Chapter 18 : Tangan Kidal

Jun masuk kembali ke dalam gedung dan bertemu Shohei yang sibuk mencarinya sedari tadi.

"Opsir Megumi, aku mencarimu ke sana-kemari!" keluh Shohei.

"Aku baru selesai makan siang di kafe depan."

"Eh?"

Shohei terkejut karena setahunya pria itu selalu membawa bekal makan siang.

"Sachi sedang tidak enak badan, dia tidak masuk kampus dan beristirahat di rumah."

Shohei kembali terkejut hingga ia merasa perlu memperbaiki posisi kacamatanya. "Sa–Sachi sakit? Kenapa kau tidak mengatakan padaku?"

"Hei ... ekspresimu terlalu berlebihan. Dia akan baik-baik saja setelah beristirahat cukup." Jun tertawa melihat Shohei yang penuh kekhawatiran saat mengetahui Sachi sedang sakit. "Omong-omong, bagaimana dengan kasus pembunuhan itu?" tanya Jun yang langsung mengganti topik pembicaraan.

Shohei mendengkus. "Kasus itu ditangani detektif Shu, dan sialnya aku menjadi bagian dari timnya."

"Kenapa kau bilang sial? Bukannya kau senang karena bisa menyelidiki sebuah kasus? Apalagi ini kasus yang booming di masyarakat."

"Kupikir Opsir Megumi yang akan menangani kasus itu!" ujar Shohei bermuka masam.

"Aku sudah mengambil bagian untuk menyelidiki kasus pencurian berlian. Dan itu sudah cukup membuatku pusing," ujar Jun sambil mengambil dua gelas kopi panas yang tersedia di mesin otomatis, lalu menyerahkan segelas kopi pada Shohei.

"Kata mereka yang pernah berada satu tim, Detektif Shu selalu bertindak seenaknya dan sesuka hati. Dia tidak mau memakai pendapat timnya. Untuk kasus ini, dia menganggap tidak ada lagi yang perlu diselidiki lebih lanjut. Katanya, pelakunya sudah pasti Tatsuya tapi ... entah kenapa aku merasa ada keganjalan pada kasus ini. Saat aku mengintrogasi tersangka, dia terlihat berkata jujur. Alibinya juga sesuai dengan rekaman CCTV yang menunjukkan dia berada di aula ketika saksi melihat Nona Maki Okada jatuh," tutur Shohei.

"Lalu?"

"Saat aku mengatakan pada detektif Shu, dia malah menyuruhku untuk membuat Tatsuya benar-benar mengakui membunuh artis itu," keluh Shohei sambil berjalan menuju ruangan mereka.

"Jika mengacu pada bukti rekaman yang ditemukan di pakaian korban, dan kesaksian Emi Hayase memang seperti terlihat bahwa Tatsuya adalah pelakunya. Tapi, sebagai seorang detektif, jangan pernah menerima sesuatu apa adanya dan jangan mengambil kesimpulan secara cepat. Beberapa kasus pembunuhan yang selama ini kupecahkan justru dilakukan oleh orang yang bertampang tidak berdosa," tutur Jun.

Kedua pria itu lalu bersama-sama masuk ke dalam ruangan. Di sana ada inspektur Heiji bersama detektif Shu yang tengah memeriksa CCTV kapal pesiar saat kejadian. Mereka membaca kembali data hasil forensik artis Maki Okada. Dari data itu terungkap bahwa posisi luka pukulan korban berada di kepala, tepatnya di tulang belakang sebelah kiri.

"Ada dua titik pukulan dari jarak yang berdekatan. Dan keduanya berada di sebelah kiri." Inspektur Heiji membaca kembali hasil forensik.

"Itu artinya ... pembunuh adalah seorang bertangan kidal," ucap Jun menyambung ucapan inspektur Heiji. Dia menoleh ke arah Shohei lalu bertanya, "Apakah Tatsuya bertangan kidal?"

"Dari yang kutahu dia menulis menggunakan tangan kanan," jawab Shohei tanpa keraguan.

"Dia berada di aula tepat ketika saksi koki kapal melihat Maki Okada terjatuh. Kemudian, hasil forensik mengungkapkan bahwa si pembunuh bertangan kidal, sementara dia bukan bertangan kidal." Inspektur Seiji mulai merunut hal-hal yang berkaitan dengan tersangka saat ini.

