
23 Chapter 23 : Inisial Pencuri Berlian
24 Chapter 24 : Disneysea Tokyo
25 Chapter 25 : Nona Manekin
26 Chapter 26 : Sebuah Tawaran
27 Chapter 27 : Pesta pun Dimulai
28 Chapter 28 : Terprovokasi
29 Chapter 29 : Pengeroyokan
30 Chapter 30 : Ren Menghilang
31 Chapter 31 : Heartbreak
32 Chapter 32 : Beautiful Moment
33 Chapter 33 : Mencuri Waktu
34 Chapter 34 : Melebur Rasa
35 Chapter 35 : Meninggalkan Pesan
36 Chapter 36 : Acara Pelelangan
37 Chapter 37 : Jun vs Pencuri
38 Chapter 38 : Gara-gara Ren
39 Chapter 39 : Ingatan Super
40 Chapter 40 : IQ 190
41 Chapter 41: Percayalah Padaku!
42 Chapter 42 : Tak Bisa Menerima
43 Chapter 43 : Seperti Dejavu
44 Chapter 44 : Kejujuran yang Pahit
45 Chapter 45 : Festival Musim Panas
46 Chapter 46 : Apa yang Terjadi?
47 Chapter 47 : Sebuah Jebakan?
48 Chapter 48 : Sekadar Peringatan
49 Chapter 49 : Tak Ingin Mendengar Apa pun
50 Chapter 50 : Membuat Kenangan Indah di Tubuhmu
51 Chapter 51 : Tunggu Aku di Sini!
52 Chapter 52 : Tanggal 2
53 Chapter 53 : The Secret Thief
54 Chapter 54 : Kejutan Ulang Tahun
55 Chapter 55 : Buku Biografi Yuji Nakajima
56 Chapter 56 : Pencarian Antares, Bintang yang Hilang
57 Chapter 57 : Tetap Menunggu
58 Chapter 58 : Konser Chiba Yamada
59 Chapter 59 : Baka!
60 Chapter 60 : Meskipun Terlambat, Mari Kita Rayakan!
61 Chapter 61 : Terus Menyelidiki
62 Chapter 62 : Kasus Maki Okada
63 Chapter 63 : Terpecahkan?
64 Chapter 64 : Alibi
65 Chapter 65 : Perang Dingin
66 Chapter 66 : Perempuan di Samping Mereka
67 Chapter 67 : Setitik Cahaya di Hati
68 Chapter 68 : Penyamaran
69 Chapter 69 : Pendekatan
70 Chapter 70 : Pria Tua
71 Chapter 71 : Menikah?
72 Chapter 72 : Gara-gara Mabuk
73 Chapter 73 : Bisakah kau memberiku sebuah keluarga?
74 Chapter 74 : Antara Ren, Emi, dan Jun
75 Chapter 75 : CCTV
76 Chapter 76 : Antara Jun, Sachi, dan Ren
77 Chapter 77 : Rencana Berikutnya
78 Chapter 78 : Surat Kaleng
79 Chapter 79 : Gangguan di Malam Hari
80 Chapter 80 : Apa pun Akan Ia Lakukan
81 Chapter 81 : Sirene Polisi
82 Chapter 82 : Buliran Hujan
83 Chapter 83 : Rui dan Ren
84 Chapter 84 : Siapa yang harus ia percaya?
85 Chapter 85 : Tetap Percaya
86 Chapter 86 : Mari Berbahagia Bersama
87 Chapter 87 : Fakta baru?
88 Chapter 88 : Hajimemashite
89 Chapter 89 : Merindukanmu
90 Chapter 90 : Melindungi dan Mengawalmu
91 Chapter 91 : Ajudan Perdana Menteri
92 Chapter 92 : Ren vs Jun, Siapa yang Kalah?
93 Chapter 93 : Kejadian di Tokyo Tower
94 Chapter 94 : Minggu Kedua Musim Gugur
95 Chapter 95 : Gadis Putih?
96 Chapter 96 : Jun vs Pencuri Jilid 2
97 Chapter 97 : Tertipu?
98 Chapter 98 : Mengundurkan diri
99 Chapter 99 : Kasus Delapan Tahun yang Lalu
100 Chapter 100 : Semoga Tidak
101 Chapter 101 : Hamil
102 Chapter 102 : Keputusan Hakim
103 Chapter 103 : Kenyataan Menyedihkan
104 Chapter 104 : Pengakuan
105 Chapter 105 : Posisi yang Sulit
106 Chapter 106 : Jika nanti ....
107 Chapter 107 : Memiliki Rasa Ketakutan
108 Chapter 108 : Jangan Menangisiku!
109 Chapter 109 : Momen Mengharukan
110 Chapter 110 : Apa Tujuan Ren?