"Ada dua kemungkinan. Dia tetap dalangnya dengan menyuruh seseorang melakukan pembunuhan tersebut, atau ada pelaku lain yang sama sekali tak berkaitan dengannya." Jun berkata dengan mata tajamnya yang selalu terlihat ketika insting detektifnya muncul.

"Opsir megumi!" Detektif Shu yang sedari tadi duduk manis, kini berdiri dan menghampiri Jun. "Kurasa kau terlalu berambisi mengambil setiap kasus yang sedang booming di masyarakat." Detektif Shu maju selangkah lalu kembali berkata dengan nada sinis, "Kasus ini milikku! Jadi, jangan ikut campur yang bukan menjadi tugasmu!"

Jun melempar tawa hangat seketika. "Summimasen, sebenarnya aku ke sini ingin menanyakan pada inspektur Seiji tentang buku biografi menteri Yuji Nakajima."

"Ah, aku tidak memiliki buku itu. Dulu aku membacanya di perpustakaan kota. Kau bisa cek ke sana!" ujar inspektur Heiji.

Setelah mendengar jawaban dari inspektur Heiji, Jun menunduk pada mereka dan keluar dari ruangan itu. Dia menghela napas sejenak, kembali mengingat apa yang diucapkan detektif Shu. Ya, bukan hal yang baru lagi jika Shu tak pernah menyukainya. Namun, ia berpikir apa yang dikatakan pria itu ada benarnya karena dia seharusnya lebih fokus untuk mengurus kasus pencurian berlian.

Usai menjemput Emi, Ren melajukan motornya menuju Sungai Meguro yang terletak di tengah kota Tokyo. Mereka berhenti di sana dan memutuskan duduk di tepi sungai. Sungai itu tidak terlalu besar, tetapi pemandangannya sangat menawan karena dikelilingi pohon sakura.

Emi menceritakan pada Ren tentang apa saja yang ditanyakan Jun selama interogasi. Pria itu memujinya karena telah menjawab semua pertanyaan dengan tepat dan benar sesuai apa yang ia ajarkan.

Emi berjalan ke arah pagar yang menjadi pembatas sungai itu. Dia menunduk ke bawah untuk melihat jernihnya air sungai, lalu menoleh ke belakang tepatnya ke arah Ren yang bersandar di motornya.

"Ren-kun, dua hari lagi aku berulang tahun yang ke sembilan belas," ucap Emi pelan, matanya mengandung sebuah harapan tersirat pada pria yang tengah berada di hadapannya.

"Oh, ya? Otanjoubi omedetou (selamat ulang tahun)," ucap Ren tersenyum.

"Bukan sekarang, tapi hari Minggu nanti," tegas Emi.

"Ya, aku tahu. Tapi, aku takut akan lupa mengucapkannya nanti," balas Ren sambil melirik ke tempat lain.

Wajah Emi murung seketika. Dia menunduk diam.

"Aku tidak tahu kenapa orang-orang mengistimewakan tanggal kelahirannya setiap tahun. Mereka berkata itu untuk mengenang hari di mana mereka dilahirkan. Apa untungnya lahir di dunia? Sangat bodoh!" Ren kembali membuang muka sambil meringis.

Emi mengangkat kepalanya usai mendengar ucapan Ren. "Mungkin aku berada di kumpulan orang bodoh yang kau maksud. Dulu, aku selalu menunggu hari ulang tahunku karena di hari itu aku bisa bersuka cita bersama keluarga. Okaa-san akan membuatkan kue ulang tahun, dan otousan akan mendekorasi ruangan agar terlihat seperti sedang berpesta kecil-kecilan. Tapi, setelah mereka meninggal, aku tidak pernah merayakan ulang tahunku," ucap Emi dengan senyum samar yang tercetak di wajahnya.

Melihat wajah penuh harap gadis itu, Ren langsung berjalan mendekat ke arahnya. "Ayo, kita rayakan ulang tahunmu! Aku akan membeli kue ulang tahun dan mendekorasi ruangan agar terlihat seperti sedang berpesta."

Emi tersentak karena tak percaya dengan apa yang barusan Ren katakan. Ia menatap mata Ren yang berbinar cerah dan sebuah sunggingan lembut di bibirnya.

"Benarkah?"

"Hum." Ren mengangguk, kemudian mengacak rambut gadis itu. "Asal kau berjanji akan selalu tersenyum padaku."

Ren menarik kedua pipi Emi sehingga bibir gadis itu ikut tertarik seperti sedang tersenyum. Emi menepis tangan pria itu, lalu tersenyum lebar hingga menunjukkan gigi gingsulnya. Setelah itu mereka memutuskan pulang.

Ketika memasuki senja, pria itu memutuskan untuk singgah ke kedai yang terletak di lokasi perumahannya. Ia memesan menu Donburi, yaitu semangkuk nasi putih hangat yang dipadukan dengan campuran sayuran dan ayam, daging sapi atau udang.

Ren memutuskan duduk di meja panjang yang berhadapan langsung dengan meja kerja koki. Tak terduga, Jun ternyata duduk di sampingnya dan telah lebih dulu menyantap hidangan kedai tersebut.

"Hei, Ren!" tegur Jun yang terkejut melihat Ren tiba-tiba berada di sampingnya.

"Kau makan di sini juga?" Ren tak kalah terkejut karena pria itu masih berseragam polisi, artinya Jun baru saja pulang dari kantornya.

Jun mengangguk sambil kembali memasukkan nasi ke dalam mulutnya. Tak butuh waktu lama, Donburi pesanan Ren telah datang.

"Itadakimasu," ucap Ren ke arah Jun.

"Itadakimasu," balas Jun mengangguk.

Ren mengambil sumpit dan mulai menyantap makanan tersebut, sementara Jun juga kembali menghabiskan sisa makanannya. Ketika hampir selesai, tak sengaja pandangan Jun terarah pada Ren. Ia tertegun saat melihat Ren memegang sumpit dengan tangan kiri.

.

.

.

aku Adain dua visual pemeran pendukung yang bakal sering nongol ya. inspektur heiji dan detektif Shu. siapakah visualnya?

.

.

Takiya genji si preman suzuran 🤣🤣🤣🤣. ya, dia visual inspektur Heiji ya. biar kalian gak ngebayangin polisi India si vijai atau ladusing 🤣🤣🤣. Oia, dia ini aktor Jepang plg populer dan ikemen paling hits pada masanya. setidaknya, pemuda2 Indonesia yang kagak tahu jejepangan pasti pada kenal dia soalnya dia bintang utama film crow zero 1 dan 2.

Detektif Shu yang bakal memecahkan kasus pembunuhan dan jadi rivalnya Jun. sama juga nih, dia ini aktor papan atas dengan deretan film box office. dia terkenal di Indonesia karena memerankan tokoh Kenshin di samurai X LA.

udah gitu aja, jangan lupa like dan Komeng.

Terpopuler

Comments

fa _azzahra

fa _azzahra

yu ga pernah gagal soal visual

2024-05-06

0

Kᵝ⃟ᴸмαк вυαуα уυℓ∂єƒ

Kᵝ⃟ᴸмαк вυαуα уυℓ∂єƒ

Gini kalo udah detektif menelusuri kasus instingnya gak meleset apalagi detektif sekelas jun megumi..

2024-02-11

0

Ulil

Ulil

dan aku bagian dari orang yang tidak suka dengan adanya visual apapun itu kursusnya untuk cerita novel,,🙏🙏🙏