111 Chapter 111 : Perang Logika
112 Chapter 112 : Permohonan Pilu
113 Chapter 113 : Mengantarmu ke Gerbang Penjara
114 Chapter 114 : Ketika Polisi Berempati
115 Chapter 115 : Mengusut Kasus
116 Chapter 116 : Salju Pertama yang Turun
117 Chapter 117 : Ren vs Jun
118 Chapter 118 : Babak Baru
119 Chapter 119 : Di Balik Jeruji Besi
120 Chapter 120 : Pembelaan Shohei
121 Chapter 121 : Masa Lalumu Milikmu
122 Chapter 122 : Persamaan Rui dan Ren
123 Chapter 123 : Kisah di Balik Kisah
124 Chapter 124 : Aksi Terakhir, Berhasilkah?
125 Chapter 125 : Dream Diamond
126 Pengumuman
127 Chapter 126 : Siapa Dalangnya?
128 Chapter 127 : Sulit Untuk Menerima
129 Chapter 128 : Akhir Perjalanan The Secret Thief
130 Chapter 129 : Daijobu Desu
131 Chapter 130 : Tenang Seperti Danau
132 Chapter 131 : Hati yang Menghangat
133 Chapter 132 : Pengorbanan Seorang Ayah
134 Chapter 133 : Melihat Dunia Melalui Matamu
135 Chapter 134 : Sebuah Takdir
136 Chapter 135 : Labirin Waktu
137 Chapter 136 : Sakura di Musim Semi
138 Chapter 137 : Kemarin Adalah Nyata
139 Apologize and Thanks
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Chapter 1 : Tetangga Baru
2
Chapter 2 : Pria Penghasut
3
Chapter 3 : Pria Kikuk
4
chapter 4 : Ciuman Ilusi
5
Chapter 5 : Jenius!
6
Chapter 6 : Menagih Janji
7
Chapter 7 : Devil
8
Chapter 8 : Pesona Host
9
Chapter 9 : Ciuman Anti Virus
10
Chapter 10 : Resmi Pacaran
11
Chapter 11 : Insiden di Kapal Pesiar
12
Chapter 12 : Penyelidikan
13
Chapter 13 : Jangan dekat dengan pria manapun
14
Chapter 14 : Kau adalah Aldebaran
15
Chapter 15 : Berlian Nyonya Nao
16
Chapter 16 : Pesona Detektif
17
Chapter 17 : Kamu
18
Chapter 18 : Tangan Kidal
19
Chapter 19 : Menjalin Keakraban
20
Chapter 20 : Hal Gila
21
Chapter 21 : Perasaan Bersalah
22
Chapter 22 : Salah Sangka
23
Chapter 23 : Inisial Pencuri Berlian
24
Chapter 24 : Disneysea Tokyo
25
Chapter 25 : Nona Manekin
26
Chapter 26 : Sebuah Tawaran
27
Chapter 27 : Pesta pun Dimulai
28
Chapter 28 : Terprovokasi
29
Chapter 29 : Pengeroyokan
30
Chapter 30 : Ren Menghilang
31
Chapter 31 : Heartbreak
32
Chapter 32 : Beautiful Moment
33
Chapter 33 : Mencuri Waktu
34
Chapter 34 : Melebur Rasa
35
Chapter 35 : Meninggalkan Pesan
36
Chapter 36 : Acara Pelelangan
37
Chapter 37 : Jun vs Pencuri
38
Chapter 38 : Gara-gara Ren
39
Chapter 39 : Ingatan Super
40
Chapter 40 : IQ 190
41
Chapter 41: Percayalah Padaku!
42
Chapter 42 : Tak Bisa Menerima
43
Chapter 43 : Seperti Dejavu
44
Chapter 44 : Kejujuran yang Pahit
45
Chapter 45 : Festival Musim Panas
46
Chapter 46 : Apa yang Terjadi?
47
Chapter 47 : Sebuah Jebakan?
48
Chapter 48 : Sekadar Peringatan
49
Chapter 49 : Tak Ingin Mendengar Apa pun
50
Chapter 50 : Membuat Kenangan Indah di Tubuhmu
51
Chapter 51 : Tunggu Aku di Sini!
52
Chapter 52 : Tanggal 2
53
Chapter 53 : The Secret Thief
54
Chapter 54 : Kejutan Ulang Tahun
55
Chapter 55 : Buku Biografi Yuji Nakajima
56
Chapter 56 : Pencarian Antares, Bintang yang Hilang
57
Chapter 57 : Tetap Menunggu
58
Chapter 58 : Konser Chiba Yamada
59
Chapter 59 : Baka!