2024-01-07

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Tetangga Baru
2 Chapter 2 : Pria Penghasut
3 Chapter 3 : Pria Kikuk
4 chapter 4 : Ciuman Ilusi
5 Chapter 5 : Jenius!
6 Chapter 6 : Menagih Janji
7 Chapter 7 : Devil
8 Chapter 8 : Pesona Host
9 Chapter 9 : Ciuman Anti Virus
10 Chapter 10 : Resmi Pacaran
11 Chapter 11 : Insiden di Kapal Pesiar
12 Chapter 12 : Penyelidikan
13 Chapter 13 : Jangan dekat dengan pria manapun
14 Chapter 14 : Kau adalah Aldebaran
15 Chapter 15 : Berlian Nyonya Nao
16 Chapter 16 : Pesona Detektif
17 Chapter 17 : Kamu
18 Chapter 18 : Tangan Kidal
19 Chapter 19 : Menjalin Keakraban
20 Chapter 20 : Hal Gila
21 Chapter 21 : Perasaan Bersalah
22 Chapter 22 : Salah Sangka
23 Chapter 23 : Inisial Pencuri Berlian
24 Chapter 24 : Disneysea Tokyo
25 Chapter 25 : Nona Manekin
26 Chapter 26 : Sebuah Tawaran
27 Chapter 27 : Pesta pun Dimulai
28 Chapter 28 : Terprovokasi
29 Chapter 29 : Pengeroyokan
30 Chapter 30 : Ren Menghilang
31 Chapter 31 : Heartbreak
32 Chapter 32 : Beautiful Moment
33 Chapter 33 : Mencuri Waktu
34 Chapter 34 : Melebur Rasa
35 Chapter 35 : Meninggalkan Pesan
36 Chapter 36 : Acara Pelelangan
37 Chapter 37 : Jun vs Pencuri
38 Chapter 38 : Gara-gara Ren
39 Chapter 39 : Ingatan Super
40 Chapter 40 : IQ 190
41 Chapter 41: Percayalah Padaku!
42 Chapter 42 : Tak Bisa Menerima
43 Chapter 43 : Seperti Dejavu
44 Chapter 44 : Kejujuran yang Pahit
45 Chapter 45 : Festival Musim Panas
46 Chapter 46 : Apa yang Terjadi?
47 Chapter 47 : Sebuah Jebakan?
48 Chapter 48 : Sekadar Peringatan
49 Chapter 49 : Tak Ingin Mendengar Apa pun
50 Chapter 50 : Membuat Kenangan Indah di Tubuhmu
51 Chapter 51 : Tunggu Aku di Sini!
52 Chapter 52 : Tanggal 2
53 Chapter 53 : The Secret Thief
54 Chapter 54 : Kejutan Ulang Tahun
55 Chapter 55 : Buku Biografi Yuji Nakajima
56 Chapter 56 : Pencarian Antares, Bintang yang Hilang
57 Chapter 57 : Tetap Menunggu
58 Chapter 58 : Konser Chiba Yamada
59 Chapter 59 : Baka!
60 Chapter 60 : Meskipun Terlambat, Mari Kita Rayakan!
61 Chapter 61 : Terus Menyelidiki
62 Chapter 62 : Kasus Maki Okada
63 Chapter 63 : Terpecahkan?
64 Chapter 64 : Alibi
65 Chapter 65 : Perang Dingin
66 Chapter 66 : Perempuan di Samping Mereka
67 Chapter 67 : Setitik Cahaya di Hati
68 Chapter 68 : Penyamaran
69 Chapter 69 : Pendekatan
70 Chapter 70 : Pria Tua
71 Chapter 71 : Menikah?
72 Chapter 72 : Gara-gara Mabuk
73 Chapter 73 : Bisakah kau memberiku sebuah keluarga?
74 Chapter 74 : Antara Ren, Emi, dan Jun
75 Chapter 75 : CCTV
76 Chapter 76 : Antara Jun, Sachi, dan Ren
77 Chapter 77 : Rencana Berikutnya
78 Chapter 78 : Surat Kaleng
79 Chapter 79 : Gangguan di Malam Hari
80 Chapter 80 : Apa pun Akan Ia Lakukan
81 Chapter 81 : Sirene Polisi
82 Chapter 82 : Buliran Hujan
83 Chapter 83 : Rui dan Ren
84 Chapter 84 : Siapa yang harus ia percaya?
85 Chapter 85 : Tetap Percaya
86 Chapter 86 : Mari Berbahagia Bersama
87 Chapter 87 : Fakta baru?
88 Chapter 88 : Hajimemashite
89 Chapter 89 : Merindukanmu
90 Chapter 90 : Melindungi dan Mengawalmu
91 Chapter 91 : Ajudan Perdana Menteri
92 Chapter 92 : Ren vs Jun, Siapa yang Kalah?
93 Chapter 93 : Kejadian di Tokyo Tower
94 Chapter 94 : Minggu Kedua Musim Gugur
95 Chapter 95 : Gadis Putih?