60
Chapter 60 : Meskipun Terlambat, Mari Kita Rayakan!
61
Chapter 61 : Terus Menyelidiki
62
Chapter 62 : Kasus Maki Okada
63
Chapter 63 : Terpecahkan?
64
Chapter 64 : Alibi
65
Chapter 65 : Perang Dingin
66
Chapter 66 : Perempuan di Samping Mereka
67
Chapter 67 : Setitik Cahaya di Hati
68
Chapter 68 : Penyamaran
69
Chapter 69 : Pendekatan
70
Chapter 70 : Pria Tua
71
Chapter 71 : Menikah?
72
Chapter 72 : Gara-gara Mabuk
73
Chapter 73 : Bisakah kau memberiku sebuah keluarga?
74
Chapter 74 : Antara Ren, Emi, dan Jun
75
Chapter 75 : CCTV
76
Chapter 76 : Antara Jun, Sachi, dan Ren
77
Chapter 77 : Rencana Berikutnya
78
Chapter 78 : Surat Kaleng
79
Chapter 79 : Gangguan di Malam Hari
80
Chapter 80 : Apa pun Akan Ia Lakukan
81
Chapter 81 : Sirene Polisi
82
Chapter 82 : Buliran Hujan
83
Chapter 83 : Rui dan Ren
84
Chapter 84 : Siapa yang harus ia percaya?
85
Chapter 85 : Tetap Percaya
86
Chapter 86 : Mari Berbahagia Bersama
87
Chapter 87 : Fakta baru?
88
Chapter 88 : Hajimemashite
89
Chapter 89 : Merindukanmu
90
Chapter 90 : Melindungi dan Mengawalmu
91
Chapter 91 : Ajudan Perdana Menteri
92
Chapter 92 : Ren vs Jun, Siapa yang Kalah?
93
Chapter 93 : Kejadian di Tokyo Tower
94
Chapter 94 : Minggu Kedua Musim Gugur
95
Chapter 95 : Gadis Putih?
96
Chapter 96 : Jun vs Pencuri Jilid 2
97
Chapter 97 : Tertipu?
98
Chapter 98 : Mengundurkan diri
99
Chapter 99 : Kasus Delapan Tahun yang Lalu
100
Chapter 100 : Semoga Tidak
101
Chapter 101 : Hamil
102
Chapter 102 : Keputusan Hakim
103
Chapter 103 : Kenyataan Menyedihkan
104
Chapter 104 : Pengakuan
105
Chapter 105 : Posisi yang Sulit
106
Chapter 106 : Jika nanti ....
107
Chapter 107 : Memiliki Rasa Ketakutan
108
Chapter 108 : Jangan Menangisiku!
109
Chapter 109 : Momen Mengharukan
110
Chapter 110 : Apa Tujuan Ren?
111
Chapter 111 : Perang Logika
112
Chapter 112 : Permohonan Pilu
113
Chapter 113 : Mengantarmu ke Gerbang Penjara
114
Chapter 114 : Ketika Polisi Berempati
115
Chapter 115 : Mengusut Kasus
116
Chapter 116 : Salju Pertama yang Turun
117
Chapter 117 : Ren vs Jun
118
Chapter 118 : Babak Baru
119
Chapter 119 : Di Balik Jeruji Besi
120
Chapter 120 : Pembelaan Shohei
121
Chapter 121 : Masa Lalumu Milikmu
122
Chapter 122 : Persamaan Rui dan Ren
123
Chapter 123 : Kisah di Balik Kisah
124
Chapter 124 : Aksi Terakhir, Berhasilkah?
125
Chapter 125 : Dream Diamond
126
Pengumuman
127
Chapter 126 : Siapa Dalangnya?
128
Chapter 127 : Sulit Untuk Menerima
129
Chapter 128 : Akhir Perjalanan The Secret Thief
130
Chapter 129 : Daijobu Desu
131
Chapter 130 : Tenang Seperti Danau
132
Chapter 131 : Hati yang Menghangat
133
Chapter 132 : Pengorbanan Seorang Ayah
134
Chapter 133 : Melihat Dunia Melalui Matamu
135
Chapter 134 : Sebuah Takdir
136
Chapter 135 : Labirin Waktu
137
Chapter 136 : Sakura di Musim Semi
138
Chapter 137 : Kemarin Adalah Nyata
139
Apologize and Thanks

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!