96 Chapter 96 : Jun vs Pencuri Jilid 2
97 Chapter 97 : Tertipu?
98 Chapter 98 : Mengundurkan diri
99 Chapter 99 : Kasus Delapan Tahun yang Lalu
100 Chapter 100 : Semoga Tidak
101 Chapter 101 : Hamil
102 Chapter 102 : Keputusan Hakim
103 Chapter 103 : Kenyataan Menyedihkan
104 Chapter 104 : Pengakuan
105 Chapter 105 : Posisi yang Sulit
106 Chapter 106 : Jika nanti ....
107 Chapter 107 : Memiliki Rasa Ketakutan
108 Chapter 108 : Jangan Menangisiku!
109 Chapter 109 : Momen Mengharukan
110 Chapter 110 : Apa Tujuan Ren?
111 Chapter 111 : Perang Logika
112 Chapter 112 : Permohonan Pilu
113 Chapter 113 : Mengantarmu ke Gerbang Penjara
114 Chapter 114 : Ketika Polisi Berempati
115 Chapter 115 : Mengusut Kasus
116 Chapter 116 : Salju Pertama yang Turun
117 Chapter 117 : Ren vs Jun
118 Chapter 118 : Babak Baru
119 Chapter 119 : Di Balik Jeruji Besi
120 Chapter 120 : Pembelaan Shohei
121 Chapter 121 : Masa Lalumu Milikmu
122 Chapter 122 : Persamaan Rui dan Ren
123 Chapter 123 : Kisah di Balik Kisah
124 Chapter 124 : Aksi Terakhir, Berhasilkah?
125 Chapter 125 : Dream Diamond
126 Pengumuman
127 Chapter 126 : Siapa Dalangnya?
128 Chapter 127 : Sulit Untuk Menerima
129 Chapter 128 : Akhir Perjalanan The Secret Thief
130 Chapter 129 : Daijobu Desu
131 Chapter 130 : Tenang Seperti Danau
132 Chapter 131 : Hati yang Menghangat
133 Chapter 132 : Pengorbanan Seorang Ayah
134 Chapter 133 : Melihat Dunia Melalui Matamu
135 Chapter 134 : Sebuah Takdir
136 Chapter 135 : Labirin Waktu
137 Chapter 136 : Sakura di Musim Semi
138 Chapter 137 : Kemarin Adalah Nyata
139 Apologize and Thanks
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Chapter 1 : Tetangga Baru
2
Chapter 2 : Pria Penghasut
3
Chapter 3 : Pria Kikuk
4
chapter 4 : Ciuman Ilusi
5
Chapter 5 : Jenius!
6
Chapter 6 : Menagih Janji
7
Chapter 7 : Devil
8
Chapter 8 : Pesona Host
9
Chapter 9 : Ciuman Anti Virus
10
Chapter 10 : Resmi Pacaran
11
Chapter 11 : Insiden di Kapal Pesiar
12
Chapter 12 : Penyelidikan
13
Chapter 13 : Jangan dekat dengan pria manapun
14
Chapter 14 : Kau adalah Aldebaran
15
Chapter 15 : Berlian Nyonya Nao
16
Chapter 16 : Pesona Detektif
17
Chapter 17 : Kamu
18
Chapter 18 : Tangan Kidal
19
Chapter 19 : Menjalin Keakraban
20
Chapter 20 : Hal Gila
21
Chapter 21 : Perasaan Bersalah
22
Chapter 22 : Salah Sangka
23
Chapter 23 : Inisial Pencuri Berlian
24
Chapter 24 : Disneysea Tokyo
25
Chapter 25 : Nona Manekin
26
Chapter 26 : Sebuah Tawaran
27
Chapter 27 : Pesta pun Dimulai
28
Chapter 28 : Terprovokasi
29
Chapter 29 : Pengeroyokan
30
Chapter 30 : Ren Menghilang
31
Chapter 31 : Heartbreak
32
Chapter 32 : Beautiful Moment
33
Chapter 33 : Mencuri Waktu
34
Chapter 34 : Melebur Rasa
35
Chapter 35 : Meninggalkan Pesan
36
Chapter 36 : Acara Pelelangan
37
Chapter 37 : Jun vs Pencuri
38
Chapter 38 : Gara-gara Ren
39
Chapter 39 : Ingatan Super
40
Chapter 40 : IQ 190
41
Chapter 41: Percayalah Padaku!
42
Chapter 42 : Tak Bisa Menerima
43
Chapter 43 : Seperti Dejavu
44
Chapter 44 : Kejujuran yang Pahit
45
Chapter 45 : Festival Musim Panas
46
Chapter 46 : Apa yang Terjadi?
47
Chapter 47 : Sebuah Jebakan?
48
Chapter 48 : Sekadar Peringatan
49
Chapter 49 : Tak Ingin Mendengar Apa pun
50
Chapter 50 : Membuat Kenangan Indah di Tubuhmu
51
Chapter 51 : Tunggu Aku di Sini!
52
Chapter 52 : Tanggal 2
53
Chapter 53 : The Secret Thief
54
Chapter 54 : Kejutan Ulang Tahun
55
Chapter 55 : Buku Biografi Yuji Nakajima
56
Chapter 56 : Pencarian Antares, Bintang yang Hilang
57
Chapter 57 : Tetap Menunggu
58
Chapter 58 : Konser Chiba Yamada
59
Chapter 59 : Baka!
60
Chapter 60 : Meskipun Terlambat, Mari Kita Rayakan!
61
Chapter 61 : Terus Menyelidiki
62
Chapter 62 : Kasus Maki Okada
63
Chapter 63 : Terpecahkan?
64
Chapter 64 : Alibi
65
Chapter 65 : Perang Dingin
66
Chapter 66 : Perempuan di Samping Mereka
67
Chapter 67 : Setitik Cahaya di Hati
68
Chapter 68 : Penyamaran
69
Chapter 69 : Pendekatan
70
Chapter 70 : Pria Tua
71
Chapter 71 : Menikah?
72
Chapter 72 : Gara-gara Mabuk
73
Chapter 73 : Bisakah kau memberiku sebuah keluarga?
74
Chapter 74 : Antara Ren, Emi, dan Jun
75
Chapter 75 : CCTV
76
Chapter 76 : Antara Jun, Sachi, dan Ren
77
Chapter 77 : Rencana Berikutnya
78
Chapter 78 : Surat Kaleng
79
Chapter 79 : Gangguan di Malam Hari
80
Chapter 80 : Apa pun Akan Ia Lakukan
81
Chapter 81 : Sirene Polisi
82
Chapter 82 : Buliran Hujan
83
Chapter 83 : Rui dan Ren
84
Chapter 84 : Siapa yang harus ia percaya?
85
Chapter 85 : Tetap Percaya
86
Chapter 86 : Mari Berbahagia Bersama
87
Chapter 87 : Fakta baru?
88
Chapter 88 : Hajimemashite
89
Chapter 89 : Merindukanmu
90
Chapter 90 : Melindungi dan Mengawalmu
91
Chapter 91 : Ajudan Perdana Menteri
92
Chapter 92 : Ren vs Jun, Siapa yang Kalah?
93
Chapter 93 : Kejadian di Tokyo Tower
94
Chapter 94 : Minggu Kedua Musim Gugur
95
Chapter 95 : Gadis Putih?
96
Chapter 96 : Jun vs Pencuri Jilid 2
97
Chapter 97 : Tertipu?
98
Chapter 98 : Mengundurkan diri
99
Chapter 99 : Kasus Delapan Tahun yang Lalu
100
Chapter 100 : Semoga Tidak
101
Chapter 101 : Hamil
102
Chapter 102 : Keputusan Hakim
103
Chapter 103 : Kenyataan Menyedihkan
104
Chapter 104 : Pengakuan
105
Chapter 105 : Posisi yang Sulit
106
Chapter 106 : Jika nanti ....
107
Chapter 107 : Memiliki Rasa Ketakutan
108
Chapter 108 : Jangan Menangisiku!
109
Chapter 109 : Momen Mengharukan
110
Chapter 110 : Apa Tujuan Ren?
111
Chapter 111 : Perang Logika
112
Chapter 112 : Permohonan Pilu
113
Chapter 113 : Mengantarmu ke Gerbang Penjara
114
Chapter 114 : Ketika Polisi Berempati
115
Chapter 115 : Mengusut Kasus
116
Chapter 116 : Salju Pertama yang Turun
117
Chapter 117 : Ren vs Jun
118
Chapter 118 : Babak Baru
119
Chapter 119 : Di Balik Jeruji Besi
120
Chapter 120 : Pembelaan Shohei
121
Chapter 121 : Masa Lalumu Milikmu
122
Chapter 122 : Persamaan Rui dan Ren
123
Chapter 123 : Kisah di Balik Kisah
124
Chapter 124 : Aksi Terakhir, Berhasilkah?
125
Chapter 125 : Dream Diamond
126
Pengumuman
127
Chapter 126 : Siapa Dalangnya?
128
Chapter 127 : Sulit Untuk Menerima
129
Chapter 128 : Akhir Perjalanan The Secret Thief
130
Chapter 129 : Daijobu Desu
131
Chapter 130 : Tenang Seperti Danau
132
Chapter 131 : Hati yang Menghangat
133
Chapter 132 : Pengorbanan Seorang Ayah
134
Chapter 133 : Melihat Dunia Melalui Matamu
135
Chapter 134 : Sebuah Takdir
136
Chapter 135 : Labirin Waktu
137
Chapter 136 : Sakura di Musim Semi
138
Chapter 137 : Kemarin Adalah Nyata
139
Apologize and Thanks

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!